Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tingginya tingkat inflasi, naiknya harga barang-barang, melemahnya nilai tukar

KEPASTIAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM MEMBANGUN KENYAMANAN BERUSAHA DAN MENINGKATKAN INVESTASI DI INDONESIA DALAM ERA PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No. 32 Tahun

PERMASALAHAN KORUPSI DI DAERAH PANDEGLANG DAN STRATEGI PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corpotrate Governance dapat

REKOMENDASI KEBIJAKAN Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Jakarta, 13 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan fungsinya. Menurut World Bank, Good Governance adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah saat ini sedang mengupayakan peningkatan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

Rezim Neolib Bergaya Merakyat Wednesday, 26 November :40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan

BAB 1 LATARBELAKANG. adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya negara dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

B A B I P E N D A H U L U A N

Executive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

Oleh : Erick E Abednego 11/315703/EK/18501

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

BAB V PENUTUP. Dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dari analisis berbagai data dan fakta yang

PERSAINGAN USAHA dan JASA KONSTRUKSI

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

Implementasi Manajemen Risiko dalam kerangka SPIP. Tri Wibowo, Msi, CA, CPMA

Tri Atmojo Sejati. Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara Deputi Bidang Kajian Kebijakan Lembaga Administrasi Negara

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar,

Teguh Kurniawan

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

9 BAB I 10 PENDAHULUAN. minyak, yang dimiliki oleh berbagai perusahaan minyak baik itu milik pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang serius. Orientasi pembangunan lebih banyak diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEWUJUDKAN GOVERNANCE DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Daerah dalam mewujudkan kepemerintahaan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

2 Perusahaan Publik. Atas pemenuhan pelaksanaan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab tersebut melahirkan hak bagi anggota Direksi atau anggota Dewan K

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Minyak Bumi dan Gas Alam mengandung asas-asas dari prinsip-prinsip

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

Kebijakan Kriminal, Penyalahgunaan BBM Bersubsidi 36

GOOD GOVERNANCE GUNA MENCEGAH TSUNAMI SOSIAL. Oleh: Sofian Effendi Universitas Gadjah Mada

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

Transkripsi:

Disampaikan dalam International Business Integrity Conference 2017 Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas Disampaikan Oleh: Firlie Ganinduto Ketua Komite Tetap Hubungan Kelembagaan dan Regulasi KADIN INDONESIA Jakarta, 12 Desember 2017

Akar Masalah Korupsi Sektor usaha Migas Lemahnya Kepastian Regulasi dalam pengelolaan usaha Migas Pengawasan yang tidak memadai dalam pengelolaan usaha Migas Birokrasi yang panjang & rumit dalam Memulai usaha Migas Penyalahgunaan kekuasaan dalam mendapatkan pengelolaan usaha Migas Ketiadaan alat untuk mencegah korupsi di Sektor usaha Migas 2

Sumber Korupsi di Sektor Migas khususnya Tata Niaga Migas 1. Brokers pemburu rente dalam impor minyak mentah (368.7 ribu barrel per hari) dan BBM (premium, solar, dan minyak tanah) sebanyak equivalen 210 ribu barrel per hari. 2. Impor minyak mentah dari luar negeri untuk diproses di dalam negeri sangat besar (368 ribu barrel per hari). Harus dilakukan pengurangan impor minyak mentah dengan melakukan pembelian/swap dengan kontraktor production sharing. 3. Sering terjadi peningkatan komponen biaya dalam pelaksanaan production sharing. Perlu dilakukan audit independen terhadap pelaksanaan kontrak production sharing, terutama komponen biaya. 4. Pelaksanaan penjualan minyak mentah dan gas bumi yang masih belum transparan. 5. Ineffiensi dan rendahnya penggunaan kapasitas dari refinery nasional. 6. Pengisian solar dan migas bersubsidi didalam negeri oleh kapalkapal berbenderainternasional.

Kendala Pencegahan Korupsi di sektor usaha Migas 1. Reformasi tata niaga di sektor usaha migas sulit dilakukan karena terkait dengan kepentingan bisnis dan kroni pejabat tinggi pemerintah 2. Keinginan untuk menjadikan Pertamina sebagai alat pemerintah dalam pengelolaan BBM terhalang oleh UU Migas No. 22 Tahun 2001 yang membatasi kewenangan Pertamina sebagai pemain utama (single player) di sektor ini, sekaligus kewajiban memberikan hak/kewenangan kepada perusahaan minyak lain, baik domestik maupun asing. 3. Menghentikan pola kontrak bagi hasil dengan perusahaan asing dan atau efisiensi biaya, disamping terhalang oleh UU Migas No 22 Tahun 2001, juga oleh kepentingan bisnis dan kroni pejabat 4. Pemberantasan Korupsi di sektor usaha Migas memiliki tantangan yang cukup berat karena seluruh pihak yang harusnya memberantas korupsi (polisi, jaksa, hakim) masih ada oknum lembaga tersebut yang terlobat korupsi (belum Menjadi teladan) 5. Mengembalikan pengelolaan BBM oleh negara terhalang oleh arus besar ide liberalisasi ekonomi, "USAID has been the primary bilateral donor working on energy sector reform.

Solusi: Good Governance Suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas pengelolaan usaha Migas. (Versi Bank Dunia) 5

Peran Pemerintah Komitmen menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil dalam mendukung usaha Migas Kepastian Regulasi Membuat kebijakan yang efektif, berkeadilan dan transparans dam pengelolaan usaha Migas Menyediakan public service yang efektif dan accountable di sektor usdaha Migas Melindungi lingkungan hidup dan Sumber daya Alam (minyak dan gas) 6

Peran Pelaku Usaha Menjalankan sektor usaha Migas secara sehat Menciptakan lapangan kerja Menyediakan insentif bagi karyawan Meningkatkan standar hidup masyarakat Memelihara lingkungan hidup Mentaati peraturan Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM disekitar Wilayah kerja 7

Advokasi Nasional Sektor Migas Reformasi kebijakan ekonomi yang lebih menguntungkan pelaku usaha Migas Meningkatkan pendapatan dan standar hidup masyarakat di sekitar Wilayah Kerja usaha Migas melalui penciptaan lapangan kerja yang luas Memberikan keadilan, kepastian dan kewenangan yang optimal dalam pengelolaan usaha Minyak dan gas. Pengembalian kepercayaan terhadap perekonomian dengan jaminan kepastian berusaha dan investasi di sektor usaha Migas Menjamin hak-hak ekonomi masyarakat adat sekitar wilayah kerja Migas dengan menentukan wilayah hak ulayat secara partisipatif. Menyelamatkan anggaran negara dalam pengadaan barang dan jasa proyek pemerintah dengan memaksimalkan pembelian Produk dalam Negeri (TKDN) Mendorong diterapkannya Corporate Governance di Sektor Migas, 8

Agenda Hukum Percepat Proses Revisi UU Migas sebagai dasar Kepastian Regulasi penglolaan usaha Migas di Indonesia Merevisi berbagai produk hukum yang merugikan Pelaku usaha di sektor Migas Mendorong perubahan dalam institusi penegak hukum dan proses penegakan hukum di Indonesia, hingga proses pemberantasan dan pencegahan korupsi di sektor usaha migas memiliki landasan yang semakin kuat. Proses hukum harus dilakukan secara terbuka, serta pengadilan juga harus mengumumkan dasar pertimbangan dijatuhkannya suatu keputusan untuk menghindari penyalahgunaan jabatan. Penuntasan kasus-kasus hukum (korupsi) di sektor usaha migas yang selama ini berhenti di tengah jalan akibat intervensi politik dan KKN Adanya perlindungan terhadap saksi dalam suatu kasus hukum, yang dijamin dalam sebuah undang-undang 9

Terima kasih 10