Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

dokumen-dokumen yang mirip
Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TATA CARA PELAKSANAAN KLHS 1. CARA MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN

Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan Kuliah 3 / 27 April 2013

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

BAB V KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

Modul PENGANTAR KLHS

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

KLHS DALAM PENYUSUNAN RPJPD DAN RPJMD. Modul PERSIAPAN KLHS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Disampaikan dalam Rapat Regional Pengelolaan Lingkungan Hidup Wilayah Barat Indonesia Batam, 8 April 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. PELATIHAN KLHS RPJMD Jogjakarta, MARET 2016

BAB I KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

KEBIJAKAN SINKRONISASI PENANGANAN KAWASAN KUMUH DALAM DOKUMEN RPJMN DAN RPJMD

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DisampaikanOleh: Ir. Agustenno Siburian, M.Si Kasubdit Perencanaan dan Evaluasi Wilayah III

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Jangka Panjang dan Menengah) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2016

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab I : Pendahuluan Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A

STRATEGI SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

BAB I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N

Garis Besar Isi PERMENDAGRI No. 86 Tahun 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SE Mendagri /7746/SJ Penyusunan Program Bidang Kesbangpol dalam Dokrenda

PENYUSUNAN DAN EVALUASI KLHS RPJMD

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2017 TANGGAL : 20 November 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

Transkripsi:

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJPD dan PELAPORAN 1. Laporan Pra-Pelingkupan 3. Laporan Draf Akhir Persiapan Penyusunan RPJPD 0 2. Laporan Pelingkupan 4. Laporan Akhir Pengolahan data dan informasi Penelaahan RTRW Prov/ Kab/Kota & Daerah Lainnya Analisis Gambaran umum kondisi daerah 0 Penelaahan RPJPN & RPJPD daerah lainnya Analisis isu-isu strategis Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah 0 0 1 Perumusan visi dan misi daerah Perumusan sasaran pokok dan arah kebijakan Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik 2: 2.1 2.2 2.3 Rancangan Awal RPJPD Musrenbang RPJPD Rancangan Akhir RPJPD Konsultasi rancangan akhir RPJPD dengan MENDAGRI Masukan dari SKPD Penyelarasan visi, misi dan arah kebijakan RPJPD Prov 3 Pembahasan dan penetapan Perda RPJPD

BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD Persiapan Penyusunan RPJMD 0 Rancangan Awal RPJMD 3 Pengolahan data dan informasi Hasil evaluasi capaian RPJMD 0 0 Analisis Gambaran umum kondisi daerah Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan 0 Penelaahan RTRW prov. Dan RTRW Prov/Kab/Ko ta lainnya VISI, MISI dan Program KDH 0 Penelaahan RPJMN, RPJMD Provinsi dan kab/kota lainnya 1 0 Analisis isu-isu strategis Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Penelaahan RPJPD Prov/Kab/Kota Perumusan Penjelasan visi dan misi Perumusan Tujuan dan Sasaran 2 Perumusan Strategi dan arah kebijakan Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Penetapan Indikator Kinerja Daerah Pembahasan dgn SKPD Prov/Kab/Kota Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran Penyelarasan program prioritas dan kebutuhan pendanaan 2 2 2 Rancangan RPJMD Musrenbang RPJMD Rancangan Akhir RPJMD Konsultasi rancangan akhir RPJMD dengan KEMENDAGRI/ GUBERNUR Pembahasan dan penetapan Perda RPJMD Penyusunan Rancangan Renstra SKPD

Pelingkupan Analisis Baseline Data Kajian Pengaruh Perumusan Mitigasi dan/atau Alternatif Perumusan Rekomendasi

PELINGKUPAN

1. Cakupan 2. Pendekatan 3. Tata Cara 4. Kriteria Strategis 5. Mindmapping isu strategis 6. Penyajian isu strategis

1 Tujuan Aspek yang dilingkup Isu-isu PB Hasil Syarat Menyepakati isu-isu Pembangunan Berkelanjutan untuk proses KLHS (a) isu-isu pembangunan berkelanjutan (b) wilayah pengaruh isu-isu (c) perkiraan waktu terjadinya (awal, durasi) (a) lingkungan hidup (b) sosial-budaya (c) ekonomi (a) daftar pendek isu, (b) kerangka dan tujuan, (c) target dan indikator, dan (d) baseline data (a) ketersediaan data dan informasi (b) melibatkan pemangku kepentingan untuk klarifikasi dan verifikasi isu, (c) terjadinya kesepakatan antar pemangku kepentingan mengenai daftar pendek isu-isu

2 Pendekatan deliberatif yang mengkombinasikan informasi ilmiah (teknokratik) dan pendapat publik (partisipatif) yang realistis & disepakati pemangku kepentingan Informasi ilmiah metode curah pendapat (brainstorming) pemodelan/rumus perhitungan empiris (MCA, SWOT, dll) Menggunakan hasil pra pelingkupan Pemangku kepentingan berdiskusi secara demokratis untuk mengemukakan isuisu pembangunan berkelanjutan berdasarkan informasi yang telah disediakan Pengumpulan isu-isu pembangunan berkelanjutan dpt menggunakan metode metaplan

3 4 Menetapkan isu-isu strategis yang menjadi fokus KLHS 3 Memilih isu-isu strategis 2 Mengorganisasi isu-isu pembangunan 1 Verifikasi dan Klarifikasi hasil pra pelingkupan

3 1 Verifikasi dan Klarifikasi hasil pra-pelingkupan Pokja PL mempersiapkan hasil pra pelingkupan berupa tabel daftar permasalahan pembangunan yang berpotensi menjadi isu-isu strategis sebagai bahan pelingkupan yang terdiri dari isu-isu : lingkungan hidup sosio-budaya Ekonomi Pokja memverifikasi dan mengklarifikasi hasil pra pelingkupan kepada pemangku kepentingan Hasilnya untuk menyempurnakan deskripsi isu-isu pembangunan berkelanjutan

3 2 Mengorganisasi isu-isu pembangunan Melakukan pengelompokkan isu-isu pembangunan berdasarkan kesamaan substansi/muatan hasil verifikasi dan klarifikasi Pengelompokkan isu-isu pembangunan dilakukan bersama-sama dengan pemangku kepentingan Memastikan kelompok-kelompok isu pembangunan selaras dengan tujuan KLHS

3 3 Memilih isu-isu strategis Permasalahan pembangunan diuji apakah sudah memenuhi kriteria strategis yg berorientasi pada pengarusutamaan PB Gunakan teknik pembobotan dengan tabel yg disediakan Pengisian dapat dilakukan oleh tiap individu yang terlibat/secara musyawarah Kriteria tersebut dianalisis kecenderungannya Semakin besar pembobotannya semakin besar dampak/risiko Diskusi dan verfikasi dapat berulang hingga terjalin kesepakatan

4 Bersifat lintas sektor Potensi dampaknya kumulatif & berefek ganda Bersifat lintas wilayah Berdampak Negatif jangka Panjang jika tidak diselesaikan

Isu Pokok Kriteria A: Dampak Kumulatif Kriteria B: Lintas Sektoral Kriteria Kriteria C: Lintas Wilayah Kriteria D: Dampak Jangka Panjang Kriteria E: Dampak Luas thdp Pemangku Kepentinga n Kriteria... Z Isu 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 Isu 2 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 Isu... n 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 Total Nilai per Kriteria Total Nilai per Isu Tidak diisi Isu Pokok Isu 1 Isu 2 Isu... n Kriteria A: Dampak Kumulatif Kriteria B: Lintas Sektoral Kriteria Kriteria C: Lintas Wilayah Kriteria D: Dampak Jangka Panjang Kriteria E: Dampak Luas thdp Pemangku Kepentinga n Kriteria... Z Total Pembobotan 10 % 15 % 20 % 25 % 20 % 10 % 100 %

Isu Pokok Isu 1 Isu 2 Kriteria A: Dampak Kumulatif Nilai X bobot (Isu 1 vs Kriteria A) Nilai X bobot (Isu 2 vs Kriteria A) Kriteria B: Lintas Sektoral Nilai X bobot (Isu 1 vs Kriteria B) Nilai X bobot (Isu 2 vs Kriteria B) Kriteria C: Lintas Wilayah Kriteria Kriteria D: Dampak Jangka Panjang Kriteria E: Dampak Luas thdp Pemangku Kepentinga n Kriteria... Z... dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst Total Nilai Bobot per Isu (nilai penting untuk menetapkan pilihan isu strategis) Total nilai x bobot isu pokok 1 Total nilai x bobot isu pokok 2 Isu... n... dst... dst... dst... dst... dst... dst... dst Total Nilai per Kriteria Hanya untuk pertimbangan Hanya utk pertimbangan Hanya utk pertimbangan Hanya utk pertimbangan Hanya utk pertimbangan Hanya utk pertimbangan KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

KELOMPO K ISU KRITERIA Aktual Komplek Urgen Relevan Dampak Positif (Riil dan (Melibatk (Darurat dan (Mempunyai (Mendukung saat ini an segera harus keterkaitan/ pencapaian terjadi serta sejumlah di atasi serta berpengaruh visi, misi, jadi aspek berpotensi terhadap dan tujuan perhatian) saling dampak visi, misi dan pembanguna terkait jangka tujuan n) (aktor, panjang) pembanguna sektor, n) wilayah)) Sensitif Inklusi Jumlah (Berpotensi (secara berantai) mengurangi upaya pencapaian tujuan pembangun an secara signifikan dan/ atau berresiko biaya tinggi) (Spesifik pada kelompok atau jenis yang bersangkuta n) (Besaran / skala kumulati f) Total kondisi daerah kajian KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

4 Menetapkan isu-isu PB yang menjadi fokus KLHS Hasil langkah ke-3 didiskusikan kembali kepada pemangku kepentingan Menyepakati isu-isu PB untuk proses KLHS Menentukan wilayah yang terkait dengan isu-isu Menentukan batasan waktu dari dampak isu-isu

Lingkup wilayah kajian Wilayah administrasi Wilayah ekologi Wilayah enclaves (kantong kerentanan) Ruang & Jangka Waktu Temporal

Batas Wilayah Administrasi Batas Ekologi (Mis. Fisiografi) Wilayah Kajian Isu-Isu Strategis

Identifikasi hingga menemukan akar penyebabnya

Hasil Pra-pelingkupan dan Pelingkupan dapat disajikan dalam sebuah tabel. Isu Pembangunan Berkelanjutan: Penjelasan singkat: Kesehatan Masyarakat Kondisi kesehatan masyarakat di Provinsi/Kabupaten/Kota bersangkutan bila dibandingkan dengan kondisi masyarakat di wilayah administrasi sekitarnya dan nasional Sumber penurunan kesehatan masyarakat Masalah yang ditimbulkan dari penurunan isu kesehatan masyarakat misalnya: Dampak semakin luasnya sebaran kasus penyakit tertentu, meningkatnya pembiayaan Jamkesmas dan dilengkapi dengan : Wilayah geografis area yang sudah mengalami penurunan kesehatan massyarakat dan perkiraan wilayah yang perlu diperhatikan untuk analisis KLHS Kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak yang akan muncul Kaitkan dengan wilayah sekitarnya, misal adanya K,R,P eksisting wilayah tetangga yang dapat mempengaruhi isu baik positif maupun negatif

Tujuan/Indikator Capaian Tujuan/indikator capaian harus diambil dari dokumen kebijakan, rencana dan program yang telah ada baik di tingkat nasional maupun Provinsi/Kabupaten/Kota Mis. Penurunan kasus DBD hingga 50% Penurunan kasus ISPA di sekitar kawan industri hingga 10% Isu-isu spesifik yang perlu Polusi dari kegiatan industri didiskusikan lebih lanjut terkait Penurunan kawasan permukiman kumuh isu keberlanjutan Peningkatan sanitasi lingkungan Data dan analisis untuk Data dari monitoring kualitas udara dan air baseline Data kasus DBD Pemangku Kepentingan Perkiraan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak

Isu-Isu yang bersifat lintas kepentingan Sosial- Budaya Populasi Migrasi Jaringan sosial Norma sosial/budaya Keterikatan tempat Kehidupan subsisten Pembagian pendapatan Pergeseran mata pencaharian Timbul norma sosial/ budaya baru Habitat Penggunaan Tanah Daya dukung Daya Tampung Ekologi Ekonomi Pendapatan dari pemanfaatan danau (perikanan dan energi) Pendapatan dari pemanfaatan sekitar Danau (pariwisata dan kegiatan ekonomi Konsentrasi / Kluster kehidupan baru; Kualitas Kehidupan baru; Eko-turisme Legislasi baru Urbanisasi Ekspor hasil pertanian/perik anan ikutan multiplier effects) Isu-Isu yang bersifat lintas kepentingan

PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS TELUK JAKARTA (PANTURA TANGERANG, JAKARTA DAN BEKASI) Tim KLHS Teluk Jakarta Oktober Desember 2010

Workshop Kab. Tangerang Provinsi DKI Jakarta Kab. Bekasi Peserta - KLH - Instansi Daerah - Tenaga ahli/ Narasumber - Dunia usaha - LSM/Asosiasi - KLH - Instansi Daerah - Tenaga ahli/ Narasumber - Dunia usaha - LSM/Asosiasi - KLH - Instansi Daerah - Tenaga ahli/ Narasumber - Dunia usaha

Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui pelibatan seluruh pemangku kepentingan di wilayah pantai Utara Teluk Jakarta dalam rangkaian kegiatan seminar awal, FGD dan workshop. 27

Dinamika global Revisioning dan regional Jakarta Delta City Mindset, value Visi Jakarta sebagai Global City Perilaku birokrasi Kesenjangan antar wilayah di Indonesia Kebijakan Alih fungsi lahan tak terkontrol Urban sprawl Pasang surut Ledakan demografis Perubahan iklim Kesenjangan, ketegangan dan konflik sosial Gempa Pasokan air minum Deforestasi Pertambangan pasir Abrasi pantai Kenaikan muka air laut Cuaca ekstrim Sampah perairan Pencemaran limbah cair Rekayasa sosial Ekstraksi air tanah Penurunan tanah Pengawasan bangunan air Erosi Sedimentasi Tanah baru Degradasi mangrove Sempadan sungai susut Banjir Rob Hujan ekstrim Kualitas perairan Zoning Pantura ramah bencana dan konflik Gangguan proses pendinginan PLTU Pencemaran minyak dari transportasi ZONING PANTURA RAMAH BENCANA DAN KONFLIK!! 28

1. Land Subsidence 2. Rob dan Kenaikan Muka Air Laut 3. Banjir/Genangan 4. Abrasi dan Kerusakan Pantai 5. Degradasi Ekosisitem Mangrove 6. Ketersediaan dan Kerawanan Air Bersih 7. Sedimentasi 8. Pencemaran Perairan Akibat Limbah Domestik dan Industri 9. Penanganan Sampah 10.Pemanfaatan Ruang Laut 29

1. Tidak adanya visi keberlanjutan dalam konteks persaingan global/regional wilayah Teluk Jakarta maupun greater Jakarta 2. Kebijakan yang ada belum secara jelas merespon dan mengantisipasi ancaman permasalahan sosial yang ada 3. Inefisiensi pemanfaatan lahan ditandai dengan kepadatan tinggi dalam pemukiman horizontal 4. Pola penataan spasial yang kurang mempertimbangkan keseimbangan dan keselarasan sosial & ekonomi mengakibatkan segregasi sosial, kelas menengah tersingkirkan (urban sprawl), rawan konflik sosial, penurunan daya saing dan kualitas lingkungan hidup 5. Kemiskinan & hilangnya kesempatan berusaha mengancam strata ekonomi lemah 30