Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

STREETFOOD CARDS SEBAGAI MEDIA MERUBAH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK USIA SEKOLAH DALAM MENGKONSUMSI JAJANAN DI SDN 1 WONOREJO RUNGKUT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN UANG SAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP FREKUENSI KONSUMSI BAKSO TUSUK MENGANDUNG BORAKS DI SD N PANGGANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK BAHAGIA SURABAYA. Oleh : Ethyca Sari ABSTRACT

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap. manusia.keamanan serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dan untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk orang-orang yang sibuk dan suka berperilaku konsumtif. Makanan

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

TUJUAN PENELITIAN HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. zat aditif berbahaya, seperti media online portal berita Suara.com dan RRI.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH DENGAN POLA KONSUMSI AIR MINUM PADA MAHASISWA TINGKAT I AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei awal yang dilakukan di MIN Bawu Batealit Jepara terdapat sekitar delapan orang penjual makanan jajanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

Kuesioner Penelitian

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

berturut-turut sebesar 10,7 persen dan 7,7 persen.

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN SARI ROTI (STUDY KASUS MAHASISWA DAN MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

Transkripsi:

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA SEKOLAH TENTANG BAHAYA MENGKONSUMSI JAJANAN PINGGIR JALAN DI SD BANJARSUGIHAN 3 KECAMATAN TANDES KELURAHAN BANJARSUGIHAN SURABAYA Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. Pengetahuan anak sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan sering tidak di pedulikan terutama bagi anak sekolah dasar (SD). Kebanyakan anak-anak mengatakan bahwa jajanan di sekolah mereka enak dan harganya murah, mereka tidak mengetahui di dalam jajan tersebut mengandung zat-zat berbahaya seperti Rhodamin B dan Metanil Yellow. Kebiasaan mengkonsumsi jajanan yang sangat populer dikalangan anakanak sekolah disebabkan kurangnya pengetahuan mereka tentang bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan. Penelitian ini dilakukan di SD Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes kelurahan Banjarsugihan Surabaya. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif. Populasinya adalah seluruh siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 Surabaya sebanyak 58 siswa dengan sampel 51 siswa dan tehnik sampling yaitu metode simple random sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan adalah baik sebanyak 41 siswa (80%), pengetahuan cukup 9 siswa (18%), dan pengetahuan kurang 1 siswa (2%) sehingga dapat dikatakan sebagian besar pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan adalah baik. Namun dalam kesehariannya siswa masih sering mengkonsumsi jajanan tersebut, faktor yang mungkin dapat mempengaruhi hal tersebut adalah iklan yang menarik, pemberian uang saku, anak belum sempat sarapan saat berangkat ke sekolah dan peraturan sekolah yang membuka gerbang saat jam istirahat. Oleh karena itu pihak sekolah diharapkan untuk menambah peraturan sekolah untuk menutup gerbang saat jam istirahat, menyarankan kepada orang tua untuk memberikan sarapan pada anak sebelum berangkat sekolah dan membawakan bekal serta memberikan uang saku secukupnya pada anak. Kata kunci : Pengetahuan, Makanan Jajanan, Anak Sekolah. Pendahuluan Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan anakanak tentang bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan seperti pentol, cireng, saos, dan lain-lain sering tidak di pedulikan teruatama bagi anak sekolah dasar. Anak sekolah dasar (SD) adalah anak usia 7 12 tahun yang sedang menjalani pendidikan sekolah dasar di institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya (Anne Anhira, 2008). Mereka tergolong anak usia sekolah yang gemar mengkonsumsi jajanan dan kebanyakan mereka tidak tahu tentang bahaya dari jajanan tersebut. Pengertian dari makanan jajanan sendiri adalah semua makanan yang dijajakan pada waktu istirahat dan di konsumsi sebagai pengganjal dan penunda waktu makan (Effendi, 2005). Kebanyakan dari anak-anak sekolah mengatakan bahwa jajanan di sekitar sekolah mereka enak dan harganya murah. Dibalik enak dan harganya murah, mereka tidak mengetahui bahwa didalam jajan tersebut mengandung zat-zat seperti (Rhodamin B dan Metanil Yellow) yang berbahaya bagi kesehatan tubuh mereka. Adapula sumber informasi lain dari media elektro nik dalam satu acara informasi publik yang melakukan penelitian dan menemukan adanya pentol yang diberi Boraks untuk 1

mengawetkan agar tidak basi jika dijual hingga berhari-hari. Menurut Direktorat Surveilan berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan pada tahun 2010 tercatat ada sekitar 26 kota di provinsi jawa timur dari 478 sekolah dasar yang siswa-siswinya masih mengkonsumsi jajanan disekitar sekolah mereka sebagai makanan sehari-hari (Badan POM RI). Anak-anak sekolah dasar tersebut mengatakan mengkonsumsi jajanan disekolah sudah menjadi kebiasaan mereka. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 5 orang siswa di SD Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes Kelurahan Banjarsugihan Surabaya didapatkan data bahwa 2 diantara mereka mengetahui jika jajanan tersebut berbahaya namun mereka tidak dapat mengungkapkan alasannya mereka hanya mengatakan mengetahui informasi tersebut dari televisi, sedangkan 3 anak yang lain mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa jajanan tersebut berbahaya. Kebiasaan siswa-siswi mengkonsumsi jajanan pinggir jalan sebagai konsumsi makanan mereka sehari-hari disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya jajanan yang mungkin dikarenakan adanya kurang informasi yang di berikan oleh orang tua dan di lingkungan sekolah dimana anak-anak seharusnya mendapatkan informasi tersebut. Jajanan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan dapat menimbulkan masalah atau gangguan kesehatan. Makanan yang sering dijual disekitar sekolah mereka seperti roti, cireng, saos, pentol, dan lainlain. Jajanan tersebut mengandung zat pewarna tekstil (Rhodomin B atau Metanil Yellow), zat pewarna tekstil tersebut berpotensi untuk memicu timbulnya kanker. Ada juga makanan yang pengolahannya tidak hygienis bahkan ada makanan yang telah rusak atau busuk di olah kembali menjadi makanan ringan yang biasa di konsumsi anak-anak. Hal-hal tersebut yang tidak diketahui oleh anak-anak dan makanan tersebut berdampak buruk terutama pada pencernaan, penyakit yang dapat terjadi antara lain batuk, alergi seperti gatal-gatal, sakit perut, maag, diare, keracunan, dan lain-lain. Masalah lain yang dapat muncul secara tidak langsung yaitu gangguan psikologi pada anak karena dengan kebiasaan buruk tersebut akan berakibat anak tersebut jatuh sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran disekolah pada akhirnya anak akan ketinggalan pelajaran dan mengakibatkan anak tersebut merasa minder dengan temannya. Jika masalah-masalah 2 kesehatan tersebut tidak segera diatasi dengan baik dan tepat maka akan dapat menimbulkan berbagai masalah bahkan kematian. Melihat uraian diatas menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyelamatkan dan meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dasar agar tidak salah dalam memilih makanan yang mereka konsumsi. Untuk itu dilakukan suatu upaya memberikan informasi mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan di pinggir jalan, usaha tersebut dapat dimulai dengan memberikan pengetahuan secara langsung pada satu individu atau secara tidak langsung dengan memberitahukan kepada orang tua mereka. Sebagai tenaga kesehatan kita juga dapat menggunakan fasilitas puskesmas agar melakukan kegiatan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) ke sekolah-sekolah dasar sekaligus memberikan penyuluhan pada anak-anak tentang bahaya jajanan tersebut, dari kegiatan itu kita juga dapat membagikan leaflet mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. Sehingga akibat buruk yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan anak-anak sekolah mengkonsumsi jajanan pinggir jalan dapat diatasi sedini mungkin dan tidak membahayakan kesehatan serta menambah pengetahuan siswa dalam hal kesehatan. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang Gambaran pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Kecamatan Tandes Kelurahan Banjarsugihan Surabaya. Metoda Penelitian Pada penelitian ini desain yang di gunakan adalah desain deskripsi untuk menggambarkan pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 kelurahan Tandes Kecamatan Banjarsugihan Surabaya yang berjumlah 58 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa-siswi kelas 6 yang ada di SD Banjarsugihan 3 Kelurahan Tandes Kecamatan Banjarsugihan Surabaya yang berjumlah 51 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik sampling simple random sampling. Variable dalam penelitian ini adalah pengetahuan anak kelas 6 SD tentang

bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Berdasarkan gambar 2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 12 tahun yaitu 46 siswa (90%) dan selebihnya berumur 11 tahun. Pada analisa ini akan memaparkan hasil penelitian tentang pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 1. Diagram pie Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012. Berdasarkan gambar 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah responden siswa kelas 6 di SD Banjarsugihan 3 Surabaya sebagian besar adalah perempuan sebanyak 32 siswa (63%) dan selebihnya adalah laki-laki. Karakteristik responden berdasarkan Umur Gambar 2. Diagram pie Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012. 3 Gambar 3. Diagram pie Responden Berdasarkan Pengetahuan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya pada April 2012. Berdasarkan gambar 3 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sejumlah 41 siswa (80%). Pembahasan Dari hasil yang didapatkan pada bagian ini peneliti akan mengemukakan makna penelitian yang telah dinyatakan dalam hasil dan menghubungkan dengan pernyataan peneliti sebagai berikut : Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat pengetahuan anak usia sekolah kelas 6 tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan di SD Banjarsugihan 3 Surabaya yaitu, baik sebanyak 41 siswa (80%), pengetahuan cukup sebanyak 9 siswa (18%), dan pengetahuan kurang sebanyak 1 siswa (2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa baik, namun dalam kesehariannya siswa masih sering mengkonsumsi jajanan walaupun pengetahuannya sudah baik. Menurut YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2004) menyatakan bahwa faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap anak untuk mengkonsumsi jajan yaitu iklan dan uang saku, iklan yang mereka lihat setiap saat di

televisi dan menjanjikan sebuah prestasi tertentu dan kenikmatan cita rasa dari makanan ringan itu sendiri akan memberikan dorongan keinginan dari anak untuk membeli dan mengkonsumsi makanan ringan yang banyak dijajakan di sekitar sekolah mereka secara perlahan-lahan akan membentuk sebuah sikap konsumtif bagi anakanak. Pemberian uang saku bagi anak-anak ditujukan oleh orang tua untuk persediaan yang dibutuhkan secara mendadak tetapi bukan sebagai bekal untuk membeli makanan ringan (jajan) di sekolah mereka. Hal ini dapat juga dikarenakan anak-anak sebelum berangkat sekolah terkadang belum sarapan sehingga uang saku digunakan untuk membeli jajan agar mengganjal perut mereka. Peraturan sekolah yang membuka pagar saat mereka istirahat dan tidak adanya pilihan makanan lain selain makanan jajanan tersebut seperti (pentol, cireng, minuman, saos, dll) juga termasuk penyebab yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumtif mereka apalagi dengan banyaknya penjual di luar sekolah. Berdasarkan gambar 1, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 siswa (63%). Menurut Notoatmodjo (2003) wanita bersifat feminine dan laki-laki bersifat maskulin, wanita sering sekali berperilaku atas dasar perasaan sebaliknya laki-laki sering bertindak atas pertimbangan rasionalnya. Perempuan lebih sering membeli apa yang dia lihat menarik dan menurutnya enak untuk di konsumsi sehingga walaupun mereka tahu tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan tetapi mereka tetap membeli dan mengkonsumsinya. Berdasarkan gambar 2, mayoritas responden berusia 12 tahun yaitu 46 siswa (90%). Menurut Singgih (2000) usia tersebut termasuk dalam usia masa anak sekolah. Notoatmodjo (1998) mengungkapkan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir, bila dilihat dari gambar 2, menurut Erikson dalam Gunarsa (2002) menunjukkan bahwa perilaku mereka sesuai dengan perkembangan psikososial anak usia sekolah yaitu mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri, lebih senang berkelompok, berespon terhadap iklan di majalah, radio, televisi. Sedangkan anak-anak akan memiliki keinginan untuk membeli ketika melihat temannya sedang membeli atau mengkonsumsi jajan sehingga hal itu juga dapat 4 mempengaruhi mereka untuk tetap mengkonsumsi jajanan tersebut. Walaupun pengetahuan anak usia sekolah tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan baik tetapi para siswa masih perlu mendapatkan informasi yang lebih banyak dan contoh-contoh nyata dampak dari anak yang mengkonsumsi jajanan pinggir jalan melalui gambar-gambar atau bermain peran karena dengan kebiasaan mereka sejak awal mengkonsumsi jajanan tersebut dan adanya promosi atau iklan yang menarik maka menyebabkan tidak mudah untuk merubah perilaku mereka. Simpulan dan Saran Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 41 siswa (80.3%). Sehingga disarankan: 1) Bagi Tempat penelitian yaitu Bagi SDN Banjarsugihan 3 Surabaya, Pihak sekolah diharapkan untuk menambah peraturan sekolah yaitu menutup gerbang saat jam istirahat, pihak sekolah diharapkan menyediakan fasilitas tambahan seperti kantin yang menyediakan makanan sehat dengan harga yang terjangkau dan menarik sesuai dengan uang saku anak-anak dan pihak sekolah agar menyarankan kepada orang tua siswa untuk membawakan bekal pada anaknya dan memberikan sarapan sebelum mereka berangkat sekolah. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya dapat memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian dengan penekanan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi anak usia sekolah mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. 3) Bagi AKPER William Booth Surabaya mengusulkan melakukan kerjasama melalui lembaga pengabdian masyarakat dengan pihak Puskesmas dan Sekolah Dasar untuk melakukan penyuluhan pada anakanak usia sekolah mengenai bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan. Daftar Pustaka Adnan, Agnesa. 2011. file:///e:/bahan%20kti/dampakmengkonsumsi-saus-pada-jajanan.html. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Proses. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Badan POM RI. 2000. http://www.beritahiburan.com/beritanasional/hati-hati-jajanan-anak-kedaluarsa beredar-luas/. Chandra. 2011. E:\bahan KTI\Zat Kimia yang Ada di Jajanan Anak Sekolah.mht. Damayanti, Diana. 2011. Makanan Sehat dan Enak Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT.gramedia Pustaka Utama. Gunarsa, Singgih. 2000. Psikologi praktis : Anak, remaja, dan keluarga. Gunung Mulia. Jakarta. Mulyadi. 2008. Konsep Anak Usia Sekolah, http://mitrawacana w.r.s.com. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Seojos. 2008. http://seojoss.blogspot.com/2011/03/zatkimia-yang-ada-di-jajanan anak. html. Siswanti. 2004. file:/e:/bahan%20kti/proposal/bru.hm Wong, Donna L. 2002. Buku ajar keperawatan pediatrik edisi 6. Jakarta: EGC. 5

6