BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, birokrasi dipergunakan untuk menyebut badan-badan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang orang yang memiliki satu tujuan dengan dengan dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk aktivitas dari organisasi dilaksanakan di kantor oleh pegawainya dalam

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi para anggotalah yang menentukan keberhasilannya. Dalam suatu organisasi

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian Penddidikan dan Latihan. atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan inilah yang membawa konsekuensi pada perubahan-perubahan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 78 TAHUN 2016

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan khususnya bagi masyarakat petani. mereka mampu memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I N S P E K T O R A T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Penjelasan UU No.8

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sudah bersifat global. Perubahan-perubahan kondisi ekonomi menyebabkan banyak

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang mendukungnya, yang dukungan tersebut memiliki arti bahwa kegiatan organisasi tidak akan terealisasikan dengan baik dan membawa hasil yang memuaskan tanpa adanya unsur-unsur pendukung, salah satu unsur administrasi adalah pegawai dan sistem manajemen yang dilaksanakan pada suatu organisasi, kedua unsur tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan. Pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pimpinan organisasi sangat tergantung pada faktor utama yang berperan sebagai pelaksana dari semua proses kerja yang akan dilakukan dengan tingkatan yang berbeda-beda antara lower, midle, dan top manajemen, sehingga akan terjalin kerjasama yang baik dalam proses kerja. Top manajemen dalam hal ini adalah pimpinan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu organisasi, dan salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai, adalah dengan melaksanakan koordinasi dengan baik, karena koordinasi itu suatu

2 hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, jika para pimpinan tidak dapat menerapkan koordinasi yang baik maka akan terjadi kekacauan, perselisihan dan kekembaran pekerjaan atau kekosongan pekerjaan sehingga efektivitas kerja tidak tercapai. Koordinasi termasuk salah satu fungsi dalam manajemen, dalam sebuah organisasi koordinasi berguna untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan, masing-masing individu pegawai terarah membantu tercapainya tujuan organisasi dan semua tugas, kegiatan, serta pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan dengan cara mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsurunsur manajemen serta pekerjaan-pekerjaan para pegawai dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi selain mencukupi kebutuhan untuk organisasinya sendiri harus pula bertanggung jawab terhadap lingkungan sistem yang lebih besar untuk dapat terus hidup, karena itu dibutuhkan suatu efektivitas kerja pegawai yang baik di dalam memenuhi tuntutan masyarakat. Organisasi di dalam memenuhi tuntutan masyarakat hendaknya memperhatikan sumber daya manusia dari para birokrat sangat mutlak dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Efektivitas kerja menitik beratkan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan tepat waktu, sehingga tidak terjadi penghamburan waktu, biaya, dan tenaga. Dengan efektivitas kerja, pegawai dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya sesuai dengan tepat waktu serta ketelitian dalam melaksankan pekerjaan. Efektivitas kerja merupakan

3 gambaran tentang kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas lebih beorientasi kepada keluaran, maka hasil pekerjaan pegawai dapat dikatakan efektif, apabila sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dengan hasil yang memuaskan pula. Efektivitas seseorang dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan dalam setiap suasana sosial, tidak hanya pada aktivitasnya sendiri tetapi juga bagaimana hubungan aktivitas itu dengan yang sedang dilakukan orang lain, efektivitas juga merupakan landasan dari setiap organisasi dalam pencapaian suatu tujuan organisasi, karena apabila suatu intansi dapat menyelesaikan setiap pekerjaan dengan efektif dan efesien, maka intansi tersebut sudah dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia yang handal dan terampil. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah daerah yang memiliki tugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi satuan organisasi kepemerintahan di bidang pemuda, olahraga dan pariwisata. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung. Dispopar merupakan unsur pelaksana teknis penyelenggaraan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

4 Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung sangat penting sumbangsinya bagi pembangunan nasional dalam bidang pemuda, olahraga dan pariwisata khususnya di Kabupaten bandung, untuk itu maka aparatur atau pegawai yang harus bekerja disana haruslah aparatur daerah yang berdaya guna dan mempunyai efektivitas kerja yang tinggi karena aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi misalnya komputer dan internet sebagaimana yang tercantum dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Aspek organisasi itu terutama pengorganisasian atau kepegawaian. Sumber daya pegawai harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk mewujudkan profesional aparatur dalam melakukan pekerjaan khususnya dalam pemerintahan daerah sesuai dengan surat edaran menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi Republik Indonesia No 10 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Efektivitas Dan Efisien Kerja Aparatur Negara.

5 Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan, pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata (DISPOPAR) Kabupaten Bandung terdapat permasalahan masih rendahnya efektivitas kerja pegawai, hal ini terlihat pada indikator-indikator sebagai berikut: 1. Waktu, Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 Poin 11 ( Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja ), ketetapan waktu pada jam kerja berlaku mulai pukul 7.30 16 Wib, namun pada DISPOPAR Kabupaten Bandung masih ada pegawai terlambat masuk dan ada pegawai pada jam istirahat terlihat langsung pulang sebelum jam kerja berakhir. 2. Hasil, ini dapat dilihat dari : 1. Kualitas, Contohnya pada sub bagian umum dan kepegawaian, penataan arsip arsip dinas yang tidak tertata dengan rapih dilemari arsip dan hanya disimpan di bawah atau atas laci meja, jika dibutuhkan kembali akan mengalami kesulitan dan memakan waktu yang cukup lama. 2. Kuantitas, Contohnya pada Bidang Olahraga, penyusunan laporan 5 buah RKA (Rencana Kerja Dan Anggaran) dan 11 buah Dokumen pelaporan realisasi keuangan akhir tahun, setiap tahunnya kurang dari target tersebut yang tersusun. Sumber Rencana Strategis ( Renstra ) DISPOPAR Kabupaten Bandung

6 tahun 2011 2016, landasan hukum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287) dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah di Kabupaten Bandung. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menduga bahwa rendahnya efektivitas kerja pegawai, ini disebabkan oleh koordinasi berdasarkan ciri ciri koordinasi, sebagai berikut: 1. Tanggung Jawab, Kurangnya tanggung jawab dan perhatian Kepala Dinas kepada pegawai yang membuat kesadaran pegawai terhadap tupoksinya dan dalam hal menghargai waktu rendah yang menyebabkan pekerjaan selesai melebihi batas waktunya. 2. Adanya Proses, Proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan kurang maksimal karena kualitas kerja yang dihasilkan pegawai rendah dan pelaksanaan koordinasi kepala Dinas dengan pegawai kurang berjalan dengan baik dan rendahnya tanggung jawab serta perhatian kepada pegawai, serta kurangnya motivasi yang di berikan kepada pegawai oleh kepala Dinas, dalam hal ini penghargaan seperti pujian dan pengakuan lebih agar menciptakan kegairahan dan semangat dalam melaksanakan pekerjaan.

7 Berdasarkan dari pemasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan menjadikan bahan untuk topik dalam penyusunan skripsi yang diajukan sebagai berikut: HUBUNGAN KOORDINASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN BANDUNG 1.2 Perumusan Masalah 1. Adakah hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung? 2. Faktor-fakor apa saja yang menjadi penghambat hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung? 3. Usaha apa saja yang harus dilakukan kepala Dinas dalam mengatasi hamabatan yang timbul dalam hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung?

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menemukan data dan informasi tentang hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 2. Menganalisis hambatan apa saja yang ada dalam hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 3. Menerapkan data dan informasi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis yang berdasarkan pertimbangan kontekstual dan konseptual dan kegunaan praktis untuk perbaikan bagi lembaga/instansi yang bersangkutan, Kegunaan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis Hasil penelitian dapat memperkaya kepustakaan dalam bidang disiplin ilmu Administrasi Negara, khususnya tentang hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

9 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat mengenai masalah yang menyangkut hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. a. Bagi peneliti Menambahan pemahaman keilmuan khususnya mengenai hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai. b. Bagi pihak umum Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak umum yang menaruh perhatian dan minat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 1.5 Kerangka Teori Berkaitan dengan penelitian ini yang mempunyai judul hubungan koordinasi dengan efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung, peneliti mengacu pada sebuah teori-teori para ahli yang berhubungan dengan fokus dan lokus dari penelitian dimaksudkan untuk menjadi tolak ukur bahwa teori ini sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan sehingga menjadikan kesimpulan yang tepat dan objektif, maka untuk

10 mengarahkan penelitian ini peneliti bermaksud akan mengemukakan definisi dari para ahli. Adapun pengertian koordinasi menurut Mooney and Reily dalam Handayanigrat yang berjudul Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1985:88-89) sebagai berikut : Coordination as the achievement of orderly group effort, and unity of action in the pursuit of a common purpose.(koordinasi sebagai pencapaian usaha kelompok secara teratur dan kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama) Koordinasi dalam pelaksanaan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya dibutuhkan usaha-usaha yang mampu menciptakan suatu gerak kegiatan dalam organisasi begitupun pengertian Koordinasi menurut Farland, yang dikutip dalam buku Handayaningrat yang berjudul Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1985:89) sebagai berikut : Coordination is the process where by an excecutive develope an orderly patterns of groups efforts among his subordinates and secure unity of action in the pursuit of comman purpose.(koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama) Bertolak dari definisi yang dikemukakan oleh Farland, yang dikutip dalam buku Handayaningrat yang berjudul Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1985:89-90), terdapat lima ciri untuk Koordinasi yang memadai adalah sebagai berikut :

11 1. Tanggung jawab 2. Adanya proses 3. Pengaturan secara teratur 4. Konsep kesatuan tindakan 5. Tujuan koordinasi Alasan utama yang melatari pentingnya pelaksanaan fungsi koordinasi adalah dikotomi yang dihadapi organisasi. Di satu sisi organisasi harus memprioritaskan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, namun di sisi lain organisasi juga tidak boleh mengabaikan tujuan setiap individu pegawai yang pemenuhannya disejalankan dengan mencapai tujuan umum organisasi.tujuan umum organisasi kemudian diurai menjadi sejumlah sub tujuan dan atau tujuan sejumlah unit kerja organisasi yang harus diupayakan pencapaiannya secara bersama-sama. Efektivitas kerja pada dasarnya merupakan sejauh mana seorang pegawai melaksanakan seluruh tugas pokok untuk mencapai semua sasaran. Efektivitas sangat penting, karena setiap organisasi akan selalu berusaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efesien. Berdasarkan batasan tentang efektivitas kerja diatas, maka untuk lebih jelasnya akan peneliti kemukakan pengertian efektivitas kerja menurut siagian dala bukunya yang berjudul Organisasi Kepemimpinan dan Prilaku Administrasi (1997:151) sebagai Berikut: Efektivitas Kerja adalah penyelesaian pekerjaan tetap pada waktu yang telah ditentukan, artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan.

12 Bertitik tolak dari definisi yang dikemukakan oleh siagian dalam bukunya yang berjudul Organisasi Kepemimpinan dan Prilaku Administrasi (1997:151) bahwa unsur - unsur efektivitas kerja adalah sebagai berikut : 1. Penyelesaian pekerjaan tepat waktu 2. Hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan Uraian di atas menerangkan bahwa efektivitas kerja merupakan suatu kegiatan untuk memberikan suatu hasil atau usaha pencapaian suatu tujuan sesuai dengan waktu dan hasil yang diharapkan. Adapun uraian indikator efektivitas kerja tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Waktu Hal ini berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan, pemanfaatan waktu yang efisien dapat diperoleh hasil yang maksimal. 2. Hasil Hasil ini berhubungan dengan pencapaian kegiatan atau usaha yang telah ditetapkan, hasil pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang produktif dan berkualitas ditentukan oleh waktu. Hasil kerja dapat dilihat dari : 1. Kualitas, yaitu baik buruknya hasil kerja 2. Kuantitas, yaitu banyaknya jumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan Berdasarkan pengertian Koordinasi dan Efektivitas kerja diatas, diketahui bahwa untuk membantu meningkatkan efektifitas kerja pegawai tentunya diperlukan seorang pemimpin yang dapat melakukan Koordinasi dalam ruang

13 lingkup internal dengan baik agar dalam melaksanakan setiap pekerjaan, pegawai dapat terarah sesuai dengan tujuan organisasinya hal ini sesuai dengan pendapat Syafrudin (2003:121) sebagai berikut : Koordinasi memegang peranan penting dalam meningkatkan efektivitas kerja yaitu melalui kesempatan yang diberikan oleh pemimpin kepada para pegawai untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilannya merupakan unsur yang membentuk kinerja (performance) pegawai yang pada akhirnya dapat menunjukan efektivitas kerja di dalam organisasi. Jelas manfaat koordinasi sangat menentukan terselenggaranya usaha yang telah diprogramkan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam hal pencapaian tujuan kerja organisasi. Tetapi apabila koordinasi tidak melaksanakan atas departementasi dan pembagian kerja, akan menimbulkan organisasi yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan arah. Untuk mencapai efektivitas kerja pegawai yang optimal diperlukan adanya integrasi antara kesatuan kerja, komunikasi, disiplin, dan pembagian kerja.dimana jika keseluruhan faktor tersebut sudah terarah maka efektifitas kerja pegawai dapat mencapai prestasi yang diharapkan organisasi. Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam hal ini kepemimpinan dalam mengkoordinasi orang sangatlah perlu guna meningkatkan efektivitas kerja organisasi.

14 1.6 Hipotesis Bertitik tolak dari kerangka pemikiran tersebut diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut A. Hipotesis Penelitian : 1. Terdapat Hubungan Koordinasi Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 2. Ada faktor-faktor yang menghambat Hubungan Koordinasi Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. 3. Ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan Hubungan Koordinasi Dengan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. B. Hipotesis Statistik : a. H : 0 artinya tidak terdapat hubungan antara Koordinasi (X) 0 S dengan Efektivitas Kerja Pegawai (Y) Pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung. b. H : 0 artinya terdapat hubungan antara Koordinasi (X) 1 S dengan Efektivitas Kerja Pegawai (Y) Pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

15 c. Berikut ini peneliti uraikan paradigma penelitian pada gambar 1.1: X Y GAMBAR 1.1 PARADIGMA PENELITIAN Keterangan gambar : X : Variabel Koordinasi Y : Efektivitas kerja Pegawai Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. C. Definisi Operasional Variabel : Berdasarkan hipotesis di atas, maka untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya peneliti mengajukan definisi operasional variable sebagai berikut: 1. Koordinasi adalah suatu proses di mana Kepala Dinas mengembankan usaha kelompok secara teratur diantara pegawainya untuk menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama pada Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung dengan mengaplikasikan lima Ciri Koordinasi yaitu: Tanggung jawab, Adanya proses, Pengaturan secara teratur, Konsep kesatuan tindakan dan Tujuan koordinasi.

16 2. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan yang dilakukan para pegawai Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung dengan tepat waktu dan hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabupaten Bandung berdasarkan Unsur-unsur Efektivitas Kerja yaitu: Penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan Hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. 1.7 Lokasi Dan Lamanya Penelitian a. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang ber alamat di Jln. Raya Soreang Km 17 soreang Kabupaten Bandung Jawa Barat. b. Lamanya Penelitian Lamanya penelitian dilakukan selama 6 bulan, dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016 dimulai dari tahap penyusunan usulan penelitian dan sampai kepada tahap sidang skripsi.