2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astri Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanila, 2013

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmentalemosional-sportifitas-spiritual-sosial),

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

MAKALAH LARI JARAK JAUH, JARAK PENDEK, DAN JARAK MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, dan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

A. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani (penjas) sebagai bagian integral dari proses

Keywords: Basic Motion, Media Play Approach.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan tenang dan memberikan kepuasan. Menurut pendapat Sukintaka (1992 :

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

PERBEDAAN KONSTRIBUSI START JONGKOK DAN START BERDIRI TERHADAP KECEPATAN LARI 50 METER SISWA PUTRI OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemi Pratama, 2013

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran harus terus menerus dilakukan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. gerak atau olahraga merupakan bagian dari belajar yang melibatkan emosi atau

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

PEMANFAATAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PENCAPAIAN INDIKATOR PEMBELAJARAN

IMPLEMENTASI AKTIVITAS BERMAIN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lari merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia. Selain itu lari juga merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik, lari memiliki nomor nomor, seperti lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh. Nomor lari yang termasuk ke dalam lari jarak pendek adalah lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Ketiga jenis lari tersebut pada dasarnya sama, yang membedakannya hanyalah pada penghematan penggunaan tenaga karena jarak yang ditempuh berbeda. Pandangan tentang lari jarak pendek (sprint) dari beberapa pakar di atas secara substansional memahami lari 100 meter sebagai suatu aktivitas fisik (berlari) yang dilaksanakan dengan menggunakan kecepatan tinggi tentu saja agar seorang atlit dapat berlari dengan kekuatan dan kecepatan yang maksimal, atlit tersebut tidak bisa hanya mengandalkan bakat atau panjang tungkai yang dimilikinya. Akan tetapi seorang atlit butuh waktu yang cukup panjang untuk berkonsentrasi dan melatih diri. Dalam berlatih itupun seorang atlit tidak bisa hanya berkonsentrasi pada satu jenis kondisi saja, akan tetapi harus memperhatikan beberapa faktor yang memungkinkan kecepatan tersebut dapat tercapai. Selain memperhatikan beberapa faktor di atas, agar dapat menempuh jarak tersebut dengan secepat-cepatnya, maka dalam lari jarak pendek perlu juga memperhatikan empat hal antara lain: starting positon yaitu sikap atau posisi pelari pada saat melakukan start, starting action yaitu gerakan saat meninggalkan garis start setelah aba-aba ya atau bunyi pistol sampai 6 hingga 9 langkah dari garis start, sprinting action yaitu gerakan atau teknik lari cepat, finishing action yaitu gerakan atau cara melewati garis finish. Berdasarkan penjelasan tersebut, karakteristik lari jarak pendek adalah jarak yang ditempuh relatif tidak jauh, memerlukan rangkaian kecepatan gerak yang terus menerus, dan memerlukan kondisi fisik yang baik. Di samping itu rangkaian melaksanakan lari jarak pendek yaitu dimulai dengan start yang SUKARASA BANDUNG

2 dilakukan dengan star jongkok, kemudian lari secepat-cepatnya, dan diakhiri dengan finish sebagai akhir pelaksanaannya. Rangkaian melakukan lari jarak pendek tersebut kalau tidak dipelajari dengan baik, kemungkinan pemahaman cara melakukannya akan sangat sulit, apalagi dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah kurang tepatnya metode yang diajarkan pada siswa sekolah khususnya sekolah dasar dalam mempraktikkan pembelajaran lari jarak pendek terhadap siswa, sehingga pemahaman siswa terhadap pembelajaran lari jarak pendek sulit dipahami. Berbeda kalau disajikan dengan pembelajaran bermain yang menyerupai dengan pembelajaran lari jarak pendek. Hal ini kemungkinan besar siswa akan antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan, dan dampaknya siswa secara tidak langsung akan merasa senang dan diharapkan akan mudah dalam pemahaman gerak tentang bagaimana rangkaian melaksanakan lari jarak pendek. Lari jarak pendek adalah berlari dengan menggunakan kecepatan yang tinggi atau berlari dengan secepat cepatnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Lari jarak pendek adalah salah satu materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar. Lari jarak pendek merupakan salah satu materi yang cukup menarik dalam atletik, hanya tinggal kreasi seorang guru yang dapat lebih meragamkan bentuk kegiatan dengan berbagai aktifitas gerak, keterampilan, dengan banyaknya modifikasi dalam pembelajaran maka siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran lari jarak pendek. Pada pembelajaran lari jarak pendek banyak siswa yang tidak berperan aktif bahkan cenderung bosa. Hal ini disebabkan teknik pembelajaran yang dipakai oleh guru masih monoton dan bersifat diktator. Siswa langsung di instruksikan supaya mampu melakukan gerakan gerakan yang sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya aktifitas gerak siswa serta dapat menimbulkan rasa jenuh, bosan, dalam proses pembelajaran atletik. Faktor faktor yang mempengaruhi lari jarak pendek, salah satunya bentuk latihan kondisi fisik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan teknik, seperti yang diungkapkan Sadoso (1994: 92) bahwa: Di dalam program latihan untuk para pelari cepat (sprinter) haruslah diperhatikan teknik, koordinasi oleh fisik yang dapat mengembangkan teknik, seperti koordinasi (coordination), kelentukan (flexibility), kekuatan (strength), kecepatan (speed), dan ketahanan (endurance).

3 Lebih lanjut Hendrayana (1995:7) menjelaskan faktor penting dalam lari jarak pendek sebagai berikut: Kapasitas otot saraf yang sangat menentukan pada faktor frekuensi atau kecepatan gerak, power atau berhubungan dengan kecepatan, panjang langkah, endurance atau daya tahan, faktor teknik atau koordinasi. Keseluruhan faktor faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dimiliki dan ditingkatkan penguasaannya untuk meningkatkan kemampuan lari jarak pendek. Peningkatan tersebut dapat dicapai hanya dengan melakukan latihan yang teratur dan sistematis terhadap prinsip-prinsip suatu latihan. Tetapi hal yang terpenting dalam pembelajaran lari jarak pendek pada pendidikan jasmani di sekolah adalah keterampilan gerak dasar lari jarak pendek. Karena pada tingkatan pendidikan hal yang diutamakan bukan hasil kecepatan yang dinilai, tetapi lebih kepada proses atau cara siswa berlari. Penilaian terhadap keterampilan dasar lari jakrak pendek pada siswa di sekolah yaitu posisi tubuh saat berlari, gerakan tangan dan gerakan kaki. Maka dari pada itu, pembelajaran lari jarak pendek memiliki dua tahapan dalam pembelajaran yaitu tahap bermain dan tahap teknik dasar. Bermain bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement problem) lari jarak pendek secara langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak, kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam berlari. Dalam bermain beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar. Menurut tahapan pembelajaran lari jarak pendek di atas, tahapan yang dianggap efektif untuk tingkat SD adalah tahap pembelajaran lari jarak pendek dengan tahap pendekatan bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam permainan, sehingga peserta didik berperan aktif serta tidak bosan. Pengaruh pendekatan pembelajaran permainan olahraga tradisional bisa di jadikan alat media pembelajaran pendidikan olahraga atletik di

4 sekolah. Beberapa permainan tradisional seperti galah asin, kucing tikus dan bebentengan dari beberapa permainan olahraga tradisional dapat dimanfaatkan oleh seorang guru yang ingin memberikan materi olahraga atletik, dengan mengadopsi beberapa permainan olahraga tradisional ke dalam pembelajaran atletik lari jarak pendek. Siswa selain mendapatkan unsur kesenangan, kesehatan, siswa juga bisa mengenal lebih dalam manfaat permainan olahraga tradisional dan akan lebih menghargai ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Selain memperkenalkan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan dimainkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Permainan olahraga tradisional sebagai perisai jati diri bangsa yang harus dijaga. Permainan tradisional merupakan salah satu variasi atau modifikasi dalam pembelajaran penjas. Dalam pernyataannya, Sukintaka (1991 : 130) menyatakan bahwa : Permainan tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak anak pada suatu daerah secara tradisi yang di maksud secara tradisi disini adalah permainan yang turun temurun dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Jadi permainan tersebut telah di mainkan oleh anak anak dari satu zaman ke zaman berikutnya. Permainan tradisional memiliki karakteristik tersendiri yang dapat membedakannya dengan jenis permainan lain. Permainan tradisional cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya. Permainan tradisional ini biasanya banyak di mainkan oleh anak anak. Karena pada masa anak anaklah keinginan bergerak dan bermain manusia sangat besar seperti dalam teori Theodore Roosvelt Jr (teori permainan yang dikutip oleh Sumitro (1991: 6) yang berbunyi sebagai berikut: Bahwa keinginan bermain bagi anak anak itu ada hubungannya dengan naluri bergerak yang merupakan kodrat bagi anak anak. Permainan tradisional adalah permainan yang membuat anak senang dan tidak akan membuat anak jenuh dalam melakukan aktivitas. Dalam permainan tradisional motivasi anak akan terdorong karena dalam permainan tradisional banyak variasi atau modifikasi yang bisa diterapkan pada siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam melakukan permainan olahraga

5 tradisional sebagai modifikasi pembelajaran yang menyerupai materi pembelajaran yang sebenarnya, tentunya akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang membutuhkan rangkaian pemahaman gerak. Salah satu contohnya adalah permainan olahraga tradisional bebentengan yang di dalamnya memerlukan kecepatan gerak lari seseorang, hal ini dikarenakan permainan ini sifatnya saling kejar-kejaran sehingga secara tidak langsung kecepatan lari sangat dibutuhkan. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kemampuan gerak dasar lari jarak pendek, seperti perbaikan gerakan tangan untuk menyesuaikan dengan kecepatan lari, langkah kaki dengan posisi tubuh untuk keseimbangannya yang disesuaikan dengan gerakan kaki. Dengan demikian permainan olahraga tradisional dirasa akan memberikan dampak positif terhadap pembelajaran khususnya pembelajaran gerak dasar lari jarak pendek. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui pengaruh dari implementasi aktivitas pembelajaran permainan olahraga tradisional terhadap gerak dasar lari jarak pendek. Untuk itu penulis mengambil judul Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Gerak Dasar Lari Jarak Pendek di SDN Sukarasa Bandung B. Identifikasi Masalah Dalam pendidikan jasmani gerak dasar lari jarak pendek dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang termasuk faktor internal maupun faktor eksternal. Seperti yang dijelaskan dalam latar belakang masalah, yang menjadi masalah bagi peneliti adalah kurang aktifnya siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah yang disebabkan kurang menariknya pembelajaran yang diberikan guru dalam setiap pemberian materi pembelajaran sehingga siswa menjadi jenuh dan keaktifan siswa menjadi berkurang. Dari penjelasan di atas penulis berpendapat untuk menarik ke aktifan siswa terhadap pembelajaran penjas dengan memasukan pernainan tradisional sebagai materi ajar pendidikan jasmani. Berdasarkan permasalahan yang di bahas, maka masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: Seberapa Besar Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Gerak Dasar Lari Jarak Pendek?

6 C. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi di sekitar pemecahan masalah pembelajaran meliputi: 1. Gerak dasar lari jarak pendek siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa kelas 5 di SDN Sukarasa Bandung. 2. Permainan tradisonal sebagai alat untuk meningkatkan gerak dasar lari jarak pendek siswa, meliputi: a. Bebentengan b. Galah asin c. Kucing kucingan d. Boy boyan D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan kemampuan Gerak Dasar Lari Jarak Pendek di SDN Sukarasa Bandung? E. Cara Pemecahan Masalah Dalam masalah kurang aktifnya gerak siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, masalah ini akan dipecahkan melalui pengembangan permainan tradisional, dimana permainan ini berperan penting terhadap perkembangan anak dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak. Secara tidak sadar, permainan ini bisa dapat meningkatkan gerak dasar lari jarak pendek siswa dan keterampilan geraknya akan terbina. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimanakah pengaruh permainan tradisional terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar lari jarak pendek.

7 G. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi lembaga lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu : a. Guru. Sebagai bahan dalam pengoptimalan proses pembelajaran pendidikan jasmani guna mengembangkan motivasi belajar siswa. b. Siswa. Sebagai pembelajaran baru dalam proses mengembangkan motivasi belajar siswa. c. Sekolah. Memberikan saran pada sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah.