PANDUAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA 2014 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan, atas limpahan rakhmat dan karunia Nya, maka Panduan Praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya dengar saya lupa, Saya lihat saya ingat, Saya lakukan saya mengerti. Pepatah Yunani ini mengingatkan kepada kita betapa pentingnya praktikum atau melakukan sesuatu secara langsung untuk dapat memahami dengan baik suatu konsep atau teori-teori yang telah dibaca. Tujuan penyusunan Panduan Praktikum ini untuk melengkapi bahan pengajaran terutama kegiatan praktikum di laboratorium, sehingga akan memudahkan dan memperlancar kegiatan praktikum bagi para Mahasiswa yang mengikutinya. Kami menyadari bahwa tujuan ini tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus bertahap. Oleh karena itu penyususan panduan ini masih jauh dari sempurna, sehingga perbaikan dan perubahan materi secara konsisten dan bertahap serta berkesinambungan akan selalu dilaksanakan disesuaikan dengan Silabus dan SAP yang disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan & teknologi. Besar harapan kami, Panduan praktikum ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat memperlancar tugas praktikum para mahasiswa. Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik perbaikan untuk penyempurnaan panduan ini. Tabanan, September 2014 Penyusun PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 1
PETUNJUK UMUM 1. Pahami langkah-langkah praktek di panduan praktikum sebelum memulai percobaan yang akan dilakukan. 2. Buat skema kerja setiap praktikum yang akan dilakukan dengan ringkas dan mudah dipahami. 3. Periksa semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan apakah sudah tersedia dengan lengkap. 4. Bekerja dengan cermat dengan penuh pengertian, dan berhati-hatilah bila menggunakan alat atau bahan yang berbahaya. 5. Amatilah dengan seksama percobaan yang dilakukan, dan catat hasilnya dengan akurat pada buku jurnal praktikum. 6. Bersihkan alat-alat yang selesai digunakan dan kembalikan ke tempat peminjaman. Sampah dari percobaan di kumpulkan lalu dibuang di tempat sampah. 7. Buat laporan setiap percobaan yang selesai dan serahkan kepada asisten seminggu berikutnya. A. Format Laporan Praktikum 1. Halaman sampul (secara berurut dari atas ke bawah : judul, logo institut, nama/ nama kelompok, prodi, fakultas, institut, tahun) 2. Judul 3. Pendahuluan : a. Latar belakang b. Tujuan 4. Kajian teori 5. Prosedur kegiatan 6. Hasil dan Pembahasan 7. Simpulan 8. Daftar pustaka PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 2
TOPIK I SUKSESI TUMBUHAN PENDAHULUAN Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Secara singkat, suksesi dapat diartikan sebagai perubahan dalam suatu komunitas yang berlangsung menuju ke suatu pembentukan komunitas secara teratur. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi). Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 3
TUJUAN 1. Untuk mengetahui proses suksesi 2. Untuk mengetahui faktor-fator yang mempengaruhi proses suksesi ALAT DAN BAHAN 1. Cangkul 2. Parang 3. Meteran 4. Tali rafia 5. Kayu pancang 6. Kamera digital 7. Alat tulis METODE PRAKTIKUM 1. Bentuk 3 kelompok 2. Tetapkan lahan yang akan digarap (padang rumput, kebun, ladang dll)! 3. Catat, analisis dan foto data awal kondisi lingkungan dan vegetasi dari lahan tersebut sehingga diperoleh : nama jenis, jumlah jenis dan jumlah individu! 4. Bersihkan lahan garapan dengan cangkul dari rumput-rumputan dan tumbuhan yang hidup pada lahan tersebut kira-kira seluas 2m x 2m! 5. Petak lahan berukuran 2m x 2m dibagi-bagi menjadi 4 petak kecil yang berukuran 1 m x 1m, dengan menggunakan meteran dan dibatasi oleh tali rafia seperti gambar di bawah! 1m 1m 1m I II III IV PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 4
6. Amati, catat, foto dan analisis perubahan pada petak percobaan setiap minggu selama ± 8 minggu! 7. Catat kondisi cuaca pada minggu-minggu pengamatan 8. Masukkan data ke dalam tabel Pengamatan/ minggu Petak Nama jenis Jumlah foto Kondisi cuaca Data awal I II III IV 1 I II III IV 2 I II III IV Dst... Rata-rata PEMBAHASAN 1. Buatlah grafik perubahan jumlah jenis dan jumlah individu jenis yang muncul setiap minggu 2. Tentukan macam suksesi yang diamati, suksesi primer atau suksesi sekunder 3. Tentukan jenis pioner dan jenis apa yang paling akhir muncul. 4. Hubungkan pengaruh faktor cuaca terhadap perubahan dalam petak yang diamati PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 5
TOPIK II PENGAMATAN KOMPONEN EKOSISTEM PENDAHULUAN Organisme-organisme hidup (biotic) dan lingkungan tidak hidupnya (abiotic) berhubungan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Satuan yang mencakup semua organisme, yakni komunitas di dalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotic, dan daurdaur bahan yang jelas ( yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan tidak hidup) di dalam system, merupakan system ekologi atau ekosistem Oleh karena ekosistem mencakup organisme dan lingkungan abiotiknya yang saling berinteraksi, maka ekosistem merupakan satuan dasar fungsional ekologi. Dalam hirarki organisasi biologi, satuan terkecil dari kehidupan adalah sel, menyusul jaringan, organ, organisme (individu), populasi (satu jenis), komunitas (banyak jenis), dan ekosistem (komunitas dan lingkungan). Bidang bahasan ekologi meliputi populasi, komunitas dan ekosistem. Ketiga tingkat tersebut dalam kajian ekologi berkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan, mempelajari ekosistem dengan sendirinya akan mempelajari pula komunitas dan populasinya. Ekosistem tidak tergantung kepada ukuran tetapi lebih ditentukan oleh kelengkapan komponennya. Oleh karena itu, ukuran ekosistem bervariasi dari sebesar kultur dalam botol di laboratorium, seluas danau, sungai sampai biosfir ini. Komponen ekosistem yang lengkap harus mengandung produsen, konsumen, pengurai, dan komponen tak hidup (abiotik). Sebagai produsen adalah tumbuhan hijau yang merupakan satu-satunya komponen ekosistem yang dapat mengikat energi matahari secara langsung dan diubah menjadi energi kimia dalam proses fotosistesis. Konsumen, yang mengkonsumsi energi yang dihasilkan produsen, secara umum dibedakan menjadi makrokonsumen dan mikrokonsumen. Termasuk dalam makrokonsumen adalah herbivora (pemakan produsen langsung) dan karnivora (karnivora tingkat 1, tingkat 2, dan top-karnivora). Sedangkan PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 6
mikrokonsumen adalah pengurai, yakni organisme perombak bahan dari organisme yang telah mati melalui proses immobilisasi dan mineralisasi sehingga menjadi unsur hara yang siap dimanfaatkan oleh produsen. Komponen abiotik pada dasarnya terdiri dari tanah dan iklim. Unsur iklim yang mempengaruhi kehidupan adalah seperti: suhu, kelembaban, angin, intensitas cahaya, curah hujan, dan sebagainya. Komponen abiotik ini sangat menentukan kelangsungan hidup suatu ekosistem, karena sangat mempengaruhi proses-proses biologis, kimia, maupun fisik pada ekosistem tersebut. TUJUAN 1. Mengenal dan mempelajari karakteristik komponen-komponen pemyusun ekosistem dataran rendah (PANTAI), menengah (PERSAWAHAN) dan dataran tinggi (PEGUNUNGAN) 2. Membandingkan karakteristik komponen ketiga ekosistem tersebut. BAHAN DAN ALAT 1. Ekosistem p a n t a i, e k o s i s t e m p e r s a w a h a n, e k o s i s t e m p e g u n u n g a n. 2. Thermometer ruangan 3. Higrometer 4. Kamera digital 5. Alat tulis PROSEDUR KERJA 1. Bentuk 3 kelompok! 2. Lakukan pengamatan di 3 jenis ekosistem di atas (usahakan pengamatan dilakukan pada rentangan jam yang sama)! 3. Amati dan catat komponen biotik berupa vegetasi (jenis -jenis tanaman) di masing-masing tipe ekosistem ( pengamatan seluas ± 1 Km 2 )! 4. Ukur dan catat komponen abiotik (suhu, kelembaban, tipe tanah, ketinggian tempat) pada lokasi yang terkena sinar matahari langsung! 5. Dokumentasikan ( foto dan rekam) setiap data dan kegiatan yang dilakukan 6. Masukkan data ke dalam tabel di bawah! 7. Presentasikan laporan hasil pengamatan sesuai topik ( lihat rangkuman tugas)! PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 7
Jenis ekosistem Pantai Jenis/ varietas vegetasi Nama Nama lokal ilmiah 1.... 1.... Suhu Kelembaban Tipe tanah Ketinggian dari muka laut Foto (kebun raya 2.... 2.... eka karya 3.... 3.... bali) 4. Dst 4.... Persawahan Pegunungan (mangrove) PEMBAHASAN 1. Apakah terdapat perbedaan vegetasi yang mendominasi masing-masing ekosistem yang diamati? Jelaskan 2. Apakah ada kaitan antara karakteristik komponen abiotik dengan jenis vegetasi yang mendominasi? Jelaskan 3. Apakah ada tanaman yang ditempatkan dalam rumah kaca? Jika ada, uraikan alasannya 4. Manakah yang termasuk ekosistem alami dan ekosistem buatan? Jelaskan perbedaan karakteristik mendasar berkaitan dengan daur materi dan aliran energi dalam ekosistem tersebut! PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 8
RANGKUMAN TUGAS KELOMPOK I KELOMPOK II KELOMPOK III TOPIK I TOPIK I TOPIK I SUKSESI SUKSESI SUKSESI TOPIK II TOPIK II TOPIK II TUGAS PRAKTIKUM LAPANGAN PEGUNUNGAN (PRESENTASIK AN) PEGUNUNGAN PERSAWAHAN (PRESENTASIK PEGUNUNGAN PERSAWAHAN PERSAWAHAN AN) LAUT (PRESENTASIK LAUT LAUT AN) PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 9
DAFTAR PUSTAKA Barnes, B.V. Zak, D., Dentan, R.S. and Spuur, H.S. 1998. Forest Ecology. John Wiley & Sons, Inc. New York. Krebs, J.C. 1985. Ecology : The Experimental Analysisi of Distribution and Abudance. Second Edition. Harper & Row. Publiser, Inc. New York Krebs, J.C. 1997. Ecological Methodology. Harper & Row. Publiser, Inc. New York. Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Moran, M.J., Morgan, P.M., Wiersma, H.J. 1987. Introduction to Environmental Science. W.H. Freeman and Company. Mueller-Doumbois, D. And Ellenberg, H. 1974. Aim and Method of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons, Inc. Canada. Odum, E.P. 1997. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan. Samingan, T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Robert, L.S. 1992. Element 0f Ecology. HarperCollins Publiser. New York. Surasana, E. 1995. Pengentar Ekologi Tumbuhan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Bandung. Bandung. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 10