BAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.

dokumen-dokumen yang mirip
kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Dan Syarat-syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, Semarang, 2005, hlm. 1 3 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan menentukan. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keahlian menurut bidangnya masing-masing. menuju pendewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran ilmu pengetahuan terjadi dalam lembaga pendidikan tersebut.tanpa

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. kewibawaan dalam pendidikan ( opveodings-gezeg) adalah pengakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. salah satu pekerjaan yang bersifat profesional. Guru yang profesional dapat

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sejak lahir kedunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) YANG BERKARAKTER PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dari data yang didapatkan baik melalui observasi, dokumentasi dan wawancara dari pihak-pihak yang mengetahui tentang data yang dibutuhkan. Selanjutnya dari hasil tersebut dikaitkan dengan teori yang ada diantaranya sebagai berikut: A. Gambaran Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Mengembangkan Ranah Afektif Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun ajaran 2016/2017 Kompetensi lebih mengacu kepada perilaku yang diamati, yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari. 1 Kompetensi juga dimaksudkan kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik. 2 Kompetensi Personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subyek. Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakan kepemimpinan yang dikiemukakan Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Mangun Karsa. Tut Wuri Handayani. 3 Abdul Majid menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Selanjutnya ia mengartikan tindakan intelegen sebagai kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan 1 Anik Rohimah, Peningkatan Kompetensi Guru PAI Melalui Pendekatan Model Living Values Education (LVE) di Madrasah Aliyah Negeri Monokromo Bantul, (Yogyakarta: Tesis, 2015) 2 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 62 3 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 69

bertindak. Sedang tanggung jawab menunjukkan bahwa tindakannya benar dilihat dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi, hukum, dan etika. 4 Berdasarkan uraian diatas bahwa gambaran kompetensi kepribadian guru merupakan kompetensi yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Menjadi seorang guru adalah tanggung jawab yang besar kepada peserta didik, karena guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi kepada peseta didik, tetapi lebih dari itu, seorang guru juga harus dapat membentuk peserta didik yang berilmu dan berakhlak mulia, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan semua ilmu yang telah di dapat dari sekolah ke kehidupan sehari-hari. Maka dari itu menjadi seorang guru harus selalu cakap dalam melaksanakan tugas pribadiannya, seperti melaksanakan pelaksanaan dalam proses belajar mengajar sehingga daoat mengembangkan ranah afektif bagi sisiwa dengan mempersiapkan rencana, proses dan evaluasi pembelajaran dengan baik dan maksimal, yang meliputi RPP, Prota, Promes, metode dan media. Selanjutnya guru PAI juga harus dapat memberi sebuah pengetahuan dan pelatihan yang bermanfaatkan bagi kehidupan peserta didik, selain itu guru PAI khususnya harus dapat memberikan suri tauladan yang baik agar dapat di jadikan panutan oleh seluruh peserta didik. Selalu bersikap arif dan bijaksana adalah sikap yang juga harus ada pada setiap guru PAI dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mengembangkan ranah afektinya. Setelah kompetensi kepribadiannya tersebut terpenuhi oleh seorang guru PAI, maka dapat dipastikan di dalam proses belajar mengajar pelajaran PAI akan semakin bermutu dan berkualitas, sehingga dapat mencapai ranah afektifnya, yang sebenarnya yaitu mencapai kesuksesan siswa dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan, mampu mengeluarka bakat dan prestasi diadalam diri siswa tersebut, minat dan sikap siswa akan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya, Sehingga akan mendapatkan sebuah mutu pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. 4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 5

B. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Mengembangkan Ranah Afektif Siswa di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017 Berdasarkan hasil dari uraian diatas, dalam karakteristik kompetensi kepribadian guru PAI merupakan karakteristik yang harus ada pada diri guru. Guru PAI dalam karakteristiknya yang berkaitan dengan proses pendidikan di Sekolah merupakan ciri khas atau bentuk-bentuk watak yang baik atau bersifat positif. Karena guru PAI adalah seorang guru PAI yang harus mempunyai keahlian dalam bidang ilmu dan keterampilan, menjadi tauladan atau contoh perbuatan yang positif, suka beramal sholeh, taat kepada Allah, berakhlak mulia, jujur, pemberani dan memiliki kepribadian yang baik ataupun positif. Seorang guru PAI didalam kehidupan keluarga, sekolah atau masyarakat tentunya dijadikan tauladan oleh peserta didiknya. Sifat-sifat yang baik tentunya harus melekat pada diri seorang guru. Sehingga guru PAI disekolah bisa menjalankan ajaran atau perintah Allah serta menjauhi larangannya, berakhlak mulia, mengikuti arah atau petunjuk Nabi Muhammad SAW, dapat dijadikan suri tauladan dan selalu mencerminkan akhlak mahmudah dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa adalah guru-guru yang mempunyai karakter: a) Demokratis, yakni guru tidak bersifat otoriter dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan. b) Suka bekerja sama, guru bersikap saling memberi dan menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi tinggi. c) Baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya. d) Sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan bisa menahan diri. e) Adil, yakni guru tidak membeda-bedakan anak didik. f) Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan ucapannya. g) Bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta mengakui kekurangan dan kelebihannya.

h) Suka menolong, yakni selalu membantu anak-anak yang mengalami kesulitan atau masalah tertentu. i) Ramah tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua orang. j) Suka humor, yakni pandai membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak tenang. k) Memiliki bermacam ragam minat, dengan ini guru akan dapat merangsang peseta didik dan dapat melayani berbagai minat dan tidak tegang. l) Menguasai bahan pelajaran, yakni dapat menyampaikan pelajaran secara lancar dan menumbuhkan semangat pada diri peserta didik. m) Bersikap fleksibel, yakni tidak kaku dalam bersikap dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. n) Menaruh minat yang baik kepada peserta didik, yakni peduli dan perhatian kepada minat peserta didik. 5 C. Faktor Penghambat dan Pendukung Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Mengembangkan Ranah Afektif Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017 Setiap aktivitas dalam upaya mengembangkan dibidang keilmuan senantiasa dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat baik yang bercorak intrinsik maupun ekstrinsik. Demikian juga kompetensi guru PAI dalam mengembangkan ranah afektif juga mempunyai faktor pendukung dan penghambat. Berdasarkan dari hasil uraian data yang telah diperoleh dari lapangan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat kompetensi guru PAI dalam mengembangkan ranah afektif siswa di SMPN 1 Kalidawir Tulungagung, seperti yang telah dipaparkan di depan. Dengan diketahui beberapa faktor pendukung diantaranya, faktor sarana prasarana, peningkatan gaji, dan faktor dari dalam diri guru PAI tersebut, maka dari itu faktor-faktor yang telah menjadi pendukung kompetensi guru PAI dalam proses belajar 5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 62

mengajar harus terus ditingkatkan, misalnya, dari segi finansial seorang guru, karena dengan memenuhi kebutuhan seorang guru, akan menjadikan guru tersebut fokus dalam pemngembangan ranah afektif. Bukan hanya itu saja tetapi dengan meningkatkan kesejahteraan guru, maka guru akan dapat meningkatkan kompetensi kepribadian dalam pengembangan ranah afektif dengan cara melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga guru dapat menjalankan tugas keprofesionalannya dengan baik dan berkualitas. Hal ini juga ditunjang dengan usia guru yang sudah tua sehingga guru masih mempunyai motivasi untuk meningkatkan kompetensinya dalam pengembangan ranah afektifnya. Selanjutnya adalah sarana prasarana yang memadai dalam menunjang proses belajar mengajar juga menjadi faktor pendukung kompetensi guru PAI dalam pengembangan ranah afektif, karena dengan sarana prasarana yang memadai guru akan lebih mudah dan dapat memberikan contoh dengan menggunakan media-media yang tersedia di kelas. Untuk yang terakhir faktor penunjang kompetensi guru dalam proses belajar mengajar adalah adanya hubungan pribadinya yang baik, yang di ciptakan oleh guru PAI dengan sesama guru, karyawan, orangtua wali, peserta didik dan masyarakat sekitar. Selanjutnya mengenai faktor yang menjadi penghambat kompetensi kepribadian guru PAI dalam pengembangan ranah afektif bisa berasal dari beberapa faktor, bisa dari guru itu sendiri, maupun bisa datang dari faktor luar guru seperti, peserta didik maupun dari lingkungan kerja guru tersebut. Faktor dari dalam guru sendiri seperti kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan teknologi informasi atau komputer, hal ini sangat mempengaruhi kinerja guru PAI dalam pengembangan ranah afektifnya. Selanjutnya tidak semua guru PAI memiliki motivasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran, hal ini juga dapat menghambat kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. Seseorang agaknya akan sulit melakukan tugas atau pekerjaan dengan tekun jika pekerjaan itu kurang bermakna baginya, dan tidak bersangkutan dengan hidupnya yang lebih tinggi, langsung ataupun tidak langsung.

Agar suatu profesi dapat menghasilkan mutu produk yang baik ia harus didasari dengan etos kerja yang mantap pula. Ata tiga ciri dasar yang selalu dapat dilihat pada setiap profesional yang baik mengenai etos kerjanya yaitu: a) Keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan b) Menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan c) Keinginan untuk memberikan layanan kepada masyarakat melalui karya profesionalnya. 6 Selanjutnya yang menjadi faktor penghambat adalah dari segi peserta didik, yaitu peserta didik kurang fokus di dalam pembelajaran di karenakan kurangnya semangat belajar yang ada di dalam diri masing-masing siswa, walaupun masih banyak siswa yang selalu siap dan fokus terhadap pelajaran PAI yang sedang di ajarkan, kebanyakan dari mereka kurang faham akan pentingnya pelajaran PAI bagi kehidupan sehari-hari. Muhibbin menyebutkan sejumlah prototipe guru disekolah antara lain: a) Guru yang malas Guru yang malas kebanyakan bersumber pada gaji yang tidak cukup, kemudian ia mencari pekerjaan tambahan diluar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tiap bulannya. Akibatnya etos kerjanya disekolah menjadi guru agama menurun. b) Guru yang pudar Guru yang jarang tersenyum, kurang humor, kurang ramah, sukar bergaul dengan orang lain. c) Guru tua Guru tua adalah guru yang terlalu lama dinas, sehingga sukar diubah. Biasanya mereka kurang percaya diri dan merasa tersaingi dengan tampilnya guru muda. Oleh karena itu, ia menunjukkan harga diri seolah-olah tinggi padahal ia tidak lagi ingin mengembangnkan dirinya agar terus bertumbuh dallam jabatannya. 6 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 123

d) Guru yang kurang demokratis Guru yang jurang demokratis adalah orang yang terlalu lama bekerja biasanya terlalu memusatkan perhatian pada pemuasan dirinya sendiri. Rasa harga dirinya tinggi sehingga memperlakukan diri melebihi batas kebebasan orang lain, ia tidak bersifat demokratis. e) Guru yang suka menentang Yakni guru yang sangat kritis sehingga ia berfikir kritis dan selalu suka mengkritik orang lain. kecenderungan ini tidak selalu baik bila berhadapan baik dengan guru lain maupun dengan siswa karena bisa jadi menjatuhkan mental dan semangat belajar mereka untuk mengaktualisasi diri. 7 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal 117