1 PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TENTANG JABATAN PELAKSANA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/UNIT KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 14 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dalam rangka mendukung penyelenggaraan manajemen pegawai negeri sipil yang akuntabel, perlu mengatur jabatan pelaksana pada Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta sebagai rujukan perencanaan, rekruitmen, penempatan, pengendalian, pendidikan dan pelatihan, pengembangan serta kesejahteraan pegawai, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Jabatan Pelaksana Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubag terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;
2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pedoman Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan Pemerintah Daerah; 12. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kamus Jabatan Fungsional Umum. 13. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 14. Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2008 tentang Analisis Beban Kerja Perangkat Daerah; 15. Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2008 tentang Penempatan dan Pemindahan Penugasan Pejabat Fungsional; 16. Peraturan Gubernur Nomor 163 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 17. Peraturan Gubernur Nomor 160 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Jabatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG JABATAN PELAKSANA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/UNIT KERJA PERANGKAT DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :
3 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disingkat Biro Organisasi dan RB adalah Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Subordinat atau bagian dari SKPD yang melaksanakan beberapa fungsi; 8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil Daerah; 9. Rumpun jabatan adalah sekelompok jabatan yang terdiri dari pegawai yang memiliki karakteristik sama atau tugas sejenis yang ditetapkan melalui analisis jabatan. BAB II RUMPUN JABATAN Bagian Kesatu Jenis Rumpun Jabatan Pasal 2 (1) Rumpun jabatan pelaksana terdiri dari : a. Satuan b. Rumpun Jabatan Teknis c. Rumpun Jabatan Administrasi d. Rumpun Jabatan Operasional e. Rumpun Jabatan Pelayanan (2) Rumpun jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, d, e dibagi menjadi 2 (dua) tingkat yakni Tingkat Ahli dan Tingkat Terampil. (3) Rumpun Jabatan Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah kelompok jabatan yang melakukan cara membuat sesuatu atau melakukan sesuatu dengan cara atau metode tertentu;
4 (4) Rumpun Jabatan Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah kelompok jabatan yang melakukan kegiatan tata usaha; (5) Rumpun Jabatan Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah kelompok jabatan yang melakukan proses kerja yang ditandai dengan mengoperasikan sesuatu peralatan/ mesin; (6) Rumpun Jabatan Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e adalah kelompok jabatan yang membantu atau melayani dalam bentuk jasa, guna memenuhi kebutuhan internal maupun eksternal organisasi. Bagian Kedua Satuan Pasal 3 (1) Satuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf a terdiri dari : a. Satuan Pelaksana b. Satuan Pelayanan c. Satuan Instalasi d. Satuan Pengawas Internal e. Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan f. Sektor Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kecamatan (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1), antara lain : a. Pegawai Negeri Sipil; b. Jenjang pendidikan minimal S.1 (Strata 1) yang sudah terdata dan tercatat didalam Simpeg BKD; c. Pangkat, golongan/ruang minimal Penata Muda, III/a; d. Pernah menduduki Jabatan Teknis Ahli selama 1 tahun; e. Memiliki pengalaman di bidangnya selama 1 tahun; f. Mempunyai sertifikat kompetensi di bidangnya; (3) Uraian tugas Satuan sesuai dengan ketentuan Peraturan Gubernur tentang Organisasi dan Tata Kerja SPKD/UKPD. Bagian Ketiga Rumpun Jabatan Teknis Pasal 4 (1) Jabatan Teknis Tingkat Ahli, terdiri dari : a. Analis b. Bendahara c. Verifikator Keuangan d. Penguji e. Pengelola f. Pengurus Barang g. Satuan Tugas Polisi Pamong Praja Kelurahan h. Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kelurahan
5 (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan fungsional teknis tingkat ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Mempunyai metodologi, teknik, analisis, teknis dan prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknik tertentu; b. Jenjang pendidikan minimal S.1 (Strata 1) atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; c. Khusus untuk jabatan Bendahara dan Pengurus Barang mempunyai pendidikan minimal SLTA, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; dan d. Khusus untuk jabatan Verifikator Keuangan mempunyai pendidikan minimal D.3 akuntansi atau SLTA yang pernah menduduki jabatan Bendahara. e. Khusus untuk Calon PNS yang baru diangkat menjadi PNS harus menduduki Jabatan Pelaksana Teknis Terampil selama 6 (enam) bulan masa transisi, kecuali bagi Jabatan Fungsional Tertentu. (3) Ikhtisar Jabatan dan Uraian Tugas Jabatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini. Pasal 5 (1) Jabatan Teknis Tingkat Terampil terdiri dari : a. Pemroses b. Pengawas c. Bendahara Pembantu d. Verifikator Keuangan Pembantu e. Nahkoda f. Pengendali g. Pengolah h. Pengurus Barang Pembantu i. Teknisi j. Kurator k. Pemelihara (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan fungsional teknis tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (3), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal D.III (Diploma 3). b. Khusus untuk jabatan Verifikator Keuangan mempunyai pendidikan minimal D.3 akuntansi atau SLTA yang pernah menduduki jabatan Bendahara. c. Khusus untuk jabatan Bendahara dan Pengurus Barang mempunyai pendidikan minimal SLTA, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; d. Khusus untuk Calon PNS yang baru diangkat menjadi harus menduduki Jabatan Pelaksana Administrasi Tingkat Ahli selama 6 (enam) bulan selama masa transisi, kecuali bagi Jabatan Fungsional Tertentu. e. Untuk Jabatan Nahkoda dipersyaratkan mempunyai sertifikat keahlian yang masih berlaku. dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini.
6 Pasal 6 (1) Untuk peningkatan jabatan pelaksana Tingkat Teknis dilakukan seleksi guna pengembangan dan pengoptimalan pegawai yang berkompeten. (2) Untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala SKPD/UKPD membentuk Tim Seleksi Internal. (3) Dalam melakukan seleksi, Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2), melakukan : a. Wawancara; dan b. Presentasi Makalah (4) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diusulkan oleh Tim Seleksi Internal kepada Kepala SKPD/UKPD untuk ditetapkan dalam Jabatan Teknis (5) Mekanisme seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4) ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKD. Bagian Keempat Rumpun Jabatan Administrasi Pasal 7 (1) Jabatan Administrasi Tingkat Ahli terdiri dari : a. Penyusun; (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana administrasi tingkat ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal D.II (Diploma 2) atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini. Pasal 8 (1) Jabatan Administrasi Tingkat Terampil terdiri dari : a. Pengadministrasi; (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana administrasi tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal SLTA atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; dalam Lampiran II Peraturan Gubernur ini.
7 Bagian Kelima Rumpun Jabatan Operasional Pasal 9 (1) Jabatan Operasional Tingkat Ahli terdiri dari : a. Petugas Pemadam Kebakaran; b. Petugas Polisi Pamong Praja (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana operasional tingkat ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal D.I (Diploma 1) atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini. Pasal 10 (1) Jabatan Operasional Tingkat Terampil terdiri dari : a. Anak Buah Kapal b. Operator c. Petugas (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana opersional tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal SLTA atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini. Bagian Keenam Rumpun Jabatan Pelayanan Pasal 11 (1) Jabatan Pelayanan Tingkat Ahli terdiri dari : a. Protokol b. Penyiap c. Pelayan (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana opersional tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal SLTP atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah;
8 dalam Lampiran IV Peraturan Gubernur ini. Pasal 12 (1) Jabatan Pelayanan Tingkat Terampil terdiri dari : a. Caraka b. Pengemudi (2) Kualifikasi/persyaratan untuk diangkat jabatan pelaksana pelayanan tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain : a. Memiliki jenjang pendidikan minimal SD atau yang setara dan sudah tercatat di dalam Simpeg Badan Kepegawaian Daerah; dalam Lampiran IV Peraturan Gubernur ini. BAB III PENETAPAN DAN PERUBAHAN JABATAN PELAKSANA Pasal 13 (1) Penetapan dan perubahan pegawai dalam jabatan pelaksana ditetapkan oleh Keputusan Kepala SKPD setelah divalidasi oleh bidang yang menangani kepegawaian pada SKPD/UKPD. (2) Penetapan dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pada formasi dalam Peraturan Gubernur tentang Analisa Jabatan dan Analisis Beban Kerja pada SKPD. (3) Penetapan dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan ke BKD dengan melampirkan persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini. BAB IV SANKSI Pasal 14 Bagi SKPD/UKPD yang menetapkan pegawai dalam jabatan pelaksana tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundang.
9 BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka jabatan pelaksana yang ditetapkan oleh Kepala SKPD/UKPD, harus menyesuaikan jabatan pelaksana sesuai dengan Peraturan Gubernur ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan Gubernur ini berlaku, ketentuan yang mengatur tentang penetapan jabatan fungsional umum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 17 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Plt. GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUMARSONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SAEFULLAH BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN NOMOR
10
11