BAB I PENDAHULUAN. menjadi memiliki keterampilan. Menurut Erich Fromm (dalam Harmin dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Arah dan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan mampu membentuk individu-individu yang. pendidikan masih rendah terutama pada pendidikan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Kewarganegaraan (PKn), adalah memfokuskan pada pembentukan. kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,

mengembangkan pengetahuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bersifat normatif yaitu bersumber pada tugas-tugas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan, dan dari tidak terampil menjadi terampil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. berwarga negara yang baik dan memahami tanggung jawab hak dan. dan siswa guna meraih kebersamaan tujuan dan visi yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama yang menentukan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang satu dengan yang lain. Mereka mimiliki kelebihan dan kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan. Hal tersebut tertuang dalam Undang-undangSistem

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 10 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar TATIK WIDAYATUN A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh RIYADI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Melalui mata pelajaran Kewarganegaraan juga diharapkan warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sebagaimana diamanatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, manusia lebih mudah menerima informasi yang melimpah, cepat, praktis

TINGKAP Vol. X No. 1 Th. 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat untuk mengubah tingkah laku dan pola pikir manusia dari keadaan belum tahu menjadi tahu, dari keadaan tidak mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Menurut Erich Fromm (dalam Harmin dan Melani, 2012: 7) mengatakan bahwa pendidikan adalah membantu anak-anak mengetahui potensi yang meraka miliki. Manusia memerlukan pendidikan dalam kehidupannya, dengan pendidikan seseorang dapat mengembang potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan juga merupakan alat untuk memperoleh kemajuan dan bahkan alat untuk mencapai pembangunan. Pendidikan merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian khusus. Perhatian terhadap bidang pendidikan, salah satunya adalah tentang inovasi model pembelajaran yang digunakan di sekolah. Hal ini dikarenakan model pembelajaran merupakan salah satu pendukung terhadap keberhasilan pembelajaran. Selain itu, model mengajar merupakan patokan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Penyelenggaraan proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kalangan dunia pendidikan menyadari bahwa proses pembelajaran akan lebih efektif apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi, 1

2 siswa akan mengalami, menghayati, dan menarik dirinya untuk membelajarkan suatu pelajaran. Hasil belajar yang demikian akan lebih baik, disamping tentu saja kualitas siswa dibina dan dikembangkan. Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik pula apabila ada komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, komunikasi harus diciptakan sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran dapat diterima oleh siswa. Guru diharapkan mampu membimbing aktivitas dan kreativitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Banyak mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik khususnya tingkat sekolah dasar kelas IV, mulai dari PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, IPA, IPS, Agama, Matematika, SBK, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu dengan tujuan membekali peserta didiknya agar mampu memecahkan persoalan yang dihadapi kehidupan dalam sehari-hari pada dirinya maupun orang lain. Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar yang perlu ditingkatkan kualitasnya khususnya di SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih dilakukan secara konvensional, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga dapat berdamapak pada hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon kurang memuaskan. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran hanya ada beberapa siswa yang aktif, dari 26 siswa, siswa

3 yang aktif memperhatikan penjelasan guru dengan baik hanya 11 siswa atau 42, 30%, siswa yang aktif kerjasama dalam kelompok sebanyak 9 siswa atau 34, 61%, siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan sebanyak 9 siswa atau 34, 61%, siswa yang aktif mengemukakan pendapat sebanyak 6 siswa atau 23, 07%, dan siswa yang memberikan kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok sebanyak 8 siswa atau 30, 76%. Masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi KKM ( 65), dimana hanya terdapat 11 siswa yang memenuhi KKM ( 65), jadi ketuntasan hasil belajar PKn siswa hanya 42, 30 % dari 26 siswa Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan rendahnya keaktifan siswa ketika proses pembelajaran PKn, antara lain: (1) terbatasnya kemampuan guru dalam menerapkan/ memilih strategi pembelajaran yang inovatif; (2) guru masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajran serta; (3) proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menerapakn strategi pembelajaran yang inovatif dapat membuat siswa kurang bersemangat dan tertarik dalam menerima pelajaran, dikarenakan guru hanya menggunakan metode ceramah saja (konvensional). Dengan diterapkannya metode ceramah (konvensional) pembelajaran hanya berpusat pada guru saja dan siswa cenderung pasif. Penggunaan metode yang kurang tepat juga dapat membingungkan siswa dan materi pelajaran tidak tersampaikan dengan efektif, sehingga siswa akan mengalihkan perhatian pada hal yang lain diluar pelajaran.

4 Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Okto Dwi, http://id.netlog.com/oktodwi/blog/blogid=142121, diakses tanggal 15 November 2013). Hal tersebut banyak mengandung keabstrakan, sehingga sulit dipahami oleh siswa sekolah dasar. Dalam hal ini jika proses pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional dan kurang adanya keaktifan siswa maka siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi. Selama ini dalam proses pembelajaran PKn guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran, dan siswa cenderung bersifat pasif karena hanya mendengarkan atau mencatat saja. Jadi, apabila proses pembelajaran yang demikian diterapkan secara terus menerus dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan dan tidak tercapainya tujuan pembelajaran secra efektif dan efisien. Atas dasar kenyataan lapangan tersebut, perlu dipilih strategi pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut serta sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikis anak, agar pembelajaran PKn dapat memberikan pengalaman yang utuh dan bermakna bagi siswa serta tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

5 Peneliti ingin memberikan alternatif yang diharapkan dapat membantu guru memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas/ keaktifan siswa dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar PKn melalui strategi pembelajaran Role Reversal Questions. Strategi Role Reversal Questions merupakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Sedangkan pelaksnaan strategi Role Reversal Questions adalah guru bertukar peran dengan siswa. Guru berperan sebagai siswa dan siswa berperan sebagai guru. Ketika guru berperan sebagai siswa, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang berperan sebagai guru sesuai dengan materi yang disampaikan. Dengan strategi tersebut dapat melatih siswa untuk berani, percaya diri, bertanggung jawab, serta dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa sehingga siswa akan lebih bersifat aktif. Atas dasar uraian tersebut, agar siswa bersifat aktif dalam proses mempelajaran yang juga akan mempengaruhi hasil belajarnya, maka salah satunya dalam proses pembelajaran diterapkan strategi yang inovatif. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Keaktifan Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Role Reversal Questions Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014.

6 B. Pembatasan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut agar permasalahan yang dikaji terarah, maka perlu dilakukan pembetasan masalah. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini hanya membatasi masalah yaitu : 1. Keaktifan belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon melalui penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions. 2. Hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon melalui penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions dapat meningkatkan keaktifan belajar PKn siswa kels IV SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apakah penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014? D. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan yang memiliki arah atau tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, penelitian ini diharapkan memberikan tujuan yaitu:

7 1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan strategi pembelajaran Role Reversal Questions. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pada dunia pendidikan terutama mengenai peningkatan keaktifan belajar pada mata pelajaran PKn. b. Menambah pengetahuan tentang strategi pembelajaran Role Reversal Questions. c. Memberikan masukan atau kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan. Khususnya bagi para pendidik dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan konsep materi yang akan disampaikan.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran Role Reversal Questions dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran PKn. Sehingga terjadi perbaikan dan efektivitas pembelajaran di kelas dan pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan keaktifan belajar serta hasil belajar PKn. b. Bagi Siswa Memberikan pengalaman langsung pada pembelajaran PKn dengan belajar secara aktif dan menyenangkan melalui strategi pembelajaran Role Reversal Questions. c. Bagi Sekolah Memberikan informasi dan masukan untuk meningkatakan kualitas pembelajaran melalui strategi Role Reversal Questions, kualitas guru yang nantinya akan berimbas pada meningkatnya hasil belajar siswa dan kualitas sekolah menjadi lebih baik.