BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

ISLAM IS THE BEST CHOICE

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

Hadits-hadits Shohih Tentang

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Konsisten dalam kebaikan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia


BAB IV ANALISIS A. Kualitas Sanad dan Matan Hadis tentang Mempercepat Pemakaman pada Jenazah

NILAI HADIS KITAB AL-TAUHI>D KARYA IBN KHUZAYMAH BAB RU YATULLA>H YAUM AL-QIYA>MAH DALAM PERSPEKTIF KAEDAH KESAHIHAN HADIS

PERAYAAN NATAL BERSAMA

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB IV ANALISIS HADIS TENTANG BACAAN TASHAHHUD DALAM SALAT

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISA. A. Penelitian Hadis an-nasa i dan pendukung hadis dalam indeks 889.

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT A. Kualitas Sanad Hadis Untuk mengetahui kualitas sanad, maka penulis akan melakukan kritik sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut: Hadis Sunan Abu Dawud, juz, 2, hal, 450-451 ini terdiri dari sanad dan matan. Adapun sanadnya terdiri dari beberapa perawi, yaitu: 1. Seorang laki-laki anshar (sanad kelima) 2. Kulaib ibn Shihab ibn al-majnun (sanad keempat) 3. Asim ibn Kulaib (sanad krtiga) 4. Abdullah ibn Idris (sanad kedua) 5. Muhammad ibn al-ala (sanad pertama ) 6. Abu Dawud (Mukharrij al-hadith) Kritik sanad sanad ini akan dimulai dari mukharrij Hadisnya, yakni: 1. Mukharrij hadisnya adalah Abu Dawud. Beliau hidup antara tahun -311 402 H/750-819 M di Basrah. Abu Dawud menerima hadis tersebut dari guru yang bernama Muhammad ibn al-ala yang wafat pada tahun 247 H. Muhammad ibn al-ala Ini berarti bahwa ketika Muhammad ibn al-ala wafat Abu Dawud berusia sekitar 43 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa 63

64 wafat lebih dahulu dibanding dengan Abu Dawud. Dilihat dari segi tahun wafat mereka, memberikan indikasi tentang adanya pertemuan antara Abu Dawud dan Muhammad ibn al-ala dalam kehidupan mereka. Abu Dawud telah populer dikalangan para ulama muhadditshin akan ke-thiqahan-nya. Dalam menerima hadis dari gurunya, Abu Dawud menggunakan lafaz atau kata.حدثنا Lafal tersebut menunjukkan adanya proses penerimaan hadis secara al-sama. Cara yang demikian ini merupakan cara yang tinggi nilainya, menurut ulama jumhur. Dengan demikian, pernyataan Abu Dawud yang mengatakan bahwa dia telah menerima riwayat hadis di atas dari Muhammad ibn al-ala dengan cara atau metode al-sama, dapat dipercaya kebenarannya. Itu berarti bahwa sanad antara Abu Dawud dengan Muhammad ibn al-ala dalam keadaan bersambung (muttas}il). 2. Muhammad ibn al-ala lahir pada 160 H. wafat pada tahun 247 H. Muhammad ibn al-ala menerima hadis tersebut dari Abdullah ibn Idris yang wafat pada tahun 192 H. Ini berarti bahwa ketika Abdullah ibn Idris wafat, Muhammad ibn al-ala berusia 32 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Abdullah ibn Idris wafat lebih dahulu dibanding dengan Muhammad ibn al-ala. Dilihat dari tahun wafat mereka, memberikan indikasi adanya pertemuan (perjumpaan) diantara mereka. Dalam menerima hadis Abdullah ibn Idris menggunakan kata atau lafal Lafal tersebut menunjukkan adanya proses penerimaan hadis secara.اخبرنا al-sama}. Kritikus hadis banyak yang memberikan penilaian thiqqah hafiz} terhadap Muhammad ibn al-ala. Dengan demikian, pernyataan

65 Muhammad ibn al-ala yang mengatakan bahwa dirinya telah menerima riwayat hadis di atas dari Abdullah ibn Idris dengan lafal اخبرنا dapat dipercaya kebenarannya. Itu berarti bahwa sanad antara Muhammad ibn al-ala dan Abdullah ibn Idris (gurunya) dalam keadaan bersambung (muttas}il). 3. Abdullah ibn Idris wafat pada tahun 192 H. Ia menerima hadis tersebut dari As}im ibn Kulaib yang wafat pada tahun 137 H. Ini berarti bahwa Abdullah ibn Idris Sekitar berusia 55 tahun ketika As}im ibn Kulaib wafat. Hal ini menunjukkan bahwa As}im ibn Kulaib wafat lebih dahulu dibanding dengan Abdullah ibn Idris. Dilihat dari segi tahun wafat mereka, memberikan indikasi yang kuat tentang adanya pertemuan (perjumpaan) diantara keduanya. Adapun lambang periwayatan hadis, Abdullah ibn Idris meriwayatkannya dengan memakai lafal اخبرنا yaitu lambang periwayatan al- Sama> min lafz} al-shaikh. Hal ini mengisyaratkan Abdullah ibn Idris menerima dan mendengar langsung dari As}im ibn Kulaib dan ini juga menunjukkan adanya ittis}a>l al-sanad antara keduanya. 4. Asim ibn Kulaib wafat pada tahun 137 H. Ia menerima hadis dari ayahnya sendiri Kulaib ibn Shihab ibn Al-Majnun walaupun tidak disebut tahun wafat ayahnya namun para ulama hadis sepakat bahwa keduanya pernah ketemu dan berguru. Mengingat selisih antara kelahiran dan wafat keduanya memungkinkan untuk ketemu dan tidak mungkin untuk berbohong.

66 عن, Lambang periwayatan yang digunakan oleha As}im ibn Kulaib adalah periwayatan dengan sighah an ini sama dengan periwayatan dengan anna, yaitu harus melalui dua persyaratan yang di ajukan oleh jumhur ulama. Riwayat dari gurunya dengan memakai sighah عن tersebut bisa dinilai bersambung, sebab selain dari history biografi juga penilaian para kritikus yang berupa thiqah, dan hafiz} terhadap As}im ibn Kulaib. Para ulama hadis berpendapat bahwa lambang عن merupakan hadis mu an an. Hadis ini dianggap bersambung, dengan catatan bahwa hadis tersebut selamat dari tadlis dan dimungkinkan adanya pertemuan dan semasa, sebagaimana yang disyaratkan Imam al-bukhari, atau hanya semasa saja, sebagaimana syarat yang diajukan Imam Muslim. Adanya dua syarat yang ditegaskan oleh Imam al-bukhari dan Muslim serta bersihnya sifat tadlis dari Abu Yunus, maka dengan demikian riwayatnya bisa diterima. 5. Kulaib ibn Shihab bin al-majnun lahir dan hidup di kufah Iraq, menurut mayoritas ulama beliau adalah rawi thiqah dan terpercaya. Meriwayatkan hadis dari seorang sahabat ans}ar yang tidak diketahui namanya, akan tetapi mayoritas ulama sepakat bahwa hadis ini benar dan sanadnya bersambung karena seorang rawi yang thiqah tidak mungkin meriwayatkan dari orang yang tidak thiqah. Lambang periwayatan yang digunakan oleha Kulaib ibn Shihab bin al- Majnun adalah عن, periwayatan dengan sighah an ini sama dengan

67 periwayatan dengan anna, yaitu harus melalui dua persyaratan yang di ajukan oleh jumhur ulama. Riwayat dari gurunya dengan memakai sighah tersebut bisa dinilai bersambung, sebab selain dari history biografi juga عن penilaian para kritikus yang berupa thiqah, dan hafiz} terhadap Kulaib ibn Shihab ibn al-majnun. Para ulama hadis berpendapat bahwa lambang عن merupakan hadis mu an an. Hadis ini dianggap bersambung, dengan catatan bahwa hadis tersebut selamat dari tadlis dan dimungkinkan adanya pertemuan dan semasa, sebagaimana yang disyaratkan Imam al-bukhari, atau hanya semasa saja, sebagaimana syarat yang diajukan Imam Muslim. Adanya dua syarat yang ditegaskan oleh Imam al-bukhari dan Muslim serta bersihnya sifat tadlis dari Kulaib ibn Shihab ibn al-majnun, maka dengan demikian riwayatnya bisa diterima. 6. Seorang laki-laki Ansh}r beliau adalah sahabat Nabi yang sampai saat ini belum diketahui namanya, akan tetapi mayoritas ulama sepakat bahwa hal ini benar adanya karena perawi yang mengambil hadis darinya (Kulaib ibn Shihab ibn al-majnun) orang yang thiqah. Jadi Seorang laki-laki itu tetap di katakan thiqah mengingat seorang rawi yang thiqah tidak mungkin meriwayatkan dari orang yang tidak thiqah. Adapun lambang periwayatan hadis, Abdullah ibn Idris meriwayatkannya dengan memakai lafal qala

68 Jika seluruh sanad diperhatikan, maka tampak jelas bahwa sanad Imam Abu Dawud berjumlah tiga buah. Lima tingkat sanad yang ada pada jalur sanad Imam Abu Dawud sama dengan tingkatan sanad yang ada pada jalur lain seperti Ahmad ibn Hanbal. Dan hal tersebut tidak menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Untuk itu sanad dari Imam Abu Dawud ini tidak mengandung shadh (kejanggalan) dan illah (cacat). Dinyatakan demikian, karena seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang diteliti, masing-masing dari mereka itu bersifat thiqah dan sanadnya dalam keadaan bersambung mulai dari mukharrij-nya sampai pada sumber utama berita, yakni Nabi Muhammad SAW. Kekuatan sanad Abu Dawud yang diteliti makin meningkat bila dikaitkan dengan pendukung (corroboration) berupa muttabi, sanad yang memiliki muttabi terletak pada sanad pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Secara kesuluruhan, dukungan yang berasal dari Ahmad ibn Hanbal semakin menambah kekuatan sanad Abu Dawud bila ternyata semua sanad dari para mukharrij itu berkualitas s}ah}i>h} juga. Dengan alasan-alasan tersebut, sangat kecil kemungkinannya bahwa sanad Abu Dawud yang diteliti itu mengandung shadh (kejanggalan) ataupun illah (cacat). Karennya telah memenuhi syarat apabila sanad Abu Dawud yang diteliti itu dinyatakan terhindar dari shadh dan illah. Secara keseluruhan, hadis ini memiliki banyak sanad, walaupun demikian, hadis tersebut bukanlah hadis mutawatir, melainkan hadis ah}ad. Melihat perawi yang ada pada seluruh sanad, hadis tersebut pada periwayat

69 tingkat pertamaberstatus ghari>b dan mulai pada periwayat tingkat kedua dan seterusnya berstatus mashhur. Setelah sanad Abu Dawud diteliti, ternyata seluruh periwayatan bersifat thiqah, sanadnya bersambung, terhindar dari shadh (kejanggalan) dan illah (cacat) dengan demikian sanad hadis tersebut berkualitas s}ah}i>h} li dhatih B. Kualitas Matan Hadis Untuk mengetahui kualitas matan hadis, peneliti melakukan penelitian atau kritik matan hadis. Adapun kritik matan hadisnya antara lain sebagai berikut: Matan hadis Abu Dawud riwayat Rajul min Ans}ar dengan no. indeks 3332. - ح د ث ن ا م ح م د ب ن ال ع ل ء أ خ ب ر ن ا اب ن إ د ر يس أ خ ب ر ن ا ع اص م ب ن ك ل ي ب ع ن أ ب يه ع ن ر ج ل م ن ا ل ن ص ار ق ال : خ ر ج ن ا م ع ر س ول الل ه ص ل ى اهلل ع ل ي ه و س ل م ف ي ج ن از ة ف ر أ ي ت ر س ول الل ه ص ل ى اهلل ع ل ي ه و س ل م و ه و ع ل ى ال ق ب ر ي وص ي ال ح اف ر :»أ و س ع م ن ق ب ل ر ج ل ي ه أ و س ع م ن ق ب ل ر أ س ه «ف ل م ا ر ج ع اس ت ق ب ل ه د اع ي ام ر أ ة ف ج اء و ج يء ب الط ع ام ف و ض ع ي د ه ث م و ض ع ال ق و م ف أ ك ل وا ف ن ظ ر آب اؤ ن ا ر س ول الل ه ص ل ى اهلل ع ل ي ه و س ل م ي ل وك ل ق م ة ف ي ف م ه ث م ق ال :»أ ج د ل ح م ش اة أ خ ذ ت ب غ ي ر إ ذ ن أ ه ل ه ا«ف أ ر س ل ت ال م ر أ ة ق ال ت : ي ا ر س ول الل ه إ ن ي أ ر س ل ت إ ل ى ال ب ق يع ي ش ت ر ي ل ي ش اة ف ل م أ ج د ف أ ر س ل ت إ ل ى ج ار ل ي ق د اش ت ر ى ش اة أ ن أ ر س ل إ ل ي ب ه ا ب ث م ن ه ا ف ل م ي وج د ف أ ر س ل ت إ ل ى ام ر أ ت ه ف أ ر س ل ت إ ل ي ب ه ا ف ق ال ر س ول الل ه ص ل ى اهلل ع ل ي ه و سل م :»أ ط ع م يه ا ل س ار ى. 1 Dari berbagai macam referensi satu-satunya matan hadis di atas yang ditemukan penulis, tidak ada satupun yang saling bertentangan. Perbedaan lafaz} pada matan hadis di atas justru saling melengkapi dan memperjelas makna antara 1 Abu Dawud, Sunan Abu Dawud..., vol 4, 248.

70 satu sama lain. Sedangkan terjadinya perbedaan lafal dalam matan hadis yaitu dalam periwayatan hadis telah terjadi periwayatan secara makna (riwayah al- Ma na), menurut ulama hadis perbedaan lafal yang tidak mengakibatkan perbedaan makna, asalkan sanadnya sahih, maka hal itu dapat ditoleransi. 2 Perbedaan dan penambahan lafal pada matan yang dijabarkan di atas tidak menimbulkan kerancuan pemaknaan dan perubahan subtansi makna yang terkandung dalam hadis, sehigga perubahan-perubahan tersebut bisa diterima sebagai konsekuensi dari hadis periwayatan bi al-ma na. Hadis tentang suguhan keluarga mayat dalam kitab Abu Dawud dapat dikatakan s}ah}i>h} secara matan karena tidak terdapat Shadh atau Illat atau sesuatu yang bertentangan dengan akal sehingga bisa dijadikan hujjah, apalagi dalam penelitian sanad dikatakan bahwa hadis tersebut muttas}il dengan perawi-perawi yang thiqah dan d}abt}. Dari uraian analisa sanad di atas, dapat diketahui bahwa hadis tentang suguhan keluarga mayat dengan no. indeks 3332 yang bersanadkan kepada Abu Dawud, Muhammad ibn al-ala, Abdullah ibn Idris, As}im ibn Kulaib, Kulaib ibn Shihab bin al-majnun, rajul min Ans}ar adalah hadis yang kualitasnya s}ah}i>h} baik sanad maupun matannya. Dikatakan s}ah}i>h} pada sanadnya karena semua rangkaian sanadnya bersambung mulai dari mukharrij hadisnya sampai kepada sumber utamanya yaitu Rasulullah SAW. Disamping itu, semua periwayat dalam sanad tersebut mempunyai kualitas (kredibilitas) yang thiqah serta tidak 2 M. Shuhudi Isma il, Metodologi Penelitian Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), 131.

71 mengandung shadh dan Illat. Dikatakan Sahih pada matannya karena telah memenuhi kaidah ke-s}ah}i>h}an matan hadis, yaitu tidak bertentang dengan al- Quran, hadis yang s}ah}i>h} dan akal yang sehat. Dengan adanya kualitas yang s}ah}i>h pada hadis tersebut, maka hadis ini dapat digunakan sebagai hujjah. C. Pemaknaan Hadis Hadis tentang suguhan keluarga mayat dilatar belakangi oleh kisah seorang sahabat Ans}ar yang keluar bersama Nabi untuk melayat salah satu tetangga yang meninggal dunia. Abu Dawud meriwayatkan Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibn Al-'Ala`, telah mengabarkan kepada kami Ibn Idris, telah mengabarkan kepada kami 'As}im ibn Kulaib, dari ayahnya dari seorang lakilaki Ans}ar, ia berkata; kami pernah keluar bersama Rasulullah saw. mengantarkan jenazah, kemudian aku melihat Rasulullah saw berada di atas kubur berwasiat kepada orang yang menggali: "Perluaslah dari sisi kedua kakinya, perluaslah dari sisi kepalanya." Kemudian tatkala kembali, beliau disambut utusan seorang wanita yang mengundang Rasulullah saw. untuk makan, kemudian beliau datang dan makanan pun dihidangkan. Lalu beliau meletakkan tangannya pada makan kemudian orang-orang meletakkan tangan mereka pada makanan, lalu mereka makan. Kemudian orang-orang melihat Rasulullah saw mengunyah makanan di mulutnya, kemudian beliau berkata: "Saya dapatkan daging kambing yang diambil tanpa seizin pemiliknya." Kemudian wanita tersebut mengirim utusan, ia berkata; wahai Rasulullah, sesungguhnya saya telah mengirim utusan ke Baqi' untuk membelikan kambing, lalu aku tidak mendapatinya. Lalu aku mengirim utusan kepada tetanggaku yang telah membeli kambing agar ia mengirimnya kepadaku

72 dan diganti dengan harganya, namun aku tidak mendapatkanya. Lalu aku mengirim utusan kepada isterinya, kemudian wanita tersebut mengirimkan kambing tersebut kepadaku. Lalu Rasulullah saw berkata: "Berilah makan para tawanan"! Dalam Sharah Sunan Abu Dawud di jelaskan bahwa kita di perbolehkan makan suguhan keluarga si mayat yang berniat bersedekah kepada para tamu yang hadir melakukan lawatan. Dan tentunya sedekah itu akan bernilai ibadah (pahala) dari Allah swt apabila ikhlas dalam memberi, bukan terpaksa dan sekedar mengikuti tradisi. 3 Imam Sanadi berkata sepantasnya para famili datang membantu keluarga duka dan membuat makanan untuk mereka karena pihak keluarga sendiri sibuk ngurus proses penguburan mayat, menurut riwayat Ibn Majah Nabi menyuruh para sahabat mendatangi keluarga ja far yang sedang berduka atas kematian salah satu keluarganya Dan membuat makanan untuk mereka. Menurut Ibn Hammam dalam kitab Fath al-qadir sharah al-hidayah bahwa disunnahkan bagi para tetangga datang membawa makanan untuk keluarga dan buat tamu yang datang, namun apabila makanan itu di kasihkan pada para tamu pelayat maka makruh bagi yang memberi dan tetap halal (diperbolehkan) para tamu memakannya, apabila suguhan terhadap tamu itu hasil inisiatif pihak keluarga duka dengan maksud ingin sedekah maka baginya pahala. 4 3 Muhammad Asyraf bin Amir bin Ali bin Haidar, A unul Ma bud Sharah Abu Dawud, juz: 9 (dar al-kutub al Alamiyah Bairut: 1415 H), 129 4 ibid.. 130

73 Namun Imam Sanadi menambahkan apabila kedatangan para pelayat menambah beban tanggungan pada pihak duka lantaran harus memberi makanan kepada para tamu maka suguhan itu yang tidak diperbolehkan 5, karena tujuan mengunjungi keluarga duka adalah untuk menghibur bukan menambah beban tanggungan. Dari uraian di atas peneliti menganalisa bahwa kita diperkenankan makan suguhan keluarga mayat dangan catatan tidak melanggar ketentuan diatas. 5 Ibid., 131