Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

dokumen-dokumen yang mirip
Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji berat jenis aspal keras

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Revisi SNI Daftar isi

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Cara uji penentuan batas susut tanah

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Cara uji geser langsung batu

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji sifat dispersif tanah dengan alat pinhole

Cara uji penetrasi aspal

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Analisis kadar abu contoh batubara

Metode uji basah dan uji kering campuran tanah-semen dipadatkan

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Cara uji penyulingan aspal cair

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Semen portland komposit

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

METODE PENGUJIAN UJI BASAH DAN KERING CAMPURAN TANAH SEMEN DIPADATKAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian ICS 13.080.20; 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi SNI 1975:2012 Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Peralatan... 2 4 Ukuran contoh tanah... 3 5 Penyiapan awal contoh uji... 5 6 Contoh uji untuk analisis ukuran butir dan berat jenis... 5 7 Contoh uji untuk pengujian sifat fisik... 6 8 Contoh uji untuk pengujian hubungan kadar air-densitas dan pengujian lainnya... 6 9 Ketelitian... 7 Lampiran A (normatif) Gambar alat pemisah contoh tanah dan pembagian contoh tanah dengan cara perempat... 8 Lampiran B (informatif) Penjelasan revisi SNI 03-1975-1990... 9 Bibliografi... 10 Gambar A.1 - Alat pemisah contoh tanah (splitter)... 8 Gambar A.2 - Pembagian contoh tanah dengan cara perempat (quartering)... 8 Tabel 1 - Jumlah minimum contoh tanah yang diperlukan untuk menentukan gradasi... 3 Tabel 2 - Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk pengujian sifat fisik... 4 Tabel 3 Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk pengujian hubungan kadar air-densitas... 4 BSN 2012 i

SNI 1975:2012 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian adalah revisi dari SNI 03-1975-1990, Metode mempersiapkan contoh tanah dan tanah mengandung agregat. Standar ini mengacu pada AASHTO Designation: T 87-86 (2004), Standard Method of Test for Dry Preparation of Disturbed Soil and Soil Aggregate Samples for Test. Revisi ini hanya dilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat pada SNI 03-1975-1990, terutama penyiapan contoh secara kering, lihat Lampiran B. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan 91-01-S2 melalui Gugus Kerja Geoteknik Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 8 tahun 2007 dan dibahas dalam rapat Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2010 di Bandung oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. BSN 2012 ii

Pendahuluan SNI 1975:2012 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian yang dimaksudkan dalam standar ini adalah metode atau cara penyiapan contoh tanah dan tanah yang mengandung agregat untuk pengujian analisis ukuran butir, berat jenis, batas cair, batas plastis, faktor susut, hubungan kadar air-densitas dan pengujian lainnya yang mungkin diperlukan. Prosedur penyiapan contoh tanah dilakukan secara kering, tidak termasuk penyiapan contoh tanah secara basah, sebagaimana ditentukan dalam SNI 03-1975-1990. Standar ini digunakan sebagai acuan atau pegangan, terutama bagi teknisi laboratorium, sehingga diperoleh contoh uji yang mewakili, dengan jumlah dan ukuran butir yang sesuai dengan ketentuan. Secara umum, standar ini mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, peralatan, ukuran contoh tanah, penyiapan awal contoh uji, contoh uji untuk analisis ukuran butir, pengujian sifat fisik, pengujian hubungan kadar air-densitas dan pengujian lainnya yang mungkin diperlukan. BSN 2012 iii

SNI 1975:2012 1 Ruang lingkup Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian 1.1 Standar ini menetapkan metode atau cara penyiapan secara kering contoh tanah dan tanah yang mengandung agregat yang diperoleh dari lapangan untuk pengujian analisis ukuran butir, berat jenis, batas cair, batas plastis, faktor susut, hubungan kadar air-densitas dan pengujian lainnya yang mungkin diperlukan. 1.2 Standar ini hanya memberikan informasi kualitatif sehingga hal yang menyangkut presisi tidak digunakan. 1.3 Nilai-nilai yang digunakan dalam standar ini dinyatakan dalam SI. 2 Acuan normatif 2.1 Standar AASHTO M 92, Wire-Cloth Sieves for Testing Purposes (SNI 03-6866-2002, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian) M 231, Weighing Devices Used in the Testing of Materials (SNI 03-6414-2002, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan) T 88, Particle Size Analysis of Soils (SNI 3423:2008, Cara uji analisis ukuran butir tanah) T 89, Determining the Liquid Limit of Soils (SNI 1967:2008, Cara uji penentuan batas cair tanah) T 90, Determining the Plastic Limit and Plasticity Index of Soils (SNI 1966:2008, Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah) T 92, Determining the Shrinkage Factors of Soils (SNI 3422:2008, Cara uji penentuan batas susut tanah) T 99, Moisture-Density Relations of Soils Using a 2.5-kg (5.5-lb) Rammer and a 305-mm (12- in) Drop (SNI 1742:2008, Cara uji kepadatan ringan untuk tanah) T 100, Specific Gravity of Soils (SNI 1964:2008, Cara uji berat jenis tanah) T 180, Moisture-Density Relations of Soils Using a 4.54-kg (10-lb) Rammer and a 457-mm (18-in.) Drop (SNI 1743:2008, Cara uji kepadatan berat untuk tanah) T 248, Reducing Samples of Aggregate to Testing Size (SNI 13-6717-2002, Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat) 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dalam standar ini, istilah dan definisi berikut digunakan 3.1 cara perempat pembagian atau pemisahan contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat menjadi empat bagian yang sama (quartering) dengan menggunakan alat sederhana seperti sekop, cangkul atau alat lain yang sesuai BSN 2012 1 dari 10

SNI 1975:2012 3.2 contoh tanah kering contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat yang telah dikeringkan di udara terbuka atau dikeringkan dengan menggunakan alat pengering dengan suhu tidak lebih dari 60 0 C sampai tanah dapat digemburkan atau disaring, tanpa koreksi kadar air higroskopis 3.3 contoh tanah terganggu contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat yang telah mengalami perubahan struktur akibat adanya gangguan pada waktu pengambilannya di lapangan 3.4 contoh uji contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat yang digunakan untuk pengujian, telah melalui proses pemecahan gumpalan atau penggemburan, pemisahan, penyaringan, dengan ukuran butir dan jumlahnya telah sesuai dengan ketentuan 3.5 pemisahan contoh pembagian atau pemisahan contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat menjadi dua bagian yang sama dengan menggunakan alat pemisah contoh (splitter) 3.6 talam tempat penampungan atau penyimpanan dan pemecahan gumpalan contoh tanah atau tanah yang mengandung agregat dalam jumlah yang cukup banyak 3.7 tanah agregat campuran tanah dan agregat (pasir kerikil) 3.8 tanah vulkanis tanah yang terbentuk dari lapukan material letusan gunung berapi 4 Peralatan 4.1 Timbangan Timbangan yang digunakan untuk menentukan massa contoh tanah yang diuji harus sesuai dengan persyaratan SNI 03-6414-2002. Timbangan untuk menentukan massa contoh tanah untuk pengujian analisis ukuran butir, berat jenis dan pengujian sifat fisik harus mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 0,01 g dan timbangan untuk menentukan massa contoh tanah untuk pengujian gradasi (analisis saringan) dan pengujian hubungan kadar airdensitas harus mempunyai ketelitian pembacaan maksimum 1 g. 4.2 Alat pengering Alat pengering yang sesuai, mampu mengeringkan contoh tanah pada suhu tidak lebih dari 60 C. BSN 2012 2 dari 10

SNI 1975:2012 4.3 Saringan Serangkaian saringan dengan ukuran 19,0 mm (3/4 inci), 4,75 mm (No. 4), 2,00 mm (No. 10), 0,425 mm (No. 40) dan lain-lain sesuai dengan keperluan, lihat Catatan 1. Saringan harus sesuai dengan SNI 03-6866-2002. CATATAN 1 - Saringan 75 mm (3 inci), 50 mm (2 inci), 25 mm (inci) dan 9,5 mm (3/8 inci) diperlukan untuk menentukan gradasi, lihat Tabel 1. Saringan 75 mm (3 inci) juga diperlukan jika contoh tanah yang tertahan saringan 19,0 mm (3/4 inci) atau tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) diperhitungkan, misalnya untuk pengujian hubungan kadar air-densitas sesuai dengan SNI 1742:2008 atau SNI 1743:2009 dan pengujian CBR sesuai dengan SNI 03-1744-1989. 4.4 Peralatan penggembur Mangkok porselin atau talam (dengan penumbuk yang dibungkus karet) atau alat penggembur mekanis yang sesuai untuk memecahkan gumpalan contoh tanah tanpa menimbulkan pecahnya butiran asli tanah. 4.5 Alat pemisah Sebuah alat pemisah, lihat Gambar A.1 pada Lampiran A, untuk memisahkan atau membagi contoh tanah menjadi dua bagian yang sama (sebanding) dan mampu mendapatkan jumlah contoh tanah yang mewakili tanpa menyebabkan kehilangan butiran halus yang cukup berarti. Alat pemisah contoh tanah harus dilengkapi dengan wadah/talam yang digunakan untuk menampung contoh tanah yang dibagi tersebut. Lebar talam harus sama dengan lebar total dari luncuran (riffle chutes) alat pemisah. Pemisahan contoh tanah pada kain kanvas juga diperbolehkan, lihat Catatan 2. CATATAN 2 - Prosedur pemisahan contoh tanah diuraikan dalam SNI 13-6717-2002. 5 Ukuran contoh tanah 5.1 Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk setiap pengujian, sebagai berikut: 5.1.1 Analisis ukuran butir tanah Untuk analisis ukuran butir contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10) diperlukan kira-kira 110 g untuk tanah pasiran dan kira-kira 60 g untuk tanah lanauan atau lempungan. Sejumlah contoh tanah yang tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) atau saringan 2,00 mm (No. 10) diperlukan, lihat catatan 3, untuk menentukan gradasi yang mewakili sesuai dengan SNI 03-1968-1990, dan tergantung pada ukuran butir maksimum, jumlah contoh tanah tidak boleh kurang dari jumlah yang ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1 - Jumlah minimum contoh tanah yang diperlukan untuk menentukan gradasi Diameter butir maksimum 9,5 mm (3/8 inci) 25 mm (1 inci) 50 mm (2 inci) 75 mm (3 inci) Jumlah (massa) minimum, g 500 2 000 4 000 5 000 BSN 2012 3 dari 10 Kapasitas dan sensitivitas timbangan Mampu mengukur massa contoh tanah dengan ketelitian pembacaan sampai maksimum 1 g

SNI 1975:2012 CATATAN 3 - Contoh tanah yang digunakan untuk analisis saringan dapat dipisahkan dengan menggunakan saringan 2,00 mm (No. 10) sesuai butir 6.2.1 atau saringan 4,75 mm (No. 4) sesuai butir 6.2.2. Apabila hanya sedikit persentase contoh tanah yang tertahan saringan 2,00 mm (No. 10) atau saringan 4,75 mm (No. 4), jumlah contoh tanah total diperlukan minimum sesuai dengan Tabel 1. Persyaratan jumlah minimum sesuai dengan Tabel 1 tersebut diperlukan jika tanah akan digunakan untuk lapis fondasi atau lapis fondasi bawah, timbunan pilihan, atau lainnya yang mempunyai persyaratan untuk agregat kasar. 5.1.2 Berat jenis Untuk pengujian berat jenis dalam kaitannya dengan pengujian analisis ukuran butir tanah sesuai dengan SNI 3423 : 2008, diperlukan contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10) minimum 25 g (kering oven) apabila menggunakan botol/labu ukur dan minimum 10 g apabila menggunakan piknometer. 5.1.3 Pengujian sifat fisik Untuk pengujian sifat fisik, diperlukan contoh tanah yang lolos saringan 0,425 mm (No. 40) minimum 300 g sesuai dengan Tabel 2. Tabel 2 - Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk pengujian sifat fisik Jenis pengujian dan standar acuan Batas cair, SNI 1967 : 2008 Batas plastis, SNI 1966 : 2008 Faktor susut, SNI 3422 : 2008 Kadar air lapangan ekuivalen, AASHTO T 93 Cadangan untuk pemeriksaan ulang 5.1.4 Pengujian hubungan kadar air-densitas Jumlah (massa) minimum, g 100 20 30 50 100 Kapasitas dan sensitivitas timbangan Mampu mengukur massa contoh tanah dengan ketelitian pembacaan sampai maksimum 0,01 g Untuk pengujian hubungan kadar air-densitas (pengujian kepadatan tanah), diperlukan contoh tanah yang lolos saringan 4,75 mm (No. 4) untuk metode A dan metode B atau contoh tanah yang lolos saringan 19,0 mm (3/4 inci) untuk metode C dan metode D, sesuai dengan SNI 1742 : 2008 atau SNI 1743 : 2008. Jumlah contoh tanah yang diperlukan tergantung pada metode yang digunakan, lihat Tabel 3. Tabel 3 Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk pengujian hubungan kadar air-densitas Metode Diameter butir Jumlah (massa) minimum, g uji maksimum, lolos saringan Menggunakan 1 contoh tanah Menggunakan 5 contoh tanah A 4,75 mm (No. 4) 3 000 12 500 B 4,75 mm (No. 4) 7 000 25 000 C 19,0 mm (3/4 inci) 5 000 15 000 D 19,0 mm (3/4 inci) 11 000 30 000 5.1.5 Pengujian lainnya yang mungkin diperlukan Kapasitas dan sensitivitas timbangan Mampu mengukur massa contoh tanah dengan ketelitian pembacaan sampai maksimum 1 g Jumlah contoh tanah yang diperlukan untuk pengujian lainnya mengacu pada metode pengujian (standar) yang ditetapkan. BSN 2012 4 dari 10

SNI 1975:2012 6 Penyiapan awal contoh uji 6.1 Contoh tanah yang diterima dari lapangan harus dikeringkan secara menyeluruh atau merata di udara terbuka atau dengan menggunakan alat pengering dengan suhu tidak lebih dari 60 0 C, lihat Catatan 4. Jumlah contoh tanah yang mewakili, yang diperlukan untuk pengujian harus diperoleh dengan alat pengambil contoh (sampler), atau dengan cara pemisahan (splitting) atau cara perempat (quartering), lihat Gambar A.1 dan Gambar A.2 pada Lampiran A. Gumpalan butiran contoh tanah harus dipecahkan/digemburkan dengan peralatan penggembur untuk menghindari pecahnya butiran asli tanah. CATATAN 4 - Contoh tanah yang dikeringkan dalam oven atau alat pengering lainnya pada suhu tidak lebih dari 60 0 C dianggap sama dengan contoh tanah yang dikeringkan di udara terbuka. Untuk tanah vulkanis, tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan oven. 6.2 Bagian contoh tanah kering yang digunakan untuk analisis ukuran butir dan pengujian sifat fisik (termasuk berat jenis) harus ditimbang dan massa yang tercatat merupakan massa contoh total tanpa koreksi kadar air higroskopis. Bagian contoh tersebut harus dipisahkan menurut fraksi-fraksi, menggunakan salah satu dari cara berikut: 6.2.1 Menggunakan saringan 2,00 mm (No. 10) Contoh tanah kering harus dipisahkan menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 2,00 mm (No. 10). Gumpalan butiran contoh tanah yang tertahan saringan tersebut harus dipecahkan dengan peralatan penggembur sampai gumpalan butiran contoh tanah terpisah tetapi tidak sampai memecahkan butiran aslinya, kemudian dipisahkan lagi menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 2,00 mm (No. 10). 6.2.2 Menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4) dan saringan 2,00 mm (No. 10) Cara ini dilakukan dalam 2 tahap, sebagai berikut: a) Contoh tanah kering harus dipisahkan menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4). Gumpalan butiran contoh tanah yang tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) harus dipecahkan dengan menggunakan peralatan penggembur sampai gumpalan butiran contoh tanah terpisah tetapi tidak sampai memecahkan butiran aslinya, dan dipisahkan lagi menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4). Contoh tanah yang lolos saringan 4,75 mm (No. 4) harus dicampur secara merata dan dengan menggunakan alat pengambil contoh atau dengan cara pemisahan atau cara perempat, lihat Lampiran A, sejumlah contoh tanah yang mewakili yang digunakan untuk pengujian harus diperoleh dan ditimbang. b) Contoh tanah yang lolos saringan 4,75 mm (No. 4) yang diperoleh sesuai dengan butir a) dipisahkan lagi dengan menggunakan saringan 2,00 mm (No. 10), dan diproses sesuai dengan butir 6.2.1. Contoh tanah yang tertahan saringan 2,00 mm (No. 10) ditimbang untuk digunakan dalam perhitungan analisis saringan. 7 Contoh uji untuk analisis ukuran butir dan berat jenis 7.1 Contoh tanah yang tertahan saringan 2,00 mm (No. 10) sesuai dengan butir 6.2.1 atau tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) sesuai dengan butir 6.2.2 setelah penyaringan kedua, harus dipisahkan untuk digunakan dalam analisis saringan. 7.2 Contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10) sesuai dengan butir 6.2.1 atau butir 6.2.2 harus dicampur secara merata dan dengan menggunakan alat pengambil contoh BSN 2012 5 dari 10

SNI 1975:2012 atau dengan cara pemisahan atau cara perempat, lihat Lampiran A, contoh yang mewakili harus mempunyai massa sesuai dengan jenis pengujian, sebagai berikut: a) Untuk analisis hidrometer dan analisis saringan contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10), diperlukan sebanyak 110 g untuk tanah pasiran dan 60 g untuk tanah lanauan atau lempungan. b) Untuk berat jenis contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10), diperlukan sebanyak 25 g apabila menggunakan botol/labu ukur dan 10 g apabila menggunakan piknometer. 8 Contoh uji untuk pengujian sifat fisik 8.1 Bagian tersisa dari contoh tanah yang lolos saringan 2,00 mm (No. 10) dipisahkan menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 0,425 mm (No. 40). Gumpalan butiran contoh tanah yang tertahan saringan 0,425 mm (No. 40) harus dipecahkan dengan menggunakan peralatan penggembur sampai gumpalan butiran contoh tanah terpisah tetapi tidak sampai memecahkan butiran aslinya. Jika contoh tanah mengandung butiran yang mudah pecah (rapuh) seperti serpihan mika dan fragmen kerang laut, pemecahan harus dilakukan secara hati-hati untuk memisahkan/melepaskan tanah yang lebih halus yang menempel pada butiran yang lebih kasar. Gumpalan contoh tanah yang telah dipecahkan kemudian dipisahkan menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan 0,425 mm (No. 40) dan dipecahkan lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Apabila pemecahan yang berulang-ulang ini menghasilkan sedikit saja contoh tanah yang lolos saringan 0,425 mm (No. 40), contoh tanah yang tertahan saringan 0,425 mm (No. 40) harus dibuang. Contoh tanah yang lolos saringan 0,425 mm (No. 40) yang diperoleh dari hasil pemecahan dan penyaringan harus dicampur secara merata dan digunakan untuk pengujian sifat fisik. 9 Contoh uji untuk pengujian hubungan kadar air-densitas dan pengujian lainnya 9.1 Untuk pengujian hubungan kadar air-densitas, contoh tanah kering, lihat butir 6.1, dipisahkan dengan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4) untuk metode A dan metode B, dan saringan 19,00 mm (3/4 inci) untuk metode C dan metode D. Gumpalan butiran contoh tanah yang tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) atau saringan 19,00 mm (3/4 inci) harus dipecahkan dengan menggunakan peralatan penggembur sampai gumpalan butiran contoh tanah terpisah tetapi tidak sampai memecahkan butiran aslinya, kemudian dipisahkan lagi dengan menggunakan saringan 4,75 mm (No. 4) atau saringan 19,00 mm (3/4 inci). 9.2 Contoh tanah yang tertahan saringan setelah penyaringan kedua, jika diperlukan, harus disimpan. Contoh tanah yang lolos saringan 4,75 mm (No. 4) atau saringan 19,00 mm (3/4 inci) pada penyaringan pertama dan kedua dicampur secara merata dan digunakan untuk pengujian. 9.3 Contoh uji untuk pengujian lainnya harus dipisahkan dengan menggunakan saringan yang sesuai. Jika perlu, peralatan penggembur harus digunakan untuk memecahkan gumpalan contoh tanah tertahan saringan tersebut tanpa menimbulkan pecahnya butiran asli tanah. Gumpalan butiran contoh tanah yang telah dipecahkan, selanjutnya dipisahkan menjadi dua fraksi dengan menggunakan saringan yang sesuai. Contoh tanah yang tertahan, dipecahkan kembali dan disaring seperti cara sebelumnya. Contoh tanah yang tertahan setelah penyaringan kedua, jika diperlukan, harus disimpan. Contoh tanah yang lolos saringan pada penyaringan pertama dan kedua harus dicampur secara merata dan digunakan untuk pengujian. BSN 2012 6 dari 10

SNI 1975:2012 10 Ketelitian Oleh karena penyiapan contoh tanah untuk pengujian ini tidak menghasilkan nilai yang bersifat numerik, ketelitian, penyimpangan dan ketepatan tidak diterapkan BSN 2012 7 dari 10

SNI 1975:2012 Lampiran A (normatif) Gambar alat pemisah contoh tanah dan pembagian contoh tanah dengan cara perempat Gambar A.1 - Alat pemisah contoh tanah (splitter) a) Contoh tanah ditumpahkan pada permukaan yang keras dan bersih, dicampur dan dibentuk menyerupai kerucut c) Setiap bagian sesuai b) dibagi lagi menjadi 2 bagian yang sama b) Contoh tanah diratakan dan dibagi menjadi 2 bagian yang sama d) Ambil 2 bagian contoh yang besilangan dan dicampur sampai merata, dan sisanya disimpan, jika diperlukan Gambar A.2 - Pembagian contoh tanah dengan cara perempat (quartering) BSN 2012 8 dari 10

SNI 1975:2012 Lampiran B (informatif) Penjelasan revisi SNI 03-1975-1990 Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian yang diuraikan pada standar ini adalah revisi dari SNI 03-1975-1990, Metode mempersiapkan contoh tanah dan tanah mengandung agregat (cara kering). Beberapa perubahan atau perbedaan SNI ini jika dibandingkan dengan SNI 03-1975-1990 ditunjukkan pada Tabel B. Tabel B Perbandingan SNI 03-1975-1990 dan SNI 1975: 2012 (revisi) No. Uraian SNI 03-1975-1990 SNI 1975: 2012 (revisi) 1. Tata cara penulisan standar Tidak diuraikan 2. Ruang lingkup Mencakup cara kering dan cara basah Mengacu pada Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 8 tahun 2007 Mencakup cara kering saja 3. Acuan normatif Tidak diuraikan Terdiri dari beberapa standar (SNI dan ASTM) 4. Istilah dan definisi Tidak diuraikan Diuraikan definisi dari beberapa istilah yang digunakan dalam standar 5. Ukuran contoh tanah untuk uji hubungan kadar air-densitas 6. Prosedur penyiapan contoh 7. Contoh uji untuk pengujian berat jenis - Cara A, 20 kg - Cara B, 45 kg - Cara C, 35 kg - Cara D, 70 kg Prosedur penyiapan contoh mencakup cara kering dan cara basah Diperlukan contoh uji sebanyak 25 g apabila menggunakan piknometer dan 10 g apabila menggunakan labu/botol ukur BSN 2012 9 dari 10 - Cara A, 3 000 g apabila menggunakan 1 contoh dan 12 500 g apabila menggunakan 5 contoh - Cara B, 7 000 g apabila menggunakan 1 contoh dan 25 000 g apabila menggunakan 5 contoh - Cara C, 5 000 g apabila menggunakan 1 contoh dan 15 000 g apabila menggunakan 5 contoh - Cara D, 11 000 g apabila menggunakan 1 contoh dan 30 000 g apabila menggunakan 5 contoh Prosedur penyiapan contoh mencakup cara kering saja Diperlukan contoh uji sebanyak 10 g apabila menggunakan piknometer dan 25 g apabila menggunakan labu/botol ukur

Bibliografi SNI 1975:2012 AASHTO Designation: T 87-86 (2004), Standard Method of Test for Dry Preparation of Disturbed Soil and Soil Aggregate Samples for Test. AASHTO T 93, Standard Method of Test for Determining the Field Moisture Equivalent of Soils SNI 03-1744, Metode pengujian CBR laboratorium. SNI 03-1968, Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. BSN 2012 10 dari 10

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id