KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. mendefinisikan pendidikan berdasarkan fungsinya, yaitu:

BAB I. Apabila suatu bangsa tidak mengembangkan sumber-sumber manusianya, maka bangsa tersebut tidak akan dapat mengembangkan sistem politik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. pendidikan didefinisikan berdasarkan fungsinya ada 4, meliputi:

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Salatiga merupakan kota kecil yang berada di lereng gunung Merbabu.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

PENGANTAR PENDIDIKAN

LATAR BELAKANG DATANGNYA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keberadaan pendidikan merupakan khas yang hanya ada pada dunia manusia dan sepenuhnya ditentukan oleh manusia, tanpa manusia pendidikan tidak pernah

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB II. KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

LANDASAN PENDIDIKAN DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mudah untuk dicapai. Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

NUR ENDAH APRILIYANI,

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

STRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan Pendidikan menurut Luis Gottschalk dalam Muhammad Rifa i (2010:8) merupakan usaha sadar dan terencana untuk aktif mengembangkan potensi dirinya dan masyarakatnya kemudian bisa mentransformasikan pengetahuan tersebut ke generasi selanjutnya, berkaitan dengan aspek spiritual, tata nilai, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan adalah salah satu jalur utama yang harus ditempuh untuk mengembangkan anak muda menjadi pejuang yang mewujudkan kebersamaan yang manusiawi (UU Sisdiknas tahun 2003 Bab II, Pasal 3) dalam Jurnal Basis. John Dewey dalam Tri Widiarto dan Ester Arianti, 2005:18-19 mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan semesta manusia. Ki Hajar Dewantara dalam Tri Widiarto dan Ester Arianti ( 2005: 18-19 ) mendefinisikan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya. 7

Pendidikan menurut Langeveld dalam H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho (2008:16-19) didefinisikan sebagai proses melaksanakan segala sesuatu secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya yaitu menjadikan anak didik atau peserta didik yang belum dewasa menjadi seorang yang dewasa mampu bertindak sebagai orang yang berkepribadian, sosial, etis. Pendidikan menurut Umar Tirtarahardja (2008:33-35) berdasarkan fungsinya yaitu: a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya yang diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Berdasarkan uraian definisi di atas maka pendidikan adalah segala proses belajar yang menuntun anak untuk menjadi dewasa secara intelektual, kepribadian dan moralnya, serta membentuk kecakapankecakapan fundamental guna mentransformasikan dari generasi ke 8

generasi. Sekolah Pendidikan Guru merupakan wadah masyarakat dalam mendewasakan diri sebagai peserta didik seorang calon guru. Calon guru yang dididik dalam Sekolah Pendidikan Guru tersebut guna agar menjadi guru yang baik nantinya yaitu langkah mendapatkan pendidikan apa saja yang akan diajarkan nantinya setelah menjadi seorang guru. 2. Sistem Pendidikan Sistem menurut Tatang M. Amirin dalam Umar Tirtarahardja (1992:10) didefinisikan sebagai suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh. Selain itu sistem merupakan himpunan dari komponen yang saling berkaitan dan bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang dalam Dian Lukitaningtyas (2012:11) sistem dalam pendidikan diartikan sebagai usaha untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan akan berjalan apabila usaha dalam pendidikan dapat dilaksanakan secara teratur, terencana, dan terpadu. Pendidikan menurut Suparlan Suhartono dalam Umar Tirtarahardja (2008:125-126) mempunyai tujuan yaitu untuk mengembangkan bakat yang dimiliki peserta didik dengan memperhatikan isi pendidikan, kualitas pendidik sistem pengawasan, dan ukuran evaluasinya Berdasarkan definisi diatas bahwa sebuah pendidikan terdapat suatu sistim yaitu sistim pendidikan. Setiap sekolah yang ada akan terkait 9

dengan sistim pendidikan seperti halnya Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa. 3. Pendidikan di Indonesia 3.1 Pendidikan di Indonesia Masa Penjajahan Indonesia menjadi negara jajahan bangsa- bangsa asing seperti Portugis, Belanda, Inggris kemudian Belanda lagi dan akhirnya Jepang. Dari bangsa bangsa tersebut Belanda yang paling lama menjajah dan dengan wilayah jajahan yang paling luas. Pada masa penjajahan, pendidikan ada yang diselenggarakan oleh pihak lain, seperti kaum rokhaniawan dan para tokoh masyarakat Indonesia. Ciri khas dari pendidikan yang diselenggarakan pemerintahan kolonial yaitu bertujuan tidak untuk kepentingan yang dididik, melainkan untuk kepentingan yang mendidik (Sumarwoto, 2004:32) 3.2 Pendidikan Pada Masa Penjajahan Bangsa Portugis Bangsa Portugis pada saat itu hanya dapat menguasai wilayah Indonesia bagian Timur, terutama Maluku dan Timor. Bangsa Portugis menguasai Timor Timur selama satu abad yaitu tahun 1500 sampai tahun 1600 dan baru benar-benar terbebas pada tahun 1975. Peranan rohaniawan khususnya Katolik di bidang pendidikan mengikuti pasukan tentara Portugis. Dari semua rohaniawan yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius. Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada ajaran Nasrani tentang Mengasihi Tuhan dan sesama manusia. Rakyat tanah jajahan juga merupakan sesame manusia, maka wajib dikasihi. 10

Sebagai perwujudannya dengan meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan. Dalam pendidikan yang diselanggarakan bangsa Indonesia diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (dengan huruf latin) serta agama (Sumarwoto,2004:33). Hal tersebut juga di ajarkan di SPG yaitu membaca, menulis, berhitung dan agama. 3.3 Pendidikan Pada Masa Penjajahan Bangsa Belanda Pertama Masa penjajahan Belanda yang pertama, terbagi menjadi dua periode pemerintahan, yaitu : 1. Masa pemerintahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) yaitu Persekutuan pengusaha India Timur. Pada masa ini, Indonesia tidak diperintahkan langsung oleh pemerintah Belanda di negeri Belanda tetapi diwakili oleh VOC. 2. Masa pemerintahan Bataafsche Republiek ( 1800-1811). Pada masa ini Indonesia di perintah langsung oleh pemerintah di Negeri Belanda. Penyelenggara pendidikan tersebut ada yang dilakukan oleh pemerintah dan ada juga yang dilakukan oleh kaum rohaniawan dari penganut agama Kristen. Latar belakang pemerintah menyelenggarakan pendidikan untuk rakyat tanah jajahan ialah: untuk mendapat tenaga terpelajar yang murah, karena pemerintahan VOC menghadapi permasalahan dalam usaha 11

menyelenggarakan pendidikan. Masalah yang dihadapi pemerintah saat itu yaitu: a. Kurangnya tenaga pengajar b. Bahasa pengantar yang dipergunakan di Indonesia beraneka ragam dan belum menggunakan bahasa Belanda. c. Belum ada kesadaran akan pentingnya bersekolah atau menyekolahkan anak. Dorongan menyekolahkan anak mulai disadari bangsa Indonesia setelah semua anak-anak yang bersekolah menjadi pegawai pemerintah yang dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pemerintahan VOC menyelenggarakan sekolah bagi kaum pribumi. Sejak saat itu penyelenggaraan sekolah negeri mulai didirikan. Kegiatan pendidikan yang dilakukan VOC dipusatkan di bagian timur Indonesia dimana pusat admisnistrasi kolonial. Di Jakarta sekolah pertama kali didirikan tahun 1930 untuk mendidik anak Belanda dan Jawa. Kurikulum sekolahsekolah VOC bertalian erat dengan gereja. Menurut peraturan sekolah 1643 tugas guru ialah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, mengajarkan dasar-dasar agama Kristen, mengajarkan anak berdoa, bernyanyi, pergi ke gereja, mematuhi orangtua, penguasa, dan guru-guru (Nasution, 2011: 4-5). VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 sehingga tanah jajahan diperintah langsung dari negeri Belanda dan pendidikan diutamakan di bidang kemiliteran, termasuk pembuatan perahu untuk memperkuat pertahanan. Selain itu 12

juga dibuka sekolah bidan. Penjajahan Belanda yang pertama berakhir pada tahun 1811. 3.4 Pendidikan Pada Masa Penjahahan Bangsa Inggris Pada masa penjajahan Inggris pendidikan di Indonesia tidak diperhatikan sehingga banyak sekolah yang terpaksa di tutup. Pada masa penjajahan Inggris mengutamakan penggalian pengetahuan tentang daerah jajahan antara lain yaitu : mempelajari tentang hukum adat, aneka ragam tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. 3.5 Pendidikan Pada Masa Penjajahan Belanda Kedua. Ketika Belanda berkuasa kembali di Indonesia, keadaan semakin sulit. Bangsa Belanda mengalami peperangan di Eropa dan pemberontakan dari bangsa Indonesia. Akibat bangsa Inggris yang tidak memperdulikan pendidikan banyak sekolah ditutup dan banyak gedung sekolah yang rusak sehingga pemerintah Belanda berusaha membenahi kembali dengan menyelenggarakan sekolah sederhana dengan tenaga seadanya (Sumarwoto, 2004: 38). Pendidikan di Indonesia sebelum pendudukan Jepang ialah sistem pendidikan dualistis yaitu pendidikan bertahap (Vantenhouw,1977:16) 3.6 Pendidikan Pada Masa Penjajahan Jepang Bangsa Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia sehingga mampu mengalahkan Belanda. Sejak Indonesia di kuasai Jepang sekolah sekolah yang ada pada masa kekuasaan Belanda di gantikan dengan sistem Jepang. Sistem pendidikan yang diajarkan oleh Jepang 13

adalah diupayakan untuk kepentingan perang. Murid - murid pada masa ini hanya mendapat pengetahuan sedikit. Kegiatan kegiatan yang dilakukan pada masa Jepang yaitu mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang, membersihkan bengkel bengkel, asrama asrama militer, menanam ubi ubian, sayur sayuran di pekarangan sekolah untuk persediaan bahan makanan, menanam pohon jarak untuk bahan pelumas. Setiap hari murid harus mengucapkan sumpah setia kepada kaisar Jepang kemudian di latih kemiliteran. Dalam sekolah Jepang berbeda dengan sekolah pada masa pemerintahan Belanda. Sekolah pada pemerintahan Belanda terbuka untuk semua golongan penduduk, lama belajar 6 tahun, bahasa pengantarnya bahasa daerah dan bahasa Melayu. Untuk sekolah menengah pada masa pemerintahan Belanda dibagi menjadi dua yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) masing masing lama pendidikan 3 tahun. Sedangkan untuk sekolah kejuruan di bagi dalam sekolah pertukangan dan sekolah teknik menengah. Selain itu masa pemerintah Belanda banyak didirikan sekolah guru. Sekolah guru ini menyiapkan calon calon guru yang bertugas tidak hanya mengajar, tetapi juga menanamkan ideologi kepada murid murid. Sedangkan pada masa pemerintahan Jepang sekolah guru dibagi menjadi 3 macam yaitu: a. Sekolah guru 2 tahun yaitu Sjootoo Sihan Gakko b. Sekolah guru menengah 4 tahun yaitu Guutoo Sihan Gakko 14

c. Sekolah guru tinggi 6 tahun yaitu Kootoo Sihan Gakko. Pelajaran yang diberikan meliputi Sejarah Ilmu Bumi, Bahasa Indonesia (Melayu), adat istiadat, bahasa Jepang, ideologi Jepang, kebudayaan Jepang (Wasty Soemanto, 1983: 50-52). 3.7 Pendidikan Masa Kemerdekaan Perkembangan pendidikan pada masa kemerdekaan semakin diutamakan, maka pemerintah membangun sekolah formal guna untuk mengembangkan dan mendidik masyarakat supaya masyarakat memiliki pemikiran yang cakap secara intelektual, sehingga pada masa kemerdekaan (1945-1950) pemerintah membagi sistem pendidikan di Indonesia yang terdiri dari 6 tingkatan,yaitu: a. Pendidikan Rendah adalah Sekolah Dasar disebut Sekolah Rakyat yang ada sejak awal kemerdekaan dengam lama pendidikan semula 3 tahun menjadi 6 tahun, sekarang lebih dikenal dengan pendidikan Sekolah Dasar (Helius Syamsudin, 1993:18). b. Pendidikan guru yang terbagi atas Sekolah Guru Bawah (SGB), Sekolah Guru Atas (SGA) sekarang dikenal dengan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Dengan lama pendidikan 3-4 tahun. Sekolah Guru dilakukan dengan singkat karena saat itu kekurangan jumlah guru. 15

c. Pendidikan umum yang terbagi atas Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tinggi (SMT) dengan lama pendidikan 3 tahun. d. Pendidikan kejuruan terbagi atas pendidikan ekonomi dan pendidikan kewanitaan dengan lama pendidikan 3-4 tahun. e. Pendidikan teknik dengan pendidikan 2-4 tahun. f. Pendidikan Tinggi yaitu pendidikan tingkat Universitas dengan lama pendidikan 4 tahun ( Sartono Kartodirjo, 1975 : 266). Dalam memenuhi kebutuhan pengajar maka pemerintah membangun sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Sekolah swasta didirikan oleh yayasan, yang salah satunya adalah Sekolah Pendidikan Guru Mendut Ambarawa. B. Guru 1. Pengertian Guru Marno dan Idris dalam Kunandar (2008:16) mendefinisikan guru sebagai orang yang dengan keluasan pengetahuan, keteguhan komitmen, kebesaran hati dan pengaruh, serta keteladannya dapat mencerahkan bangsa dari kegelapan. Guru bangsa dapat lahir dari berbagai macam yaitu ulama atau agamawan, intelektual, pengusaha, pejuang, birokrat, dan lainlain. Istilah guru mengandung nilai, kedudukan, dan peranan mulia Untuk menjadi guru yang professional seorang guru wajib menempuh suatu pendidikan sebelum benar-benar layak mengajar. Salah satu wadah 16

untuk menempuh pendidikan pada masa kemerdekaan saat itu adalah Sekolah Pendidikan Guru. 2. Peran Guru Peran guru yang utama adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan manusia masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus diwariskan. Guru memiliki peran sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa (Wina Sanjaya, 2005:147). Menurut Gardner dan Naisbitt mendefinisikan peran guru adalah sebagai knowledge agen dan learning agent, yang mendorong, membantu, dan mengerahkan peserta didik untuk mengalami proses pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, potensi, perkembangan fisik, dan psikologinya. Peran menurut Wina Sanjaya (2005, 13-14) guru ada 4 antara lain yaitu: a. Peran guru sebagai perencana pembelajaran diartikan keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. b. Guru sebagai pengelola pembelajaran diartikan untuk mencapai tujuan utama yaitu terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa. Peran guru menciptakan iklim atau suasana yang kondusif, baik iklim sosial maupun iklim psikologis. 17

c. Guru sebagai fasilitator yaitu bertugas membantu siswa mempermudah siswa belajar. d. Guru sebagai evaluator yaitu untuk melihat keberhasilan dalam mengajar dan untuk menentukan ketercapaian siswa dalam menguasai kompetensi sesuai dengan kurikulum. Guru memiliki fungsi untuk mempersiapkan pribadi muda menuju kearah kedewasaan. Selain itu guru sebagai anggota masyarakat juga mengemban amanat sebagai penghubung antara anak didik dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Peran guru sebagai evaluator, pengelola, fasilitator, perencana sebagai calon guru yang sekolah di Sekolah Pendidikan Guru pada masa kemerdekaan diajarkan dan diperoleh di Sekolah Pendidikan Guru melalui kurikulum yang ada. C. Sejarah Ambarawa Ambarawa Masa Kemerdekaan Ambarawa memiliki udara yang sejuk sehingga menarik minat orangorang Belanda untuk menetap disana. Banyak orang-orang Belanda yang menetap disana maka di daerah Bandungan dibangun villa dan bungalau. Selain itu Ambarawa mempunyai tanah yang subur. Oleh karena itu didaerah Ambarawa juga terdapat perkebunan dan pertanian dengan berbagai jenis tanaman. Ambarawa juga memiliki peranan dalam penyebaran agama Kristen. Di sebelah barat daya kota Ambarawa, terdapat sebuah gereja Katolik. Gereja itu dilengkapi dengan biara dan sekolahan. Banyak anak-anak yang dididik di sekolah itu. Setelah tamat, 18

mereka ikut menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh. Namun bangsa Belanda yang berkuasa di Ambarawa bukan membawa kebaikan tetapi untuk masyarakat Ambarawa justru membawa kesengsaraan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta yang menandai berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diterima oleh masyarakat Semarang melalui berita Domei dan diteruskan melalui siaran Radio Semarang (Semarang Hosho Kyoku), khotbah Jum at di masjid-masjid dan Harian Sinar Baru. Masyarakat Ambarawa menyambut proklamasi dengan cara melakukan corat-coret, pemasangan plakat dan Pengibaran Bendera Merah Putih, serta mengumandangkan pekik Merdeka setiap kali berjumpa dengan masyarakat Ambarawa (Soedarwo, dkk, 2005:13). Bersamaan dengan kejadian itu, para tokoh Ambarawa mengadakan pertemuan. Tokoh-tokoh tersebut yaitu Dr. S. Wiroreno, Wedana Ambarawa Abdulmutolib, Camat Ambarawa Utoyo, Dr. Marjuki dan tokoh lainnya. Dalam pertemuan tersebut berhasil disusun Komite Nasional Indonesia (KNI) Ambarawa. KNI yaitu badan yang melaksanakan pemerintah Indonesia di Ambarawa. Badan KNI ini diketuai oleh Dr. S. Wiroreno dengan menempati kantor di Kawedanan Ambarawa. Para pemuda Ambarawa juga mengadakan pertemuan untuk membahas upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertemuan tersebut dilaksanakan Sudarto. Dalam pertemuan tersebut hadir juga Dr. 19

S. Wiroreno. Dalam pertemuan kedua menghasilkan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) Ambarawa yang diketuai oleh Muslimin. Markasnya berada di rumah salah satu anggota yaitu Sudarto. Dalam waktu yang singkat anggota AMRI bertambah banyak dan meluas ke desadesa. Sehingga rumah Sudarto semakin sempit yang membuat markas AMRI harus dipindah ke gedung Among Darmo. AMRI mulai meningkatkan kegiatannya. Mula-mula mereka menangkapi orang Belanda yang berkeliaran dan dimasukan ke tahanan. AMRI mulai meningkatkan kegiatannya yaitu bergerak menangkapi orang-orang Jepang, mengambil senjata orang Jepang dengan cara baik maupun secara kekerasan, melakukan tindakan penguasaan gedunggedung penting atau bekas rumah orang Belanda yang ditahan, menguasai gudang persediaan makanan milik Jepang. Sampai akhirnya mereka juga menguasai kendaraan Jepang. Selain itu setiap lalu lintas kendaraan yang melalui Ambarawa diperiksa. Untuk mengurusi kendaraan-kendaraan tersebut dibentuk organisasi Persatuan Sopir Montir Angkatan Muda Ambarawa (PERSAMA). Pada akhir bulan Agustus 1945 dilangsungkan perayaan menyambut Proklamasi Kemerdekaan secara besar-besaran. Masyarakat berkumpul di alun-alun, sementara beberapa tokoh pemuda berusaha menyusun kekuatan tentara di Ambarawa dengan melaksanakan keputusan Pemerintah Pusat di Jakarta tanggal 22 Agustus 1945 untuk membentuk Badan Kesatuan Rakyat (BKR). Anggota BKR adalah bekas pemuda yang 20

pernah mendapat latihan sebagai tentara PETA, Barisan Heiho, Keibondan dan lain-lain. BKR Ambarawa diketuai oleh Moh. Hasyim. Dibawah pimpinan Moh. Hasyim BKR berkembang pesat. Anggotanya mencapai 70 orang dan dibagi dalam tiga pos yaitu: Pos 1 : berada di depan Klenteng Ambarawa di bawah pimpinan Sungkono Pos 2 : di depan Sekolah Meer Uitgebreid Onderwijs (MULO) Sekolah SMP Pangudi Luhur di bawah pimpinan Badri dan Hadi Ismoyo. Pos 3 : berada di Gempol di bawah pimpinan Badrun dan Hardi. Dengan keberhasilan BKR tersebut, maka senjata menjadi lengkap untuk mempertahankan kemerdekaan (Syamsuar Said, 1984: 11-15). Pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah Pusat di Jakarta meresmikan berdiri TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan markas di Yogyakarta. Selain TKR dan AMRI di Ambarawa juga terdapat organisasi lainnya seperti Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI) dan Hisbullah. Semua organisasi tersebut tujuannya untuk memperjuangkan bangsa dan negara. D. Sekolah Missi Menurut bnd. Ohm dalam David J. Bosch (1991:1) sejak tahun 1950- an, terjadi peningkatan dalam penggunaan kata Missi atau zending, diantara orang Kristen maupun Katolik. Hal tersebut berjalan bersamaan dengan perluasan konsep yang signifikan pada kalangan-kalangan tertentu. 21

Sampai tahun 1950-an, missi mempunyai serangkaian makna yang cukup terbatas yaitu pengiriman missionaris ke daerah tertentu, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh missionaris-missionaris tersebut, wilayah geografis para missionaris bekerja, lembaga yang mengutus missionaris, dunia non-kristen atau lapangan missi atau pusat daripada para missionaris bekerja di lapangan missi. Missi atau zending disebarluaskan melalui pendidikan yang dibangun pemerintah dalam ajaran Katolik dan Kristen. Missi dari missionarismissionaris di jalankan oleh para suster, bruder, pendeta. Sekolah yang dibangun oleh bangsa Portugis untuk menyebarkan agama Katolik sehingga dari tujuan tersebut maka didatangkan para missionaris ke Indonesia salah satunya adalah Fransiskus Xaverius yang telah menyelesaikan studinya di Serikat Yesus, sehingga Fransiskus Xaverius ini yang dianggap peletak dasar agama Katolik. Dan untuk menyebarkan agama Katolik secara luas maka para missionaris ini mendirikan sekolah-sekolah yang gunanya untuk mendidik calon-calon missionaris atau pekerja agama (Muhammad Rifai, 2010:54-55). E. Penelitian yang Relevan 1. Dian Lukitaningtyas Sekolah Guru B Di Salatiga (1950-1961) (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 2008). Penelitian ini membahas pentingnya peran dan pengaruhnya guru bagi perkembangan masyarakat dari perubahan dalam ekonomi dan secara khusus dalam sosial masyarakatnya setelah 22

kemerdekaan Indonesia sehingga dibuka Sekolah Guru di Indonesia khususnya di Salatiga. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis mengenai Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa tahun 1961-1989 membahas peran dan pengaruh guru untuk memenuhi kebutuhan pengajar bagi sekolahsekolah yang didirikan pemerintah. Selain itu juga mengenai kesadaran masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui Sekolah Pendidikan Guru Mendut. 2. Athika Ony Soraya Sejarah Sekolah Menengah Pertama Stella Matutina Salatiga Tahun 1970-2008 (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 2008). Penelitian ini membahas mengenai perkembangan pendidikan di sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Stella Matutina Salatiga dan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah SMP Stellan Matutina Salatiga Tahun 1970 2008. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis mengenai Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa tahun 1961-1989 adalah mengenai perkembangan suatu pendidikan untuk guru dengan kurikulum keguruan. 3. Podang Wulandari Pengaruh Masuknya Sistem Pendidikan Barat Terhadap Timbulnya Semangat Nasionalisme Golongan Pribumi Pada Masa Politik Etis ( 1900 1942) di Kota Salatiga (Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 23

2007). Penelitian ini membahas semangat nasionalisme bangsa Indonesia timbul melalui pendidikan yang di bawa oleh bangsa Barat. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan penulis mengenai Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa tahun 1961-1989 adalah mengenai kesadaran bangsa untuk meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan yaitu melalui pendidikan Guru. 24