BAB III TINJAUAN TEORITIS. secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga 1. Ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA. biaya dan tenaga. Selanjudnya harus mampu memberikan manfaat yang

pertahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2 pertumbuhan ekonomi terutama di Indonesia. Sektor perikanan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan alat pemuas untuk memenuhi kebutuhan manusia terbatas adanya,

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi serta bisa memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Oleh. yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol.

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber alamnya dengan cara melakukan pekerjaan dan kegiatan bisnis.

BAB III TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam politik, sosial maupun ekonomi. Berbicara masalah ekonomi berarti

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang makin meningkat terbuka yang tidak mengenal batas-batas negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Kerjasama Pada Usaha Jahit Pakaian Antara Alfi-Aldi Tailor Dengan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengandung ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan -ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. berarti tolong menolong antara sesama. Koperasi berasal dari kata Cooperation

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA. pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. 16

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses sosial dan manajemen. Dalam proses itu, individu-individu atau kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik aqidah, ibadah, akhlak. membeda-bedakan antara muslim dan non muslim.

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

KONSEP PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM DALAM PENAMBANGAN EMAS ILEGAL

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB III LANDASAN TEORITIS. A. Tinjauan Umum Tentang Usaha Pertambangan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).

BAB I PENDAHULUAN. itu ada dalam bentuk hubungan langsung dengan Allah SWT (Habluminallah) dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ruhiyah (spritual) dan maliyah (material) tanpa terpenuhinya

BAB III LANDASAN TEORI TENTANG USAHA DADIO

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas ekonomi dapat dikatakan sama tuanya dengan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama Allah, merupakan agama yang universal dan. konprehensif.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan sendirinya antara satu sama yang lainnya saling membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

Telah menjadi kehendak Allah SWT, bahwa manusia harus hidup tolong. menolongbermasyarakat dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya jual beli, masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang dapat ditangkap oleh masyarakat Indonesia, salah satunya adalah

BAB IV ANALISIS PRINSIP EKONOMI ISLAM TERHADAP PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL. A. Pemberdayaan terhadap Tenaga Kerja Difabel di Anggrek Karya Cacat

BAB I PENDAHULUAN. harus memahami etika dalam bersaing yang diajarkan Islam, dianjurkan agar

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Islam bukan hanya mengatur urusan manusia dengan tuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sangat memberikan peran penting dalam kehidupan manusia. datang kepada individu dan golongan masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus adalah makanan, manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada abad ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB III LANDASAN TEORI. (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu 1. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita

BAB II KONSEP EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

Dampak Pembiayaan Bmt terhadap Kesejahteraan Nasabah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terkadang menjadi sangat dominan dibanding dengan aktifitas-aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi hanya melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB 7 TEORI PENAWARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

PENDAHULUAN. orang-orang yang melanggar perintahnya, maka amal perbuatan mereka akan

PANDANGAN TENTANG EKONOMI ISLAM Oleh * Salman Saesar * Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam

A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA... 61

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Ekonomi Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara umum atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga 1. Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan cara-cara menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi sebaik-baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah mengatur urusan harta kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan, pengembangan maupun distribusi. 2 Manusia hidup dalam suatu kelompok yang membentuk suatu sistem. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai interaksi, kaitan, atau hubungan dari unsurunsur yang lebih kecil membentuk satuan yang lebih besar dan komplek sifatnya. Dengan demikian sistem ekonomi adalah interaksi dari unit-unit yang kecil (para konsumen dan produsen) ke dalam unit ekonomi yang lebih besar disuatu wilayah tertentu. 3 Adapun ekonomi masyarakat adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi masyarakat. Dimana ekonomi masyarakat sendiri adalah sebagian kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan masyarakat kebanyakan yang dengan cara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan, yang selanjutnya disebut sebagai usaha 24 kecil dan menengah (UKM) terutama meliputi 854 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 2 M. Sholahuddin, Asas-Asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.3 3 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta: Rajawali Pers:2009), h.2

sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan, makanan dan sebagainya. Tujuan dari perekonomian adalah untuk mensejahterakan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, serta mencapai kemudahan dan kepuasan. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka akan tercipta kesejahteraan kelangsungan hidup yang produktif. B. Usaha 1. Pengertian Usaha Di dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa usaha itu adalah kegiatan mengarahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikthtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. 4 Dalam undang-undang no.3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan, usaha adalah tindakan, perbuatan, atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha atau individu untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 5 Menurut Hughes dan Kapoor, sebagaimana yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya Pengantar Bisnis, menjelaskan defenisi usaha yaitu, suatu kegiatan individu untuk melakukan sesuatu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 6 Menurut yusuf Qardhawi dalam bukunya Norma dan Etika Ekonomi Islam, mengemukakan usaha yaitu menggunakan potensi diri untuk berusaha secara maksimal yang dilakukan manusia, baik lewat gerak anggota tubuh 4 Departemen Pendidikan Nasional, Op.cit, h. 1254 5 Ismail Solihin, Pengantar Bisnis Pengenalan Praktis dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana,2006) h. 27 6 Bukhari, Alma, Pengantar Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2006) h.21

maupun akal untuk menambah kekayaan, baik dilakukan secara perseorangan ataupun secara kolektif, baik untuk pribadi ataupun untuk orang lain. Jadi dilihat dari definisi di atas bahwa kita dituntut untuk berusaha dengan usaha apapun dalam konteks usaha yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidup ini. 7 Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, usaha adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produk dan penjualan barang-barang serta jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. 8 2. Konsep Usaha Dalam Islam Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya dituntut melakukan suatu usaha untuk mendatangkan hasil dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di dalam Islam, bekerja dan berusaha merupakan suatu kewajiban kemanusiaan. Bekerja dan berusaha sebagai sarana untuk memanfaatkan perbedaan karunia Allah Swt pada masing-masing individu. Agama Islam memberikan kebebasan kepada umatnya untuk memilih pekerjaan yang mereka senangi dan kuasai dengan baik. 9 Banyak ayat Al-Qur an yang mengupas tentang kewajiban manusia untuk bekerja dan berusaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebenaran prinsip tersebut bersumber dari firman Allah Swt: 7 Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, terj Zainal Arifin L.c dan Dahlia Husin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h.104 8 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam (Jakarta: Gema Insani Press:2002) cet ke-2 hal.15 9 Ruqaiyah Waris Masqood, Harta Dalam Islam, (Jakarta: Perpustakaan Nasional: 2003) h.66

Artiya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-nya. dan hanya kepada-nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan 10.(QS. Al-Mulk :15) Artinya:Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. 11 ( QS. Al-jumu ah: 10) Artinya: Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, Maka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. 12 ( QS. Al- Araaf:10) Islam memposisikan bekerja dan berusaha sebagai ibadah dan mendapatkan pahala apabila dilakukan dengan ikhlas. Dengan berusaha kita tidak saja menghidupi diri kita sendiri, tetapi juga menghidupi orang-orang yang ada dalam tanggung jawab kita dan bahkan bila kita sudah berkecukupan dapat memberikan sebagian hasil usaha kita untuk menolong orang lain yang memerlukan. 13 Hal ini sesuai dengan tujuan ekonomi yang bersifat pribadi dan sosial. Ekonomi yang bersifat pribadi adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga sedangkan ekonomi yang bersifat sosial adalah membrantas kemiskinan masyarakat, pembrantasan kelaparan dan kemelaratan. 14 Individu-individu harus mempergunakan kekuatan dan keterampilan sendiri untuk memenuhi kebutuhan 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Alwaah, 1993), h. 956 11 Ibid, h.933 12 Ibid, h.222 13 Ma ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), h.29 14 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau Graha UNRI Press, 2007), h.6

hidup sebagai tugas pengabdian kepada Allah Swt. Kewirausahaan, kerja keras, berani mengambil risiko, manajemen yang tepat merupakan watak melekat dalam kehidupan, hal ini harus dimiliki oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 15 Sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia ditugaskan Allah mengelola langit dan bumi beserta isinya untuk kemashalatan umat. Namun ditegaskan-nya bahwa tidak ada yang diperoleh manusia kecuali hasil usahanya sendiri. 16 Menurut Syafi i Antonio, secara umum tugas kekhalifahan manusia adalah mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan, serta pengabdian atau ibadah dalam arti luas. 17 Untuk memenuhi tugas tersebut, Allah Swt memberikan manusia anugerah yaitu sistem kehidupan dan sarana kehidupan guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan. Salah satu kegiatan dalam usaha adalah memproduksi, dimana produksi adalah suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa tertentu dengan memanfaatkan sektor-sektor produksi dalam waktu tertentu, dengan ciri-ciri utama: 18 1) Kegiatan yang menciptakan manfaat 2) Perusahaan selalu diasumsikan untuk memaksimumkan keuntungan dalam produksi. Penekanan pada masalah dalam kegiatan ekonomi. 3) Perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi dan perusahaan juga kemashalatan umat. 15 Muhammad Said, Pengantar Ekonomi Islam Dasar-Dasar dan Pengembangan,(Pekanbaru: Suska Press, 2008), h.8 16 Muhandis Natadiwirya, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: Granada Press, 2007), h.7 17 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.7 18 Muhammad Hidaya, an Introduction to The Sharia Economic, Pengantar Ekonomi Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), h.218

Bekerja merupakan pondasi dasar dalam produksi, sekaligus berfungsi sebagai pintu pembuka rezeki. Bekerja merupakan unsur yang paling dominan bagi proses produksi dan sebuah ukuran standar dalam sebuah nilai. Proses produksi akan sangat bergantung terhadap usaha atau kerja yang dilakukan oleh karyawan, baik secara kualitatif atau kuantitatif. a) Prinsip-Prinsip Usaha Dalam Islam Konsep usaha dalam Islam adalah untuk mengambil yang halal dan yang baik, halal secara perolehan (melalui perniagaan yang berlaku secara ridha sama ridha, berlaku adil, dan menghindari keraguan), dan halal cara penggunaan (saling tolong -menolong dan menghindari resiko yang berlebihan). 19 a. Sama-sama ridha Pengertian ini tidak hanya dalam makna yang sempit, suka sama suka melainkan mencakup pula pengertian bahwa tidak ada pihak yang di zalimin dan keikhlasan dari pihak-pihak yang terlibat. Dalam perdagangan lebih jau dari itu, harga yang ditetapkan harus melalui penilaian oleh masyarakat atau mekanisme pasar yang sesuai kaidah yang berlaku. b. Adil Adil sangat diperlukan dalam kegiatan perniagaan supaya tidak merugikan satu pihak atau bisa mengekploitasi orang lain.islam mendefenisikan adil sebagai tidak mendzalimi dan tidak didzalimi. Implikasi ekonomi dari nilai ini adalh bahwa pelaku ekonomi tidak 19 Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 188

dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. 20 c. Menghindari Keraguan Islam melarang dalam perniagaan melakukan penipuan, bahkan sekedar membawa kondisi kepada keraguan yang bisa menyesatkan (gharar). Kondisi ini dapat terjadi karena adanya gangguan pada mekanisme pasar atau karena adanya informasi penting mengenai transaksi yang tidak diketahui oleh salah satu pihak. d. Menghindari risiko yang berlebihan Bumi dan segala isinya merupakan karunia Allah yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, artinya pemanfaatan harus dilakukan seefisien mungkin, tanpa harus berlebih-lebihan sehingga terhindar dari risiko yang masih berada dalam batas kewajaran. Pengambilan risiko yang melebihi kemampuan untuk menanggulanginya sama seperti menghadapi ketidakpastian. e. Prinsip Ta awun Prinsip ta awun berarti tolong-menolong antara sesama anggota masyarakat. Tolong-menolong ini diarahkan sesuai dengan tauhid, terutama dalam upaya meningkatkan kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah. Prinsip ini menghendaki kaum muslimin untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Memberikan peluang untuk bekarya dan berusaha serta memberikan sesuatu yang kita usahakan atau hasil dari usaha kita kepada yang membutuhkan melalui zakat dan bersedekah. f. Usaha Yang Halal dan Barang Yang Halal 20 Akhmad Mujahidin, op.cit, h.15

Islam dengan tegas mengharuskan pemeluknya untuk melakukan usaha atau kerja. Usaha atau kerja ini harus dilakukan dengan cara yang halal, dan menggunakan hasil dari usaha dengan yang halal pula. 21 Islam selalu menekankan setiap orang untuk mencari nafkah dengan halal. C. Kontribusi Dan Pendapatan Kontribusi berasal dari bahasa inggris contribute, contribution, maknanya keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri dan yang semakna. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kontribusi adalah sumbangan, pengaruh atau pemberian. 22 Kontribusi adalah suatu tindakan untuk ikut serta dalam bertindak aktif dengan mengoptimalkan kemampuan sesuai bidang dan kapasitas masing-masing untuk meningkatkan perekonomian. Kontribusi juga sering didefinisikan sebagai sumbangsih terhadap sesuatu pelaksanaan kegiatan dapat bersifat positif maupun negatif. Menurut Adiwilanga dalam bukunya Ilmu Usaha Tani dijelaskan bahwa pendapatan diperlukan oleh keluarga petani untuk memenuhi kebutuhan hidup ini tidak tetap melainkan terus menerus. Oleh karena itu, pendapatan yang maksimal itulah yang selalu diharapkan petani dari usaha tani. Ditambahkan oleh Mosher, pendapatan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurang biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha tani. 23 Selain itu pendapatan individu di definisikan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa jasa produksi yang diserahkan pada suatu atau diperolehnya dari 21 Muhandis Natadiwirya, Op.Cit, h.52 22 Peter Salim, Yenhi Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer, (Jakarta: Modern English Press) h.231 23 Adiwilaga, Ilmu usaha tani, (Bandung: Alumni, 1992), h.34

harta kekayaannya, sedangkan pendapatan tidak lebih dari pada penjumlahan dari semua pendapatan individu. 24 Menurut Soekarwati, pendapatan dibedakan atas dua pengertian yaitu: Pendapatan kotor usahatani, sebagai nilai produksi usahatani dikalikan harga dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada digudang pada akhir tahun. Pendapatan bersih usahatani, merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan usahatani dengan pengeluaran total usahatani. 25 Sedangkan pendapatan keluarga mencerminkan tingkat kekayaan besarnya modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan dana yang besar dalam usahatani, sedangkan pendapatan yang rendah dapat menyebabkan menurunnya infestasi dan upaya pemupukan modal, pendapatan bersih petani hasil kotor dari produksi yang dinilai dengan uang kemudian hasil kotor tersebut dikurangi dengan biaya produksi dan biaya pemasaran. 26 D. Pemerintah Dan Fungsinya Persoalan ekonomi bukan hanya persoalan pribadi seseorang tapi merupakan persoalan bangsa (persoalan nasional) sistem perekonomian indonesia adalah sistem ekonomi demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 terutama pasal 33, h.57 24 Aukley, Teori makro ekonomi. Terjemahan Paul Sihothan, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1983), 25 Soekarwati, Analisis usaha, (Jakarta, UI, 1995), h.39 1994), h.17 26 Soekarwati Dkk. Ilmu usahatani dan penelitian untuk pengembangan petani kecil.(jakarta: UI Press,

yang ingin menjadikan ekonomi itu sebagai usaha bersama yang berdasarkan azaz kekeluargaan, menuju pemerataan dan kesejahteraan rakyat. 27 Peran pemerintah dalam menjamin kesejahteraan bagi masyarakat sangat penting, karena setiap masyarakat itu harus memperoleh haknya masing-masing. Peran ini merupakan suatu kewajiban bagi setiap pemerintah yang berada di suatu negara untuk mewujudkan kesejahteraan dan menjamin keseimbangan antara kepentingan privat dan sosial, memelihara roda perekonomian pada rel yang benar, dan mencegah pengalihan arah oleh kelompok yang berkuasa dan yang mempuyai kepentingan. Pemerintah memegang peranan penting di dalam ekonomi Islam, karena kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Beberapa peran yang harus dimiliki oleh pemerintah terkait dengan pengembangan ekonomi kerakyatan, salah satunya adalah tanggung jawab terhadap ekonomi masyarakat. Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintah dalam bidang ekonomi, yaitu menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, memberi kemudahan pada akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran. Al-Qur an menjelaskan dalam surat Thaahaa : Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya"(q.s Thaha: 118-119). 28 27 Guistem, Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD 45, (Jakarta: Angkasa, 1993), cet.ke 1 h.87

Dalam kaitan ini, Imam Al-Ghazali menguraikan tanggung jawab sosial ekonomi negara : Tanggung jawab penguasa adalah membantu rakyat ketika mereka menghadapi kelangkaan pangan, kelaparan dan penderitaan, khususnya ketika terjadi kekeringan atau ketika harga tinggi sampai rakyat mendapat penghasilan kembali, karena dalam keadaan tersebut sulit bagi mereka memenuhi dua tujuan tersebut. Dalam kondisi tersebut negara harus memberi makanan kepada rakyat dan memberikan bantuan keuangan kepada mereka dari kekayaan negara supaya mereka dapat meningkatkan pendapatan mereka. Al-Mawardi dalam kitabnya al-ahkam al-sulthaniyah menyebut beberapa tanggung jawab pemerintah dalam bidang ekonomi : a. Terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kegiatan Ekonomi b. Pemungutan pendapatan dari sumber-sumber yang tersedia dan menaikkan pendapatan dengan menetapkan pajak baru bila situasi menuntut demikian. c. Penggunaan keuangan negara untuk tujuan-tujuan yang menjadi kewajiban negara. 29 Secar garis besar fungsi Pemerintah atau negara yang dikemukakan oleh Yusuf Qardhawi terbagi 2 hal yaitu: 1. Pemerintah berfungsi menjamin segala kebutuhan minimum rakyat. Fungsi pertama ini bermakna bahwa Pemerintah harus menyediakan atau menjaga tingkat kecukupan kebutuhan masyarakat. 28 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Alwaah, 1993) hal.490 29 http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-peran-negara-dalam-perspektif_8803.html

2. Pemerintah berfungsi mendidik dan membina masyarakat. Dalam fungsi ini yang menjadi ruang lingkup kerja Pemerintah adalah menyediakan fasilitas infrastruktur, regulasi, institusi, sumber daya manusia, pengetahuan sekaligus kualitasnya. 30 Dari 2 fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa Pemerintah berperan dalam mengembangkan potensi ekonomi masyarakat, dengan tujuan terciptanya kondisi yang baik bagi setiap masyarakat, karena mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan dalam hidup mereka berupa fasilitas ekonomi, kesempatan berusaha serta kemudahan-kemudahan lainnya dalam bentuk materi. 30 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam 2, (Pekanbaru: Al-Mutjtahadah Press, 2010) h. 99-100