BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisa dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah di Medan. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari 2016. 3.2.Alat dan Bahan Yang Digunakan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan pada analisa ini yaitu: 1. Beaker glass 100ml pyrex 2. Pemanas listrik 3. Chamber 4. Kertas kromatografi No. 1 5. Pipet mikro 6. Erlenmeyer 250ml pyrex 7. Lampu Sinar UV 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan untuk analisa ini yaitu:
1. Asam asetat (l) 10% 2. NH 4OH (l) 10% 3. Bulu Domba 4. Benang Wol Eluen: 1. 5 ml NH 4 OH (P) 2. 2 g Tri-Natrium Citrat 3. 95 ml aquadest (l) (s) 3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Preparasi Kertas Saring Whatman No. 1 1. Diukur kertas saring whatman no. 1 dengan ukuran 20 cm x 20 cm 2. Digunting kertas saring 3. Dibuat batas atas 14 cm dan batas bawah 2 cm 3.3.2 Penjenuhan Chamber 1. Diukur NH 4 OH (P) : Aquadest (5:95) sebanyak 100 ml 2. Dimasukkan kedalam chamber secara bersamaan 3. Ditambahkan 2 g Tri-Natrium Citrat 4. Didiamkan 3.3.3 Penentuan Harga R f Rhodamin B 1. 50 ml sampel dimasukkan kedalam erlenmeyer 2. ditambahkan 10 ml asam asetat 10% dan 3-4 benang wol putih bebas lemak atau bulu domba bebas lemak
3. dididihkan selama 10 menit 4. bulu domda/benang wol diambil lalu dicuci dengan aquadest 5. bulu domba/benang wol dimasukkan kembali kedalam erlenmeyer ditambahkan 5 ml NH 4 OH 10% dan dididihkan 10 menit 6. benang wol/bulu domba dibuang 7. filtrat diambil dan dilakukan penotolan pada kertas kromatografi 8. dilakukan kromatografi 9. dimasukkan kertas kromatografi kedalam chamber yang berisi eluen 10. didiamkan hingga garis batas 11. diambil kertas kromatografi dan dikeringkan 12. dilihat bercak noda yang terdapat pada kertas kromatografi dibawah lampu sinar UV 13. dihitung harga R F
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil pemeriksaan Rhodamin B pada es doger dengan metode kromatografi kertas di Laboratorium Kesehatan Daerah sebagai berikut: Tabel 4.1 Analisa Rhodamin B pada Es Doger KodeSampel Hasil Keterangan 1 Negatif TidakTerdapatRhodamin B 2 Positif TerdapatRhodamin B 3 Negatif TidakTerdapatRhodamin B 4 Negatif TidakTerdapatRhodamin B 5 Negatif TidakTerdapatRhodamin B LarutanRhodamin B Positif TerdapatRhodamin B
Gambar 4.1 Analisa Rhodamin B dengan Sinar UV 4.2 Perhitungan Tabel 4.2 Harga R F Rhodamin B pada Kertas Kromatografi KodeSampel Harga R F 1 0,025 2 0,23 3 0,03 4 0,025 5 0,025 LarutanRhodamin 0,36 B Penentuan Harga R f Rhodamin B pada Kertas Kromatografi Harga R f = jarak titik pusat puncak bercak dari titik penotolan jarak rambat eluen dari titik penotolan 1. Harga R f = jarak titik pusat puncak bercak dari titik penotolan jarak rambat eluen dari titik penotolan
= 0,3 12 = 0,025 Pada sampel No. 2 sampai Larutan Rhodamin B dilakukan perhitungan yang sama seperti di atas. 4.3 Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat Rhodamin B pada Sampel No 2 dengan harga R F sebesar 0,23 dan pada Larutan Pembanding (Larutan Rhodamin B) diperoleh harga R F sebesar 0,36. Pada kertas kromatografi menunjukkan bahwa harga R f dari es doger yang mengandung Rhodamin B tidak sama dengan harga R f dari Larutan Pembanding (Larutan Rhodamin B). Hal ini disebabkan karena perbedaan kadarnya, pada es doger yang mengandung Rhodamin B memiliki kadar yang lebih rendah dari pada Larutan Pembanding (Larutan Rhodamin B), tetapi warna dari keduanya adalah sama. Ini dapat dilihat pada saat kertas kromatografi diletakkan dibawah lampu sinar UV.Rhodamin B memiliki senyawa pengalkilasi (CH 3 -CH 3 ) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh. Penggunaan zat pewarna ini dilarang karena Rhodamin B termasuk bahan karsinogen (penyebab kanker) yang kuat. Mengkonsumsi Rhodamin B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati. Ciri-ciri pangan yang mengandung Rhodamin B antara lain: a) warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok
b) terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk c) bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit biasanya produk pangan yang mengandung Rhodamin B tidak mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya. Adapun syarat zat warna untuk makanan dan minuman sebagai berikut: a) Toksisitasnya rendah b) Murni c) stabil pada suhu 100 110 0 C d) Stabil pada Ph 2-9 e) Larut baik dalam air atau minyak f) Dapat bercampur dengan zat warna lain g) Tahan terhadap oksidasi dan reduksi h) Tidak menimbulkan efek karsinogenik
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat Rhodamin B pada Sampel No 2 dengan harga R F sebesar 0,23 dan pada Larutan Pembanding (Larutan Rhodamin B) diperoleh harga R F sebesar 0,36. 2. Rhodamin B memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH 3 ) yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada seluruh pedagang agar lebih jujur dalam berdagang sehingga dapat menjaga kepercayaan masyarakat. 2. Diharapkan Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara lebih rutin melakukan pemeriksaan pada setiap makanan dan minuman yang beredar di lingkungan masyarakat demi kesehatan dan keselamatan konsumen.