BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV EFEKTIVITAS ZAKAT PRODUKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Dalam Pengembangan Usaha. Mikro di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. harta dan dilarang untuk memubazirkan dan menyia-nyiakannya, karena

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB IV PEMBAHASAN. Departemen Agama) setelah dikeluarkannya keputusan Kepala Kantor. tentang Susunan Pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah.

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB VI PENUTUP. 1. Pengelolaan zakat mal di BAZIS desa Slumbung dan LAZ Desa Bedug.

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KECAMATAN KOTO GASIB. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Kecamatan Koto Gasib

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan. dengan beberapa langkah. Adapun langkah langkah pengoptimalan diantaranya

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Zakat Center Thoriqotul Jannah (Zakat Center) merupakan salah satu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bagian tak terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama islam,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

Di dalam al-quran telah disebutkan bahwa zakat diperuntukkan kepada 8 as{na>f, sebagaimana surah al- Taubah ayat 60 berikut;

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan. maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

ABSTRAK EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL PEMBERDAYAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meringankan beban kehidupan para fakir dan miskin. meningkatkan status masyarakat dari mustahik menjadi muzaki.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ/ SHADAQAH PADA MUSTAHIQ

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB IV ANALISIS PROSEDUR PENGELOLAAN DANA INFAQ YDSF DAN ANALISIS DAMPAK DARI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin meningkat. Untuk mencari lapangan pekerjaan juga semakin

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF LAZ DOMPET DHUAFA PADA PROGRAM SOCIAL TRUST FUND (STF) DI SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

98 BAB V PEMBAHASAN 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di KabupatenTulungagung Pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan atau potensi masyarakat dalam kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpotensi dalam proses pembangunan nasional. 1 Zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir baik untuk permodalan proyek sosial seperti membangun sarana sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil. 2 Dalam upaya pemberdayaan zakat agar bisa dijalankan maka yang harus dilakukan adalah mempersiapkan pribadi masyarakat untuk berwirausaha karena dalam mengatasi masalah kemiskinan adalah dengan bekerja. Dengan memberikan bekal pembinaan dan pelatihan usaha, hal ini akan menjadi bekal yang penting ketika akan memasuki dunia kerja. 3 Penambahan modal dari lembaga untuk pengembangan usahanya, namun sebaiknya pemberian modal bukan untuk modal awal. Karena bila modal diserahkan di awal usahanya maka kita belum mengetahui atau menunjukkan profit yang baik. Sebaliknya bila modal tersebut diberikan untuk penambahan 242 1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahassa Indonesia.., hal. 2 Hamka, Standar Operasional Prosedur (SOP) Lembaga Pengelolaan Zakat.., hal. 68 3 Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi.., hal. 1-2

99 atau pengembangan usahanya itu sudah menunjukkan prospek yang cukup baik. Kebodohan adalah pangkal dari kemiskinan oleh karena itu untuk mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang adalah dari sektor pendidikan, sabab kemiskinan ini kebanyakan sifatnya turun-temurun, dimana orang tuanya miskin sehingga tidak mampu untuk membiayai sekolah anaknya, dan hal ini akan menambah daftar angka kemiskinan di kemudian hari. Sesuai dari penjelasan diatas, BAZNAS Kabupaten Tulungagung juga melakukan pemberdayaan dana zakat dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Upaya tersebut yaitu dengan adanya pemberdayaan dana zakat yang bersifat produktif. Dana zakat yang bersifat produktif tersebut yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan. Zakat produktif yang berupa bantuan modal bergulir untuk pedagang kaki lima. Bantuan ini bentuknya adalah dengan memberikan pinjaman kepada mustahik dengan sistem berkelompok. Jumlah kelompoknya minimal 5 orang dan maksimal pinjamannya sebanyak Rp. 5.000.000. Di awal pinjaman pihak lembaga hanya memberikan pinjaman sebesar Rp. 1.000.000, ditahun berikutnya lembaga akan menambah jumlah pinjaman. Pinjaman tersebut tanpa bunga dan tanpa agunan, dan sistem pengembaliannya dengan cara diangsur setiap bulannya dalam jangka waktu satu tahun.bantuan ini efektif untuk membantu dan mengembangkan usaha para mustahik, setelah mendapatkan pembinaan dari BAZNAS, mustahik bebas mengembangkan usahanya secara mandiri.

100 BAZNAS dalam upaya agar pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa dijalankan adalah mempersiapkan pribadi masyarakat menjadi wirausaha. Dengan adanya pelatihan atau pembinaan dari BAZNAS ini sebagai bekal ke depan untuk menjadi wirausaha. Melalui pelatihan masyarakat akan diberikan pemahaman segala macam seluk beluk permasalahan yang ada. Sehingga masyarakat mendapat wawasan dan pengetahuan lebih menyeluruh tentang dunia usaha dan dapat menumbuhkan motivasi terhadap masyarakat. Sedangkan pemberdayaan zakat yang bersifat konsumtif yaitu zakat dibagikan kepada mustahik secara langsung untuk kebutuhan konsumsi seharihari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada fakir miskin setiap Idul Fitri atau pembagian zakat maal secara langsung oleh para muzakki kepada mustahik yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi permasalahan masyarakat. 4 BAZNAS Kabupaten Tulungagung juga membantu dalam bidang pendidikan dengan memberi beasiswadan peralatan pendidikan kepada siswa berprestasi dan yang kurang mampu, karena orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya. Pemberian beasiswa bagi anak kurang mampu, dengan diberikannya beasiswa otomatis mengurangi beban orang tua dan sekaligus meningkatkan kemauan belajar. Jadi, Pemberdayaan diarahkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar. 4 Hamka, Standar Operasional Prosedur (SOP) Lembaga Pengelolaan Zakat,.. hal. 67

101 2. Tantangan dan hambatan BAZNAS Kabupaten Tulungagung dalam pemberdayaan dana zakat untuk upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung Sebenarnya kalau dicermati tidak hanya zakat yang merupakan ibadah sosial, religius, tetapi masih banyak bentuk-bentuk sosial dan religius seperti infaq, shadaqah, hadiah, atau pun bentuk-bentuk pemberian lain yang selalu mengedepankan sisi sosial dan religius. Dengan kata lain, dalam bentuk ibadah wajib, zakat memang harus dikeluarkan bagi orang yang mampu dan telah memenuhi persyaratan. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang mempunyai kesadaran atas kewajiban ini masih sangat minim sekali. Karena mereka lebih sering mempertahankan harta benda yang dimilikinya tanpa mau membagi-bagi sebagian kecil dari hartanya dan menganggap harta adalah segala-galanya. 5 Sesuai dengan penjelasan diatas,hambatan dan tantanganyang dialami BAZNAS Kabupaten Tulungagung, bahwa kesadaran masyarakat untuk membayar zakat sangat sedikit, khususnya zakat maal. Untuk menyadarkan masyarakat untuk mau berzakat itu sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Maka perlu kesabaran dan keuletan dalam hal menyadarkan masyarakat. Hambatan dan tantangan berikutnya adalah sumber daya manusia yang jumlahnya hanya 8 orang, tentu dengan jumlah SDM masih kurang. Dan memerlukan tenaga yang terampil, menguasai masalah-masalah yang 5 Buletin BAZNAS Kab. Tulungagung,.. hal 10

102 berhubungan dengan zakat, penuh dedikasi, jujur dan amanah guna pengelolaan dana zakat secara profesional. Tidak bisa dibayangkan bila pengelolaan zakat tidak menguasai masalah-masalah yang berhubungan dengan zakat, seperti soal muzaki, nisab, haul, dan mustahiq zakat. Begitu pula sulit dibayangkan apabila pengelolaan zakat tidak penuh dedikasi, bekerja lillahita ala, banyak peristiwa yang akan terjadi. Lebih-lebih bila pengelolaan zakat tidak jujur dan amanah. Kemungkinan yang akan terjadi adalah zakat tidak sampai kepada mustahiq, dan mungkin hanya dipakai untuk kepentingan pribadi saja. Masalah kendala selanjutnya yaitu pinjaman modal bergulir dengan sistem tanggung renteng yang macet. Ada beberapa nasabah BAZNAS Kabupaten Tulungagung yang macet dalam pembayaran cicilan pinjaman bergulir, masalah ini menyebabkan dana tersebut tidak dapat digunakan untuk membantu mustahik yang lain karena pembayarannya yang sulit. Sehingga pihak lembaga mengecek kembali apa permasalahan yang sedang terjadi pada nasabahnya dan ternyata nasabahnya mengalami kerugian bahkan ada yang menyalahgunakan dana pinjaman tersebut untuk membeli barang pribadi. Tujuan BAZNAS meminjami dana bergulir tersebut untuk digunakan sebagai modal usaha. Dan mulai sekarang pihak BAZNAS akan mensurvey lebih dalam lagi ketika orang mengajukan permohonan bantuan modal bergulir tersebut, agar tidak terjadi masalah yang seperti ini lagi.

103 3. Hasil dari pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Tulungagung dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Tulungagung Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga di samping sebagai ibadah dan bukti ketundukan kepada Alah SWT, juga memiliki fungsi sosial yang sangat besar, di samping merupakan salah satu pilar ekonomi Islam. Jika zakat, infaq, dan shadaqah ditata dengan baik, baik penerimaanya dan pengambilannya maupun pendistribusiannya, insya Allah akan mampu mengentaskan masalah kemiskinan atau paling tidak mengurangi masalah kemiskinan. 6 Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat, pola pemberdayaan yang tepat sasaran sangat diperlukan, bentuk yang tepat adalah dengan memberikan kesempatan kepada kelompok miskin untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah mereka tentukan. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri, kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Pemberdayaan masyarakat hendaknya mengarah pada pembentukan kognitif masyarakat yang lebih baik, untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses. Dengan pemberdayaan dana zakat untuk masyarakat, BAZNAS Kabupaten Tulungagung memobilisasi tenaga kerja untuk mendayagunaan di daerah pedesaan, seperti di daerah Tanggunggunung dan pucanglaban yang 6 Didin Hafidhudhin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah..., hal. 15

104 kebanyakan bekerja sebagai buruh petani yang akan dirubah menjadi masyarakat yang mandiri, dan mempunyai usaha sendiri. Dengan kerja keras BAZNAS Kabupaten Tulungagung mampu mencapai targetnya yaitu menghimpun dana sebanyak 3.1 milyar. Dengan kesadaran mustahik yang terus bertambah ini menunjukkan keberhasilan BAZNAS Kabupaten Tulungagung yang memperoleh prestasi tiga besar dengan pengumpulan dana terbanyak setelah Gresik dan Lumajang. BAZNAS Kabupaten Tulungagung mampu menyalurkan/ mendistribusikan zakat dan infak sebesar 85% dari total penerimaan yang terhimpun, serta mengalami kenaikan 32% dari tahun sebelumnya. Para mustahik kehidupannya juga mulai mengalami perubahan dengan meningkatnya jumlah pendapatan, dan bisa menyisihkan sebagian dari pendapatannya. Hasil dari pemberdayaan zakat kepada mustahik, yaitu tersalurkannya dana zakat dan manfaatnya yang bisa dinikmati dengan meningkatnya sebuah pendapatan mustahik dan diharapkan bisa menjadi muzaki di BAZNAS Kabupaten Tulungagung, dan mengubah orang bodoh menjadi pintar dengan bantuan beasiswa kepada siswa berprestasi dan kurang mampu. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa zakat mampu mengurangi keluarga miskin, mampu mengurangi kesenjngan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Ini membuktikan bahwa zakat memiliki instrumen potensi yang sangat luar biasa dalam pengentasan kemiskinan. Untuk itu, diperlukan adanya komitmen dan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak terutama dukungan

105 dari masyarakat, Pemerintah Daerah, Kementrian Agama, Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan yang tidak kalah penting adalah peranlembaga Amil Zakat, secara keseluruhan dalam mewujudkan pembangunan zakat yang berkelanjutan.