DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii ix x xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 1.5 Sistematika Penulisan... 10 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 12 2.1.1 Kebijakan Dividen... 12 2.1.2 Teori Kebijakan Dividen... 14 2.1.3 Berbagai Macam Kebijakan Dividen... 19 2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan dividen. 21 2.1.5 Rasio Profitabilitas... 22 2.1.6 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas... 23 2.1.7 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas... 24 2.1.8 Likuiditas... 26 2.1.9 Ukuran Perusahaan... 26 2.1.10 Growth... 27 2.2 Hipotesis Penelitian... 29 2.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen... 29 2.2.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen... 31 2.2.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen... 31 2.2.4 Pengruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen... 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 33 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitain... 33 3.3 Obyek Penelitian... 34
3.4 Identifikasi Variabel... 34 3.5 Definisi Operasional Variabel... 35 3.6 Jenis dan Sumber Data... 37 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 38 3.8 Metode Pengumpulan Data... 39 3.9 Teknik Analisis Data... 39 3.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 40 3.10 Uji Prasyarat... 41 3.10.1 Uji Normalitas... 41 3.10.2 Uji Autokorelasi... 42 3.10.3 Uji Multikolinearitas... 43 3.10.4 Uji Heteroskedastisitas... 44 3.11 Pengujian Hipotesis... 45 3.11.1 Uji Persial (Uji-t)... 45 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 47 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian... 48 4.3 Uji Asumsi Klasik... 49 4.3.1 Uji Normalitas... 49 4.3.2 Uji Autokorelasi... 50 4.3.3 Uji Multikoliniearitas... 51 4.3.4 Uji Heteroskedastisitas... 52 4.4 Analisis Regresi Linier Berganda... 53 4.4.1 Uji Koefisien Determinasi... 54 4.5 Pengujian Hipotesis... 57 4.5.1 Uji Signifikansi Persial (Uji-t)... 57 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian... 58 4.6.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen... 59 4.6.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen... 60 4.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen... 61 4.6.4 Pengruh Growth Terhadap Kebijakan Dividen... 62 BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan... 64 DAFTAR RUJUKAN... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 70
Judul : Derterminasi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Nama : Made Wulan Purnama Yani Nim : 1306205028 Abstrak Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan tersebut beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan ini menyangkut apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan growth terhadap kebijkan dividen Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 dimana jumlah populasi yang diambil berjumlah 126 perusahaan yang terdaftar di BEI. Jumlah sample yang diambil sebanyak 22 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran kepada pemegang saham dengan memperhatikan pertumbuhan perusahaan yang menunjukan perusahaan dalam kondisi yang baik di masa yang datang.. Kata kunci : dividend payout ratio, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, growth
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah hal yang paling diinginkan dalam perusahaan tetapi sekaligus merupakan tujuan yang berlawanan. Dalam menjalankan operasi perusahaan, dimana sebuah perusahaan memerlukan berbagai aset atau kekayaan (mesin, tanah, gedung, persediaan bahan baku dan sebagainya), untuk membiayai kebutuhan operasinya perusahaan memerlukan sumber dana tersebut harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sumber dana yang efektif memerlukan manajemen keuangan. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha mengumpulkan dana untuk pembiayaan investasi atau pemebelanjaan secara efisien (Suad Husnan, 2000). Perencanaan, analisis dan pengendalian keuangan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang menyangkut dalam manajemen keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut disebut manajer keuangan (Husnan dan Pudjiastuti, 2004:4). Tiga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan (Van Horney and Wachowicz, 2005:270). Kebijakan dividen menunjukan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan di bagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan yang sangat penting dalam kaitannya dengan usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Wiagustini, 2010:255). Sebagaimana diketahui bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan kebijakan dividen itu sendiri. Ketiga keputusan tersebut satu sama lain saling berhubungan karena keputusan investasi dipengaruhi oleh tersedianya dana dan biaya modal. Biaya modal dan ketersediaan dana dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang ditahan. Disamping itu, kebijakan dividen juga penting karena dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimasa yang akan datang. Peningkatan nilai perusahaan merupakan tujuan utama perusahaan. Pembayaran dividen yang lebih besar cenderung akan meningkatkan harga saham, yang berarti meningkatnya nilai perusahaan (Hamdayani, 2016). Harga saham perusahaan merupakan indikator yang berpengaruh positif terhadap dividen, karena semakin tinggi dividen yang dibagikan maka semakin tinggi pula harga saham dari perusahaan tersebut (Michell, 2007). Hal ini disebabkan oleh adanya asumsi tentang meningkatnya profitabilitas perusahaan oleh para investor. Rudianto (2009:308) menyatakan dividen adalah bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas kesediaannya menanamkan harta yang dimiliki didalam perusahaan. Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian investasi mereka
berupa kepemilikkan saham yang diterbitkan perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar yang dapat mengurangi kas perusahaan oleh karenanya kesempatan untuk melakukan investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditur, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas perusahaan untuk membayar bunga atau bahkan melunasi pokok pinjaman. Kebijakan dividen yang cenderung membayarkan dividen dalam jumlah relatif besar akan mampu memotivasi investor untuk membeli saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Pemegang saham memiliki tujuan dalam menginvestasikan dananya, yaitu untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen maupun capital gain. Pendapatan (return) tidak didasarkan pada kebijakan manajemen intern perusahaan, tetapi didasarkan pada hasil atau kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang dipublikasikan (Sandy dan Asyik, 2013). Para investor yang tidak bersedia mengambil resiko tinggi akan memilih dividen daripada capital gain dimasa yang akan datang dan hanya berorientasi kepada dividen saat ini. Berkaitan dengan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang stabil. Pembagian dividen yang relatif stabil akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan, karena akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan (Sandy dan Asyik, 2013)
Kebijakan dividen tergambar pada dividend payout ratio, yaitu presentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi pemegang saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaaan. Perusahaan yang memilih untuk membagikan laba sebagai dividen akan mengurangi total sumber dana internal, sedangkan dengan perusahaan yang memilih untuk menahan laba yang diperoleh akan mengakibatkan kemampuan pembentukan dana internal yang semakin besar (Sartono, 2010:281) Berdasarkan pengaruh penting dari kebijakan deviden baik bagi perusahaan maupun investor, dimana perusahaan yang dapat dikatakan sebagai perusahaan yang mengguntungkan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung kepada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan dari manajemen sangat diperlukan. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan (Munthe, 2009). Keputusan suatu perusahaan mengenai dividen terkadang diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Semakin rumit kegiatan perusahaan maka konflik kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen semakin banyak. Perusahaan memiliki pembagian yang jelas antara kepemilikan (ownership), pengoperasian (operation), dan pengendalian (control). Pembagian antara fungsi kepemilikan, pengoperasian, dan pengendalian
memungkinkan manajemen lebih mementingkan kepentingan mereka daripada kepentingan perusahaan atau para pemilik. Faktor penentu kebijakan dividen kas menjadi sedemikian rumit dan menempatkan pihak manajemen (juga pemegang saham) pada posisi yang dilematis (Suharli dan Harahap, 2004). Terlalu banyak faktor yang menjadi pertimbangan kebijakan dividen sebuah perusahaan. Dari sedemikian banyak faktor, sulit sekali untuk menyimpulkan yang mana paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen kas perusahaan. Fakor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen menurut penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan growth. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (Sartono, 2010:122). Laba perusahaan tersebut yang akan digunakan dalam melakukan pembayaran dividennya. Besarnya tingkat pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sangat dipengaruhi oleh besarnya tingkat laba yang dihasilkan suatu perusahaan. Di penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan return on asset (ROA) dan profit dihitung adalah profit yang dihasilkan untuk kegiatan operasional suatu perusahaaan sehingga menghasilkan laba operasional. ROA di pilih sebagai alat ukur didalam penelitian ini karena ROA menunjukkan efektivitas kinerja dalam mengelola perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (AL-Kuwari, 2009), (Gatot Nazir Ahmad et al, 2014), dan (wasike dan ambrose, 2015) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Penelitian ini menyatakan bahwa pihak manajemen membagikan profit perusahaan kepada pemegang saham. Tetapi terdapat hasil penelitian berbeda yang dikemukakan (Bogna, 2014) yaitu profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pihak manajemen perusahaan lebih memilih untuk menahan laba perusahaan guna pembiayaan investasi di masa mendatang daripada membagikan dividen kepada pemegang saham. Faktor kedua yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah likuiditas. Likuiditas perusahaan merupakan kemanapun perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan dana lancer yang tersedia (Wiagustini, 2013: 85). Dimana dalam kaitannya dengan kebijkan dividen, likuiditas merupakan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham. Hal ini dikarenakan, untuk membayar dividen diperlukan ketersediaan dana dalam hal ini karena kas yang dimiliki oleh perusahaan (Darminto, 2008). Likuiditas dapat diukur menggunakan current ratio dimana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo dengan menggunakan liabilitas lancar (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Dimana semakin tinggi current ratio menunjukkan akan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo (Brigham, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Bogna, 2014), Ahmad dan Vina (2014), menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, ini berarti Perusahaan yang memiliki ketersediaan kas yang
lebih tinggi lebih memungkinkan untuk membayar dividen dari perusahaan dengan membayar secara tunai. Oleh karena itu, kemungkinan perusahaan membayar dividen berhubungan positif dengan likuiditas. Perbedaan penelitian dikemukakan oleh penelitian Novatiani dan Oktaviani (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Faktor ketiga yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat diukur dengan melihat dari total asset perusahaan tersebut (Sujianto, 2001). Menurut Weston dan Copeland (1996:100), perusahaan yang sudah besar atau mapan cenderung untuk memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru, itu dikarenakan tingkat return yang di hasilkan sudah tinggi sehingga perusahaan mampu memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi kepada pemegang sahamnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Vina (2014), Bogna (2014), Moradi et al. (2010) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Perbedaan hasil penelitian dikemukakan oleh penelitian dari Arif dan Akbar (2013), Novatiani dan Oktaviani (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Faktor yang terakhir yang mempengaruhi kebijakan dividen di dalam penelitin ini yaitu growth. Growth menunjukkan pertumbuhan aktiva dimana aktiva merupakan yang paling sering digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan membuat perusahaan membutuhkan banyak biaya untuk membiayai pertumbuhannya. Growth menunjukan pertumbuhan aset dimana aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Theory free cash flow hypothesis yang disampaikan oleh (Jensen, 1986) menyebutkan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang tinggi memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian dana yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang memiliki nilai NPV positif. Penelitian yang dilakukan oleh (Wasike dan Ambrose, 2015) dan (Gill et al. 2010) menyatakan terdapat hubungan negatif growth dengan kebijakan dividen, Perbedaan penelitian dikemukakan oleh penelitian Ahmad dan Vina (2014) yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara growth terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan adanya kontroversi variabel profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan growth munculah research gap untuk dikaji ulang dan memperjelas hubungan antar variabel tersebut, sehingga penelitian ini mengambil judul Determinasi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah di dalam peneliatian ini adalah sebagai berikut. : 1) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014?
2) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014? 3) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014? 4) Apakah growth berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut. : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014. 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh growth terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur pada periode 2012-2014.
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. : 1) Kegunaan Teoritis Memberikan bukti empiris kepada peneliti selanjutnya mengenai pengaruh dari profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan growth terhadap kebijakan dividen. 2) Kegunaan Praktis Memberikan pengetahuan kepada investor tentang pembagian laba kepada pemegang saham guna menarik minat investor untuk menanamkan modalnya tersebut dalam suatu perusahaan. Selain itu, pembagian dividen juga bermanfaat bagi kreditor dalam menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dalam beberapa bab secara sistematis yaitu sebagai berikut. : Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai kebijakan dividen serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, menjelaskan pokok perumusan masalah variabel yang diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian, serta diakhiri dengan sestematika penelitian.
Bab II : Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah dalam penelitian ini, penjelasan mengenai kebijakan dividend dan diakhiri dengan perumusan hipotesis dan model penelitian. Bab III : Model Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian yang digunakan, menentukan lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, penentuan objek penelitian, menjelaskan mengenai identifikasi variabel yang mempengaruhi kebijakan dividen, mendifinasikan operasional variabel, menjelaskan jenis dan sumber data yang digunakan, memaparkan populasi, sampel, teknik menentukan sempel, teknik analisis data untuk meneliti pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang gambaran umum obyek penelitian pada perusahaan manufaktur, deskripsi data hasil penelitian terhadap kebijakan dividen serta pembahasan hasil penelitian output SPSS. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian pada bab sebelumnya serta saran-saran
yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya.