IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

PERBANYAKAN TANAMAN MANGGA DENGAN TEKNIK OKULASI DI KEBUN BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon) DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK OKULASI

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

III.METODE PENELITIAN

Teknik Penyediaan Bibit Kelapa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

Cara Menanam Cabe di Polybag

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. BAHAN DAN METODE

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau Selama kegiatan budidaya dilakukan pengamatan, salah satu pengamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kemiringan Lahan: 0-15%

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Teknik Budidaya Tanaman Durian

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

ANALISA USAHA TANI BAWANG DAUN (Allium fistulusom L) DI KELURAHAN BINUANG KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN KALIMANTAN SELATAN

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. MATERI DAN METODE

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

Pedoman Teknis Teknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Kebun Percobaan BPTP Natar,

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Transkripsi:

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah berdirinya Kebun Benih Hortikultura Tejomantri Berdirinya Kebun Benih Hortikultura Tejomantri berasal dari tanah kas Desa Wonorejo. Pada awalnya Kebun Benih Hortikultura Tejomantri tidak terpelihara dengan baik sehingga tanah tersebut menjadi kritis dan tandus. Hal ini mengakibatkan tanaman yang berada di kebun tersebut tidak dapat tumbuh dengan subur dan tidak menguntungkan. Oleh Dinas Pertanian Rakyat, tanah tersebut dipinjam dari tahun 1953 sampai dengan tahun 1958 untuk diupayakan rehabilitasi sehingga tidak ada sewa menyewa. Pada tahun 1958, tanah tersebut dikembalikan ke Desa Wonorejo, namun karena pengurus Desa Wonorejo tidak mampu memelihara dan mengelolanya dengan baik maka tanah tersebut dijual kepada Kebun Dinas Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta dengan status Kebun Benih beserta isinya (tanaman yang ada di kebun). Awal tahun 1971, statusnya berubah menjadi Kebun Benih Hortikultura. Nama Tejomantri diambil dari nama pimpinan/mantri Tani yang pada saat itu dipimpin oleh bapak sunarto. Nama sumarto sama dengan nama dalam tokoh pewayangan Togog atau Tejomantri. Tokoh wayang Togog mempunyai karakter fisik yang jelek seperti kondisi kebun benih pada saat itu. Karena ketekunan dan keuletan Bapak Sunarto sebagai pamong yang dibantu oleh staf kebun maka sedikit demi sedikit kondisi kebun dibenahi dan dibangun sehingga menjadi lebih baik. Kebun Benih Hortikultura Tejomantri dari tahun 1958 sampai dengan tahun 1985 dikelola oleh dinas Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta. Mulai tahun 1986 Kebun Benih Hortikultura Tejomantri diserahkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukoharjo. Dan mulai 4 April 1986 pengelola Kebun Benih Hortikultura Tejomantri dipindahkan kepada UPTD Jawa Tengah yang sekarang menjadi Balai Benih Tanaman Pangan dan commit Hortikultura to user Wilayah Surakarta.

Di Tegalgondo Sejak tahun 2000 digantikan oleh Bapak Suwarno sampai dengan tanggal 21 Juli 2004. Pimpinan kebun kemudian diganti oleh Bapak Sudarjo terhitung sejak tanggal 21 Juli sampai sekarang. Sejak Kebun Benih Hortikultura Tejomantri dipimpin oleh Bapak Sudarjo, sarana dan prasarana menjadi bertambah dengan adanya tanaman hias dan tanaman padi. Perbaikan gedung juga dilakukan dan pembuatan sumur. Pembuatan sumur dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air sehingga perawatan tanaman kebun yang ada di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Fungsi KBH Tejomantri sendiri sebagai pelaksana teknis pembibitan tanaman adalah sebagai berikut : 1. Sebagai penghasil PAD (pendapatan asli daerah) Sukohajo. 2. Sebagai penyedia lapangan pekejaan sekitar Desa Wonorejo. 3. Sebagai penyedia lahan demonstrasi pertanian kepada petani. 4. Sebagai penyedia sekaligus produsen bibit bermutu. 5. Sebagai sarana pelestarian tanaman. 6. Sebagai sarana pendidikan. 2. Lokasi dan Kondisi Agroklimat a. Kondisi Geografis Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Daerah Kebun Benih Hortikultura Tejomantri termasuk daerah datar dengan batas-batas daerah sebagai berikut : 1) Sebelah timur : Dukuh Kersan, Desa Jatisobo 2) Sebelah selatan : Tanah persawahan Desa Wonorejo 3) Sebelah barat : Tanah persawahan Desa Wonorejo 4) Sebelah utara : Dukuh Winong, Desa Kragilan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

b. Kondisi Topografi Kebun Benih Hortikultura Tejomantri mempunyai keadaan tanah yang mendatar sedikit bergelombang dan berwarna coklat dengan struktur tanah yang subur dan gembur. Daerah Kebun Benih Hortikultura Tejomantri terletak dintara dataran rendah dengan sifat tanah sebagai berikut : 1) Jenis tanah : Regosol 2) Struktur tanah: Lempung berpasir 3) Tekstur tanah : Coklat 4) Reaksi tanah : Agak Asam 5) ph : 6-7 6) Aerasi : Sedang 7) Kesuburan : Sedang c. Keadaan Tanah Jenis tanah yang ada di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri termasuk jenis tanah regusol dengan ph sekitar 6.5-7.5 dan mempunyai struktur tanah lepas-lepas. Tanah regusol mempunyai struktur pasir seperti tanah di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri, perkapabilitasnya cepat dan porositasnya besar jika dibandingkan dengan jenis tanah yang lainnya. Tanah regusol berwarna kelau coklat atau coklat kuning samapi keputih-putihan. Strukturnya berlapis atau butir tunggal sedangkan teksturnya pasir sampai lampung berdebu, kepadatan lepas dan keras. d. Kondisi Iklim Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perairan Kecamatan Polokarto selama 10 tahun terakhir maka tipe iklim di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri commit temasuk to tipe user iklim C atau agak basah.

e. Luas Areal Luas Kebun Benih Hortikultura Tejomantri seluruhnya adalah 14,756 m 2 dengan rincian sebagai berikut : Luas lahan untuk pembibitan mangga ± 6,500 m 2 Luas lahan untuk tanaman induk ± 6,791 m 2 Luas lahan untuk bangunan ± 1,265 m 2 3. Organisasi Kepegawaian Kebun Benih Hortikultura Tejomantri dikelola oleh Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta dan Tegalgondo sejak tahun 1996. Adapun struktur organisasi kepegawaian dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini : PIMPINAN KBH TEJOMANTRI BAGIAN ADMINISTRASI SEKSI PRODUKSI SEKSI PEG. TEKNOLOGI SEKSI PEMASARAN Gambar 1. Skema Struktur Organisasi KBH

Keterangan Gambar : 1. Pimpinan Kebun Benih Hortikultura Tejomantri 2. Bagian Administrasi 3. Seksi Produksi 4. Seksi Pegawai Teknologi 5. Seksi Pemasaran Tugas dan Posisi Jabatan : 1. a. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan : - Penyusunan Rencana - Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian. - Pelaporan b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun. c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing. 2. koordinasi penyusunan pelaksanaan kebijakan teknis, rencana dan program serta laporan pelaksanaan urusan keuangan dan perlengkapan. Pengelolaan urusan kepegawaian, hubungan masyarakat, tata usaha dan rumah tangga di lingkungan kantor. 3.penyusunan bahan pedoman teknis dan pembinaan pengelolaan sarana produksi perkebunan 4. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program kerja dengan mengkompilasi rencana kerja dengan masing-masing seksi agar tersusunnya rencana Kerja Kantor Komunikasi dan Informas 5. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis operasional pengaturan standar distribusi hasil pertanian.

4. Sarana Sarana yang dimiliki oleh Kebun Benih Hortikultura Tejomantri meliputi : 1. Kantor dan rumah dinas 2. Kendaraan pengangkut tanaman 3. Gerobak beroda satu 4. Bajak traktor 5. Cangkul 6. Sabit 7. Gembor 8. Sprayer 9. Gunting pangkas 10. Pisau okulasi 11. Alat pemotong rumput B. Pembahasan Dari hasil kegiatan praktek lapang yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat dibahas terhadap hasil kegiatan praktek lapang tersebut antara lain : 1. Persemaian Benih Biasanya biji yang digunakan sebagai bahan persemaian adalah varietas Lalijiwo karena varietas ini mempunyai sistem perakaran kuat, batang kokoh dan tahan terhadap hama penyakit, respon tinggi terhadap pemupukan, daya adaptasi yang tinggi, buah banyak dan tidak masam, biji besar sehingga cocok digunakan sebagai batang bawah. Selain varietas Lalijiwo juga dapat menggunakan mangga varietas Sengir, Podang, dan Pakel. Persemaian tanaman mangga adalah pada saat musim buah mangga. Jika diluar musim akan sulit untuk mendapatkan biji mangga dan biji mangga tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama.

Biji mangga yang akan digunakan harus dari buah yang sudah tua dan masak. Biji yang akan disemai harus dipisahkan dari dagingnya, biji tidak terdapat hama, tidak rusak supaya tidak dijadikan tempat masuknya mikroorganisme penyebab penyakit dan mulus (tidak gopeng). Biji yang sudah siap tanam, ditanam dibedengan yang telah disiapkan dan dilakukan penyiraman setiap hari (untuk menjaga kelembaban, maka saluran irigasi selalu dialiri air supaya bedengan selalu dalam keadaan lembab). 2. Pemilihan Mata Tunas Keberhasilan dari perbanyakan vegetatif, terutama okulasi, ditentukan oleh mata tempel yang baik. Mata tempel harus diambil dari pohon induk yang sudah jelas kualitasnya atau keunggulannya. Pemilihan mata tunas untuk batang atas harus dari pohon induk yang sudah cukup tua, dari batang yang tidak terlalu tua atau tidak terlalu muda dan bebas dari hama dan penyakit serta bukan mata tidur. Mata tunas yang dipakai oleh KBH Tejomantri adalah varietas Manalagi, Golek, Madu Anggur, Arumanis 143, Apel, Kelapa, Okyong, dan Probolinggo. 3. Pelaksanaan Okulasi KBH Tejomantri adalah kebun produksi bibit tanaman, selain memproduksi bibit dari biji atau zailing juga memproduksi bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif seperti cangkok, okulasi dan sambung pucuk. Namun, yang sering dilakukan adalah teknik okulasi. Peralatan yang akan digunakan untuk okulasi sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu atau disterilkan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi jamur, bakteri atau organisme lain yang menyebabkan kegagalan pada tanaman yang diokulasi. Pisau yang digunakan untuk membuat sayatan pada batang yang diokulasi harus tajam dan

diusahakan hanya sekali proses sayatan untuk mengurangi cacat pada tanaman yang dapat menghambat penyatuan tempelan. Tanaman mangga dapat dilakukan okulasi setelah umur lebih kurang 8 12 bulan dari bibit zailing atau batang tanaman sudah sebesar pensil. Langkah langkah dalam pelaksanaan dapat dipaparkan sebagai berikut : (1) Batang bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2-4 cm kemudian diambil kulit kayu pada bagian yang disayat. Gambar 1. Sayatan Batang Bawah (2) Mata tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kulit kayunya dari arah bawah keatas sesuai ukuran sayatan batang bawah.

Gambar 2. Pengambilan Mata Tunas (3) Mata tunas (entres) ditempelkan pada celah sayatan batang bawah hingga benar benar menyatu. Gambar 3. Penempelan Mata Tunas

(4) Pada bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi. Gambar 4. Pembalutan Mata tunas dengan Plastik Gambar 5. Batang Yang Telah Selesai Dibungkus Plastik

(5) Pada umur 4-6 minggu setelah penempelan pembalut plastik dapat dibuka untuk mengetahui keberhasilannya. Gambar 6. Tanaman Mangga Yang Berhasil Diokulasi Jadi Keuntungan yang diperoleh Kebun Benih Hortikultura Tejomantri jika bibit lengkeng yang dihasilkan sebanyak 960 bibit adalah Rp.7.335.000,-. Setiap pengeluaran Rp.1,- yang dikeluarkan oleh Kebun Benih Hortikultura Tejomantri untuk menghasilkan bibit lengkeng akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.4,2,-. 4. Pemeliharaan Mata tunas okulasi akan tumbuh selama kurang lebih tiga minggu setelah tali plastik dibuka. Pemeliharaan tanaman mangga hasil okulasi antara lain : memberi ajir di dekat batang bawah dan menali tunas yang sudah tumbuh panjang di ajir tersebut dengan maksud pertumbuhan tunas okulasi ke atas dan pemotongan mata tunas yang tumbuh di sekitar mata okulasi supaya tidak mengganggu pertumbuhan tunas okulasi. Penyiangan dilakukan pada awal penanaman dengan menghilangkan gulma yang

menjadi faktor kompetisi makanan bagi tanaman mangga. Selain itu penyiraman juga penting dilakukan terutama setelah pengokulasian setiap pagi dan sore hari jika musim kemarau. Saat musim penghujan saluran irigasi selalu dialiri air. Pemupukan diberikan lebih kurang 3 bulan satu kali dengan pupuk Urea dan SP36 dengan perbandingan 2 : 1. Penyemprotan pupuk daun diberikan sebulan 1 kali dengan pupuk Gandasil D. Pemberian insektisida dan fungisida diberikan tergantung keadaan tanaman atau jika diperlukan saja. Setelah okulasi berumur satu tahun, dilakukan pemutaran terhadap bibit mangga. Pemutaran bibit mangga dilakukan dengan linggis. Saat pemutaran diusahakan tanah tetap terikat dengan akar tunggang tidak putus. Saat melakukan pemutaran, bibit mangga tidak sedang tumbuh daun muda karena akan menyebabkan bibit mangga stres. bibit mangga yang telah diputar dimasukkan dalam polybag besar dan di pindah ke lahan rolling. bibit ini dapat dijual langsung sebagai bibit mangga. Pemasaran bibit okulasi oleh KBH Tejomantri dilakukan dengan menjual langsung kepada konsumen yang datang ke KBH Tejomantri untuk memilih bibit yang akan dibeli. Sistem penjualan di KBH Tejomantri adalah eceran dan partai besar (pemesanan terlebih dahulu untuk memenuhi jumlah permintaan pemesan). Pada umumnya pembeli akan datang ke KBH Tejomantri untuk mendapatkan bibit yang baik pada musim penghujan karena akan mempermudah penanaman dan untuk menghindari kematian bibit.

C. Analisis Usaha Tani Menurut Supriono (2009) analisis usaha tani dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha, beberapa hal yang dibahas dalam analisis ini adalah: Usahatani tidak lepas dari hasil produksi pertanian. Produksi pertanian, secara teknis menggunakan input dan output. Input adalah semua yang dilibatkan dalam proses produksi, seperti tanah yang digunakan, tenaga kerja petani dan keluarganya, serta setiap pekerja yang diupah, kegiatan mentalnya, perencanaan dan manajemen, benih tanaman dan makanan ternak, pupuk, insektisida serta alat pertanian. Output adalah hasil tanaman dan ternak yang dihasilkan oleh usahatani (Soetriono, 2003). Berikut ini adalah analisis perbanyakan tanaman mangga dengan okulasi dengan menggunakan polybag selama 1 tahun adalah sebagai berikut : 1. Biaya Produksi a. Biaya Tetap Depresiasi atau nilai penyusutan adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Depresiasi atau nilai penyusutan dapat diperolah dengan rumus sebagai berikut : Nilai Penyusutan (Haryono, 2005) 1. Cangkul @ Rp. 85.000,- Nilai Penyusutan Rp. 42. 5000,- Cangkul 2 buah : 2 commit Rp. 42.500,- to user Rp. 85.000,-

2. Pisau Okulasi @ Rp. 40.000,- Nilai Penyusutan 20.000 Pisau Okulasi 3 buah : 3 20.000 Rp. 60.000,- 3. Gunting @ Rp. 40.000,- Nilai Penyusutan 20.000 Gunting 3 buah : 3 20.000 Rp. 60.000,- 4. Linggis @ Rp. 100.000,- Nilai Penyusutan 50.000 Linggis 1 buah Rp. 50.000,- 5. Ember Besar @ Rp. 25.000,- Nilai Penyusutan commit 12.500 to user

Ember Besar 2 buah : 2 12.500 Rp. 25.000,- 6. Sprayer @ Rp. 20.000,- Nilai Penyusutan 10.000 Sprayer 2 buah : 2 10.000 Rp. 20.000,- Total biaya tetap Rp. 300.000,- b. Biaya Variabel 1) Biaya sarana produksi Biji mangga 1000 biji @ Rp. 100,- Rp. 100.000,- Pupuk Pupuk kandang 25 sak @ Rp. 12.000,- Rp. 300.000,- NPK 20 kg @ Rp. 9000 Rp. 180.000,- Plastik okulasi 1 / 2 rol @Rp. 50.000 Rp. 25.000,- Polybag besar 1000 @ Rp. 400,- Rp. 400.000,- Total biaya sarana produksi Rp.1.005.000,- 2) Biaya tenaga kerja a) Pengolahan tanah 1 orang 1 HOK Rp 30.000,- Rp. 30.000,- b) Penanaman 2 orang 1 HOK Rp. 30.000,- Rp. 60.000,- c) Penyiangan 3 orang 1 HOK Rp. 30.000,- Rp. 90.000,- d) Pemupukan 3 orang 1 HOK Rp. 30.000,- Rp. 90.000,- e) Okulasi 2 orang 3 HOK Rp. 30.000,- Rp. 180.000,- f) Transplansi 1 orang 7 HOK Rp. 30.000,- Rp. 210.000,- Total biaya tenaga kerja Rp. 660.000,- Total biaya variabel Rp. 1.665..000,- Total Biaya Produksi (pertahun) Rp. 1.965.000,- 2. Produksi dan Keuntungan Produksi bibit mangga dari 1000 bibit yang diokulasikan persentase kegagalan 4% sehingga menghasilkan bibit siap jual sebanyak

960 tanaman dengan harga jual per tanaman Rp. 10.000,-. Banyaknya penerimaan dan keuntungan dapat diketahui sebagai berikut : Penerimaan harga jual Jumlah Produksi 10.000 960 Rp. 9.600.000,-/th Keuntungan penerimaan biaya total 9.600.000 1.965.000 Rp. 7.635.000,-/th 3. Perbandingan Antara Penerimaan dan Biaya R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio dari perbanyakan lengkeng di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri adalah sebagau berikut : R/C Ratio 4,8 Hal ini berarti bahwa setiap pengeluaran Rp.1,- akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.4,8,-. Kesimpulan yang dapat diambil adalah usaha perbanyakan mangga secara okulasi layak dijalankan dan menguntungkan secara ekonomis. 4. Analisis Titik Impas (Break Event Point/BEP) Analisis titik impas pulang modal/break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi seperti ini usaha tani yang dihasilkan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.