BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai studi pustaka alat pencatat score pada

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Transkripsi:

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah mikrokontroler ATMEGA328 menerima input dari keypad maka data-data dari keypad yang ditekan akan langsung diolah oleh mikrokontroller ATMEGA328 dan setelah data masukan dari keypad itu terbaca sempurna akan langsung muncul pada layar LCD 2x16 yang terdapat pada bagian atas keypad dan setelah menekan tombol send alat pencatat score, nilai total dari masing-masing alat pencatat score langsung tampil pada scoring board. Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem 35

36 Sistem sederhana dari alat pencatat score sudah dijelaskan diatas melalui diagram blok, dan berikut merupakan flowchart sistem yang dapat dibuat dari sistem keseluruhan alat pencatat score berbasis radio frekuensi dalam tugas akhir ini. Gambar 4.2 Diagram Alir Papan Nilai/ ScoringBoard

Gambar 4.3 Diagram Alir Alat Pencatat Nilai/Keypad 37

38 4.2 Rancangan Keypad dan Integrasi tampilan LCD 2x16 Keypad dengan dimensi 3x3 dibuat dua buah namun bersatu (bersatu pada papan pcb) dipinggirnya terdapat inputan data 2 buah buat yang kiri dan 2 buat inputan untuk yang kanan, penulis membuat keypad dengan push button yang dikonfigurasi dan disetting setiap tata letaknya dengan mikrokontroler ATMEGA328 dan ketika keypad ditekan, otomatis simbol, huruf, atau angka pada keypad langsung muncul di tampilan LCD 2x16 secara langsung. Berikut gambar Secara Simbolnya, Gambar 4.4 Keypad dengan prosesor Atmega328 dengan tampilan ke LCD 16 x 2

39 Keterangan penggunaan pin pada sisi pengirim (pemancar) : Pin masukan Keypad 1 : masuk ke pin 9, dan 8 mikrokontroler Atmega 328 Pin masukan Keypad 2 : masuk ke pin 7, dan 6 mikrokontroler Atmega 328 Pin Radio Frekuensi : Masuk ke pin 2(rx) dan 3 (tx) mikrokontroler atmega 328 Pin LCD 16x2 : Masuk Ke pin 10, 11, 12, 13 (untuk DB4-DB7) dan pin 26 dan 27 (ADC untuk RS dan RW). Pin Ground : Masuk ke pin 8 Pin Vcc : Masuk ke pin 7 Pin Kristal : xtal 1 ( pin 9), xtal 2 (pin 10) 4.3 Merancang LED menjadi Seven Segment Berukuran 20x15 cm sebanyak 12 buah. LED atau singkatan dari (Light Emitting Diode) adalah salah satu komponen elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini, komponen ini dapat memancarkan cahaya dengan tegangan dan arus yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu pijar, LED merupakan dasar pembuatan seven segment. Seven segment LED yang dirangkai membentuk angka dari angka 0 sampai angka 9, seven segment memiliki dua macam sumber tegangan terpusat yakni common anode dan common cathode, berikut adalah penjelesan mengenai dua hal diatas.

40 Led Seven Segmen, terdapat dua macam, yaitu common anode dan common cathode, 1. Common Catoda, skemanya adalah sebagai berikut ini: Gambar 4.5 Common Cathode 2. Common anoda, skema nya adalah seperti dibawah ini: Gambar 4.6 Common Anode yang dipilih dari common diatas adalah common anode (+) karena sumber arus negatif dihubungkan langsung dengan IC decoder 74LS47 yang dikendalikan oleh mikrokontroller ATMEGA328. Led seven segmen tersebut dapat diaktifkan dengan menghubungkan dengan perangkat kontrol seperti mikrokontroler, seperti di bawah ini.

41 A Vcc (+5Volt) Ke Mikrokontroler B Vcc Vcc Vcc F A B C D Chip Select G IC 74LS47 A B C D E F G C Vcc Vcc Vcc E Ke Seven Segment Tabung Mika berbentuk persegi panjang (transparan) ada 7 buah tiap seven segment D Gambar 4.7 LED yang tersusun menjadi sebuah Seven Segment Setelah LED dirancang menjadi seven segment rangkaian skematiknya kemudian dikontrol dengan menggunakan Atmega328, yang telah dihubungkan dengan decoder IC 74LS47 sebagai pengkonversi dari mikrokontroler ke LED seven segment berikut ini merupakan pin-pin yang digunakan untuk pengolah data ke seven segment.

42 1 2 3 Gambar 4.8 Skematik Rangkaian decoder IC 74LS47 dengan Mikrokontroler Atmega328

43 Keterangan Penggunaan Pin pada sisi Penerima : Pin masukan BCD (A1, A2, A3, dan A4) : Pin 23,24,25,26, Pin masukan Data Input IC 7447 : Pin 3, 4, 5,6 (Kolom I), Pin 11, 12, 13, 14 (Kolom II), dan Pin 15,16,17,18 (Kolom III) Seven Segment Pin Radio Frekuensi : Pin 2 dan pin 3 (Rx dan TX) Pin Ground : Pin 6 Pin Vcc : Pin 7 Pin Crystal : xtall 1 (pin 9) dan xtall 2 (pin 10) Pin Reset : Pin 1 4.4 Merancang rangkaian sistem minimum mikrokontroller ATMEGA328 Atmega328 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara masal pada tahun 2009. Karena merupakan keluarga AVR, maka Atmega328 juga menggunakan arsitektur RISC. Mikrokontroler ATMEGA 328 berfungsi sebagai alat untuk memproses masukan yang berasal dari kedua keypad 3x3 pada sisi pengirim (pemancar) dan masukan yang berasal dari radio frekuensi pada sisi penerima (receiver). Selain sebagai alat proses, mikrokontroler tersebut juga mengontrol display 16x2 yang digunakan sebagai keluaran informasi dari masukan keypad pada sisi pengirim (kedua keypad 3x3) yang ada pada ketiga alat pencatat score pada sisi penerima.

44 4.4.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AVR ATmega328 Mikrokontroler ATMega328 memiliki 28 pin untuk model PDIP, dan 32 pin untuk model TQFP dan PLCC. Nama-nama pin pada mikrokontroler ini adalah. 1. VCC (Pin 7) untuk tegangan pencatu daya positif. 2. GND (Pin 6) untuk tegangan pencatu daya negatif. 3. PortA (PC0 PC5) (Pin 23,24,25,26,27,28) sebagai port Input/Output dan memiliki kemampuan lain yaitu sebagai input untuk ADC 4. PortB (PB0 PB5) (Pin 14,15,16,17,18,19) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain. 5. PortD (PD0 PD7) (Pin 2,3,4,5,6,11,12,13) sebagai port Input/Output dan juga memiliki kemampuan yang lain. 6. RESET Pin (Pin1) untuk melakukan reset program dalam mikrokontroler. 7. XTAL1 dan XTAL2 (Pin 9 dan 10) untuk input pembangkit sinyal clock. 8. AVCC (Pin 20) untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC. 9. AREF (Pin 21)untuk pin tegangan referensi ADC.

45 Berikut ini minimum sistem dari ATMega328, Gambar 4.8 Schematic sistem minimum ATmega328 4.5 CATUDAYA LM2940 Catu daya yang digunakan pada perancangan tugas akhir ini yaitu dengan menggunakan IC regulator LM2940, dengan input tegangan 12 Volt yang berasal dari adaptor switching. LM2940 merupakan IC regulator yang tegangannya tidak bisa diubah. Karena scoring board dan keypad sebagai pengimput data membutuhkan tegangan sebesar 5 Volt, maka keluaran dari IC LM2940 juga harus 5 Volt. Berikut ini adalah rangkaian IC regulator 2940 dengan masukan 9-12 V dengan keluaran stabil 5 V. Tegangan masukan AC dari 7-12 Volt Tegangan keluaran DC 5 Volt Gambar 4.9 Rangkaian regulator LM2940

46 Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan pada keluaran LM2940 tidak perlu mengunakan rumus apapun karena LM2940 yang dipakai sudah diatur tegangan outputnya dari pabrikannya, dan tegangan yang di hasilkan oleh LM2940 konstan tidak berubah setelah melalui pengujian 1 jam. Berikut ini nilai konstan yang ditunjukan oleh multimeter Analog. Gambar 4.10 Nilai 5 Volt yang konstan yang ditunjukan Multimeter analog Nilai pada IC regulator LM2940, sangatlah konstan tidak terpengaruh oleh waktu maupun suhu, IC regulator ini dipilih karena merupakan IC regulator terbaik dikelasnya dan menggunakan rangkaian lebih sederhana dibandingkan dengan menggunakan IC LM1086 yang harus menggunakan Resistor Tambahan pada bagian ground (-), sehingga lebih efisien dalam penggunaan komponen.

47 4.6 Desain Perancangan Alat Rangkaian Alat Pencatat Score untuk menentukan nilai saat tanding pencak silat ini dikemas dalam bentuk box kecil yang ringan ukuran 20 x 15 Cm yang terdiri dari 18 Push Button sebagai Keypad, Push Button digunakan untuk menginput data dari juri penilai, Selain itu di dalam panel terdapat LCD 16x2 sebagai interface dari keypad. Adapun desain panel box dari alat pencacat score yang telah direncanakan adalah sebagai berikut. Gambar 4.11 Rancangan box untuk pencacat nilai pada juri Keterangan dari tampilan yang ada pada panel sistem seperti yang tertera pada Gambar 4.11 alat pencatat score adalah sebagai berikut. a. LED indikator mikrokontroler berwarna merah, untuk memberitahukan bahwa mikrokontroler telah aktif dan siap digunakan. b. Tombol push button (Keypad). Berfungsi untuk penginput nilai yang ditekan oleh juri pada paneh push button yang sudah terprogram oleh mikrokontroller.

48 c. LCD 16x2 berfungsi untuk menunjukan nilai yang ditekan pada panel keypad dan menunjukkan data yang telah diinputkan benar, dan jika terjadi kesalahan penginputan nilai maka data yang tampil akan dapat dihapus dengan tombol D pada panel keypad. Dan untuk menampilkan nilai secara realtime yang dapat dilihat oleh ketua pertandingan dan penonton dibuatlah sebuah penampil nilai yang biasa dinamakan dengan scoring board yang pemasangannya berada didekat meja ketua pertandingan, rancangan papan scoring board adalah sebagai berikut. Gambar 4.12 rancangan scoring board

49 Keterangan dari tampilan yang ada pada Scoring Board untuk tampilan pencatat nilai dari keypad seperti yang tertera pada Gambar 4.12 adalah sebagai berikut. a. Selang kotak (transparan) berfungsi sebagai alat pengganti perwujudan seven segment yang memiliki fungsi dan kegunaan yang sama dengan seven segment, b. LED didalam selang kotak berfungsi sebagai indikator masukan nilai saat, keypad pada juri ditekan sesuai dengan nilai yang tertera pada keypad, dan kemudian IC decoder 74LS74 membagikan kode kepada LED yang ada didalam selang kotak itu membentuk nilai 0 9 sesuai dengan karakter data yang di masukan ke mikrokontroller melalui RF YS-1020S. c. Untuk angka I, II dan III pada sisi kiri yang dibuat dengan selang transparan menetukan masing-masing juri yang mengirimkan data dari setiap pencatat score ke papan score yang bisa kita lihat pada Gambar 4.12 diatas. Pemasangan alat pencatat score untuk menentukan nilai pencak silat diletakan langsung di Juri di 3 pojok sudut yang dekat dengan arena pertandingan saat kejuaraan pencak silat berlangsung. Adapun untuk realisasi desain cara pemasangan alat pencatat score dan Scoring Board sebagai penampil nilai secara realtime pada saat kejuaraan pencak silat adalah sebagai berikut. seperti pada Gambar 4.13.

50 Rangkaian Antena Penerima Radio frekuensi Rx Papan Tampilan Score (Seven Segmen 20 x 15 cm sebanyak 12 buah pada papan ukuran 70 cm x 100 cm) Ketua yang mengatur jalannya Pertandingan I III Area Pertandingan Pencak silat II Gambar 4.13 Prinsip Kerja Alat

51 Pada Gambar 4.13 diatas merupakan desain tata letak alat setelah selesai dirancang, ketiga alat tersebut dirancang sesuai dengan juri yang berada dipinggir area pertandingan selaku user yang menentukan nilai saat pertandingan fight pencak silat berlangsung. Pada sistem pengiriman dan penerimaan data, jarak yang efektif sesuai dengan datasheet (sekitar 400 meter didalam ruangan) antara alat pencatat nilai dengan Scoring board, namun sesuai dengan tata letak area pertandingan yang tidak terlalu luas, maka hanya jarak ± 15 meter yang dibutuhkan sesuai dengan lebar, panjang dan luas are pertandingan pencak silat. Jarak ini tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, sehingga dapat meminimalisir noise yang ada pada ruangan tempat berlangsung pertandingan pencak silat, hal ini dikarenakan jika alat pencatat nilai yang menggunakan radio frekuensi ini berada cukup jauh dari scoring board, maka noise akan bertambah banyak sehingga mempengaruhi transmisi pengiriman data antara scoring board dan pencatat nilai, dan begitu pula sebaliknya jika terlalu dekat maka efisiensi alat akan berkurang, karena jika terlalu dekat tidak sesuai dengan luas, lebar dan panjang area pertandingan, sehingga alat tidak dapat digunakan.