JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

dokumen-dokumen yang mirip
Presented by muhammad isaini rahmatullah

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

PERANAN OTONOMI DAERAH DALAM MENDUKUNG PRODUKSI PANGAN DI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.

Losses_kedelai LOSSES_kedelai_1. RAMP_LOSSES surplus. kebutuhan_kedelai. inisial_luas_tanam produski_kedelai Rekomendasi_pupuk

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

PROSPEK TANAMAN PANGAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

MODEL SIMULASI PENYEDIAAN KEBUTUHAN BERAS NASIONAL

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA PADI BERKELANJUTAN DI KALIMANTAN SELATAN MELALUI PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

Analisis Penghitungan Pencapaian Swasembada Pangan Pokok di Provinsi Maluku

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BERITA RESMI STATISTIK

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK PEMENUHAN LOGISTIK BERAS UNTUK MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS (STUDI KASUS: PROVINSI JAWA TIMUR)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN UBI JALAR DAN PELUANG PENGEMBANGANNYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PERCEPATAN DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI JAWA TENGAH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1

Katalog BPS

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dengan ketersediaan lahan sawah yang mencapai 8,1 juta ha, lahan tegal/kebun

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PENERAPAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PROGRAM PELATIHAN DITINJAU DARI KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN ABC

Nurina Setyaning Putri

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Presentasi Tugas Akhir - KS091336

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didasarkan pada nilai-nilai karakteristik lahan sangat diperlukan sebagai

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

PERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN BERAS KOTA BENGKULU. Sarina 1 dan Hermawati 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 1 Implementasi Sistem Dinamik Untuk Analisis Ketersediaan Pangan (UmbiUmbian) Sebagai Pengganti Konsumsi Beras Untuk Mencukupi Kebutuhan Pangan (Studi Kasus Jawa Timur) Muhammad Isaini Rahmatullah 1 dan Erma Suryani 1 Sistem Informasi, Fakultas Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 Email: erma@is.its.ac.id Abstrak Kebutuhan akan panganan pokok (beras) merupakan hal yang penting bagi kehidupan seharihari. bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan konsumsi panganan pokok beras semakin meningkat dan dapat menimbulkan krisis panganan pokok (beras) dikemudian hari. permasalahan ini, bisa berdampak langsung pada ketahanan pangan. Oleh karena itu sesuai inpres (instruksi presiden) program ketahanan pangan, pemerintah jawa timur melaksanakan kebijakan diversifikasi pangan selain beras (umbiumbian) sebagai langkah menurunkan tingkat tergantungan konsumsi beras dan menganekaragaman jenis pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Karena kebutuhan konsumsi beras telah terpenuhi dan kebutuhan konsumsi umbiumbian juga telah terpenuhi tetapi kebutuhan konsumsi umbiumbian penganti beras belum memenuhi. Dengan merancang model sistem dinamik untuk analisis pangan (umbiumbian) sebagai pengganti konsumsi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan. Hasilnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan pemerintah jawa timur harus melakukan kebijakan peran tanam sebesar 28,25 222,78 ha dan penggunaan bibit unggul sari yang dapat menghasilkan 335 kuintal/ha. Ubi sebesar 36 kuintal/ha. Kata Kunci Diversifikasi pangan umbiumbian, sistem dinamik. I. PENDAHULUAN A. Kondisi sistem ketahanan pangan Ketahanan pangan adalah upaya memenuhi pangan bagi rumah tangga (Undang Undang No 7 Tahun 1996 Tentang Pangan). Pembangunan tersebut diarahkan pada peningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan kemandirian pangan. Permasalahan dan tantangan muncul, seperti bertambahnya kebutuhan pangan oleh laju pertumbuhan penduduk. Diperkuat dari data populasi penduduk Indonesia pada 225 diperkirakan mencapai 273,1 juta. Apabila laju pertumbuhan penduduk setelah tahun 225 ratarata 1%, maka pada tahun 25 penduduk Indonesia akan mencapai lebih dari 34 juta jiwa. Konsekuensinya menimbulkan krisis pangan, untuk itu perlu meningkatkan produksi pangan agar memenuhi kebutuhan tersebut. Dan terjadi Peningkatan produksi beras yang signifikan pada 27 dan 28 berkaitan dengan subsidi yang dilakukan pemerintah. Subsidi ini tidak dimungkinkan untuk terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, sehingga perlu dilakukan upaya lainnya. Oleh karena itu, kebijakan diversifikasi pangan menjadi salah satu solusi untuk mencapai ketahanan pangan. dan merupakan suatu usaha untuk menurunkan tingkat konsumsi beras dengan jalan penganekaragaman pangan pokok. B. Pentingnya diversifikasi pangan, pada pangan (umbiumbian) penganti beras untuk mencukupi kebutuhan pangan Ketersediaan pangan merupakan salah satu indikator ketahanan pangan suatu wilayah Jawa Timur. Dengan kondisi beras di jawa timur sudah mencukupi kebutuhan konsumsi gr/kapita/hari, untuk tahun 21 beras mencapai 6,832,558 ton (BKP jawa timur). Dan untuk umbiumbian(,ubi ), sudah mencukupi kebutuhan konsumsi gr/perkapita/hari. Untuk tahun 21 umbiumbian(ubi, ) sebesar 3,639,78 ton (BKP jawa timur). Tetapi umbiumbian(, ) sebagai penganti konsumsi beras belum mencukupi. C. Pentingnya model sistem dinamik untuk analisis pangan (umbiumbian)penganti beras dalam mencukupi kebutuhan pangan Permasalahan dinamik dari kondisi pangan. Perlu perhatian khusus untuk menyelesaikannya, dengan pendekatan pemodelan sistem dinamik ini, diharapkan dapat membantu dalam pencapaian diversifikasi pangan selain beras (umbiumbian) sebagai langkah menurunkan tingkat tergantungan konsumsi beras dan menganekaragaman jenis pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan wilayah Jawa Timur. Dari rancangan model sistem dinamik untuk analisis pangan (umbiumbian) sebagai pengganti konsumsi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan dapat dilihat pada gambar 1.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 2 permintaan laju kelahiran permintaan ubi populasi laju kematian penduduk pemakaian bahan makanan permintaan ubi eskpor permintaan produksi produksi produksi ubi lahan panen ubi produksi ubi lahan panen laju penanaman II. METODE A. Pendekatan Sistem Dinamik lahan ubi laju penanaman lahan ubi Gambar 1 Diagram kausatik pada kebutuhan sistem pangan umbiumbian Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik diawali dan diakhiri dengan pemahaman sistem dan permasalahannya sehingga membentuk suatu lingkaran tertutup(sebabakibat) [5]. Dapat dilihat pada gambar 2. Sistem penyediaan pangan suatu wilayah terdiri dari sub sistem penyediaan dan subsistem permintaan. Masingmasing subsistem dapat diidentifikasi menjadi faktorfaktor dan berhubungan secara dinamis berdasarkan waktu dan kondisi. Faktorfaktor penting yang berpengaruh pada sistem penyediaan pangan adalah sistem produksi yang meliputi lahan. Lahan untuk produksi pangan ini terdiri atas lahan sawah dan lahan non sawah lainnya seperti tegal/kebun, perkebunan dll. Seiringnya perkembangan jaman terjadi alih fungsi lahan dari pertanian ke nonpertanian seperti untuk kegiatan industri, perumahan, jalan dll. [1]. Faktor lain karena iklim, (bibit unggul, penggunaan teknologi,, gangguan hama dan bencana alam contohnya banjir atau kekeringan. Faktorfaktor ini sangat mungkin saling berhubungan pada subsistemnya sendiri dan bisa berinteraksi dengan komponen lain di luar subsistem. Subsistem permintaan pangan wilayah terdiri atas kebutuhan untuk konsumsi, industri pangan dan bibit/benih dikurangi tercecer. Kebutuhan pangan untuk konsumsi sangat mempengaruhi jumlah permintaan, karena disebabkan laju pertambahan penduduk, tingkat konsumsi dan terjadinya diversifikasi konsumsi di masyarakat. implementasi kebijakan analisis kebijakan simulasi memahami sistem identifikasi dan definisi masalah konseptualisasi sistem formulasi model Gambar 2 tahapan pengembangan model sistem (Erma Suryani, 26) 1. Memahami sistem, 2. mengidentifikasi batasan masalah, 3. Membuat konseptual sistem(diagram kausatik), 4. Membuat formulasi model, 5. Melakukan simulasi dan validasi, 6. Analisis hasil, 7. Implementasi kebijakan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 3 A. Data III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan untuk permasalahan makalah ini, adalah data provinsi jawa timur : 1. Luas tanam dan. 2. Luas panen dan. 3. Produktivitas dan. 4. Produksi dan. 5. Ketersediaan dan. 6. Populasi jawa timur. 7. Konsumsi umbiumbian penganti beras B. Pemodelan data Pemodelan data dilakukan untuk verifikasi dan validasi hubungan antar variabel (formulasi model) untuk kesesuaian model dengan sistem nyatanya. Dapat dilihat pada gambar 3 basedmodel umbiumbian penganti beras untuk memenuhi kebutuhan pangan. C. Validasi Pengujian terhadap model dari hasil perhitungan mean comparison dan variasi amplitudo, kurang dari 5% dan tidak lebih dari 3%, sehingga pembuatan model tersebut dikatakan valid dan benar. Dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Validasi model umbiumbian penganti beras untuk memenuhi kebutuhan pangan Mean Comparison ubi Mean Comparison ubi 4.1% 2.1% Error Variance 12.6% Error Variance 5.5% laju pertumbuhan penduduk jawa timur laju kematian laju tanam ubi surplus/ defisit ubi panen sebelum produksi tanam panen konsumsi look up <Time> <Time> look up ratarata konsumsi perkapita changes surplus / defisit keters ediaan ubi look up konsumsi panen laju tanam ratarata konsumi ubi perkapita produksi tanam panen ubi sebelum look up ubi changes Gambar 3 basemodel umbiumbian penganti beras untuk memenuhi kebutuhan pangan. look up look up

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 4 D. Pengembangan skenario kebijakan Base Model kebutuhan pangan yang kita buat valid, langkah selanjutnya membuat rancangan skenario untuk memenuhi kebutuhan pangan umbiumbian penganti beras. Dalam merancang skenario, dengan cara mengubah nilai parameter yang paling berpengaruh sangat kuat terhadap base model. Untuk mengetahui kinerja sistem dari kebutuhan pangan, yang dapat representasikan kemungkinan hasil yang terjadi di masa mendatang 1 tahun mendatang, baik secara optimis(nilai tertinggi yang penah dicapai), pesimis(nilai terendah yang pernah dicapai, dan nilai ratarata (mostlikely) yang sering terjadi dan struktur berguna untuk memenuhi kebutuhan pangan umbiumbian penganti beras dengan menambah variabel penggunaan bibit unggul dan memper areal tanam melalui ektensifikasi pola tanam. 1) Skenario Parameter a) Skenario Optimistis Base model, ratarata umbiumbian dari tahun 2 sampai dengan 211 saat ini adalah 111.519 ku/ha() dan 163.5 ku/ha() berdasarkan data umbiumbian. Untuk skenario optimistis ini umbiumbian diprediksikan sebesar 22.2 ku/ha per tahun() dan 153.449 ku/ha(). Variabel yang nilainya bertambah adalah produksi umbiumbian dan umbiumbian. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4. 2 22 24 26 28 21 212 214 216 218 22 konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras Gambar 5 Grafik perbandingan Total umbiumbian dengan konsumsi pada Skenario Pesimistis c) Skenario Mostlikely Skenario Mostlikely ini umbiumbian diprediksikan sebesar 163.5 ku/ha per tahun() dan 111.519 ku/ha() yang didapatkan berdasarkan data umbiumbian. Variabel yang nilainya bertambah adalah produksi umbiumbian dan umbiumbian. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 6. 2 22 24 26 28 21 212 214 216 218 22 konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras Gambar 4 Grafik perbandingan umbiumbian dengan konsumsi pada Skenario Optimistis b) Skenario Pesimistis Skenario pesimis ini umbiumbian diprediksikan sebesar 145.49 ku/ha per tahun() dan 94.188 ku/ha() berdasarkan data umbiumbian. Variabel yang nilainya bertambah adalah produksi umbiumbian dan umbiumbian. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 5. 2 22 24 26 28 21 212 214 216 218 22 konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras Gambar 6 Grafik Total umbiumbian pada Skenario Mostlikely d) Skenario ekstensifikasi pola tanam dan penggunaan bibit unggul Bagian ini, membuat skenario struktur guna memprediksi kapasitas produksi pangan umbiumbian pada saat ini yang mampu memenuhi kebutuhan pangan(umbiumbian) peganti beras. Untuk skenario struktur ini umbiumbian diprediksikan sebesar 36 ku/ha per tahun() setara dengan 36 ha dan 335 ha() atau setara dengan 335 ku/ha. Pencapaian yang tinggi dikarenakan penggunaan bibit unggul. Seperti malang 1(ubi ) dan sari (). Untuk melakukan skenario struktur ini dengan menambahkan struktur varietas unggul masingmasing tanaman umbiumbian pada basemodel. dan melakukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 5 skenario struktur ektensifikasi pola tanam untuk memper areal tanam berdasarkan data potensi lahan jawa timur. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 7. 4. Penggunaan bibit unggul (malang 1) untuk memenuhi kebutuhan pangan dapat menghasilkan sebesar 35% melebihi ratarata konsumsi jawa timur. Dan penggunaan bibit unggul (sari) dapat menghasilkan sebesar 23%. 8 M Bagi institusi : SARAN 4 M 2 M 2 22 24 26 28 21 212 214 216 218 22 konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras konsumsi : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras : konsumsi umbiumbian peganti beras Gambar 7 Grafik perbandingan umbiumbian dengan konsumi pada Skenario Struktur IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Pemerintah Jawa Timur harus melaksanakan kebijakan pengunaan bibit unggul (malang1) untuk menghasilkan sebesar 36 ku/ha dan (sari) sebesar 335 ku/ha serta memperan areal tanam sebesar 28,25 222,78 ha untuk memenuhi kebutuhan pangan(umbiumbian) peganti beras jawa timur. Bagi akademik : Penelitian ini membahas dua jenis dan. Untuk selanjutnya, dapat dipertimbangkan pula variabel lainnya seperti preferensi konsumen dan perhitungan cost/benefit. 1. Produktivitas kondisi optimis menghasilkan sebesar 22.2 ku/ha dengan hasil ratarata bisa mencapai 3,174,76 ton dan sebesar 153.449 Ku/ha dengan ratarata hasil 166,487 ton, kondisi pesimis menghasilkan sebesar 145.49 ku/ha dengan hasil ratarata 2,283,859 ton dan sebesar 94.188 ku/ha dengan ratarata hasil 117,4, most likely sebesar 163.5 ku/ha dengan hasil ratarata 2,559,511 ton dan 111.519 ku/ha dengan hasil ratarata 138,533 dengan demikian masih belum sanggup memenuhi kebutuhan pangan sebesar 4,732,71 ton untuk, dan sebesar 4,954,822 ton. 2. Penggunaan bibit unggul malang 1 untuk yang dapat menghasilkan sebesar 36 ku/ha dengan hasil ratarata bisa mencapai 6,41,421 ton hasil tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan ratarata sebesar 4,732,71 ton dan perlu memper tanam sebesar 28,25 222,78 ha serta penggunaan bibit unggul sari () karena dapat menghasilkan sebesar 335 ku/ha untuk menghasilkan ratarata 6,111,961 ton untuk memenuhi kebutuhan pangan yang rataratanya sebesar 4,954,822 ton. 3. Penggunaan bibit yang digunakan petani jawa timur saat ini bedasarkan skenario optimis untuk memenuhi kebutuhan pangan hanya dapat menghasilkan sebesar 33% dari ratarata konsumsi jawa timur, sebesar 97%. Skenario mostlikely dapat menghasilkan sebesar 46%, sebesar 97%. Dan skenario pesimistis dapat menghasilkan sebesar 52%, sebesar 98%. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Dinas Pertanian Jawa Timur yang sudah memberikan izin survei dan pengambilan data serta wawancara secara internal untuk menunjang keberhasilan penelitian ini, Terima kasih kepada Badan Ketahanan Jawa Timur yang sudah memberikan izin survei dan pengambilan data serta wawancara secara internal untuk menunjang keberhasilan penelitian ini dan tidak lupa kepada Ibu Erma Suryani,S.T.,M.T.,Ph.D., Bapak Rully A Hendrawan, S.Kom, M.Eng, dan Ibu Renny P. Kusumawardani, S.T.,M.T selaku dosen pembimbing yang selama ini memberikan masukan dan motivasi kepada penulis. DAFTAR PUSTAKA [1] Djojomartono M. 1993. Pengantar Umum Analisis Sistem. Di dalam: Makalah Pelatihan Analisis Sistem dan Informasi Pertanian. Bogor: Kerja sama Badan Pengkajian Penerapan Teknologi dan Fakulstas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. [2] Erma, Suryani. 26. Pemodelan Dan Simulasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. [3] Indrayanti. Susiawati. Kartika. Indah. 2. Studi Keterbandingan Data Ketersediaan Dan Data Konsumsi. BPS. JakartaIndonesia. [4] Jelliffe. 1989. Community Nutritional Assesment with Special Reference to Less Technically Developed Countries. Oxford. Oxford Universitas Press. [5] Yayuk. 21. Penilaian Ketersediaan Sumberdaya Pangan Wilayah. Departemen Gizi Masyarat FEMA IPB. IPB Bogor. [6] Sterman, J. D. 2. Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World. McGraw Hill. [7] Law. Kelton. 1991. Simulation Modeling and Analysis. 2nd edition McGrawHill International Edition. [8] Dinas Pertanian Jawa Timur. 21. Survei Pertanian : Produksi Padi Dan Palawaija Di Jawa Timur. BPS. Jawa Timur. [9] Balitkabi Malang Jawa Timur. 211. Teknologi Produksi Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Perpustakaan Nasional. JakartaIndonesia.