STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI GALELA HALMAHERA UTARA TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 OLEH : RUDI BAMBANG HARYONO, A.Md GALELA 2017
ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI GALELA HALMAHERA UTARA TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 I. PENDAHULUAN TERNATE (www.kbknews.id) Banjir melanda banyak daerah di Galela, termasuk Maluku Utara. Di Pesisir Pantai Soa Sio, Barataku Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), ratusan rumah terendam karena air laut yang pasang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi dari 113 rumah yang terendam dan 6 di antaranya mengalami rusak parah, kata Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara, Heny Tonga, yang dilansir Antara, Selasa (14/2/2017). Ditambahkannya, banjir rob (gelombang pasang) ini terjadi akibat gelombang laut meningkat mencapai dua sampai empat meter. Dikuatkan data dari BMKG, Perairan samudra pasifik dan Utara Halmahera ketinggian ombak mencapai 2-4 meter, sehingga kini status waspada berlaku dari 13 hingga 16 Februari. Selain itu, banjir rob sampai saat ini hanya terjadi di Desa Soa Sio dan Barataku Kecamatan Galela saja, namun tidak menutup kemungkinan merambah ke daerah pesisir lainnya. Untuk itu BPBD meminta agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai tetap waspada dan kepada para nelayan diminta tidak untuk melaut dulu, dikarenakan air laut sedang tinggi. Sejumlah warga mengakui, banjir rob ini, sempat membuat panik puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di pesisir, mereka sempat menjauh ketika genangan air laut semakin tinggi. Bahkan, terjangan banjir rob tidak hanya merusak rumah di Desa Soa Sio dan Barataku, tetapi memporak-porandakan tembok penahan gelombang di terminal mobil penumpang Galela. Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Ternate, Vianca Adjie D Putra ketika dihubungi secara terpisah mengimbau warga di Malut untuk mewaspadai angin kencang yang disertai tingginya gelombang laut, terutama di wilayah Halmahera Utara, Sanana, Taliabu, Kota Ternate dan sekitarnya.
Gambar 1. Kejadian Banjir di Galela tanggal 13 Februari 2017
Gambar 2. Lokasi Peta Galela II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Atmosfer A.1 Suhu Muka Laut Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Galela, tanggal 13 Februari 2017 berkisar 27 s/d 30 0C dengan anomaly (0) s/d (+1). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan dapat menambah peluang penguapan yang tinggi sehingga menambah pasokan bagi terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah kejadian wilayah Galela.
Gambar 3. SST dan anomali perairan Indonesia tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bmkg.go.id/) A.2 ENSO (El Nino South Osciilation) Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 13 Januari 2017 yang bernilai 0.29 dan data SOI tanggal 13 Januari 2017 yang bernilai + 0.1, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 13 Januari 2017, menunjukkan kondisi normal yaitu pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan harian di wilayah Indonesia serta suplai uap air dari samudera pasifik timur ke pasifik barat cukup signifikan yaitu aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur tinggi.
Gambar 4. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.3 MJO (Madden Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 13 Februari 2017 yang berada di kuadran VIII, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Gambar 5. Track MJO tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
A.4 Outgoing Longwave Radiation (OLR) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 Agustus 2016 s/d 13 Februari 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Galela : - 10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya. Gambar 6. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 Agustus 2016 s/d 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.5 Analisa Isobar Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 13 Februari 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 4 (empat) daerah tekanan rendah (Low Pressure) 1006-1009 hpa. Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan.
Gambar 7. Analisa Isobar Jam 00.00 tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.6 Analisa Streamline Dari peta streamline, pola angin gradient menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik yang melewati wilayah Galela. Selain itu adanya pola shearline tepat diatas wilayah Galela, yang dapat berperan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat & angin kencang.
Gambar 8. Analisa Streamline Jam 12.00 tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.7 Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif di atas wilayah Galela, pada lapisan 850 mb, kelembaban relatif bernilai 80 90 %, pada lapisan 700 mb, kelembaban relatif bernilai 50 70 %, sedangkan pada lapisan 500 mb, kelembaban relatif bernilai 70 80 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan bawah dan atas udara cukup basah dan pada saat kejadian hujan lebat. Kondisi udara basah tersebut sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Galela.
Gambar 9. Prediksi Kelembaban Udara Lapisan 850, 700 & 500 mb pada jam 12.00 & 18.00 UTC tanggal 13 Februari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) A.7 Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang.
Gambar 10. K.Indeks jam 18.00 UTC tanggal 12 Februari 2017 Nilai Lifted Indeks berkisar antara -1 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai guntur. Gambar 11. Lifted Indeks jam 18.00 UTC tanggal 12 Februari 2017 Nilai Showalter Indeks yaitu 1 yang mengindikasikan kemungkinan tidak terjadi badai guntur.
Gambar 12. Showalter Indeks jam 18.00 UTC tanggal 12 Februari 2017 B. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 IR pada tanggal 12 Februari 2017 yang diambil mulai pukul 20.50 & 00.30 UTC (05.50 & 09.30 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal (awan hujan) disekitaran wilayah perairan Galela. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tunggal tersebut bergerak masuk ke wilayah Galela berasal dari arah tenggara perairan Galela. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 IR yaitu (-56) s/d (-62) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Galela pada jam 20.50 UTC.
Gambar 13. Citra satelit Himawari 8 IR jam 20.50 & 00.30 UTC tanggal 12 Februari 2017 III. KESIMPULAN 1. Berdasarkan analisa dinamis atmosfer diatas menunjukkan bahwa pengaruh MJO, ENSO tidak berpengaruh pada kejadian hujan lebat yang mengakibatkan banjir di wilayah Galela namun terdapat pengaruh OLR & Suhu Muka laut yang memanas yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Galela pada pertengahan Februari. 2. Pada skala lokal, analisa pola angin gradient diatas terlihat adanya adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik yang melewati wilayah Galela. Selain itu adanya pola shearline tepat diatas wilayah Galela, yang dapat berperan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan lebat & angin kencang.
3. Dari citra satelit HIMAWARI menunjukkan bahwa pengumpulan awanawan cumulonimbus telah terjadi sejak pukul (05.50 & 09.30 WIT) tanggal 12 Februari 2017, menunjukkan sebaran awan-awan konvektif cukup merata di wilayah Galela. 4. Indeks labilitas udara : Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang. Nilai Lifted Indeks berkisar antara -1 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai guntur yang kuat. Nilai Showalter Indeks yaitu 1 yang mengindikasikan kemungkinan tidak terjadi badai guntur. Mengetahui : Kepala Stasiun Meteorologi Galela Mohamad Makmur NIP.195910021982031002 Galela, 14 Februari 2017 Pembuat Analisa Rudi Bambang Haryono, A.Md NIP.198704292006041005