Disampaikan dalam International Business Integrity Conference 2017 Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas Disampaikan Oleh: Firlie Ganinduto Ketua Komite Tetap Hubungan Kelembagaan dan Regulasi KADIN INDONESIA Jakarta, 12 Desember 2017
Akar Masalah Korupsi Sektor usaha Migas Lemahnya Kepastian Regulasi dalam pengelolaan usaha Migas Pengawasan yang tidak memadai dalam pengelolaan usaha Migas Birokrasi yang panjang & rumit dalam Memulai usaha Migas Penyalahgunaan kekuasaan dalam mendapatkan pengelolaan usaha Migas Ketiadaan alat untuk mencegah korupsi di Sektor usaha Migas 2
Sumber Korupsi di Sektor Migas khususnya Tata Niaga Migas 1. Brokers pemburu rente dalam impor minyak mentah (368.7 ribu barrel per hari) dan BBM (premium, solar, dan minyak tanah) sebanyak equivalen 210 ribu barrel per hari. 2. Impor minyak mentah dari luar negeri untuk diproses di dalam negeri sangat besar (368 ribu barrel per hari). Harus dilakukan pengurangan impor minyak mentah dengan melakukan pembelian/swap dengan kontraktor production sharing. 3. Sering terjadi peningkatan komponen biaya dalam pelaksanaan production sharing. Perlu dilakukan audit independen terhadap pelaksanaan kontrak production sharing, terutama komponen biaya. 4. Pelaksanaan penjualan minyak mentah dan gas bumi yang masih belum transparan. 5. Ineffiensi dan rendahnya penggunaan kapasitas dari refinery nasional. 6. Pengisian solar dan migas bersubsidi didalam negeri oleh kapalkapal berbenderainternasional.
Kendala Pencegahan Korupsi di sektor usaha Migas 1. Reformasi tata niaga di sektor usaha migas sulit dilakukan karena terkait dengan kepentingan bisnis dan kroni pejabat tinggi pemerintah 2. Keinginan untuk menjadikan Pertamina sebagai alat pemerintah dalam pengelolaan BBM terhalang oleh UU Migas No. 22 Tahun 2001 yang membatasi kewenangan Pertamina sebagai pemain utama (single player) di sektor ini, sekaligus kewajiban memberikan hak/kewenangan kepada perusahaan minyak lain, baik domestik maupun asing. 3. Menghentikan pola kontrak bagi hasil dengan perusahaan asing dan atau efisiensi biaya, disamping terhalang oleh UU Migas No 22 Tahun 2001, juga oleh kepentingan bisnis dan kroni pejabat 4. Pemberantasan Korupsi di sektor usaha Migas memiliki tantangan yang cukup berat karena seluruh pihak yang harusnya memberantas korupsi (polisi, jaksa, hakim) masih ada oknum lembaga tersebut yang terlobat korupsi (belum Menjadi teladan) 5. Mengembalikan pengelolaan BBM oleh negara terhalang oleh arus besar ide liberalisasi ekonomi, "USAID has been the primary bilateral donor working on energy sector reform.
Solusi: Good Governance Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas pengelolaan usaha Migas. (Versi Bank Dunia) 5
Peran Pemerintah Komitmen menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil dalam mendukung usaha Migas Kepastian Regulasi Membuat kebijakan yang efektif, berkeadilan dan transparans dam pengelolaan usaha Migas Menyediakan public service yang efektif dan accountable di sektor usdaha Migas Melindungi lingkungan hidup dan Sumber daya Alam (minyak dan gas) 6
Peran Pelaku Usaha Menjalankan sektor usaha Migas secara sehat Menciptakan lapangan kerja Menyediakan insentif bagi karyawan Meningkatkan standar hidup masyarakat Memelihara lingkungan hidup Mentaati peraturan Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM disekitar Wilayah kerja 7
Advokasi Nasional Sektor Migas Reformasi kebijakan ekonomi yang lebih menguntungkan pelaku usaha Migas Meningkatkan pendapatan dan standar hidup masyarakat di sekitar Wilayah Kerja usaha Migas melalui penciptaan lapangan kerja yang luas Memberikan keadilan, kepastian dan kewenangan yang optimal dalam pengelolaan usaha Minyak dan gas. Pengembalian kepercayaan terhadap perekonomian dengan jaminan kepastian berusaha dan investasi di sektor usaha Migas Menjamin hak-hak ekonomi masyarakat adat sekitar wilayah kerja Migas dengan menentukan wilayah hak ulayat secara partisipatif. Menyelamatkan anggaran negara dalam pengadaan barang dan jasa proyek pemerintah dengan memaksimalkan pembelian Produk dalam Negeri (TKDN) Mendorong diterapkannya Corporate Governance di Sektor Migas, 8
Agenda Hukum Percepat Proses Revisi UU Migas sebagai dasar Kepastian Regulasi penglolaan usaha Migas di Indonesia Merevisi berbagai produk hukum yang merugikan Pelaku usaha di sektor Migas Mendorong perubahan dalam institusi penegak hukum dan proses penegakan hukum di Indonesia, hingga proses pemberantasan dan pencegahan korupsi di sektor usaha migas memiliki landasan yang semakin kuat. Proses hukum harus dilakukan secara terbuka, serta pengadilan juga harus mengumumkan dasar pertimbangan dijatuhkannya suatu keputusan untuk menghindari penyalahgunaan jabatan. Penuntasan kasus-kasus hukum (korupsi) di sektor usaha migas yang selama ini berhenti di tengah jalan akibat intervensi politik dan KKN Adanya perlindungan terhadap saksi dalam suatu kasus hukum, yang dijamin dalam sebuah undang-undang 9
Terima kasih 10