PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu produksi dan konsumsi para penduduk indonesia untuk dijadikan bahan pembuat minuman, bahkan banyak dari sekian perusahaan-perusahaan di tanah air ini yang produksi utamanya adalah membuat minuman berkemas atau berlabel dan berbahan utama teh. Hampir seluruh orang di dunia ini pernah merasakan minuman yang berasal dari teh. Ini membuktikan bahwa teh merupakan komoditas tanaman yang begitu mendunia. Untuk Indonesia sendiri teh merupakan mata pencaharian dari petani teh di berbagai daerah, pada umumnya teh yang mereka produksi untuk dijual ke pengepul-pengepul yang berada di sekitar tempat tinggal mereka yang kemudian dari pengepul-pengepul tersebut disetorkan ke perusahaan-perusahaan pembuat teh dalam negeri. Komoditi teh memiliki nilai ekspor yang tinggi. Ini dikarenakan dari permintaan ekspor pasar global, kita hanya dapat memenuhi 60 % dari permintaan. Dari hasil survei tersebut kita seharusnya lebih memperhatikan tanaman teh, selain sebagai sumber mata pencaharian penduduk, teh juga memiliki prosentase besar sebagai pemasukan devisa negara dari hasil ekspor ke berbagai negara di dunia. Sebagian besar ekspor produksi teh dalam negeri dikirimkan ke Benua Eropa. Kurang lazim bila berbicara soal tanaman teh lepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi saat memproduksinya. Permasalahan dalam proses budidaya tersebut mengakibatkan rendahnya produktivitas teh nasional yang bermutu dan berkualitas. Faktor penyebabnya adalah penggunaan bahan tanaman yang kurang baik dan teknologi budidaya yang kurang optimal. Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas teh Indonesia adalah melalui penggunaan bahan tanaman unggul, aplikasi teknologi budidaya secara baik dan sistem pengolahan yang baik. B. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara persiapan bahan tanam yang baik untuk budidaya teh. 2. Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca untuk mengetahui cara mempersiapkan bahan tanam teh.
II. PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH Tanaman teh dapat diperbanyak dengan 2 cara yaitu secara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan menggunakan biji sedangkan dengan cara vegetatif dapat dilakaukan dengan cara stek. Perbanyakan tanaman teh lebih sering dilakukan secara vegetatif yaitu menggunkan stek. Hal ini dikarenakan perbanyakan vegetatif lebih mudah dan lebih praktis untuk dilakukan. Keunggulan tanaman yang diperbanyak secara vegetatif ini adalah tanaman anakan yang identik dengan induknya dan pertanamannya atau pertumbuhan tajuknya tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan dalam proses pemetikan daun. Persiapan bahan tanam teh secara generatif maupun vegetatif diuraikan sebagai berikut ini : A. Perbanyakan Generatif (Biji) 1. Pemilihan Biji Pertama-tama pilihlah pohon induk teh yang berkualitas, pohon itu bukan untuk diproduksi daun tehnya namun untuk diambil bijinya yang dijadikan sebagai benih pilihan bermutu baik. Biji teh yang dipetik seterusnya dilakukan proses penyeleksian untuk mendapatkan biji teh yang benar-benar masak fisiologis dan memenuhi syarat benih bermutu baik. Beberapa ciri biji teh yang baik sebagai berikut: warna kulit biji hitam dan mengkilat, biji penuh terisi berwarna putih, bentuk dan ukuran harus sesuai dengan jenis klonnya (Hossain et al 2013). Cara lain untuk mengetahui bahwa biji tersebut baik adalah dengan cara merendam biji teh ke dalam air, bila biji itu baik maka akan tenggelam. 2. Penyimpanan Biji Penyimpan biji dilakukan dengan memberi fungisida dan dicampur merata dengan bubuk arang, kemudian dimasukkan ke dalam kaleng. Kaleng yang digunakan harus bersih dan kering, setelah itu dalamnya dilapisi kertas koran. Kaleng k e m u d i a n ditutup dengan penutup yang rapat. Kaleng disimpan di tempat yang teduh tidak terkena sinar matahari, tetapi tidak lembab. Alas kaleng diberi ganjal kayu dan disusun tidak bertumpuk. Daya tahan biji teh yang disimpan dengan cara ini dapat mencapai empat bulan (Syakir et al 2010). 3. Pembibitan/Persemaian Biji Pesemaian biji dapat dilakukan langsung di tanah atau dengan polibag. Prinsip kedua cara di atas harus melalui : pemilihan lokasi lahan subur, topografi rata atau landai (terkena sinar matahari), dekat sumber air, rendah pemeliharaannya, dekat jalan, pengawasan serta transportasi bibit mudah. Pengecambahan biji dilakukan pada bak ukuran lebar 100 cm, panjang 400 cm, tinggi atap bagian depan 150 cm, dan bagian belakang 75 cm. Bagian belakang, sisi kiri dan kanan ditutup rapat dengan dinding
bambu. Biji ini yang sudah berkecambah segera ditanam di bedengan atau polibag. 4. Pemeliharaan Tempat pesemaian perlu diperhatikan agar biji yang disemaikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Biji yang tidak tumbuh dalam waktu satu bulan segera disulam dengan biji baru. Penyiangan dilakukan setiap satu setengah bulan secara manual tergantung dari gulma yang tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terlihat adanya serangan hama dan penyakit. Bibit di persemaian diberi pemupukan empat kali dalam satu tahun untuk mempercepat pertumbuhan. Pemberian air harus dilakukan terutama pada musim kemarau (Syakir et al 2010). 5. Pindah tanam (Transplanting) Setelah bibit berumur 2 tahun di persemaian dan telah memenuhi syarat, maka bibit siap ditransplanting ke kebun. Batang dipotong setinggi 15 20 cm di atas tanah dua minggu sebelum dibongkar. Bibit dibongkar sedalam 60 cm dengan cangkul. Kemudian bibit dicabut dengan tangan agar akar rambut tidak rusak. Bibit yang telah dibongkar dari bedengan pada hari yang sama harus sudah ditanam di kebun. B. Perbanyakan Vegetatif 1. Pengambilan Stek Cara pengambilan stek adalah sebagai berikut: ranting stek diambil 4 bulan setelah dipangkas, ranting stek dipotong setinggi 15 cm dari bidang pangkasan pada perbatasan warna coklat dan hijau. Stek diambil dari ranting stek sepanjang 1 ruas dan mempunyai 1 helai daun. Stek yang dipakai adalah bagian tengah ranting stek berwarna hijau tua. Pemotongan stek dilakukan dengan pisau tajam, dimana setiap potongan diambil ruas dengan satu lembar daun 0,5 cm di atas dan 4-5 cm di bawah ketiak daun dengan kemiringan 45 0. Stek yang dikumpulkan ditampung dalam ember berair maksimal 30 menit. Stek segera ditanam di pembibitan, apabila tempatnya jauh perlu dikemas dalam kantong plastik. Sebelum ditanam dan dikemas dikantong plastik dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan hormon tumbuh selama dua menit. 2. Persemaian Sebelum ditanam di bedengan, sebaiknya stek ditanam terlebih dahulu dipendederan. Bagian yang ditanam adalah 0,25 bagian dari internodial atau ¾ dari batang sebelum daun dan jangan memadatkan tnah. Setelah itu lalu disiram dan penyiraman dilakukan 2x sehari. 3. Pembuatan Bedengan
Ukuran bedengan lebar 1 meter dan panjang tergantung keadaan tetapi maksimal 15 meter. Antar bedeng satu dengan yang lain diberi jarak 60 cm. Antar bedengan juga dibuat parit untuk saluran air sedalam 10 cm. Polibag disusun dengan rapi berbaris tegak kemudian ditutup plastik agar tidak kena air hujan. Media tanah untuk polibag perlu dicampur dengan pupuk, fungisida, fumigan dan tawas. Di atas bedengan dibuat rangka sungkup dari bambu. Sesudah itu bedengan disungkup dengan lembaran plastik. 4. Penanaman Stek Sehari sebelum ditanam, polibag yang telah diatur dalam bedengan disiram dengan air sampai dengan cukup basah. Tangkai stek dicelupkan pada larutan fungisida dan hormon tumbuh selama 1 2 menit. Stek ditanam dengan menancapkan tangkainya ke dalam tanah di polibag dengan daun menghadap kearah tangan. Arah daun harus condong ke atas tidak saling menutupi. Setelah stek ditanam disiram air bersih jangan sampai tangkai stek goyah. Penyiraman pertama 3-4 minggu, seterusnya diatur sesuai kebutuhan. Bedengan ditutup dengan sungkup plastik. Pembukaan sungkup dilakukan setelah stek berakar dan pertumbuhan tunas sudah merata ± 15 cm (Fatma dan Fikri 2004). 5. Seleksi Bibit Pelaksanaan seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan setelah bibit tumbuh. Bibit yang tumbuh sehat dipisahkan dari yang kecil. Bibit yang baik dipindahkan keluar agar beradaptasi di bawah sinar matahari. Kriteria bibit siap tanam sebagai dasar penentuan mutu bibit adalah sebagai berikut: umur bibit minimal 8 bulan, tinggi minimal 30 cm dengan jumlah daun 5 helai, t umbuh sehat, mekar dan berdaun normal. Perakaran baik, terdapat akar tunggang semu dan tidak ada pembengkakan kalus. Beradaptasi minimal 1 bulan terhadap sinar matahari (Hamdi et al 2014). A. Kesimpulan III. PENUTUP
Berdasarkan uraian tentang Persiapan Bahan Tanam Teh, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Perbanyakan tanaman teh dapat dilakukan secara generatif maupun secara vegetatif 2. Perbanyakan generatif tanaman teh dilakukan dengan menggunakan biji yang masak fisiologis. 3. Biji yang baik adalah warna kulit biji hitam dan mengkilat, biji penuh terisi berwarna putih, bentuk dan ukuran harus sesuai dengan jenis klonnya 4. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara stek 5. Perbanyakan vegetatif meliputi pengambilan stek, persemaian, pembuatan bedengan, penanaman stek dan seleksi bibit. B. Saran Bahan tanam sangat menentukan hasil budidaya, sehingga perlu diperhatikan cara pemilihan serta dipersiapkan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Syakir M, Dedi SE, Yusron M, Wiratno 2010. Budidaya dan Pasca Panen Teh. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Hossain MM, Rawshan AK, Yasmeen, Shahrin M, Tasmuna TT 2013. In Vitro Studies on Antibacterial and Thrombolytic Activities of Black Tea or Camellia sinensis. Int. J. Inv. Pharm. Sci. 1(4): 292-299. Fatma K And Fikri B 2004. Adventitious Root Formation In Leaf-Bud Cuttings of Tea (Camellia Sinensis L.). Pak. J. Bot. 36 (4): 763-768. Hamdi Z, Ayhan H, Elif Z 2014. The Effect of Different Treatments on Semi- Hardwood Cutting Propagated Tea (Camelia sinensis L.) Clone. Int. J. Sci. Res. Publ. 4 (6): 77-83.