BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan perusahaan go public di Indonesia, mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. global. Profesi akuntan di Indonesia di era globalisasi ini semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

PENGARUH KONFLIK BIAYA DENGAN KUALITAS AUDIT TERHADAP DYSFUNCTIONAL BEHAVIOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dilaksanakan, untuk menilai efektifitas setiap tingkat target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam suatu perusahaan, pihak manajemen diberikan

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya dunia bisnis pada saat ini mengharuskan pelaku bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan juga dituntut untuk membuat suatu laporan keuangan yang andal dan dapat digunakan sebagai informasi penting kepada pengguna laporan. Cara paling umum bagi pemakai untuk memperoleh informasi yang andal adalah dengan meminta audit independen (Arens, et al. 2012). Profesi akuntan publik merupakan profesi yang memiliki risiko yang sangat tinggi dimana akuntan publik harus memberikan jasa profesionalnya sesuai dengan standar profesional akuntan publik, menaati kode etik dan memiliki standar pengendalian mutu (Sukrisno Agoes, 2012). Akuntan publik sebagai pihak ketiga yang independen diharapkan dapat memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (Sukrisno Agoes, 2012). Kepercayaan para pemakai laporan keuangan terhadap profesi akuntan publik sangat tergantung pada kualitas audit yang dihasikan. Akuntan publik yang memiliki jiwa profesionalisme dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yakni : standar umum, standar

2 pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu, selain itu juga hasil audit akan berkualitas jika dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan auditor yang independen. Auditor yang kompeten merupakan auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar, memahami dan menggunakan metode penyampaian yang benar. Auditor yang independen merupakan auditor yang jika menemukan pelanggaran akan secara independen melaporkan pelanggara tersebut, namun didalam pelaksanaannya terkadang hal tersebut tidak mudah untuk dijalankan untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Fenomena yang terjadi adalah semakin meningkatnya tuntutan pengguna laporan keuangan terhadap profesionalitas auditor untuk mendapatkan laporan audit yang berkualitas, namun masih banyak kasus pelanggaran yang dilakukan oleh KAP di Indonesia, hal ini terlihat pada hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah) atas kertas kerja yang dibuat oleh 10 KAP yang melakukan audit terhadap 37 bank bermasalah ternyata hanya 1 KAP yang tidak melanggar SPAP (Bangkit dalam Biana Adh Inapty, 2001), selain itu juga contoh lainnya adalah depkeu telah melakukan pembekuan izin terhadap akuntan publik Justinus Aditya Sidharta. Justinus dalam kasusnya terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap SPAP berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River International Tbk

3 (Great River) tahun 2003. Great River dalam kasusnya sendiri mencuat ke publik seiring terjadinya gagal bayar obligasi yang diterbitkan perusahaan produsen pakaian tersebut. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengindikasikan terjadi praktik overstatement (pernyataan berlebihan) penyusunan laporan keuangan yang melibatkan auditor independen yakni akuntan publik Justinus Aditya Sidharta. Berikut pelanggaran yang dilakukan oleh kantor akuntan publik di Indonesia selama periode 2010-2011 berdasarkan laporan PPAJP : Tabel 1.1 Pelanggaran yang terjadi di Indonesia oleh Kantor Periode 2010 2011 No Nama KAP Kesalahan Jenis Pelanggaran Sanksi 1 KAP AA 1. Belum sepenuhnya melakukan pengujian melanggar Standar sanksi yang memadai untuk Profesional Akuntan memperoleh bukti audit Publik (SPAP) atas saldo awal (SA dalam pelaksanaan Seksi 323). audit umum atas DP 2. Tidak melakukan PL tahun buku komunikasi dengan auditor pendahuku sesuai dengan (SA Seksi 315). 2010. 2 KAP BB 1. Tidak melakukan pengujian memadai dalam mengevaluasi pekerjaan aktuaris dalam menilai kewajaran kewajiban aktuaris (SA Seksi 336). 2. Surat perikatan audit belum sepenuhnya berisi hal-hal yang umumnya dimuat dalam surat perikatan audit (SA Seksi 320). melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas DP. WI untuk tahun buku 2012 Sanksi

4 3 KAP CC 1. Tidak mengusulkan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK dan peraturan BAPEPAM VII.G.7 (SA Seksi 431) 2. Belum sepenuhnya melakukan perencanaan audit yang memadai (SA Seksi 311) 3. Belum sepenuhnya melakukan pengujian yang memadai untuk memperoleh bukti audit yang cukup dalam menilai kewajaran atas akun laporan keuangan. 4 KAP DD 1. Belum sepenuhnya melakukan pengujian yang memadai terkait pengujian saldo awal (SA Seksi 323) 2. Belum sepenuhnya melakukan perencanaan audit secara memadai (SA Seksi 311) 5 KAP EE 1. Belum sepenuhnya memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk menyimpulkan kewajaran penyajian laporan keuangan (SA Seksi 326-Bukti audit) 2. Belum sepenuhnya mematuhi (SA Seksi 336) penggunaan pekerjaan 3. Belum sepenuhnya melakukan perencanaan audit secara memadai (SA Seksi 311) 4. Tidak terdapat melanggar Standar {Profesional (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT XXX Tbk dan anak perusahaan tahun buku 2010 melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT KLM tahun buku 2011 melanggar Standat Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT OO tahun buku 2010 sanksi sanksi sanksi

5 pengujian pengendalian intern, penetapan risiko audit, materialitas (SA Seksi 312 dan Seksi 319) 6 KAP FF 1. Belum memperoleh bukti audit kompeten dan cukup dalam menyimpulkan kewajaran akun persediaan dan aset tetap 9 (SA Seksi 326) 2. Tidak melakukan pengujian memadai terkait pengujian saldo awal, pada initial audit (SA Seksi 323) 7 KAP GG 1. Surat perikatan audit belum sepenuhnya berisi hal-hal yang umumnya dimuat dalam suatu perikatan audit ( SA Seksi 320) 2. Surat representasi manajemen dibuat pertanggal lebih awal dari tanggal laporan audit (SA Seksi 333) 3. Laporan auditor independen tidak mencantumkan pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen (SA Seksi 508). 4. Belum melakukan pengujian pengendalian intern sebagai bukti melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Dharma Intisawit Nugraha untuk tahun buku 2009 melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas DP. TLK tahun 2010 dan PT PN 2010 sanksi sanksi audit (SA Seksi 319) Sumber: Biro Hubungan Masyarakat Kementrian Keuangan, Press Release Kementrian Keuangan Republik Indonesia Tahun 2010 2011 (Note: Nama KAP disamarkan dan data diolah kembali)

6 Time Pressure tidak hanya menjadi subjek mengenai ukuran ketepatan dan membandingkannya dengan target tetapi juga berhubungan dengan penggerak biaya (jam) yang memberikan staf audit target waktu yang tepat untuk setiap tugasnya (Pierce dan Sweeney, 2004). Meningkatnya kualitas audit kemungkinan menyebabkan tambahan waktu dalam melakukan audit dan hal ini menyebabkan biaya menjadi bertambah (Pierce dan Sweeney, 2004). Konflik time pressure dan dysfunctional behavior Auditor selain disebabkan karena tekanan persaingan usaha antar KAP yang sangat ketat dan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup kantor akuntan publik. Tekanan persaingan menyebabkan kualitas audit tidak dapat dideteksi dalam jangka pendek oleh klien maupun kantor akuntan (Otley dan Pierce, 1996a). Kegiatan audit yang dilakukan, banyak auditor menghadapi kendala tentang time pressure terdiri dari time budget pressure dan time deadline pressure yang sering diberikan oleh klien untuk membuat laporan dengan waktu yang singkat. Adanya batasan waktu tersebut, auditor merasa adanya tekanan waktu dalam menemukan temuan audit sebagai bukti laporan audit. Tekanan waktu dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Time budget pressure digunakan untuk menuntut auditor melakukan efisiensi waktu terhadap anggaran waktu yang telah disusun, hal ini terkait adanya pembatasan waktu yang sangat ketat, ketika time budget yang sudah ditentukan untuk suatu pekerjaan audit mampu dicapai oleh seorang auditor maka hal tersebut tidak akan menimbulkan konflik sehingga kemungkinan dysfunctional behaviors tidak akan dilakukan. Time deadline pressure berkaitan

7 dengan kondisi dimana seorang auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih 2001 d a n Amalia Yuliana dkk, 2009). DeZoort dan Lord (1997) menyatakan bahwa selain tekanan terhadap time budget, time deadline pressure juga relevan terjadi pada KAP yang melakukan audit, hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Kelley et al., (1999) yang menemukan bahwa sebesar 62% time deadline pressure sering dialami oleh auditor senior. Adanya time deadline menyebabkan seseorang dituntut untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan segera dan apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan menimbulkan konflik karena waktu yang telah ditentukan untuk suatu pekerjaan audit terlewati serta kualitas dapat terganggu sehingga akan menimbulkan dysfunctional behavior. Prilaku dysfunctional behavior auditor tersebut menyebabkan keberadaan profesi akuntan publik mulai menurun karena masyarakat menganggap krisis yang menimpa Indonesia disebabkan karena kesalahan akuntan publik. Akuntan publik dianggap tidak profesional dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan serta hal ini penting bagi kantor akuntan untuk menekankan pada semua personel audit agar bekerja secara profesional (Maryanti, 2005). Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter. Perilaku audit disfungsional merupakan setiap tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi kualitas

8 audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Kelley dan Margheim, 1990; Otley dan Pierce, 1996a). Ancaman terhadap penurunan kualitas audit merupakan akibat dari perilaku audit disfunsional yang dilakukan o l e h auditor dalam praktik audit. Berdasarkan uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior auditor bisa menghasilkan laporan audit yang tidak berkualitas. Oleh karena itu untuk membuktikannya secara ilmiah maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap Kualitas Audit Survey pada KAP di Jakarta yang berafiliasi dengan KAP Asing.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas. Berikut ini rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit secara parsial. 2. Seberapa besar pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit secara simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris yang berkaitan dengan time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit, baik secara parsial maupun secara simultan. 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian tentang pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit ini, memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit secara parsial pada kantor akuntan publik. 2. Memberikan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh time pressure dan dysfunctional behavior terhadap kualitas audit secara simultan pada kantor akuntan publik.

10 1.4. Kegunaan penelitian 1. Kegunaan bagi Penulis Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan baru bagi penulis terutama dalam bidang akuntansi prilaku dan auditing mengenai variabel-variabel yang signifikan dalam menjelaskan time pressure, dysfunctional behaviors auditor dan kualitas audit. 2. Kegunaan bagi KAP berafiliasi asing Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi kantor akuntan publik dan profesi untuk merencanakan program profesional dan praktek manajemen untuk mendorong pekerjaan audit yang berkualitas tinggi. 3. Kegunaan bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi para peneliti berikutnya dengan topik-topik yang masih relevan baik yang bersifat melengkapi maupun melanjutkan pengembangan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.