TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK TERHADAP SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA NEGERI 1 BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh : Reny Antasi A

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA N 10 YOGYAKARTATERHADAP MODIFIKASI PERMAINAN BOLABASKET

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Edisi ke Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN TATA TERTIB SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012


PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KMS DAN NON KMS DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif yang artinya penelitian

RINGKASAN SKRIPSI RESPON SISWA SMA N 4 PANGKALPINANG TERHADAP MUSIK TRADISIONAL DAMBUS DAN MUSIK DAMBUS COMBO. Oleh : Kocho Suhanto NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENGENALAN ETIKA KAMPUS PADA MASA ORIENTASI MAHASISWA BARU

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggali, menghimpun data dan mengumpulkan data yang diperlukan

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Akan tetapi penulis telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya. Penelitian

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis ini akan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT MOTIVASI ATLET MENGIKUTI LATIHAN DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) ATLETIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. alasan bahwa permasalahan permasalahan yang diteliti ada dilokasi ini.

MINAT SISWA KELAS V SD N PERCOBAAN 4 WATES TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS RITMIK TAHUN AJARAN 2015 / 2016

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 TEMPEL KAB. SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI. Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

Transkripsi:

Tingkat Kean Layanan...(Triska Rahayu) 293 TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SATISFACTION LEVEL OF A CLASSICAL GUIDANCE AND INDIVIDUAL COUNSELING SERVICES IN STUDENT AT SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA Oleh: Triska Rahayu, program studi bimbingan dan konseling, universitas negeri yogyakarta triskarahayu22@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kean layanan bimbingan klasikal dan konseling Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta. Teknik penentuan sampel yang digunakan ada dua yaitu proportionate stratified random sampling untuk mengungkap kean layanan bimbingan klasikal dengan jumlah 227 siswa dan purposive sample untuk mengungkap kean layanan konseling individual dengan jumlah 38 siswa. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan instrumen yang digunakan yaitu skala kean layanan bimbingan klasikal dan skala kean layanan konseling individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berada pada kategori cukup yaitu 40,08 % dilihat dari frekuensi terbanyak yaitu 91 siswa berada pada kategori cukup ; 2) tingkat kean layanan konseling individual pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berada pada kategori cukup yaitu 57,89 % dilihat dari frekuensi terbanyak yaitu 22 siswa berada pada kategori cukup. Kata kunci: kean, layanan bimbingan klasikal, layanan konseling individual Abstract This study aims to determine the satisfaction level of a classical guidance and individual counseling services in student at Smp Negeri 8 Yogyakarta.This research uses survey research type. Subjects in this research were students of SMP Negeri 8 Yogyakarta. There are two techniques for determining the sample, i.e. proportionate stratified random sampling, to reveal the satisfaction of classical guidance service with 227 stundents and purposive sampling, to reveal the satisfaction of individual counseling service with 38 students. The results showed that: 1) the level of satisfaction of classical guidance service in the students of SMP Negeri 8 Yogyakarta is in the quite satisfied category that is 40.08% seen from the most frequencies that is 91 students are in the category quite satisfied; 2) the level of satisfaction of individual counseling services at the students of SMP Negeri 8 Yogyakarta is in the category of quite satisfied that is 57,89% seen from the most frequencies that is 22 students are in satisfied category. Keywords: satisfaction, classical counseling services, individual counseling services PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aset penting bagi setiap individu, karena melalui pendidikan manusia dapat menjadi pribadi yang berkualitas. Tujuan pendidikan nasional di Indonesia menjelaskan bahwa setiap individu perlu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri yang membawa peserta didik menuju kehidupan yang baik dan bahagia (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3). Tujuan dari pendidikan nasional tidak bisa

294 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 dipisahkan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling, karena layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling juga berorientasi pada tujuan pendidikan nasional. Kean merupakan hasil atau tanggapan atas apa yang telah diberikan, yaitu apakah yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kean siswa adalah tanggapan yang diperlihatkan ketika siswa tersebut telah menerima layanan bimbingan dan konseling apakah memang merasa atau kurang. Bimbingan klasikal adalah salah satu strategi layanan dasar bimbingan dan konseling yang terprogram secara sistematis yang diselenggarakan dalam setting kelas sehingga penyampaian materi dalam layanan dapat tersampaikan secara menyeluruh dan dapat dirasakan oleh setiap siswa untuk membantu mengembangkan dirinya secara optimal. Selanjutnya, konseling individual adalah proses bantuan konselor kepada konseli secara tertutup dan langsung dimana konselor menjadi fasilitator untuk membantu konseli mandiri menyelesaikan masalahnya dan supaya mengembangakan potensinya secara maksimal Apabila layanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan klasikal dan juga konseling individual yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan harapan dan kebutuhan siswa maka siswa tersebut cenderung akan merasa tetapi apabila layanan bimbingan klasikal dan juga konseling individual yang diberikan guru pembimbing belum atau kurang sesuai dengan harapan dan juga kebutuhan siswa maka siswa tersebut cenderung akan merasa kurang. Keadaan bimbingan dan konseling di SMP N 8 Yogyakarta jika dilihat secara umum memang masih terdapat beberapa masalah dan hambatan yang terjadi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui kean siswa yang telah merima layanan bimbingan klasikal dan layanan knseling individual, apakah mereka sudah merasa atau masih kurang terhadap layanan bimbingan terkhusus layanan bimbingan klasikal dan juga konseling individual yang mereka terima dari guru bimbingan dan konseling. Atas dasar keadaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Tingkat Kean Layanan Bimbingan dan Konseling dan Konseling Individual pada Siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kean layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individual pada siswa SMP negeri 8 Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian 294

295 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang fungsinya untuk memberikan gambaran lengkap tentang hubungan antara fenomena yang diteliti dan data yang diperoleh dalam bentuk angka sehingga dapat dilakukan analisis statistik terhadap data tersebut. Menurut Arikunto (2005 : 234), penelitian deskriptif ini tidak memerlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis, Kelinger dalam Sugiyono (2011 : 7). Teknik pengambilan data yang digunakan peneliti adalah menggunakan angket. Sugiyono (2007 : 199), kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 7 dan 8 SMP Negeri 8 Yogyakarta yang berjumlah 635. Penentuan sampel, Sugiyono (2007 : 120) proportionate stratified random sampling digunakan bila anggota tidak homogen dan berstrata, disini digunakan untuk layanan bimbingan klasikal karena seluruh siswa kelas 8 dan kelas 7 mendapatkan layanan bimbingan klasikal dan sampling purposive untuk layanan konseling individual karena tidak semua siswa melakukan layanan konseling individual maka sampel ditentukan bagi siswa yang memang sudah pernah melakukan konseling individual. Prosedur Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei menggunakan skala kean layanan bimbingan klasikal dan skala kean layanan konseling individual. Skala ini dibagikan kepada siswa untuk diisi setelah selesai, skala dikumpulkan kembali dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilaksanakannya penelitian adalah di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Sedangkan waktu dilaksanakannya penelitian pada 6 April 2017. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala. Terdapat 2 instrumen yaitu tentang kean layanan bimbingan klasikal yang terdapat 35 butir 295

296 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 pernyataan dan tentang kean layanan konseling individual yang terdapat 31 butir pernyataan yang telah dilakukan uji validitas dan realibilitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian skala kepada siswa yang menjadi subjek dalam penelitian. Teknik Analsis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Sudijono (2000 : 43), untuk mencari persentase atau frekuensi yang dicari menggunakan rumus berikut: Keterangan: P = persentase. f = jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu. N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek. Adapun norma pengkategorian tingkat kean berdasarkan rumus Sudijono (2007 : 161), dijabarkan menjadi 5 kategori sebagai berikut: Tabel 01. Norma Pengkategorian Tingkat Kean Siswa No. Rentangan Norma Kategori 1. X > M + 1,5 Sd Sangat 2. M + 0,5 Sd < X M + 1,5 Sd Puas 3. M 0,5 Sd < X Cukup 296 M + 0,5 Sd 4. M 1,5 Sd < X Tidak M 0,5 Sd 5. X M 1,5 Sd Sangat tidak Keterangan: M : nilai rata-rata (Mean) X : skor Sd : standar deviasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal pada Siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan data, yaitu tentang jawaban responden atas angket untuk mengukur tingkat kean layanan bimbingan klasikal di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Data untuk mengidentifikasi tingkat kean siswa terhadap layanan bimbingan klasikal diungkapkan dengan angket yang terdiri atas 35 pernyataan dan terbagi dalam 5 faktor yaitu keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan berwujud. Data terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Berdasarkan analisis data tingkat

297 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 kean layanan bimbingan klasikal di SMP Negeri 8 Yogyakarta diperoleh mean 107,96, median 107,00, mode 109, standar deviasi 8,795, skor terendah 84 dan skor tertinggi 140. Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta sebagai berikut: Tabel 02. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal No Interval Klasifkasi F % 1. X > 121,152 Sangat 16 7,04 2. 112,3575 < X Puas 47 20,70 121,152 3. 103,5625 < X Cukup 91 40,08 112,3575 4. 94,768 < X Tidak 64 28,19 103,5625 5. X < 94,768 Sangat tidak 9 3,96 Berdasarkan tabel 02 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berada pada kategori sangat sebesar 7,04 % (16 siswa), kategori sebesar 20,7 % (47 siswa), kategori cukup sebesar 40,08 % (91 siswa), kategori tidak sebesar 28,19 % (64 siswa) dan kategori sangat tidak sebesar 3,96 % (9 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 107,96 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta masuk dalam kategori cukup. Rincian mengenai tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa faktor keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan berwujud adalah sebagai berikut: a. Faktor Keandalan: Tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan menghasilkan mean 41,14, median 41, mode 39, standar deviasi 3,9, skor terendah 31 dan skor tertinggi 52. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa faktor keandalan adalah sebagai berikut: Tabel 03. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal Berdasarkan Faktor Keandalan 1. X > 47,799 Sangat 20 8,81 2. 44,206 < X Puas 37 16,29 47,799 3. 40,613 < X Cukup 81 35,68 44,206 4. 37,020 < X Tidak 73 32,15 40,613 5. X < 37,020 Sangat tidak 16 7,04 297

298 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 Berdasarkan tabel 03 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan berada pada kategori sangat sebesar 8,81 % (20 siswa), kategori sebesar 16,29 % (37 siswa), kategori cukup 35,68 % (81 siswa), kategori tidak 32,15 % (73 siswa) dan kategori sangat tidak 7,04 % (16 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 41,14 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan berada dalam kategori cukup. b. Faktor Daya Tanggap: Tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap menghasilkan mean 30,44, median 30, mode 30, standar deviasi 3,021, skor terendah 21 dan skor tertinggi 40. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa faktor daya tanggap adalah sebagai berikut: Tabel 04. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal Berdasarkan Faktor Daya Tanggap 1. X > 35,66 Sangat 19 8,37 2. 32,473 < X Puas 55 24,2 298 35,66 2 3. 29,287 < X 32,473 Cukup 102 44,9 3 4. 26,1 < X 29,287 Tidak 43 18,9 4 5. X < 26,1 Sangat tidak 8 3,52 Berdasarkan tabel 04 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap berada pada kategori sangat sebesar 8,37 % (19 siswa), kategori sebesar 24,22 % (55 siswa), kategori cukup 44,93 % (102 siswa), kategori tidak 18,94 % (43 siswa) dan kategori sangat tidak 3,52 % (8 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 30,44 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap berada dalam kategori cukup. c. Faktor Kepastian: Tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian menghasilkan mean 6,26, median 6, mode 6, standar deviasi 0,985, skor terendah 2 dan skor tertinggi 8. Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian adalah sebagai berikut: Tabel 05. Distribusi Frekuensi Tingkat

299 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 Kean Layanan Bimbingan Klasikal Berdasarkan Faktor Kepastian 1. X > 7,7375 Sangat 31 13,65 2. 6,7525 < X Puas 43 18,94 7,7375 3. 5,7675 < X Cukup 113 49,77 6,7525 4. 4,7825 < X Tidak 35 15,41 5,7675 5. X < 4,7825 Sangat tidak 5 2,20 Berdasarkan tabel 05 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian berada pada kategori sangat sebesar 13,65 % (31 siswa), kategori sebesar 18,94 % (43 siswa), kategori cukup 49,77 % (113 siswa), kategori tidak 15,41 % (35 siswa) dan kategori sangat tidak 2,2 % (5 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 6,26 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian berada dalam kategori cukup. d. Faktor Empati: Tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor empati menghasilkan mean 17,07, median 17, mode 18, standar deviasi 2,430, skor terendah 8 dan skor tertinggi 24. Apabila 299 frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa faktor empati adalah sebagai berikut: Tabel 06. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal Berdasarkan Faktor Daya Empati 1. X > 20,715 Sangat 16 7,04 2. 18,285 < X 20,715 Puas 38 16,7 4 3. 15,855 < X 18,285 Cukup 118 51,9 8 4. 13,425 < X 15,855 Tidak 35 15,4 1 5. X < 13,425 Sangat tidak 20 8,81 Berdasarkan tabel 06 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berdasarkan faktor empati berada pada kategori sangat sebesar 7,04 % (16 siswa), kategori sebesar 16,74 % (38 siswa), kategori cukup 51,98 % (118 siswa), kategori tidak 15,41 % (35 siswa) dan kategori sangat tidak 8,81 % (20 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 17,07 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor empati berada dalam kategori cukup. e. Faktor Berwujud (tangible):

300 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 Tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor berwujud menghasilkan mean 13,06, median 13, mode 12, standar deviasi 1,504, skor terendah 10 dan skor tertinggi 16. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa faktor berwujud adalah sebagai berikut: Tabel 07. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal Berdasarkan Faktor Berwujud 1. X > 15,316 Sangat 25 11,0 1 2. 13,812 < X 15,316 Puas 59 25,9 9 3. 12,308 < X 13,812 Cukup 36 15,8 5 4. 10,804 < X 12,308 Tidak 102 44,9 3 5. X < 10,804 Sangat tidak 5 2,2 Berdasarkan tabel 07 menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berdasarkan faktor berwujud berada pada kategori sangat sebesar 11,01 % (25 siswa), kategori sebesar 25,99 % (59 siswa), kategori cukup 15,85 % (36 siswa), kategori tidak 44,93 % (102 siswa) dan kategori sangat tidak 2,2 % (5 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 13,06 tingkat kean layanan bimbingan Yogyakarta berdasarkan faktor berwujud berada dalam kategori cukup. 2. Tingkat Kean Layanan Konseling Individual pada Siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan data, yaitu tentang jawaban responden atas angket untuk mengukur tingkat kean konseling individual di SMP Negeri 8 Yogyakarta. Data untuk mengidentifikasi tingkat kean siswa terhadap konseling individual diungkapkan dengan angket yang terdiri atas 31 pernyataan dan terbagi dalam 5 faktor yaitu keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan berwujud. Data terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Berdasarkan analisis data tingkat kean layanan konseling individual di SMP Negeri 8 Yogyakarta diperoleh mean 92,97, median 95,50, mode 97, standar deviasi 13,775, skor terendah 39 dan skor tertinggi 110. Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, maka data tingkat kean layanan konseling Yogyakarta sebagai berikut: 300

301 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 Tabel 08. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Individual 1. X > Sangat 0 0 113,6325 2. 99,8575 < X 113,6325 Puas 10 26,3 1 3. 86,0825 < X 99,8575 Cukup 22 57,8 9 4. 72,3075 < X Tidak 3 7,89 86,0825 5. X < 72,3075 Sangat tidak 3 7,89 Berdasarkan tabel 08 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berada pada kategori sangat sebesar 0 % (0 siswa), kategori sebesar 26,31 % (10 siswa), kategori cukup sebesar 57,89 % (22 siswa), kategori tidak sebesar 7,89 % (3 siswa) dan kategori sangat tidak sebesar 7,89 % (3 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 92,97 tingkat kean SMP Negeri 8 Yogyakarta masuk dalam kategori cukup. Rincian mengenai tingkat kean faktor keandalan, daya tanggap, kepastian, empati dan berwujud adalah sebagai berikut: a. Faktor Keandalan: Tingkat kean layanan konseling 301 Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan menghasilkan mean 33,45, median 33,50, mode 32, standar deviasi 5,456, skor terendah 11 dan skor tertinggi 42. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean faktor keandalan adalah sebagai berikut: Tabel 09. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Individual Berdasarkan Faktor Keandalan 1. X > 41,634 Sangat 1 0,44 2. 36,178 < X 41,634 Puas 10 26,3 1 3. 30,722 < X 36,178 Cukup 23 60,5 2 4. 25,266 < X Tidak 1 2,63 30,722 5. X < 25,266 Sangat tidak 3 7,89 Berdasarkan tabel 09 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan berada pada kategori sangat sebesar 0,44 % (1 siswa), kategori sebesar 26,31 % (10 siswa), kategori cukup 60,52 % (23 siswa), kategori tidak 2,63 % (1 siswa) dan kategori sangat tidak 7,89 % (3 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 33,45

302 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor keandalan berada dalam kategori cukup. b. Faktor Daya Tanggap: Tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap menghasilkan mean 21,21, median 22, mode 22, standar deviasi 3,181, skor terendah 8 dan skor tertinggi 26. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean faktor daya tanggap adalah sebagai berikut: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Indiviual Berdasarkan Faktor Daya Tanggap 1. X > 25,9815 Sangat 1 0,44 2. 22,8005 < X Puas 12 31,57 25,9815 3. 19,6195 < X Cukup 18 47,36 22,8005 4. 16,4385 < X Tidak 5 13,15 19,6195 5. X < 16,4385 Sangat tidak 2 5,26 Berdasarkan tabel 10 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap berada pada kategori sangat sebesar 0,44 % (1 siswa), kategori sebesar 31,57 % (12 siswa), kategori cukup 47,36 % (18 siswa), kategori tidak 13,15 % (5 siswa) dan kategori sangat tidak 5,26 % (2 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 21,21 tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor daya tanggap berada dalam kategori cukup. c. Faktor Kepastian: Tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian menghasilkan mean 8,74, median 9, mode 9, standar deviasi 1,571, skor terendah 5 dan skor tertinggi 11. Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, maka data tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian adalah sebagai berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Indiviual Berdasarkan Faktor Kepastian 1. X > 11,0965 Sangat 0 0 2. 9,5255 < X 11,0965 Puas 13 34,2 1 3. 7,9545 < X 9,5255 Cukup 15 39,4 7 4. 6,3835 < X 7,9545 Tidak 7 18,4 2 5. X < 6,3835 Sangat 3 7,89 302

303 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 tidak Berdasarkan tabel 11 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor kepastian berada pada kategori sangat sebesar 0 % (0 siswa), kategori sebesar 34,21 % (13 siswa), kategori cukup 39,47 % (15 siswa), kategori tidak 18,42 % (7 siswa) dan kategori sangat tidak 7,89 % (3 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 8,74 tingkat kean faktor kepastian berada dalam kategori cukup. d. Faktor Empati: Tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor empati menghasilkan mean 17,79, median 18, mode 18, standar deviasi 3,527, skor terendah 6 dan skor tertinggi 24. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean faktor empati adalah sebagai berikut: Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Individual Berdasarkan Faktor Daya Empati 303 1. X > 23,0805 Sangat 2 0,88 2. 19,5535 < X 23,0805 Puas 7 18,4 2 3. 16,0265 < X 19,5535 Cukup 22 57,8 9 4. 12,4995 < X 16,0265 Tidak 4 10,5 2 5. X < 12,4995 Sangat tidak 3 7,89 Berdasarkan tabel 12 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor empati berada pada kategori sangat sebesar 0,88 % (2 siswa), kategori sebesar 18,42 % (7 siswa), kategori cukup 57,89 % (22 siswa), kategori tidak 10,52 % (4 siswa) dan kategori sangat tidak 7,89 % (3 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 17,79 tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor empati berada dalam kategori cukup. e. Faktor Berwujud (tangible): Tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor berwujud menghasilkan mean 11,79, median 12, mode 12, standar deviasi 2,303, skor terendah 4 dan skor tertinggi 15. Apabila frekuensi, maka data tingkat kean

304 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 faktor berwujud adalah sebagai berikut: Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tingkat Kean Layanan Konseling Individual Berdasarkan Faktor Berwujud 1. X > 15,2445 Sangat 0 0 2. 12,9415 < X Puas 13 34,21 15,2445 3. 10,6385 < X Cukup 20 52,63 12,9415 4. 8,3355 < X Tidak 3 7,89 10,6385 5. X < 8,3355 Sangat tidak 2 5,26 Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berdasarkan faktor berwujud berada pada kategori sangat sebesar 0 % (0 siswa), kategori sebesar 34,21 % (13 siswa), kategori cukup 56,63 % (20 siswa), kategori tidak 7,89 % (3 siswa) dan kategori sangat tidak 5,26 % (2 siswa). Sedangkan berdasarkan nilai rata-rata yaitu 11,79 tingkat kean faktor berwujud berada dalam kategori cukup. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan menunjukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta yang diperoleh dari 227 responden adalah cukup. Rata-rata yang diperoleh pada tingkat kean layanan bimbingan klasikal sebesar 107,96 yang berada dalam kategori cukup hal ini dapat dilihat dari 227 siswa, 16 siswa (7,04 %) pada kategori sangat, 47 (20,7 %) siswa pada kategori, 91 siswa (40,08 %) pada kategori cukup, 64 siswa (28,19 %) pada kategori tidak dan 9 siswa (3,96 %) pada kategori sangat tidak. Kemudian, berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan menunjukan bahwa tingkat kean layanan konseling Yogyakarta yang diperoleh dari 38 responden adalah cukup. Rata-rata yang diperoleh pada tingkat kean layanan bimbingan klasikal sebesar 92,97 yang berada dalam kategori cukup hal ini dapat dilihat dari 38 siswa, 0 siswa (0 %) pada kategori sangat, 10 siswa (26,31 %) siswa pada kategori, 22 siswa (57,89 %) pada kategori cukup, 3 siswa (7,89 %) pada kategori tidak dan 3 siswa (7,89 %) pada kategori sangat tidak. Tingkat kean layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individual yang berada dalam kategori cukup tersebut mengindikasikan bahwa layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling 304

305 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 individual yang diberikan guru bimbingan dan konseling sudah cukup baik tetapi masih perlu diperbaiki lagi baik itu dari faktor keandalan, daya tanggap, kepastian, empati maupun berwujud. Salah satu contoh permasalahan konseling individual di SMP Negeri 8 Yogyakarta dan perlu diperbaiki sama halnya dalam penelitian Fariza (2014) tentang Peran Layanan Konseling Individual Dalam Upaya Membantu Pengelolaan Diri Peserta Didik Di Ma Darul Ulum Palangkaraya hambatan dalam konseling individual sama yaitu ketidakjujuran dan kurangnya rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan permasalahannya sehingga penyelesaian masalah sulit diatasi. Selain itu dari penelitian Rendicka & Elisabeth tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Individu di SMP N se- Kecamatan Bangsal Mojokerto permasalahan yag dihadapi pun sama yaitu konseli yang kurang terbuka dan masih menunggu panggilan untuk konseling. Kebanyakan siswa tidak berani atau tidak mau secara sukarela untuk datang dan melaksanakan konseling individual padahal sebenarnya siswa itu butuh. Selanjutnya disini guru bimbingan dan konseling harus mampu untuk memberikan gambaran bahwa konseling bukan sesuatu yang perlu ditakutkan sehingga diharapkan siswa dapat dengan sukarela melakukan konseling, upaya yang dilakukan guru bimbingan dapat mencoba untuk lebih akrab dan terbuka terhadap siswa. Dalam upaya memperbaiki permasalahan tersebut, maka guru bimbingan dan konseling dapat menggali lagi keterampilannya dalam kosleing individual sehingga siswa dapat terbuka untuk mengungkapkan permasalahannya. Selain itu juga dalam upaya memperbaiki layanan bimbingan klasikal ada berbagai contoh penyelesaian yang bisa dilakukan. Berdasarkan penelitian Supriyati (2013) tentang Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Klasikal dalam meningkatkan kualitas bimbingan klasikal, guru bimbingan dan konseling perlu mengeksplorasi model-model layanan bimbingan klasikal, khususnya bimbingan kelompok sehingga siswa dapat fokus dengan materi yang akan disampaikan karena cara kerjanya adalah dengan diskusi bersama teman. Selain itu berdasarkan penelitian Rismawati (2015) tentang Pelaksanaan Layanan Klasikal Bimbingan Dan Konseling Di Smp Negeri 3 Kandangan hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat menggunakan berbagai metode, media permainan agar suasan pemberian layanan bimbingan klasikal tidak membosankan. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya seperti penelitian 305

306 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 yang dilakukan oleh Rizqiadi (2016) tentang Tingkat Kean Siswa Kelas IX terhadap Sarana dan Prasarana Pendidika Jasmani di SMA Negeri 1 Imogiri. Hasil penelitian tersebut menunjukan secara keseluruhan tingkat keannya berada dalam kategor cukup. Lalu ada juga penelitian sebelumnya oleh Tito (2014) tentang Tingkat Kean Orang Tua Siswa terhadap Kualitas Jasa Pelayanan Sekolah Bulutangkis Seruling Mas, Banjarnegara. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat keannya berada dalam kategori kurang memuaskan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kean layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individual pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta, maka dapat disimpukan bahwa tingkat kean layanan bimbingan klasikal pada siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta berada pada kategori cukup yaitu 40,08 % dilihat dari frekuensi terbanyak yaitu 91 siswa berada pada kategori cukup dan tingkat kean layanan konseling Yogyakarta berada pada kategori cukup yaitu 57,89 % dilihat dari frekuensi terbanyak yaitu 22 siswa berada pada kategori cukup. Saran Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Kean Layanan Bimbingan Klasikal dan Konseling Individual pada Siswa SMP Negeri 8 Yogyakarta, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru bimbingan dan konseling untuk melakukan perbaikan dalam pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individual berdasarkan faktor keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud untuk meningkatkan tingkat kean siswa dan juga meningkatkan mutu layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individual. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan instrumen yang digunakan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2005). Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Departemen Pendidikan Nasional. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Fariza, D. (2014). Peran layanan konseling individual dalam upaya membantu pengelolaan diri 306

307 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 7, Juli 2017 peserta didik di Ma Darul Ulum Palangkaraya. Pedagogik Jurnal Pendidikan Vol 9 No 2. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Rendicka & Elisabeth. (2013). Pelaksanaan layanan konseling individu di SMP N se- Kecamatan Bangsal Mojokerto. Jurnal BK UNESA Vol 3 No 1. Universitas Negeri Semarang. Rismawati. (2015). Pelaksanaan layanan klasikal bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Kandangan. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur Vol 1 No 1. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin Rizqiadi. (2016). Tingkat kean siswa kelas IX terhadap sarana dan prasarana pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Imogiri. Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Vol V No 5. Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r&d). Bandung: Alfabeta.. (2011). Metode penelitian administrasi dilengkapi dengan metode r&d. Bandung: Alfabeta. Supriyati. (2013). Upaya meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui layanan bimbingan klasikal. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bimbingan dan Konsleing Vol 1 No 1. IKIP Veteran Semarang. Tito. (2014). Tingkat kean orang tua siswa terhadap kualitas jasa pelayanan Sekolah Bulutangkis Seruling Mas, Banjarnegara. Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Vol 4 No 2. Universitas Negeri Yogyakarta. Sudijono, A. (2000). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 307