BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB 1 PENDAHULUAN. lain: pemilik (principal), investor, kreditur, lembaga keuangan pemerintah dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik bertanggung jawab untuk memeriksa kesesuaian laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. kuantitatif tentang posisi keuangan serta hasil yang dicapai dalam periode berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DWIKY PRIYAMBODO B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. saja bagi dunia bisnis tetapi juga masyarakat luas (Wibowo dan Hilda,2009).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya. Strategi strategi yang handal tentunya dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung-jawaban manajemen yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna untuk pembuatan atau pengambilan keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan yang disajikan harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Menurut FASB, dua kualifikasi utama tersebut yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengguna untuk pengambilan keputusan (Boynton dkk, 2008:53). Untuk membuktikan bahwa karakteristik tersebut terdapat dalam laporan keuangan, maka pengguna membutuhkan pihak ketiga yaitu auditor. Auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama 1

2 pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya (Elfarini, 2007). Auditor sebagai pihak yang dipercaya oleh publik, auditor akan memeriksa laporan keuangan lalu mengeluarkan sebuah pernyataan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik. Sebagai contoh, kasus pada Enron Corporation, dimana sebelumnya opini wajar tanpa pengecualian yang diberikan oleh KAP Arthur Andersonatas pada laporan keuangan Enron Corporation, tidak lama kemudian secara mengejutkan Enron Corporation dinyatakan pailit. Selain kasus Enron yang ada diluar negeri, terdapat juga kasus didalam negeri seperti kasus yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari BAPEPAM yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut

3 BAPEPAM menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. (Elfarini, 2007). Berdasarkan kasus yang terjadi pada akuntan publik ini, maka KAP perlu meningkatkan kualitas audit agar kembali dapat dipercaya oleh pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan beberapa hal. (De Angelo, 1981) dalam Saputra (2012) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. (Deis dan Groux, 1992) dalam Saputra (2012) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas merupakan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Auditor yang kompeten adalah auditor yang mampu melaksanakan pekerjaan bermutu tinggi dengan cara yang cakap, efisien, dan tepat (Boynton dkk, 2008:16). Untuk dapat memperoleh ketrampilan, seorang auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Selain sikap kompetensi, auditor juga harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Posisi yang unik seperti inilah yang menuntut sikap independensi auditor.

4 Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor juga disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens dkk., 2004). Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidikan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya pengalaman (Wiratama, Budiartha, 2015). Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Samsi dkk, 2013). Kualitas audit juga dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Wiratama, Budiartha (2015) menyatakan akuntabilitas merupakan wujud kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan atas kewenangan yang dipercayakan kepadanya guna pencapaian tujuan yang ditetapkan. Seorang akuntan publik wajib untuk menjaga perilaku etis mereka kepada profesi, masyarakat, dan pribadi mereka sendiri agar senantiasa bertanggung jawab untuk menjadi kompeten dan berusaha obyektif dan menjaga integritas sebagai akuntan publik.

5 Sikap-sikap yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan berkaitan dengan etika. Pedoman etika ini mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota seprofesi maupun masyarakat umum. Dengan adanya seperangkat pedoman atau aturan ini sebagai standar etis tertinggi akuntan publik, masyarakat atau pengguna laporan keuangan dapat menilai sejauh mana akuntan publik bekerja sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan. Beberapa penelitian mengenai kualitas audit pernah dilakukan oleh Samsi dkk (2013) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pengalaman kerja berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, interaksi pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, kompetensi dan Interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kharismatuti dan Hadiprajitno (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Selain itu adanya pengaruh kompetensi, independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh auditor internal BPKP DKI

6 Jakarta tersebut juga menunjukkan bahwa penugasan terhadap audit serta segala hal yang menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program dan kegiatan pemerintah akan dapat ditunjang oleh independensi dan etika yang dimiliki oleh auditor. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Samsi, dkk (2013) yang meneliti mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit : etika auditor sebagai variabel moderasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada objek, sampel dan penambahan variabel bebas berupa akuntabilitas yang diambil dari penelitian yang dilakukan Wiratama, Budiartha (2015). Penambahan variabel bebas ini berkaitan dengan motivasi, rasa tanggung jawab akan profesi dan kewajiban sosial pada diri auditor untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan yang datang secara sukarela dalam diri auditor sehingga hal ini menjadi penting dalam kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN KERJA, DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini akan menganalisa pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 5. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit? 6. Apakah interaksi pengalaman kerja dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 7. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit? 8. Apakah interaksi akuntabilitas dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.

8 2. Menganalisis pengaruh interaksi kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit. 3. Menganalisis pengaruh independensi terhadap kualitas audit. 4. Menganalisis pengaruh interaksi independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit. 5. Menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. 6. Menganalisis pengaruh interaksi pengalaman kerja dan etika auditor terhadap kualitas audit. 7. Menganalisis pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. 8. Menganalisis pengaruh interaksi akuntabilitas dan etika auditor terhadap kualitas audit. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik khususnya bagi para auditor untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating sehingga kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor semakin meningkat.

9 2. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman kerja, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penelitian yang lebih jelas dan sistematika agar mempermudah bagi pembaca dalam memahami penulisan penelitian ini. Dari masing-masing bab secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis dan model penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, jenis data dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil analisis data. BAB V PENUTUP Dalam bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang diambil dari bab analisis data dan pembahasan penelitian. Selain itu, juga dikemukakan keterbatasan penelitian serta saran-saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak lain dikemudian hari.