BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Anak merupakan harta yang paling berharga dalam membina

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA PADA ANAK DI DUSUN KUWON SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

Wahyu Ruby Astuti Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG VERBAL ABUSE (KEKERASAN VERBAL) PADA ANAK

Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. beraneka ragam gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang. penderita sudah mempunyai ciri kepribadian tertentu.

PENDAHULUAN. Masa1 usia dini merupakan golden ageperiode, artinya merupakan masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL DENGAN KEJADIAN KEKERASAN VERBAL PADA ANAK DI TK RK KUNCEN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

tua Tentang Verbal Abuse (Kekerasan Verbal) pada Anak. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam mengambil data untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Selama periode angka perlakuan salah pada anak. justru memperlihatkan peningkatan sampai 50 % (Huraerah, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara saudara kandung (sibling rivalry) biasanya muncul ketika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. Mendengar terjadinya sebuah kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BABI PENDAHULUAN. Dalam menjalani suatu kehidupan, banyak orang yang mempunyai pemikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. jiwa menjadi masalah yang serius dan memprihatinkan, penyebab masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STUDI DESKRIPTIF TENTANG JENIS KEKERASAN ORANG TUA PADA ANAK DI SDN 03 SIDOGEMAH SAYUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK PRA SEKOLAH DI ACEH PARENTS KNOWLEDGE ABOUT VERBAL ABUSE ON PRESCHOOL CHILDREN IN ACEH

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

HUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI SMPN 3 PRABUMULIH. Risky Amandita Putri Arie Kusumaningrum Sri Maryatun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA KEPARAKAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama pada rentang usia pra sekolah. Masa ini merupakan periode seorang anak

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah harapan suatu bangsa, karena masa depan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupannya. Sehat sendiri perlu didasari oleh suatu perilaku, yaitu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan kepribadian dan pendidikan anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan tertentu yang mengantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Saat ini banyak orang tua yang tidak mengetahui atau mengenal sedikit informasi mengenai perkembangan anak. Misalnya pada anak dengan umur 3 tahun sampai 7 tahun, pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga anak terlihat nakal, keras kepala, kuat kemauan dan keinginannya, tidak mau meniru orang lain, suka menentang pendapat perintah orang lain dan semacamnya. Oleh karena itu banyak orang tua yang merasa anaknya sulit untuk ditangani dan secara tidak sadar melakukan tindakan-tindakan keras kepada anaknya (Fudyartanta, 2012). Berkembangnya budaya dalam masyarakat kita saat ini bahwa orang tua dengan mudah berbicara kasar, memarahi, memaki, dan membentak anak-anak mereka dengan kata-kata yang tidak pantas dan bersifat mengancam. Hal ini sering terjadi bila orang tua sedang marah. Bila sedang emosi kadangkala katakata kasar yang belum pernah terucap oleh orang tua akan meluncur begitu saja tanpa disadari. Perilaku-perilaku yang dilakukan orang tua ini biasanya disebabkan karena anak sering bandel, susah menurut dan susah diatur, sehingga seringkali kekerasan dalam bentuk verbal terjadi pada anak. Namun kenyataannya, sebagian besar orang tua tidak mengetahui bahwa tindakan yang 1

2 dilakukan termasuk dalam kekerasan verbal yang sangat berdampak pada perkembangan psikologis anak. Verbal abuse terjadi ketika orang tua menyuruh anak untuk diam atau jangan menangis. Jika anak mulai bicara, ibu terus menerus menggunakan kekerasan verbal seperti kamu bodoh. kamu cerewet, kamu kurang ajar. Anak akan mengingat semua kekerasan verbal jika semua kekerasan verbal itu berlangsung dalam satu periode, artinya secara terus menerus perlakuan verbal abuse terhadap anak berkisar sejak pengabaian anak sampai dengan pelecehan (Jallaludin, 2007 dalam Astuti, 2014). World Health Organization (2006), dan John N. Briere, yang merupakan seorang profesor psikiatri dan psikologi di Keck School of Medicine, University of Southern California menyebutkan bahwa ada empat macam kekerasan anak yang umum terjadi. Keempat macam kekerasan tersebut adalah emotional abuse, physical abuse, neglect dan sexual abuse. Perkembangan kecerdasan anak akan terhambat jika mereka mengalami salah satu dari abuse ini, apalagi untuk menderita keempat sekaligus. Satu dari keempat yang dilakukan terus menerus akan menyebabkan anak menderita gangguan psikologis (Jallaludin, 2007 dalam Astuti, 2014). WHO (World Health Organization) tahun 2003 mengestimasikan sebanyak 40 juta anak usia 0-14 tahun di dunia telah mengalami Child Abuse. Sekretaris Jendral Komisi Nasional Perlindungan Anak Samsul Ridwan menambahkan bahwa kasus kekerasan verbal meskipun faktanya sangat umum terjadi namun, sangat disayangkan berita mengenai kekerasan verbal jarang masuk di hotline Komnas Anak, sehingga data yang terekap oleh Komnas Anak cenderung sedikit. Selain itu, Kepala Subbagian Data dan Informasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Lasni Siahaan menambahkan bahwa di Indonesia

3 kasus kekerasan anak yang paling umum terjadi adalah emotional/verbal abuse. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Samsul Ridwan dan Lasni Siahaan meskipun Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia kesulitan mendapatkan data mengenai verbal abuse, verbal abuse dinyatakan terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Dari Tabel Data Keseluruhan Pengaduan dan Pemantauan Berita Kasus di Media yang penulis dapatkan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, yang menyebutkan bahwa pada tahun 2011 jumlah anak yang mengalami verbal abuse adalah 49 anak, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2012 menjadi 83 anak, sedangkan pada tahun 2013 jumlah tersebut semakin meningkat menjadi 92 anak (Komnaspa, 2011). Data dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, mencatat kekerasan anak pada tahun 2014 mencapai 523 kasus kekerasan, sedangkan pada tahun 2015 hingga akhir juli 2015 tercatat 290 kasus kekerasan yang dialami oleh anak. Jika diasumsikan hingga akhir tahun 2015 nanti akan terjadi peningkatan kekerasan anak sekitar 50% dibandingkan pada tahun 2014. Menurut Wibowo S (2008) melakukan penelitian tentang kejadian kekerasan anak di Ponorogo, pada tahun 2006 terjadi 4 kasus kekerasan anak yang dilaporkan oleh Polres Ponorogo, tahun 2007 ada 12 kasus dan sampai bulan april 2008 terjadi 5 kasus. Sedangkan berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari KPPA Kabupaten Ponorogo didapatkan pada tahun 2013 terdapat 14 kasus kekerasan anak, tahun 2014 ada 21 kasus dan sampai bulan November 2015 mencapai 14 kasus (KPPA, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014) dengan judul Hubungan Tingkat Verbal Abuse Orang Tua Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah Di TK Atma Bakti Desa Pringapus

4 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang menunjukkan hasil bahwa dari 35 responden didapatkan anak yang mengalami verbal abuse tinggi sebanyak 18 anak (51,4%) dan 17 anak (48,6%) mengalami verbal abuse rendah. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 2 Desember 2015 kepada 10 responden di TK Dharma Wanita I Dukuh Sabil Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, diperoleh data pengetahuan Orang tua tentang verbal abuse pada anak yaitu baik berjumlah 3 orang, pengetahuan cukup 3 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang. Seorang anak bisa dikatakan mengalami verbal abuse apabila anak secara terus menerus menjadi korban kemarahan, hinaan atau ancaman orang di sekitarnya termasuk orang tua. Menurut Soetjiningsih (2007) dalam Kuspartianingsih (2012) faktor- faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan verbal abuse yaitu pengetahuan orang tua, pengalaman, faktor dari keluarga, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Minimnya pengetahuan orang tua mengenai kebutuhan perkembangan anak akan membuat orang tua menjadi marah jika anak tidak mampu melakukan apa yang menjadi kemauan orang tua. Orang tua yang mempunyai harapan-harapan yang tidak realistik terhadap perilaku anak juga berperan memperbesar tindakan kekerasan pada anak (Arimurti, 2005). Verbal abuse dapat berdampak buruk dan membuat anak menderita, seperti menganggap dirinya buruk dan tidak berguna. Hal itu disebabkan banyaknya persepsi buruk yang mengubah pola pikirnya. Selain itu, stres dan depresi yang dialami oleh anak dapat membuatnya mencoba untuk melukai dirinya sendiri, bahkan bunuh diri. Verbal abuse juga dapat mengubah perilaku seorang anak menjadi antisosial dan berperilaku kasar terhadap sesamanya.

5 Bahkan menurut Words Can Be Weapons, sebuah organisasi anti verbal abuse di China, verbal abuse dapat mempengaruhi kepribadian seorang anak di masa depan, yang memungkinkannya menjadi seorang kriminal. Berdasarkan beberapa penelitian psikiatri menunjukkan bahwa verbal abuse dapat mengakibatkan kerusakan psikis dan emosional yang lebih berat (Wicaksana, 2008). Orang tua harus lebih memahami perkembangan anak dengan mencurahkan perhatian dan kasih sayang sebagaimana mestinya. Hal itu dilakukan demi memberikan rasa aman kepada anak. Identifikasi keluarga yang beresiko tinggi dapat dijadikan sebagai langkah awal pencegahan kekerasan. Selanjutnya, dapat dilakukan pengawasan, pendampingan dan bimbingan oleh pihak yang berkompeten terhadap masalah kekerasan pada anak, baik perorangan maupun kelembagaan untuk mengetahui kapan anak mendapatkan perlakuan verbal abuse atau kekerasan lain dan alternatif pemecahannya. Memperhatikan nada bicara dan menggunakan kosa kata yang tepat juga merupakan cara untuk menghindari terjadinya kekerasan verbal. Dari beberapa fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan orang tua tentang verbal abuse pada anak. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Pengetahuan Orang Tua Tentang Verbal Abuse pada Anak Di TK Dharma Wanita I Dukuh Sabil Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan orang tua tentang Verbal Abuse pada anak Di TK Dharma Wanita I Dukuh Sabil Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis 1. Bagi IPTEK Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut sebagai bahan dasar untuk mengetahui lebih lanjut tentang verbal abuse pada anak. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai masukan untuk mengembangkan kurikulum, khususnya mata kuliah keperawatan anak. 3. Bagi Perkembangan Ilmu Kesehatan Menambah pengetahuan betapa pentingnya mengetahui tentang verbal abuse pada anak yang dapat berakibat pada perkembangan anak. 4. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai verbal abuse pada anak. 1.4.2 Praktis 1. Bagi Orang Tua Menambah pengetahuan orang tua tentang verbal abuse pada anak dan cara mencegahnya.

7 2. Bagi Tempat Penelitian Bisa dijadikan sebagai bahan dasar dalam program penyuluhan kepada masyarakat tentang kekerasan verbal pada anak. 3. Bagi Profesi Keperawatan Sebagai bahan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan profesi keperawatan di masa mendatang. 1.5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan antara lain: 1. Kuspartianingsih, Sri (2012). Hubungan Antara Verbal Abuse Orang Tua dengan Perilaku Agresif pada Remaja Agresif di SMPN 129 Jakarta. Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII dan VIII yang berumur 12-14 tahun di SMPN 129 Jakarta yang berperilaku agresif di sekolah sepanjang tahun 2011 sampai 2012 sebanyak 48 remaja. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian diolah menggunakan editing, coding dan entry data. Persamaan dengan peneliti adalah sama-sama membahas masalah verbal abuse orang tua. Sedangkan perbedaannya adalah pada jenis penelitian dan variabel yang digunakan. Peneliti di atas menggunakan penelitian korelasi analitik dengan variabel Hubungan Antara Verbal Abuse Orang Tua dengan Perilaku Agresif pada Remaja Agresif. Sedangkan peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif dengan variabel Pengetahuan orang tua tentang verbal abuse pada anak.

8 2. Rahmawati, Ina Nurul (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Verbal Abuse pada Anaknya di Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Populasi penelitian tersebuat adalah seluruh orang tua yang memiliki anak usia prasekolah yaitu anak usia 3 sampai 6 tahun di kelurahan Bulusan kecamatan Tembalang kota Semarang yaitu sebanyak 173 keluarga. Persamaan dengan peneliti adalah sama-sama meneliti masalah verbal abuse. Sedangkan perbedaannya adalah peneliti di atas lebih membahas pada faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan verbal abuse, sedangkan peneliti ini berfokus pada pengetahuan orang tua tentang verbal abuse. 3. Astuti, Wahyu Ruby (2014). Hubungan Tingkat Verbal Abuse Orang Tua Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah Di TK Atma Bakti Desa Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Desain penelitian adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah anak usia prasekolah dan orang tua anak prasekolah di TK Atma Bakti Desa Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang sejumlah 53 anak dan orang tua, sampel yang digunakan menggunakan metode Proportional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Persamaan penelitian adalah sama-sama meneliti masalah verbal abuse orang tua. Sedangkan perbedaannya dengan peneliti yaitu pada desain penelitian dan variabel yang digunakan. Peneliti di atas menggunakan desain korelasi dengan variabel Hubungan Tingkat Verbal Abuse Orang Tua Terhadap

9 Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra Sekolah, sedangkan peneliti menggunakan desain daskriptif dengan variabel Pengetahuan orang tua tentang verbal abuse pada anak.