UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Anak Usia Dini.

PENGEMBANGANKEMAMPUAN MENGENAL BENTUK-BENTUK GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KANTONG ANGKA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGPAUD OLEH :

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK B TK 03 SEPANJANG TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN AFEKSI SOSIAL EMOSIONAL MELALUI STRATEGI SALING TUKAR ALAT MAINAN PADA ANAK KELOMPOK A. TK AISYIYAH DEMANGAN SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

PEMANFAATAN MEDIA BIJI-BIJIAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIDANG PENGEMBANGAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGPAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

MENGURUTKAN ANGKA 1-20 DENGAN METODE BERMAIN MENCARI NOMOR KURSI PADA ANAK KELOMPOK B DI PAUD SEKAR PAGUNG KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA BENDA-BENDA ALAM PADA ANAK KELOMPOK B PAUD ZAMZAM JAJAR WATES KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

Fitri Ayu Fatmawati Universitas Muhammadiyah Gresik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH BERUK 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

NURKHAYATI A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

Siti Zulaikhah Nurhenti Dorlina Simatupang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN PERMAINAN CETAK ANGKA PLAY DOUGH PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP LAMBANG BILANGAN 1-5 MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF BALOK SUSUN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI PURO I KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI Oleh Mahdalena 1) dan Darajat Rangkuti 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP UMN Al Washliyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini kelompok A melalui bermain balok di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21 Medan Denai. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan melaksanakan 2 siklus, subjek yamg terlibat adalah 13 siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21 Medan Denai pada kelompok A yang terdiri dari 6 putri dan 7 putra tahun ajaran 2014/2015 di semester dua. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode observasi dan dokumentasi. Penulis menyusun indikatorindikator penilaian yang akan menjadi acuan dalam proses pengambilan data. Hasil penelitian perkembangan kognitif anak dalam upaya meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui bermain balok adalah : pada siklus I diketahui bahwa perkembangan kemampuan kognitif anak yaitu, 2 orang anak (15,4 %) tergolong sangat baik, 3 orang anak (23,0 %) tergolong baik, 6 orang anak (46.2 %) tergolong cukup baik dan 2 orang anak (15.4) masih tergolong kurang baik. Setelah dilakukannya tindakan siklus II, maka diketahui bahwa perkembangan kemampuan kognitif tergolong baik sekali bertambah menjadi 10 orang (77 %), sedangkan anak yang tergolong baik masih sama yaitu 3 orang (23 %), dan anak yang tergolong cukup baik dan kurang baik menjadi tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa melalui bermain balok dapat meningkatkan kognitif anak kelompok A TK TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21 Medan Denai. Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Bermain Balok Pendahuluan Taman kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Lembaga ini sangat strategis dan penting dalam menyediakan pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Anak usia dini merupakan golden age (usia emas) didalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan secara optimal. Pendapat Bloom menyatakan bahwa 80 % perkembangan mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia ini. (Direktorat Pembinaan TK Dan SD, 2007) Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang ia lihat, dengar, rasa, raba ataupun dicium melalui panca indra yang dimilikinya. Ditaman kanak-kanak, pengembangan kognitif dikenal juga dengan istilah 1

pengembangan daya pikir. Pada aspek pengembangan kognitif, kompetensi dan hasil belajar yang diharapkan pada anak mampu berpikir logis, dapat memberi alasan, mampu memecahkan masalah dan menemukan sebab akibat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Idealnya tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun berlandaskan pada acuan Standar Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2009 tentang aspek kognitif Pendidikan Anak Usia Dini seharusnya anak sudah mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: lebih dari, kurang dari, paling/ter, mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk dan ukuran, dapat mengklasifikasikan benda yang lebih banyak kedalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi, dapat mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya. Berdasarkan hasil observasi awal di TK ABA 21 Medan Denai, peneliti melihat bahwa masih banyak anak yang belum berkembang kemampuan kognitifnya, akan tetapi hanya beberapa anak yang dapat mengikuti pembelajaran kognitif dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada prilaku anak yang belum menunjukkan perkembangan kognitif mereka berkembang dengan baik, misalnya: ada 5 dari 13 anak yang sudah mengenal berbagai macam bentuk geometri, seperti lingkaran, segitiga dan persegi, mengenal warna dasar, merah, kuning dan biru, anak belum mengenal perbedaan ukuran yang besar dan ukuran yang kecil, dapat memahami atau membedakan konsep makna berlawanan seperti berat atau ringan dan hal ini belum sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak dengan keadaan yang ada di kelas. Berdasarkan hal di atas berkaitan dengan kognitif anak, perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat dikembangkan melalui beberapa bentuk permainan. Karena pada dasarnya bermain merupakan kegiatan yang melekat pada dunia anak. Bermain merupakan dunia anak dan cara mereka mempelajari dunia yang merupakan hak setiap anak tanpa batas usia karena bermain mempunyai banyak manfaat dan nilai positif. Melalui bermain seorang guru dapat mengajarkan berbagai hal kepada anak usia dini (4-6 tahun) misalnya mengenalkan bentuk, ukuran dan warna. Akan tetapi masih banyak guru yang jarang sekali menggunakan permainan dalam mengajarkan pembelajarannya, mereka hanya menggunakan lembar kerja dan majalah yang telah tersedia saja. Hal ini membuat anak kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang melibatkan aspek kognitif. Salah satu bentuk permainan yang dapat dilakukan adalah dengan cara bermain balok. Bermain balok dapat memberikan kebebasan kepada anak dalam membentuk dan menyusun sebuah bangunan yang diinginkannya, serta dapat mengenal bentuk geometri (lingkaran, segitiga dan segiempat atau persegi), dapat mengenalkan warna, menyusun balok dari besar-kecil dan sebaliknya, membilang balok dan mengenalkan konsep berat dan ringan. Dalam hal ini balok yang digunakan mempunyai berbagai bentuk, ukuran dan warna. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah perkembangan kognitif anak dapat ditingkatkan melalui bermain balok di TK Aisyiah Bustanul Athfal 21 Medan Denai? 2

Kajian Teori Perkembangan Kognitif Kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir. Menurut Bruner dalam khadijah (2012:115) menyatakan bahwa Perkembangan kemampuan berpikir yang berlamgsung secara bertahap demi setahap, dimana kemampuan berpikir tersebut memerlukan interaksi anak dengan lingkungannya. Menurut Thurstone dalam Yuliani (2009:7), kognitif merupakan penjelmaan dari kemampuan premier, yaitu kemampuan berbahasa, mengigat, nalar atau berpikir logis, pemahaman ruang, bilangan, menggunakan kata-kata, dan mengamati dengan cepat dan cermat. Williams dalam Susanto (2011:56), berpendapat bahwa kognitif adalah bagaimana cara individu bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan kognitif anak yang dimaksud dari penulis adalah kesanggupan berpikir yang ada pada diri anak yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu anak berpikir yang menyangkut tentang persepsi, pemahaman, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan anak memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan yang memiliki tahapan-tahapan sesuai dengan tingkat usia. Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya. Perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun termasuk kedalam perkembangan berpikir praoperasional kongkrit. Pada tahap ini anak usia dini dapat menggunakan simbol dan pikiran internal dalam memecahkan masalah, pikiran anak-anak pada tahap ini masih terkait dengan objek kongkrit (nyata). Menurut Suyadi (2010:95), tahapan perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut : 1. Mampu membedakan bentuk dan ukuran (besar-kecil, panjang-pendek, sedikit-banyak dan lain-lain) 2. Mampu mengurutkan angka satu sampai dengan sepuluh. 3. Mampu membedakan warna lebih banyak (merah-hijau, hitam-putih, biru-ungu, dan lainlain) 4. Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai cara kerja sesuatu. 5. Suka membongkar mainannya sendiri sekedar melihat apa yang ada didalamnyadan kemudian dirangkai lagi. 6. Suka mengurut-urutkan (membuat urutan) sesuatu, dari yang paling kecil, agak besar, hingga yang paling besar atau sebaliknya. Menurut Gessel dan Amatruda dalam Yuliani (2009:2.8), bahwa anak pada usia 4-5 tahun yaitu masa belajar matematika. Dalam tahap ini anak sudah mulai belajar matematika sederhana, misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan bilangan, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda. Selanjutnya Yuliani (2009:2.9), mengemukakan karakteristik perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun, yaitu : 1) Mampu mengelompokkan benda yang memilki persamaan bentuk 3

2) Mampu menyebutkan benda berdasarkan warna. 3) Mampu mengurutkan benda dengan ukuran dan warna. 4) Memahami konsep makna berlawanan : kosong/penuh atau ringan/berat. 5) Mampu membilang benda 1-20. Bermain Balok Pedagogik Vol 11 No. 1, Mei 2016 Suyadi (2010:284) berpendapat bahwa bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dengan ditandai gelak tawa oleh anak yang melakukannya. Oleh karena itu, suasana hati didalam diri anak yang sedang melakukan aktivitas menjadi penentu apakah anak tersebut sedang bermain atau tidak. Menurut Yamin (2010:285) bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain seperti misalnya kemampuan kreatifitas, kemampuan kognitif, belajar bahasa, perkembangan sosial, disiplin dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan salah satu sarana yang bisa dijadikan sebagai jalan untuk melakukan transformasi ilmu kepada anak untuk meningkatkan perkembangan anak khususnya perkembangan kognitif anak yang aktivitasnya dilakukan dengan suka rela dengan penuh kesenangan tanpa adanya paksaan. Fungsi bermain bagi perkembangan anak, khususnya perkembangan kogitif ialah memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari pengindraan itu anak memperoleh informasi dan pengalaman yang akan menjadi dasar untuk berpikir abstrak. Jadi, bermain menjembatani anak dari berpikir kongkrit keberpikir abstrak. Hoor dalam Suyanto (2005:120) menyatakan bahwa bermain memilki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, imajinatif dan kreatif. Bermain balok merupakan permainan konstruktif, karena anak membangun sesuatu secara aktif menggunakan bahan atau material yang sudah tersedia dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Miller Dan Boyd Dalam Masnipal (2013:289), berpendapat bahwa kegiatan konstruksional merupakan istilah yang merujuk kepada proses membangun (building), membentuk (forming), dan modifikasi kreatif bangunan struktur yang sudah ada (fashioning) benda tiga dimensi atau rangkaian benda-benda. Menurut Hurlock (1999), bermain konstruktif adalah bermain dimana anak-anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu. Menurut khadijah (2013:120) berpendapat bahwa konstruktivisme dikembangkan berdasarkan pandangan bahwa anak dapat membangun pemahaman dan pengalamannya sendiri. Beberapa ahli berpendapat dalam masnipal (2013:294), bahwa bermain balok memberikan banyak manfaat yang luas bagi perkembangan anak, baik fisik dan koordinasi otot, emosi, sosial, ekspresi kreatif dan perkembangan indra, dan belajar konsep bentuk, ukuran, nilai jumlah. Balok dapat membantu anak mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Anak dapat belajar ciriciri benda tersebut, misalnya balok dapat digunakan untuk membentuk berbagai macam bentuk bangun, belajar klasifikasi dan mengembangkan imajinasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa balok adalah salah satu permainan konstruktif yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan khususnya perkembangan kognitif, 4

dan dalam permainan balok ini anak menggunakan bahan atau material yang sudah tersedia dengan pengetahuan dan pengalamannnya sendiri. Menurut Nurjatmika (2012:29) manfaat dari bermain balok adalah: 1) Meningkatkan konsep dasar matematika. Dalam bermain susun balok, bisa ditemukan beragam konsep, seperti warna, bentuk,ukuran dan keseimbangan. 2) Meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus anak. 3) Melatih kesabaran. 4) Mengembangkan keterampilan bahasa anak, karena ia memberikan label pada benda yang dilihatnya serupa. 5) Meransang kreatifitas anak. 6) Secara sosial, anak bisa belajar berbagi. 7) Mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Ketika anak bermain susun balok dan bisa membuat bangunan, tentu ia meras puas dan gembira. Pencapaian ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas serta meningkatkan perkembangan kognitif anak kelompok A melalui bermain balok. Gambaran desain penelitian seperti bagan dibawah ini: (Arikunto, 2008:97) Gambar. 1. Model Kemmis Dan Mc. Taggart (Arikunto, 2008 : 97) Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan yaitu siklus I dan siklus II, dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21 Medan Denai yang terdiri dari 13 anak yaitu 6 putri dan 7 putra. Objek penelitian ini adalah bermain balok untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini. 5

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kisi-kisi pedoman observasi perkembangan kognitif anak. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil Penelitian Hasil Penelitian Siklus I Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Kognitif Anak Selama Siklus I No. Skor Jumlah Anak Persen Keterangan 1. 16 20 2 15,4 % Sangat baik 2. 11 15 3 23,0 % Baik 3. 6 10 6 46,1 % Cukup baik 4. 1 5 2 15,4 % Kurang Jumlah 13 100 % Berdasarkan hasil pengamatan siklus I di atas selama lima kali pertemuan, peneliti melihat bahwa kemampuan kognitif anak dalam bermain balok masih tergolong kurang baik. Lebih jelasnya kemampuan kognitif anak dalam bermain balok hingga pertemuan kelima pada siklus I dapat digambarkan pada diagram batang dibawah ini : 50 40 30 20 10 0 Siklus 1 kurang baikcukup baik baik sangat baik Gambar. 2. Presentase Kemampuan Kognitif Pada Siklus I Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dapat dilihat bahwa bermain balok belum secara optimal dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengelompokkan, menyebutkan, mengurutkan, membilang dan membedakan benda berdasarkan ukuran, warna dan bentuknya. Dimana hingga pertemuan kelima siklus I kemampuan kognitif anak dalam bermain balok masih tergolong rendah dan belum mengalami peningkatan yang diharapakan. Anak masih merasa asing dengan benda tersebut, sehingga perlu banyak bimbingan dan arahan dalam mengerjakan tugas. Hasil Penelitian Siklus II Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut : 6

Tabel.2. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan Kognitif Anak Selama Siklus II No. Skor Jumlah Anak % Keterangan 1. 16-20 10 77 Sangat baik 2. 11-15 3 23 Baik 3. 6-10 - - Cukup baik 4. 1-5 - - Kurang Jumlah 13 100 Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II selama lima kali pertemuan, peneliti melihat bahwa perkembangan kognitif anak dalam bermain balok sudah meningkat. Anak yang tadinya hanya mampu mengenal warna, bentuk dan ukuran, sekarang sudah mampu mengelompokkan, menyebutkan, mengurutkan, membilang dan membedakan benda berdasarkan ukuran, warna dan bentuk dengan tepat dan benar. Lebih jelasnya peningkatan kemampuan kognitif anak dalam bermain balok pada siklus II dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini : 80 70 60 50 40 Siklus 2 30 20 10 0 kurang baik cukup baik baik sangat baik Gambar. 3. Presentase Kemampuan Kognitif Pada Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di atas pada siklus II terlihat bahwa kemampuan kognitif anak dalam bermain balok sudah meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari beberapa anak yang sudah memahami warna, bentuk dan ukuran pada balok, karena anak sudah dapat mengelompokkan, menyebutkan, mengurutkan, membilang dan membedakan benda berdasarkan bentuk, warna dan ukuran. Berikut adalah hasil keseluruhan pengamatan perkembangan kognitif anak dalam bermain balok pada siklus I dan II yaitu : 7

80 70 60 50 40 30 Siklus 1 Siklus 2 20 10 0 kurang baik cukup baik baik sangat baik Gambar. 4. Presentase Penilaian Kemampuan Kognitif Pada Siklus I dan II Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hingga siklus II, menunjukkan adanya peningkatan perkembangan kognitif anak dalam bermain balok. Adapun temuan yang diperoleh dalam bermain balok, antara lain : 1. Melalui bermain balok dapat menciptakan suasana belajar yang dapat menyenangkan bagi anak. 2. Melalui bermain balok dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak. Hal ini terlihat dari meningkatnya persentase indikator perkembangan kognitif anak seperti mengelompokkan, menyebutkan, mengurutkan, membilang dan membedakan benda berdasarkan ukuran, warna dan bentuknya. 3. Perkembangan kognitif anak dapat meningkat melalui bermain balok karena anak dalam bermain balok anak belajar untuk menyusun balok sesuai dengan imajinasinya. Sebagai contoh ketika guru mengenalkan balok pada anak, guru meminta anak menyebutkan warna, ukuran dan bentuk apa yang ada pada balok, sehingga anak paham tentang konsep warna, bentuk dan ukuran yang ada pada balok. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil observasi terhadap penelitian tindakan yang telah dilakukan selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan yang menyenangkan, menarik dan dilakukan secara langsung dilakukan oleh anak, memudahkan anak untuk memahami pembelajaran dan bermanfaat besar bagi perkembangan anak khususnya perkembangan kognitif anak kearah yang positif untuk masa depan anak di masa yang akan datang. 2. Bermain balok dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 21 Medan Denai. Berdasarkan simpulan tersebut disarankan kepada guru hendaknya menggunakan bermain 8

balok dalam kegiatan bermain agar perkembangan kognitif anak agar dapat berkembang secara maksimal, dan kepada pihak sekolah sebaiknya menyediakan alat permainan yang dibutuhkan dalam bermain balok yaitu balok dengan berbagai bentuk, ukuran, warna dan bentuk. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga Khadizah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Medan : Ciptapustaka Media Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta : PT. Pustaka Insan Madani. Yamin, Martinis dan Sanan Jamilah Sabri. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usi Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP). Yuliani, Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka 9