BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laboratorium kimia Analis Kesehatan Muhammadiyah jalan Wonodri Sendang Raya A Semarang. Waktu pelaksanaan dari bulan April 005 sampai Mei 005. C. Obyek Penelitian Yaitu nira kelapa yang diambil secara langsung dari sebuah kebun yang ada di Desa Depok, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.Dari kebun tersebut dipilih 3 pohon yang dapat mewakili, dari tiap pohon tersebut diambil sampel dan tiap sampel dikerjakan secara duplo ( kali). D. P engumpulan Data Data hasil penelitian diperoleh langsung dari kadar sukrosa pada nira kelapa yang merupakan data primer E. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah: labu ukur 100 ml, stop erlenmeyer 50 ml, pendingin balik, bunsen, buret 50 ml, timbangan analitis, kaki tiga dan kawat kasa, pipet volum 5,0 ml, pipet viller, beaker glass 50 ml, water bath, termometer. 16
17 Bahan yang digunakan: nira, larutan luff schoorl, larutan Na S O 3 0,1 N, larutan H SO 4 6N, Indikator amylum 1 %, KI 0 %, HCl 4N dan HCl 0,1N larutan NaOH 1 N dan NaOH 0,1N, Indikator Methil Orange 1 % dan aquades. F. Prinsip Analisa Kadar Sukrosa Gula invert dalam contoh direaksikan dengan larutan Luff Schoorl berlebihan, kelebihan larutan Luff Schoorl dititrasi dengan larutan baku Na Thiosulfat. Kadar gula invert dalam contoh dihitung dengan menggunakan daftar. Kadar sukrosa dihitung dari selisih kadar gula setelah inversi dan sebelum inversi. G. Prosedur Penetapan Kadar Sukrosa Metode : Luff Schoorl 1. Sebelum Inversi a. Ditimbang 1 gram sampel, masukkan ke labu ukur 100 ml, ditepatkan dengan aquadest sampai tanda batas, kemudian homogenkan. b. Pipet 10,0 ml sampel dimasukkan dalam Stop Erlenmayer 50 ml ditambahkan aquadest15 ml,ditambahkan 5,0 ml larutan Luff Schoorl dihubungkan dengan pendingin balik, dipanaskan sampai mendidih ditunggu 10 menit. c. Didinginkan, ditambah 5 ml H SO 4 6 N, dan dihilangkan CO nya kemudian ditambah 15 ml KI 0 %. d. Segera titrasi dengan Na Thiosulfat 0,1 N dengan Indikator amylum 1 % sampai warna biru tepat hilang.
18. Sesudah Inversi a. Dipipet 5,0 ml dari pengenceran yang sama pada penetapan kadar gula sebelum inversi kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. b. Ditambahkan 3 tetes Indikator M.O dan HCl 4N tetes demi tetes sampai warna merah ditambah 15 ml HCl 0,1N. c. Diinversi pada suhu 60-70 0 C selama 30 menit dalam water bath. d. Didinginkan dan dinetralkan dengan 15 ml NaOH 0,1N dan bila belum netral ditambah NaOH 1 N sampai warna larutan berwarna orange kemudian ditepatkan dengan aquadest sampai tanda batas. e. Dipipet 5,0 ml dimasukkan dalam Stop Erlenmayer 50 ml ditambah 5,0 ml larutan Luff Schoorl dihubungkan dengan pendingin balik, dipanaskan sampai mendidih, tunggu 10 menit. f. Didinginkan, ditambah 5 ml H SO 4 6 N, dihilangkan CO nya dan ditambah 15 ml KI 0 % sampai warna coklat. g. Dititrasi dengan Na S O 3 0,1N dengan amylum 1% sampai warna biru tepat hilang. 3. Blangko a. Dipipet 5,0 ml Larutan Luff Schoorl dimasukkan dalam Stop Erlenmayer 50 ml ditambahkan 15 ml aquadest dihubungkan dengan pendingin balik, dipanaskan sampai mendidih ditunggu 10 menit. b. Didinginkan, ditambah 5 ml H SO 4 6N dihilangkan CO nya dan ditambah 15 ml KI 0 %.
19 c. Segera titrasi dengan Na Thiosulfat 0,1 N dengan Indikator Amylum 1% sampai warna biru tepat hilang. H. Perhitungan Kadar Sukrosa Mula-mula dihitung selisih V Na S O 3 0,1 N antara blangko dan sampel : N Na S 3 ( b a ) x ( b a ) 1 0,1 N O x N Na S 0,1 N O 3 Sebelum Inversi: f1 x p1 x 100% B x 1000 Sesudah Inversi : f x p x 100% B x 1000 Kadar Sukrosa : kadar sesudah inversi kadar sebelum inversi x 0,95 % Keterangan : a 1 : Volume Na S O 3 untuk sampel sebelum inversi a : Volume Na S O 3 untuk sampel sesudah inversi b : Volume Na S O 3 untuk blangko f 1 : Kesetaran gula invert sebelum inversi dalam mg f : Kesetaraan gula invert sesudah inversi dalam mg p 1 : Faktor pengenceran sebelum inversi p : Faktor pengenceran sesudah inversi B : Bobot contoh dalam gr N : Normalitas Na S O 3
0 I. Definisi Operasional Nira kelapa adalah cairan bening yang keluar dari mayang kelapa yang pucuknya belum membuka. Nira kelapa mengandung air, sukrosa, gula reduksi, bahan organik dan anorganik. Nira kelapa berfungsi sebagai pembuatan gula merah tetapi bisa juga digunakan sebagai minuman seperti tuak, arak, setrup kelapa dan cuka. Sukrosa adalah karbohidrat golongan disakarida yang terdiri dari gula sederhana yaitu glukosa dan fruktosa, yang mempunyai BM: 34,96 yang mempunyai rumus molekul C 1 H O 11 ditetapkan dengan metode Luff Schoorl.