MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai Oleh: Eko Wisnu Warsitosunu, M.M., Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 10/12/2014
Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan (PPHTB) serta Bea Meterai Outline
Pajak Daerah Pajak Provinsi & Pajak Kabupaten / Kota
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Rokok (Pasal 2 ayat 1 UU Pajak Daerah) Wajib dimiliki: UU 28 / 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pajak Provinsi
Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Parkir Pajak Air Tanah PBB BPHTB (Pasal 2 ayat 2 UU Pajak Daerah) Pajak Kabupaten / Kota
Pajak Bumi & Bangunan PBB
Objek: Bumi / bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. (Pasal 77 ayat 1 UU Pajak Daerah) Subjek: Orang pribadi (OP) atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi / memperoleh manfaat atas bumi / memiliki / menguasai / memperoleh manfaat atas bangunan. (Pasal 78 ayat 1 UU Pajak Daerah) Objek & Subjek PBB
Digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan; Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan; Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu; Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak; Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan (Menkeu). (Pasal 77 ayat 3 UU Pajak Daerah) Objek Pajak yang Tidak Dikenakan PBB
UU 12 / 1994 UU 28 / 2009 Tarif 0,5% Maksimal 0,3% Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) Penetapan NJOP Setiap 3 tahun kecuali objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun Maksimal Rp24.000.000 Menkeu Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) 40% dari NJOP bila NJOP Rp1.000.000.000 atau lebih atau objek pajak perkebunan, perhutanan, dan pertambangan 20% dari NJOP bila NJOP kurang dari Rp1.000.000.000 Minimal Rp10.000.000 Kepala Daerah Tidak ada Perbandingan UU PBB Dengan UU Pajak Daerah Terkait PBB
NJOP (Bumi + Bangunan) -/- NJOPTKP = NJOPKP X Tarif = PBB terutang Cara Menghitung PBB (Pasal 81 UU Pajak Daerah)
Saat pajak terutang: Menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari. (Pasal 82 ayat 2 UU Pajak Daerah) Pendaftaran: Selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). (Pasal 83 ayat 2 UU Pajak Daerah) Saat Pajak Terutang & Pendaftaran
Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan BPHTB
Objek: Perolehan hak atas tanah dan bangunan. (Pasal 85 ayat 1 UU Pajak Daerah) Subjek: OP atau badan yang memperoleh hak atas tanah / bangunan. (Pasal 86 ayat 1 UU Pajak Daerah) Objek & Subjek BPHTB
Hak Milik Hak Guna Usaha (HGU) Hak Guna Bangunan (HGB) Hak Pakai Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (strata title) Hak Pengelolaan Hak Atas Tanah
Perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik; Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan / untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum; Badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan peraturan Menkeu dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain di luar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut; Orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama; Orang pribadi atau badan karena wakaf; Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah. (Pasal 85 ayat 4 UU Pajak Daerah) Objek Pajak yang Tidak Dikenakan BPHTB
UU 20 / 2000 UU 28 / 2009 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) atau NJOP, mana yang lebih tingi Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) atau NJOP, mana yang lebih tingi Tarif 5% Maksimal 5% Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) Potongan untuk waris, hibah wasiat, dan pemberian hak pengelolaan Waris: Maksimal Rp300.000.000 Non-Waris: Maksimal Rp60.000.000 Waris: Minimal Rp300.000.000 Non-Waris: Minimal Rp60.000.000 50% Tidak ada Perbandingan UU BPHTB Dengan UU Pajak Daerah Terkait BPHTB
NPOP (Bumi + Bangunan) -/- NPOPTKP = NPOPKP X Tarif = BPHTB terutang Cara Menghitung BPHTB (Pasal 89 UU Pajak Daerah)
Pajak Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah & Bangunan serta Bea Meterai PPHTB & Meterai
Objek: Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan. Tarif final: Umum: 5% Rumah sederhana dan rumah susun sederhana: 1% DPP: Nilai yang lebih tinggi antara nilai berdasarkan akta pengalihan hak dengan NJOP. Pengecualian: OP yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp60.000.000. Pengalihan hak kepada pemerintah. Hibah dan warisan. Wajib dimiliki: UU 71 / 2008 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah / Bangunan PPHTB
Surat yang memuat jumlah penerimaan uang; menyatakan penyimpanan uang dalam rekening di bank; pemberitahuan saldo rekening di bank; pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan; dengan nilai Rp250.000 s/d Rp1.000.000. Cek dan Bilyet Giro tanpa batas nilai nominal. Efek atau sekumpulan efek yang mempunyai nilai nominal sampai dengan Rp1.000.000. Bea Meterai Rp3.000
Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. Akta-akta notaris termasuk salinannya. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-rangkapnya. Surat berharga seperti wesel, promes, dan aksep. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian dimuka pengadilan. Surat yang memuat jumlah penerimaan uang; menyatakan penyimpanan uang dalam rekening di bank; pemberitahuan saldo rekening di bank; pengakuan bahwa utang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan; dengan nilai lebih dari Rp1.000.000. Efek atau sekumpulan efek yang mempunyai nilai nominal lebih dari Rp1.000.000. Bea Meterai Rp6.000
SEKIAN Terima Kasih