BAB II KONSEP PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI ASURANSI SYARIAH. dengan istilah Assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan) 1.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI PT ASURANSI SINARMAS SYARIAH PERIODE

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam perjalanan hidupnya pasti memiliki resiko dan

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Artinya: Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal I Komang Ardana, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta,

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga tersebut mencakup bagian dari keseluruhan sistem sosial masyarakat

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

PENGATURAN PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI SYARI AH MENURUT HUKUM POSITIF JURNAL ILMIAH

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

...Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS.

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

PENERAPAN PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH DALAM DI BMT USAHA GABUNGAN TERPADU (UGT) SIDOGIRI KANTOR CABANG BLITAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan praktik akuntansi global menimbulkan adanya tuntutan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN FAKTOR NASABAH MEMILIH TABUNGAN MUḌĀRABAH. A. Analisis Implementasi Akad Produk Tabungan Muḍārabah di BPRS Jabal

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

Rikza Maulan Lc., M.Ag

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV ANALISIS HUKUMPIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK TERHORMAT ANGGOTA KOMISI KEJAKSAAN RI

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba seoptimal mungkin serta untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB II TELAAH PUSTAKA. perusahaan dalam asset jangka pendek ( current assets). Artinya bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi menjadi kepulauan-kepulauan. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) secara sukarela.

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB V PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BMT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia maupun dunia usaha semakin besar. Walaupun banyak metode untuk

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN MODAL HUTANG DI USAHA DAGANG LIMA LAPAN SAMPANG

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SIMPANAN DI KJKS BMT WALISONGO MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pada konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta awanu alal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Transkripsi:

BAB II KONSEP PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI ASURANSI SYARIAH 2.1 Pengertian Asuransi Kata Asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan kata pertanggungan. Echols dan Shadilly memaknai kata insurance dengan asuransi dan jaminan. Dalam bahasa Belanda bisa disebut dengan istilah Assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan) 1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan 2. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa asuransi adalah pertanggungan (perjanjian antara dua pihak yang satu berkewajiban membayar 1 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, PT Sinarmas,Jakarta, 2008, Hlm. 85 2 UU No. 2 th 1992 pasal 1. 23

iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan memperbaiki jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang milikinya sesuai dengan perjanjian yang dibuat) 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah Pengertian asuransi syariah adalah sebagai berikut : Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui aqad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat 3. Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajukan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Sedangkan akad tijarah adalah semua pihak bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial 4. Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga mempunyai kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya, yaitu untuk memperoleh keuntungan dari hasil investasi dana yang dikumpulakan dari peserta asuransi. Cara pembagian keuntungan pengelolaan dana 3 Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkatan Darat dan Udara, Jakarta, 1997. Hlm. 1. 4 Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 24

peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) yang meneriman pembayaran dari peserta asuransi untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi hasil). Sedangkan pesertaasuransi bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi 5. Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggung jawaban pada asuransi syariah adalah saling menanggung resiko. Apabila terjadi musibah, maka semua peserta asuransi syariah akan menanggung. Dengan demikian tidak terjadi transfer resiko dari peserta ke perusahaan, karena prakteknya kontribusi (premi) yang dibayarkan oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul maal 6. 2.1.2 Tujuan Asuransi Tujuan dari asuransi adalah untuk meringankan beban risiko yang dihadapi oleh tertanggung dengan memperoleh ganti rugi dari penanggung sedemikian rupa hingga : 5 Hendi Suhendi,Deni K. Yusup, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, Mimbar Pustaka,,Bandung, 2005. Hlm. 9. 6 Ibid. Hlm. 11. 25

a. Tertanggung terhindar dari kebangkrutan, sehingga dia masih mampu berdiri sendiri seperti sebelum menderita kerugian. b. Mengembalikan tertanggung ke posisinya semula, seperti sebelum tertanggung menderita kerugian. 7 Dengan demikian asuransi berfungsi sebagai mekanisme pengalihan resiko, yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak yaitu tertanggung kepada pihak yang lain yaitu penanggung. Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan terjadinya kemalangan, melainkan pihak penanggung menyediakan fasilitas pengamanan keuangan, serta ketenangan bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, maka tertanggung wajib membayarkan premi dalam jumlah yang relative kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin akan dialaminya 8. 2.2 Landasan Asuransi Syariah Landasan dasar asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam, yaitu Al-Quran, maka landasan yang dipakai dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan metodologi yang dipakai oleh sebagian ahli hukum islam 9. Landasan yang digunakan dalam praktik bisnis asuransi syariah adalah: 7 Radiks Purba, Mengenal Asuransi Angkatan Darat dan Udara, Jakarta,1997. Hlm. 3. 8 Ibid. Hlm. 6. 9 AM.Hasan Ali,Asyransi Dalam Perspektif Hukum Islam, kencana, Jakarta, 2004. Hlm. 104. 26

1. Permintaan Allah untuk saling tolong menolong dan kerja sama: و ت ع او ن وا ع ل ى ٱل ب ر و ٱلت ق و ى و لا ت ع او ن وا ع ل ى ٱلا ث م و ٱل ع د و ن و ٱت ق وا Լ إ ن Լ ش د ید ٱل ع ق اب Artinya :...Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (Al Maidah : 2) 10 Adapun hubungannya ayat tersebut dengan asuransi syariah adalah kita harus saling tolong menolong dalam menerjakan kebajikan, ini sesuai dengan prinsip asuransi ta awanu ala al birr wa al-taqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa) dan al-ta min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan menanggung resiko. 2. Permintaan Allah untuk mempersiapkan hari esok ال ذ ین ء ام ن وا ات ق وا الل ھ و ل ت نظ ر ن ف س ما ق د م ت ل غ د ق وا و ات ق وا الل ھ ی ا ی ھ ا إ ن الل ھ خ ب یر ب م ا ت ع م ل ون Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok 10 Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam, dan Drs. H.A Faruq Nasution, Al-Quran, PT Sari Agung, Jakarta 1999. Hlm. 192. 27

(akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-Hasyr : 18) 11 Ayat ini membahas tentang bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mempersiapkan hari esok, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Jadi kaitan ayat ini dengan asuransi syariah adalah ketika seseorang mendaftar menjadi peserta, maka secara tidak langsung dia telah mengamalkan ayat ini dengan tujuan mempersiapkan hari esok. 3. Perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah ال ذ ى أ ط ع م ھ م م ن ج وع و ء ام ن ھ م م ن خ و ف Artinya : Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (Q.S.Quraisy : 4) 12 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah yang telah mengatur rezeki bagi manusia dan melindungi mereka dari ketakutan, jadi kaitan ayat ini dengan asuransi syariah adalah dengan kita mendaftarkan diri sebagai anggota asuransi syariah, berarti kita telah mengantisipasi diri kita dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang bisa terjadi kapan saja. 2.3 Prinsip Dasar Asuransi Syariah Asuransi syariah harus dibangun di atas fondasi dan prinsip dasar yang kuat serta kokoh. Dalam hal ini prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta awanu ala al birr wa al-taqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam 11 Ibid. Hlm. 1115. 12 Ibid. Hlm. 1269. 28

kebaikan dan taqwa) dan al-ta min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan menanggung resiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi syariah adalah akad takafuli (saling menanggung), bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukaran pembayaran premi dengan uang pertanggungan 13. Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam asuransi syariah ialah sebagai berikut : a) Prinsip ikhtiar dan berserah diri, Allah adalah pemilik mutlak atas segala sesuatu, karena itu menjadi kekuasaannya pula untuk memberikan atau mengambil sesuatunya kepada/dari hamba-hambanya yang ia kehendaki. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar) sesuai dengan kesanggupannya, tetapi pada saat yang bersamaan manusia juga harus berserah diri (tawakkal) hanya kepada Allah. b) Prinsip tolong menolong (ta awun) adalah kejasama, saling menjamin, tidak semata memikirkan bisnis atau keuntungan materi semata. c) Prinsip sumbangan (tabarru ) sama dengan hibah (pemberian), oleh karena itu haram hukumnya di tarik kembali. Kalau terjadi peristiwa, maka diselesaikan menurut syariat. d) Setiap anggota menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukan, harus disertai dengan niat membantu. Kemudian dari uang yang terkumpul itu diambillah sejumlah uang guna membantu orang yang sangat memerlukan. e) Setiap anggota berhak menerima apa yang sudah menjadi hak para anggota, selain itu para anggota setuju untuk bersamasama bertanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban 14. 13 Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Ciputat,Jakarta,2001. Hlm. 146. 14 Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, Kholam Pusdidhing, Jakarta, 2006. Hlm. 58. 29

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa prinsip utama asuransi syariah adalah ta awanu ala al birr wa altaqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa) dan al-ta min (rasa aman). Prinsip utama asuransi ini mejadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan yang lain saling menjamin dan menanggung resiko. 2.4 Laba 2.4.1 Pengertian Laba Pengertian laba adalah sebagai berikut : Laba adalah pendapatan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu pada periode tertentu 15 Laba mengandung lima sifat yaitu : a) Laba didasarkan pada pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. b) Laba merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. c) Laba didasarkan pada prinsip revenue yang memerluakn batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. d) Laba memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. e) Laba didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama 16. 15 Sofyan Syafri Harapah, Teori Akuntansi, Raja wali Pers, Jakarta,2008. Hlm.298. 16 Ibid. Hlm. 305. 30

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa laba adalah keuntungan bersih yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk sebuah produksi dalam satu periode tertentu. 2.4.2 Tujuan Laporan Laba Tujuan laporan laba adalah : Memberikan informasi yang berguna kepada pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan seperti investor, pemasok, kreditor, pelanggan, karyawan, dan masyarakat 17. Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk : a) Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterma Negara. b) Menghitung deviden yang akan dibagkan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan. c) Menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan. d) Menjadi dasar dalam peramalan laba meupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya dimasa yang akan datang. e) Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi. f) Menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi g) Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat 18. Pengukuran dan pengakuan laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian 17 Eldon S Hendriksen dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory, Edisi Ke-9, Richard D Irvan Inc. Baston. Massachusetts, Jakarta, 2008. Hlm. 130. 18 Ibid. Hlm. 296. 31

dari pendapatan, maka konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari prilakuan akuntansi terhadap pendapatan. 2.4.3 Manfaat Laba Laba merupakan selisih diantara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk memberikan sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa 19 Sedangkan menurut pendapat lain laba adalah sebagai berikut : Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung didalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana. Oleh karena itu, laba/rugi sering dimanfaatkan sebagaai ukuran untuk menilai prestasi atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain dan menjadi informasi yang dilihat oleh profesi akuntansi, pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonomi dan sebagainya. Hal ini yang menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba. 2.5 Pengertian Pendapatan Pengertian pendapatan adalah sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaaat ekonomi yang timbul akibat aktifitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk ini tidak berasal dari kontribusi penanaman ekuitas, tetapi dapat mengakibatkan kenaikan ekuitas. Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Sementara jumlah yang harus dibayar untuk 19 A. Hasyim Ali, Drs., Agustinus Subekti, Drs., Wardana, Drs., Kamus Asuransi, Cara Menghitung Laba agar Evisien, Bumi Aksara, Jakarta, 1996. Hlm. 253. 32

pihak ketiga, seperti pajak pertumbuhan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi perusahan sehingga tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, oleh karena itu, jumlah ini harus dikeluarkan dari pendapatan 20. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk sebagai berikut : a) Bunga ialah pembebanan atas penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. b) Royalty adalah pembebanan atas penggunaan aktifa jangka panjang perusahaan, misalnya hak paten, merek dagang dan hak cipta. c) Deviden adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari jenis ekuitas tertentu 21. Pendapatan yang dimaksud disini adalah penerimaan bersih dari hasil operasi (baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur) atau jasa, bunga, royalty, dan deviden sebagai hasil penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain. Penghasilan bersih adalah penghasilan penghasilan setelah dikurani semua biaya langsung yang melekat pada penerimaan tersebut, seperti kondisi penjualan, return, diskon, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pedapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa yang diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. 20 Ibid. Hlm. 240. 21 Ibid. Hlm. 245. 33

2.6 Pengertian Biaya Salah satu kunci penting guna menggerakkan sebuah usaha di bidang jasa, beban/biaya juga bisa mempengaruhi untung atau ruginya suatu perusahaan. Beban/biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Barang atau jasa dapat dijual kembali, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Dalam perhitungan laba rugi atau menambah rugi perusahaan 22. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat-alat yang diperlukan untuk aktifitas dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun srtategis. Dalam hal tersebut maka akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut : a) Menyusun dan melaksanakan rencana anggaran operasi perusahaan, b) Menetapkan metode perhitungan biaya dan prosedur yang menjamin adanya pengendalian dan jika memungkinkan pengurangan biaya atau pembebanan biaya dan perbaikan mutu, c) Menentukan nilai persediaan dalam rangka menetapkan harga, evaluasi kinerja suatu produk, departemen atau divisi, dan sewaktu-waktu memeriksa persediaan dalam bentuk fisik. d) Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk suatu periode akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat, e) Memilih alternatif yang terbaik yang menaikkan pendapatan ataupun menurunkan biaya 23. 22 Kuwandi, Meningkatkan Laba melalui pendekatan Akuntansi keuangan dan Akuntansi Biaya, Elex Media Komputindo,Jakarta:,2005. Hlm. 14. 23 Ibid. Hlm. 17. 34

Manajer perusahaan menggunakan data biaya dalam pengambilan keputusan, mengevaluasi kinerja dan dalam mengendalikan operasi perusahaan. kegiatan tersebut merupakan hal penting bagi kebersihan suatu perusahaan. oleh karena itu perlu pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan biaya-biaya tersebut, apakah sudah digunakan dengan baik atau terjadi penyalahgunaan terhadap biaya-biaya tersebut. Data biaya tersebut dapat digunakan oleh manajer untuk tujuan : a. perencanaan, b. pengawasan, c. penetapan harga, d. menentukan laba, e. pengambilan keputusan. 24 Berikut ini penjelasan dari kutipan diatas : a. Perencanaan Perusahaan menggunakan data biaya untuk memilih metode atau program pencapaian tujuan yang terbaik masa akan datang yang ingin dicapai pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran yang digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi. Hal diatas tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan. Perencanaan tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. 24 Bastian Bustami, Nurlela, Akuntansi Biaya Teori & Aplikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta,2006. Hlm. 3. 35

b. Pengawasan Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah anggaran atau program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan benar sesuai denga fungsi perencanaan. Tahap ini adalah merupakan tahap pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat, baik yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan pada anggaran, tetapi juga masalah-masalah penyusunan terhadap anggaran. Membandingkan anggaran dan standar dengan aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja masing-masing divisi atau departemen dapat dinilai. c. Penetapan harga Perhitungan yang diperlukan dapat penetapan biaya selain permintaan dan penawaran adalah biaya. Oleh karena itu pertimbangan yang baik seorang manajemen dalam keputusan penetapan harga yaitu dengan memastikan pemulihan atas semua biaya dalam mencapai laba. d. Menentukan laba Akuntansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga terbentuk produk yang dihasilkan. Pada akhirnya produk yang dihasilkan tersebut ditujukam untuk dapat menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dapat ditentukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang kemudian akan dibandingkan dengan biaya-biaya lain. Penentuan laba tersebut tidak 36

hanya dapat digunakan untuk keseluruhan peusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk pelaporan segmen. e. Pengambilan keputusan Akuntansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai macam alternatif dalam pengambalian keputusan. Misalnya; keputusan apakah suatu perusahaan akan menghentikan atau meneruskan suatu segmen yang secara terus menerus mengalami kerugian. Membuat atau membeli suku cadang, memproses suatu lini produk untuk diproses lebih lanjut, perencanaan laba, memasuki pasar, mengembangkan suatu prodak baru, memberi mesin baru. Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapat mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang 25. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau pendapatan yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. 2.7 Perhitungan Profitabilitas Asuransi Syariah Pengertian profitabilitas adalah sebagai berikut : Profitabilitas adalah : Selisih antara pendaapatan yang lebih besar atas pengeluaran. Suatu perusahaan yang secara konsisten menhasilkan laba dapat berbisnis, tumbuh dan meningkatkan kesejahteraan atau meningkatkan nilai perusahaan. kenaikan nilai perusahaan diindikasikan oleh ukuran-ukuran kenaikan harga saham perusahaan dan pertumbuhan akan modal dan surplus di 25 Murti Bhisma, Dasar-dasar Asuransi Kesehatan, kanisus, Yogyakarta,2000. Hlm. 55. 37

dalam neraca perusahaan. sebaliknya perusahaan yang terus mengalami keugian akhirnya akan hilang dari dunia bisnis 26. Walaupun profitabilitas dapat diperoleh dan diukur dalam jangka waktu yang pendek, perusahaan asuransi biasanya berusaha untuk mendapatkan profitabilitas jangka panjang. Profitabilitas jangka panjang memugkinkan perusahaan asuransi untuk : a) Menyediakan dana untuk investasi, b) Membayar dividen polis c) Membayar dividen tunai kepada para pemegang saham dan meningkatkan daya tarik saham perusahaan kepada para investor, d) Membuat pemeringkatan yang bermutu tinggi dari lembaga pemeringkatan asuransi, e) Menyediakan dana untuk mengembangkan produk, lini produk dan jalur distribusi, f) Menyediakan dana untuk ekspansi dan akuisisi 27. Laporan laba rugi memberikan beberapa pengertian mandalam terhadap profitabilitas suatu perusahaan asuransi, paling tidak untuk jangka pendek karena laporan laba rugi tersebut menunjukkan pendapatan bersih atau rugi bersih selama jangka waktu tertentu. Tetapi laporan laba tidak dapat memberkan pengertian mendalam terhadap profitabilitas perusahaan dalam jangka waktu yang lama. 26 Ibid. Hlm. 5. 27 Ibid. Hlm. 58. 38