HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, TINGKAT KECEMASAN SISWA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA MINAT, LINGKUNGAN, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA GAYA MENGAJAR GURU, MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KARAKTER SISWA, KEDISIPLINAN SISWA, DAN KELENGKAPAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, KECERDASAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Tri Astuti Arigiyati

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PERHATIAN SELAMA PEMBELAJARAN DAN KECEMASAN SEBELUM TES DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Rizal Novandi & M.Djazari Halaman 1-20

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

Deril Gusa Ananta Wijaya* & Isis Rachmadi** ABSTRACT

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS

Cahyo Aji Sakti Nugroho* Pairun Roniwijaya** ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 15

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP, GAYA BELAJAR, DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SEKECAMATAN JETIS BANTUL

Oleh: Kartika Nugraheni NIM ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu Penelitian untuk

PRESTASI BELAJAR IPA

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 07 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian ex post facto. Menurut

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

PENGARUH PEMBELAJARAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Yogyakarta. Waktu. penelitian pada bulan November 2013 Mei 2014.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian melainkan hanya menggunakan fakta pada diri responden.

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GELOMBANG DAN BUNYI

HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

METODE PENELITIAN. Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai metode penelitian,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SE KECAMATAN TURI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: HESTI NUFRIDA A

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, TINGKAT KECEMASAN SISWA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Febriana Hikmawati 1)* Sumadi 2) Veator Renyaan 3) 1) 2) 3) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta *febriana6666@gmail.com Abstrak Penelitian ini secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa dan pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar fisika. Jenis penelitian ini adalah Ex Post Facto. Uji validitas instrument dengan korelasi product moment sedangkan uji reliabilitas dengna rumus KR-20 untuk menguji prestasi belajar fisika dan dengan Alpha Cronbach untuk menguji motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa dan pergaulan teman sebaya. Hasil uji reliabilitas tes prestasi belajar fisika diperoleh nilai r tt = 0,885, motivasi belajar diperoleh nilai r tt = 0,913, tingkat kecemasan siswa diperoleh nilai r tt = 0,929, pergaulan teman sebaya diperoleh nilai r tt = 0,904 dengan semua nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,005 maka instrument pergaulan teman sebaya dinyatakan reliabel. Kata Kunci: Motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa dan pergaulan teman sebaya, prestasi belajar PENDAHULUAN Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Pundong, pembelajaran sudah berlangsung dengan cukup baik. Guru-guru yang ramah membuat siswa merasa nyaman dalam belajar. Ruang kelas XI yang cukup luas dengan siswa perkelasnya kurang lebih 25-30 orang membuat proses belajar mengajar berjalan lebih efektif. Terdapat pula laboratorium fisika yang luas yang dilengkapi dengan alat-alat fisika dan keadaan laboratorium yang bersih, rapi, dan pencahayaan ruangan yang cukup. Keramahan dan pelayanan yang baik juga membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancer. Namun demikian, prestasi belajar fisika merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar fisika banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor internal dan faktor eksternal. Ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi prestasi belajar belajar fisika. Yang pertama ialah motivasi belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang berasal dalam diri seseorang tersebut. Selain motivasi Hubungan Antara...(Febriana Hikmawati) 39

belajar,salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar fisika siswa adalah tingkat kecemasan. Tingkat kecemasan salah satunya ditandai dengan ketidak tenangan siswa dalam mengerjakan ulangan fisika, keletihan mental siswa dan pengaruh lingkungan. Karena rasa cemas dan takut dapat menghambat daya konsentrasi atau daya ingat siswa. Perasaan cemas yang kadang tidak diketahui sebabnya akan berdampak buruk pada prestasi belajar siswa. Adapun faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni pergaulan teman sebaya. Pengaruh pergaulan lingkungan sekitar yaitu teman sebaya sangatlah besar. Bila bergaul dengan teman yang baik, siswa akan cenderung untuk meniru kepada hal-hal yang positif pula. Namun apabila yang ada adalah pengaruh negatif, itu perlu dihindari. Sehingga siswa harus pandai-pandai dalam memilih teman bergaul, demi keberhasilan kegiatan belajarnya. Tujuan penelitian ini secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan motivasi belajar siswa, untuk mengetahui kecenderungan tingkat kecemasan siswa, untuk mengetahui kecenderungan pergaulan teman sebaya siswa dan untuk mengetahui kecenderungan prestasi siswa, belajar fisika siswa. Secara korelatif untuk mengetahui hubungan yang positif antara motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa, dan pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar fisika, untuk mengetahui hubungan antara yang positif motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika, untuk mengetahui hubungan antara yang negatif tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar fisika dan untuk mengetahui hubungan antara yang positif pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri se Kecamatan Pundong. Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian tertarik untuk mengetahui dan mengungkapkan keberhasilan belajar fisika yaitu sebagai faktor yang ikut berpengaruh dalam prestasi belajar fisika pada tingkat SMA. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Motivasi Belajar, Tingkat Kecemasan Siswa, dan Pergaulan Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI Semester 1 (Gasal) SMA Negeri se-kecamatan Pundong Bantul Yogyakarta Tahun ajaran 2014/2015. Menurut Podo, (2012: 666) Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Menurut Sanjaya (2006 :112) Belajar ialah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Fisika adalah suatu ilmu yang tujuannya mempelajari hubungan antara materi dan energi. (Kanginan, 2006:5). Dengan demikian prestasi belajar fisika bisa dimaknai sebagai hasil yang dicapai, dikerjakan, dilakukan melalui sebuah proses mental yang menyebabkan perubahan perilaku dengan sumber-sumber belajar 40 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

fisika yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk nilai huruf atau angka. Menurut Hamzah (2007:30) Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Menurut Mc Donald dalam Hamalik (2011:106) Motivasi ialah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.dari uraian diatas dapat dapat disimpulakn bahwa motivasi belajar ialah perubahan energi atau dorongan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan individu tersebut berbuat dan bertindak untuk mencapai tujuannya. Menurut Wade dkk (2007:209) Kecemasan ialah keadaan takut dan cemas yang berlangsung terus-menerus ditandai oleh perasaan khawatir dan gelisah, prihatin, kesulitan konsentrasi dan gejala ketegangan motorik.menurut Oltmanns & Emery (2013:192) Kecemasan ialah perasaan takut, cemas menyongsong peristiwa-peristiwa yang akan datang yang ditandai dengan gemeteran, jantung berdegup lebih kencang, mulut terasa kering, dan bernafas lebih cepat.dari uraian diatas member gambaran bahwa tingkat kecemasan merupakan perasaan takut dan cemas menyongsong peristiwa-peristiwa yang akandatang yang berlangsung secara terus menerus. Menurut Sudibyo (2008:421) Pergaulan berasal dari kata dasar gaul. Mempunyai arti perihal bergaul atau kehidupan bermasyarakat. Atau perbauran masyarakat.menurut Santrock (2008:55) Teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya atau kebiasaannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pergaulan teman sebaya ialah anak remaja yang memiliki usia yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan kawankawannya yang berusai sama dan membaur dimasyarakat. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian hubungan bersifat Ex Post Facto dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se- Kecamatan Pundong, Bantul, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 selama kurang lebih 3 bulan mulai bulan Juli sampai bulan Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri se Kecamatan Pundong sebanyak 90 siswa.dalam penelitian ini sampel diperoleh melalui tabel Krejcie dan Morgan.Untuk mengambil jumlah sampel 73 dari 90 menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini untuk prestasi belajar menggunakan teknik tes prestasi yang terdiri dari 30 item dan untuk data motivasi belajar, Volume 4, Nomor 1 Juni 2017 41

tingkat kecemasan dan pergaulan teman sebaya terdiri dari 30 butir pernyataan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, untuk itu perlu dicari terlebih dahulu skor terendah, skor tertinggi, rata-rata dan simpangan baku dari setiap variabel kemudian dibandingkan dengan kurva normal ideal (Azwar, 2013:108). Untuk uji prasyarat analisis, meliputi uji normalitas sebaran yang menggu-nakan rumus chi-kuadrat (Hadi, 2004:350), dan uji linieritas hubungan dengan menggunakan uji F (Hadi, 2004:14). Uji hipotesis untuk hipotesis mayor menggunakan teknik regresi ganda 3 prediktor (Sugiyono, 2012:280) dan untuk hipotesis minor menggunakan analisis korelasi parsial (Sugiyono, 2012:235). 1. Uji Coba Instrumen a. Uji Validitas Untuk perhitungan uji coba validitas butir menggunakan program SPS dengan kriteria jika rhitung yang diperoleh dengan p 0,05 maka butir soal di katakan valid.hasil uji validitas tes prestasi belajar fisika dari 30 soal gugur 2 yaitu item nomor 13 dan 18. Validitas angket motivasi belajar siswa dari 30 butir tidak ada yang gugur, validitas tingkat kecemasan siswa dari 30 butir tidak ada yang gugur, dan validitas pergaulan teman sebaya dari 30 butir gugur 1 yaitu item nomor 19. b. Uji Reliabilitas test Untuk menguji reliabilitas tes menggunakan rumus KR-20 dan hasil yang diperoleh untuk tes prestasi belajar fisika nilai rtt = 0,885 dengan nilai p =0,000.Karena nilai p < 0,05 maka instrumen prestasi belajar fisika dinyatakan reliabel. Untuk uji reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha Cronbach. Data instrumen motivasi belajar diperoleh nilai rtt = 0,913 dengan nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,005 maka instrumen motivasi belajar dinyatakan reliabel. Data instrumen tingkat kecemasan siswa diperoleh nilai rtt = 0,929 dengan nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,005 maka instrumen tingkat kecemasan dinyatakan reliabel. Data instrumen pergaulan teman sebaya diperoleh nilai rtt = 0,904 dengan nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,005 maka instrumen pergaulan teman sebaya dinyatakan reliabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk variabel motivasi belajar, setelah dilakukan analisis butir soal, terdapat 30 butir soal yang valid sehingga berlaku ketentuan skor maksimal idealnya adalah 150 dan skor minimal idealnya adalah 30. Dari skor minimal dan maksimal idealnya, kita dapat mengetahui kriteria untuk membandingkan rerata motivasi belajar yang diperoleh. Dari hasil perhitungan menggunakan komputer seri program statistik (SPS-2000) diperoleh rata-rata skor motivasi belajar sebesar 106,60 berada dalam interval 100,00 X 120,00. 42 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan motivasi belajar fisika siswa SMA Negeri se- Kecamatan Pundong termasuk kategori tinggi. Untuk variabel tingkat kecemasan siswa, setelah dilakukan analisis butir soal, terdapat 30 butir soal yang valid sehingga berlaku ketentuan skor maksimal idealnya adalah 150 dan skor minimal idealnya adalah 30. Dari skor minimal dan maksimal idealnya, kita dapat mengetahui kriteria untuk membandingkan rerata tingkat kecemasan siswa yang diperoleh. Dari hasil perhitungan komputer seri program statistik (SPS-2000) diperoleh rata-rata skor tingkat kecemasan siswa sebesar 78,82 berada dalam interval 60,00 X 80,00. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan siswa SMA Negeri se-kecamatan Pundong termasuk kategori rendah. Untuk variabel pergaulan teman sebaya, setelah dilakukan analisis butir soal, terdapat 29 butir soal yang valid sehingga berlaku ketentuan skor maksimal idealnya adalah 145 dan skor minimal idealnya adalah 29. Dari skor minimal dan maksimal idealnya, kita dapat mengetahui kriteria untuk membandingkan rerata pergaulan teman sebaya yang diperoleh. Dari hasil perhitungan menggunakan komputer seri program statistik (SPS-2000) diperoleh rata-rata skor pergaulan teman sebaya sebesar 110,64 berada dalam interval 96,65 X 115,95. Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pergaulan teman sebaya siswa SMA Negeri se Kecamatan Pundong termasuk kategori tinggi. Untuk variabel prestasi belajar fisika, setelah dilakukan analisis butir soal, terdapat 28 butir soal yang valid sehingga berlaku ketentuan skor maksimal idealnya adalah 28 dan skor minimal idealnya adalah 0. Dari skor minimal dan maksimal idealnya, kita dapat mengetahui kriteria untuk membandingkan rerata prestasi belajar fisika yang diperoleh. Dari hasil perhitungan menggunakan komputer seri program statistik (SPS-2000) diperoleh rata-rata prestasi belajar fisika sebesar 21,69 berada dalam interval 20,90 X 28,00. Dapat disimpulkan bahwa kecenderungan prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri se Kecamatan Pundong termasuk kategori sangat tinggi. Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi ujinormalitas sebaran dan uji linieritas sebaran. Uji normalitas ini bertujuanuntuk mengetahui apakah data pada penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan menggunakan Chi Kuadrat diperoleh nilai χ 2 hitung untuk motivasi belajar = 16,624 dengan p = 0,055, nilai χ 2 hitung untuk tingkat kecemasan siswa = 10,984 dengan nilai p = 0,277, nilai χ 2 hitung untuk pergaulan teman sebaya = 14,686 dengan p = 0,100, nilai χ 2 hitung untuk prestasi belajar fisika = 12,095 dengan p = 147. Karena p > 0,05 maka sebaran data ketiga kelompok tersebut berdistribusi normal. Uji linieritas sebaran ini bertujuanuntuk mengetahui Volume 4, Nomor 1 Juni 2017 43

apakah data pada penelitian ini berasumsi linier atau tidak. Berdasarkan perhitungan uji linieritas menggu-nakan uji F (Fisher) hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar fisika diperoleh Fhitung = 0,175 dengan p = 0,680 dimana p > 0,05, karena 0,680 > 0,05 diperoleh persamaan garis regresi tersebut linier, sehingga hubungan antara kedua variabel tersebut juga linier, hubungan antara tingkat kecemasan siswa dan prestasi belajar fisika diperoleh Fhitung = 0,307 dengan p = 0,588 dimana p > 0,05, karena 0,588 > 0,05 diperoleh persamaan garis regresi tersebut linier, sehingga hubungan antara kedua variabel tersebut juga linier, hubungan antara tingkat kecemasan siswa dan prestasi belajar fisika diperoleh Fhitung = 3,830 dengan p = 0,051 dimana p > 0,05, karena 0,051 > 0,05 diperoleh persamaan garis regresi tersebut linier, sehingga hubungan antara kedua variabel tersebut juga linier. Dalam pengujian hipotesis ini terdapat dua macam hipotesisi yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor.untuk hipotesisi mayor, perhitungan statistik analisis regresi ganda untuk menguji hipotesis mayor menggunakan Program Statistik Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih diperoleh koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,754 dan koefisien b0 = 0,307; b1 = 0, 156; b2 = -0,110; b3 = 0,121. Untuk a0 = b0, a1 = b1, a2 = b2, a3 = b3, sehingga kini diperoleh persamaan regresi. Y=0,307+0,156X1-0,110X2+0,121X3 Dari hasil perhitungan koefisien regresi ganda R = 0,754 dan koefisien determinasi (R2) = 0,569 dengan p =0,000. Untuk menguji signifikansi koefisien regresi ganda digunakan uji F dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 29,892 dengan p = 0,000. Karena nilai p 0,01 berarti korelasi sangat signifikan. Ini berarti korelasi antara motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa dan pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar fisika diterima dan sangat signifikan. Untuk menguji hipotesis minor digunakan analisis korelasi parsial. Terdapat 3 hipotesis minor dalam penelitian ini. Pertama hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang positif antara motivasi belajar secara parsial dengan prestasi belajar fisika diperoleh ry1-23 = 0,430, untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung = 3,927 dengan p = 0,000. Karena nilai p 0,01 berarti korelasi sangat signifikan. Maka hipotesis diterima dan sangat signifikan. Kedua, hipotesis yang menyatakan ada korelasi yang negatif antara tingkat kecemasan siswa secara parsial dengan prestasi belajar fisika diperoleh ry2-13 = -0,380 Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial dengan uji t. Dan hasil perhitungan diperoleh thitung = - 3,383 dengan p = 0,002. Karena nilai p 0,01 berarti hubungan sangat signifikan. Maka hipotesis diterima dan sangat signifikan. Ketiga, hipotesis yang menyatakan ada korelasi yang positif antara pergaulan teman sebaya fisika 44 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

secara parsial dengan dengan prestasi belajar fisika diperoleh ry3-12 = 0,333. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi parsial digunakan uji t. Dan hasil perhitungan diperoleh thitung = 2,910 dan p = 0,005. Karena nilai p 0,01 berarti korelasi sangat signifikan. Maka hipotesis diterima dan sangat signifikan. Motivasi belajar merupakan pendorong yang berasal dari dalam individu (instrinsik) maupun yang berasal dari luar (ekstrinsik) yang dapat mempengaruhi usaha-usaha belajar siswa. Apabila motivasi belajarnya tinggi, maka usaha belajar yang dilakukan juga lebih giat, dengan usaha belajar yang lebih giat akan diperoleh hasil prestasi belajar fisika yang tinggi. Sebaliknya jika motivasi belajar fisika rendah maka prestasi belajaranya rendah. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya sumbangan relatif motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika sebesar 42,260% sedangkan sumba-ngan efektifnya sebesar 24,035 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar sangat menentukan prestasi belajar fisika. Untuk itu dapat diketahui bahwa aa hubungan yang positif dan sangat signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar fisika siswa se Kecamatan Pundong. Untuk meningkatkan motivasi belajar dalam diri setiap siswa, selain dorongan yang berasal dari dalam diri individu sendiri untuk belajar, faktor lain ialah peran dari orangtua dan guru disekolah. Guru maupun orangtua harus mampu memberikan dorongan, masukan, saran serta senantiasa berusaha merangsang siswa agar mampu belajar hingga mencapai keberhasilan atau prestasi beajarnya. Tingkat kecemasan merupakan perasaan takut, cemas, tidak tenang dan khawatir yang dapat mempe-ngaruhi usaha belajar siswa. Siswa dengan tingkat kecemasan rendah biasanya dapat mengerjakan soalsoal ataupun ulangan dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan ketika tingkat kecemasan yang rendah prestasinya tinggi, dan tingkat kecemasan yang tinggi prestasinya rendah. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya sumbangan relatif tingkat kecemasan dengan prestasi belajar fisika sebesar 29,006% sedangkan sumbangan efektifnya sebesar 16,497%. Dengan demikan dapat diketahui ada hubungan yang negatif dan sangat signifikan antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri se Siswa yang memiliki kecemasan tinggi biasanya ditandai dengan tidak percaya diri pada kemampuannya. Sehingga menim-bulkan perasaan takut, tidak tenang dan khawatir.untuk menghadapi siswa yang memiliki tingkat kecemasan tinggi guru harus memberikan rasa percaya diri pada siswa dan dorongan belajar agar nanti ketika ujian siswa dapat mengerjakan dengan tenang. Dari hasil penelitian diperoleh besarnya sumbangan Volume 4, Nomor 1 Juni 2017 45

relatif tingkat kecemasan dengan prestasi belajar fisika sebesar 28,734% sedangkan sumbangan efektifnya sebesar 16,342%. Dengan demikan dapat diketahui ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri se Pergaulan teman sebaya merupakan hubungan atau pergaulan bersama teman remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang membaur di kehidupan masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Apabila pergaulan teman sebayanya baik, maka akan berpengaruh baik atau akan memberi dukungan pada pencapaian prestasi belajarnya. Begitu sebaliknya. Apabila pergaulan teman sebayanya jelek, akan berpengaruh pula terhadap prestasinya. Oleh karena itu guru harus memberikan pengawasan terhadap pergaulan siswanya.hal ini dimaksudkan agar siswa tidak salah dalam bergaul.apabila hal itu terjadi sangat disayangkan oleh pihak guru maupun orangtua siswa. KESIMPULAN 1. Secara Deskriptif a. Kecenderungan prestasi belajar fisika siswa SMA Negeri 1 se Kecamatan Pundong tremasuk dalam kategori sangat sangat tinggi. b. Kecenderungan motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 se Kecamatan Pundong tremasuk dalam kategori sangat tinggi. c. Kecenderungan tingkat kecemasan siswa SMA Negeri 1 se Kecamatan Pundong tremasuk dalam kategori rendah. d. Kecenderungan pergaulan teman sebaya SMA Negeri 1 se Kecamatan Pundong tremasuk dalam kategori tinggi. 2. Secara Deskriptif a. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar, tingkat kecemasan siswa dan pergaulan teman sebaya secara bersamasama dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI Semester 1 (ganjil) SMA Negeri 1 se- b. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar secara parsial dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI Semester 1 (ganjil) SMA Negeri 1 se- c. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan siswa secara parsial dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI Semester 1 (ganjil) SMA Negeri 1 se- d. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pergaulan teman sebaya secara parsial dengan prestasi belajar 46 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

fisika siswa kelas XI Semester 1 (ganjil) SMA Negeri 1 se-kecamatan Pundong. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Sarifuddin. 2013. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hamalik, Oemar. 2011. Dasar- Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Rosdakarya. Hamzah. B. Uno. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika Untuk SLTP. Jakarta: Erlangga. Oltmanns, Thomas & Robert Emery. 2013. Psikologi Abnormal:Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pelajar. Pustaka Podo, Siswo Prayitno Hadi,dkk. 2012. KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Santrock, Jhon. W.. 2008. Remaja. Jakarta: Erlangga. Sudibyo, Bambang. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2012. StatistikUntuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wade, Carole. dkk. 2007. Psikologi Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga Volume 4, Nomor 1 Juni 2017 47