I. PENGERTIAN RASIO SOLVABILITAS

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

Tri Septiana B. Soehakso Notohatmodjo ABSTRAK

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 Analisis Ratio

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Repositori STIE Ekuitas

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Dalam Tinjauan teoritis akan dibahas lebih lanjut mengenai rasio likuiditas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Laporan keuangan pada umumnya merupakan hasil dari suatu pencatatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan utang menggambarkan keputusan yang diambil oleh

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS KEUANGAN. o o

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. hubungan atau kontrak antara pemilik (principal) dan manajer (agen). menyatakan bahwa keputusan diambil untuk memaksimumkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

A. PENGERTIAN RASIO LIKUIDITAS

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT JAPFA COMFEED INDONESIA, Tbk.

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga dituntut untuk maju, karena dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TIME INTEREST EARNED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

I. PENGERTIAN RASIO SOLVABILITAS Berdasarkan buku Analisis Kinerja Keuangan milik Irham Fahmi menyebutkan definisi analisis Rasio Solvabilitas Merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu. Sedangkan Menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuanngan bahwa Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa rasio solvabilitas itu adalah bagaimana cara perusahaan agar mampu menjaga dan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. II. IMPLIKASI RASIO SOLVABILITAS Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir yang berjudul (Analisis Laporan Keuangan) rasio solvabilitas memiliki beberapa implikasi sebagai berikut: Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai margin keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai modal, resiko bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor. Dengan pengadaan dana melalui utang, pemilik memperoleh manfaat berupa tetap dipertahankannya penguasaan atau pengendalian perusahaan. Bila perusahaan mendapat penghasilan lebih dari dana yanng dipinjamkannya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya, pengembalian kepada pemilik diperbesar. Dalam praktiknya, apabila hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini aakan berdampak timbulnya resiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba lebih besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai resiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return)

pada saat perekonomian tinggi. Dalam pengukuran rasio solvabilitas atau ratio leverage, dilakukan melalui 2 pendekatan, yaitu: ö Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan. ö Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi. III. TUJUAN RASIO SOLVABILITAS Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio solvabilitas yakni: Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor). Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga). Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki Tujuan lainnya. IV. MANFAAT RASIO SOLVABILITAS Sementara itu, manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Manfaat lainnya. Intinya adalah dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Setelah diketahui, manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal. Akhirnya, dari rasio ini kinerja manajeman selama ini akan terlihat apakah sesuai tujuan perusahaan atau tidak. V. JENIS-JENIS RASIO SOLVABILITAS Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui. Dan terdapat beberapa rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain : 1. Debt to asset (debt ratio)/ total utang terhadap total aktiva Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis. Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut : Debt to asset ratio= Atau total utang terhadap total aktiva= 100% 2. Debt to equity ratio/ total utang terhadap modal Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modaal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan resiko keuangan perusahaan. Debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda-beda tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil. Rumus untuk mencari debt to equity raio dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut: Debt to equity ratio= Atau total utang terhadap modal= 100%

3. Long term debt to equity ratio/ rasio utang jangka panjang terhadap modal Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari Long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu: Long term debt to equity ratio= Atau rasio utang jangka panjang terhadap modal= 100% 4. Times interest earned/ Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan Menurut J. Fred Weston Times interest earned merupaka rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan oleh James C. Van Horne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Jumlah kali perolehan bunga atau times interest earned merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Apabila perusahaan tidak mampu membayar bunga, dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup biaya tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor. Lebih dari itu, kemungkinan perusahaan menuju ke arah pailit semakin besar. Secara umum semakin tinggi rasio semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambaha pinjaman baru bagi kreditor. Demikian pulasebaliknya apabila rasionya rendah, semkain rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya. Untuk mengukur rasio ini, digunakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan biaya bunga yag dikeluarkan. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membayar

bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak. Rumus untuk mencari times interest earned dapat digunnakan dengan 2 cara : Times interest earned= Atau Times interest earned= EBIT= earning before interest ang tax/ laba sebelum bunga dan pajak 5. Fixed charge coverage/ lingkup biaya tetap Merupakan rasio yang menyerupai times interest earned ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utaang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus untuk mencari fixed charge (FOC) adalah sebagai berikut: Fixed charge coverage = Atau Fixed charge coverage = / VI. CONTOH SOAL RASIO SOLVABILITAS Dari kedua laporan keuangan dibawah ini anda diminta untuk mancari rasio-rasio sekaligus menginterprestasikannya, yaitu: 1. Debt to asset ratio. 2. Debt to equity ratio 3. Long term debt to equity ratio 4. Times interest earned 5. Fixed charge coverage Kemudian, tentukan bagaimana kondisi dan posisi perusahaan jika standar industrinya anda tentukan sendiri. Standar yang digunakan oleh Campbell Soup Company Debt to Assets Ratio 16 36 37 57 58 78 79 99 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

Debt to Equity Ratio >100 Buruk 16 36 Sangat Baik 37 57 Baik 58 78 Cukup Baik 79 99 Kurang Baik >100 Buruk

Jawaban yang disarankan: 1. Debt to asset ratio Rumus : % Tahun 11 2.355,60 100% = 56,7% 57% 4.149,00 Tahun 10 2.423,80 100% = 58,8% 59% 4.115,60 Tahun 9 1.817,10 100% = 46% 3.932,10 Tahun 8 1.514,30 100% = 41,9% 42% 3.609,60 Tahun 7 1.268,40 100% = 40,9% 41% 3.097,40 Tahun 6 1.097,10 100% = 39,7% 40% 2.762,80 Rasio ini menunjukkan bahwa : Pada tahun 11 = 57% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang yang bila di masukkan dalam standar tersebut nilai pada tahun 11 termasuk kategori baik. Pada tahun 10 =59 % yang artinya pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang yang bila dikategorikan dalam standar termasuk cukup baik, sebab disisi ini perusahaan memiliki kewajiban pembaayaran utang sebesar 59% dari aktiva yang dimilikinya. Pada tahun 9 = 46% dimana jika dalam standar yang ada termasuk baik sebab utang perusahaan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah utang yang harus dibayarkan perusahaan. Pada tahun 8 = 42% dimana jika dalam standar yang ada termasuk baik sebab utang perusahaan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah utang yang harus dibayarkan perusahaan. Pada tahun 7 = 41 %, standar yang ada termasuk baik sebab utang perusahaan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah utang yang harus dibayarkan perusahaan. Pada tahun 6= 40%, ini termasuk angka yang baik dimana angka ini yang terbaik dibandingkan beberapa angka yang lain yang dihasilkan dari perhitungan ini. 2. Debt to equity ratio

Rumus : % Tahun 11 2.355,60 100% = 131% 1.793,40 Tahun 10 2.423.80 100% = 143% 1.691,80 Tahun 9 1.817,10 100% = 102% 1.778,30 Tahun 8 1.514,30 100% = 79,9% 80% 1.895,00 Tahun 7 1.268,40 100% = 73% 1.736,40 Tahun 6 1.097,10 100% = 71,2% 71% 1.538,90 Pada tahun ke 11,10,dan 9 termasuk buruk bahkan bisa juga dikategorikan sangat buruk sebab dari hasil itu terlihat bahwa hampir seluruh moal yang dimiliki perusahaan dihabiska untuk memenuh utang yang ada jadi kemungkinanya perusahaan bisa dikatakan bangkrut jika utang tersebut tak terpenuhi dan modal yang dimiliki telah habis terpakai. Sedangkan pada tahun 8,7 dan 6 dengan hasil antara 71 80 dapat dikategorikan cukup baik juga kurang baik bagi perusahaan karena perusahaan masih menggunakan dananya untuk menutupi utang yang ada. 3. Long term debt to equity ratio Rumus : % Tahun 11 772,60 100% = 43% 1.793,40 Tahun 10 805,80 100% = 47,8% 48% 1.691,80 Tahun 9 292,50 100% = 16% 1.778,30 Tahun 8 325,50 100% = 17% 1.895,00 Tahun 7 287,30 100% = 16,5% 17% 1.736,10 Tahun 6 235,50 100% = 15% 1.538,90

4. Times interest earned Rumus : Tahun 11 667,4 116,2 = 5,7 Tahun 10 179,4 111,6 = 1,6 Tahun 9 106,5 94,1 = 1,13 Tahun 8 388,6 53,9 = 7,2 Tahun 7 417,9 51,7 = 8,0 Tahun 6 387,2 56,0 = 6,9 Jumlah biaya bunga dapat ditutup dengan hasil tersebut dari laba sebelum bunga dan pajak, kemudian memepengaruhi jumlah produksi perusahaan yang akan menyulitkan perusahaan jika nilainya lebih besar lagi dari jumlah yang diketahui sekarang. 5. Fixed charge coverage Rumus : Tahun 11 667,4 + 116,2 + 0 116,2 + 0 Tahun 10 179,4 + 111,6 + 0 111,6 + 0 Tahun 9 106,5 + 94,1 + 0 94,1 + 0 Tahun 8 388,6 + 53,9 + 0 53,9 + 0 Tahun 7 417,9 + 51,7 + 0 51,7 + 0 Tahun 6 387,2 + 56,0 + 0 56,0 + 0 / = 6,74 = 2,6 = 2,1 = 8,2 = 9,0 = 7,9 8 Jika dari jumlah ini lihat nilai tertinggi yaitu 8 kali dimana hal ini memudahkan perusahaan memperoleh pinjaman dibandingkan yang lain karena berada di area yang cukup baik menerima pinjaman.

Daftar Pustaka Fahmi,Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Kasmir.2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Subramanyama,K.R dan John J. Wild. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.