BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan. yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)

BAB I PENDAHULUAN. Kongres World Health Organization (WHO) tentang pengobatan tradisional

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia walaupun indikator program Millennium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB 1 PENDAHULUAN. program Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan status sehat yang dimilikinya. Tindakan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Posyandu Balita Melalui Praktek Pijat Bayi Menuju Balita Sehat

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB V PENUTUP. untuk menyebut dukun bayi, ma blien merupakan penduduk asli yang sudah sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. ditangkap oleh akal sehat atau sesuatu diluar kemampuan panca indra

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: KHOIRUN NISA

Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi pada Ibu di Desa Tugu Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai adat dan kebiasaan pada masing-masing suku, misalnya saja suku Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kebutuhan gizi secara kuantitatif

PENGARUH HEALTH EDUCATION

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya, lingkungan, ekonomi serta politik. Pada kalangan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.luka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. anaknya, atau keduanya dengan berbagai alasan. Menyapih merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dengan ruas jalan yang kurang

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

1

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP LAMA TIDUR BAYI DI DESA DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menjadi kesepakatan global dalam Sustainable Development

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan dimasyarakat masih ditolong oleh tenaga nonkesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun dianggap sebagai tokoh masyarakat. Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun dianggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009). Di Indonesia pemijatan berawal dari nenek moyang masa lampau, pijat tradisional dilakukan oleh dukun bayi atau dukun pijat yang pijatannya tidak aman. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang turun temurun, menggunakan ramuan pemijatan yang kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang disertai dengan jamu, dan sering dipaksakan. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta. Setelah dipijat tidur lelap karena menangis, dan bukan karena tenang (Subakti & Anggraini, 2008). Masyarakat menganggap dukun adalah pahlawan, karena melahirkan didukun lebih murah, dukun bersedia dibayar dengan barang, seperti ayam dan hasil pertanian, dan pembayaran juga dapat diangsur. Dukun memberikan 1

2 pendampingan berupa pemijatan pada ibu dan bayi, memandikan bayi sampai lepasnya tali pusat, dan terlibat dalam upacara adat seperti tradisi selamatan bayi (Yulifah & Yuswanto, 2009). Perawatan bayi setelah dilahirkan yang biasanya dilakukan oleh dukun yaitu pijat bayi. Dimana pijat bayi ini sangat laris sekali dan banyak diminati oleh ibu-ibu di desa Wadunggetas, Wonosari, Klaten. Kebiasaan melakukan pijat bayi masih dilakukan oleh hampir semua orang tua yang memiliki bayi dan balita. Dalam sehari dukun bayi ini bisa memijat bayi 5 sampai 8 bayi. Dan ibu-ibu didesa Wadunggetas ternyata tidak mengetahui tentang cara dan manfaat dari pijat bayi yang dilakukan oleh ibu sendiri. Informasi ini didapatkan dari studi pendahuluan yang dilakukan serta informasi-informasi dari beberapa tokoh masyarakat setempat. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan di Kelurahan Wadunggetas dari 10 responden, sebanyak 8 orang mengatakan tidak tahu cara melakukan pijat bayi, karena selama ini pijat bayi dilakukan oleh dukun bayi sehingga ibu-ibu merasa tidak perlu menguasai tentang pijat bayi tersebut. Selain itu, ibu-ibu tidak melakukan pijat bayi sendiri karena pengaruh tradisi yang beranggapan bahwa pijat bayi dilakukan oleh dukun bayi. Dan 1 orang yang melakukan pijat bayi sendiri tanpa mengetahui cara dan urutan pijat bayi yang benar. Adapun ibu yang tidak pernah memijatkan bayinya yaitu sebanyak 1 orang karena ibu beranggapan pijat bayi itu kuno dan tidak terlalu penting untuk anaknya. Biasanya bayi tidak dipijat karena ibu beranggapan kalau anaknya sudah besar sehingga tidak perlu dipijat lagi, kalaupun dipijatkan sesekali karena ibu berpikir anaknya rewel karena capek atau lelah.

3 Berdasar uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui tentang Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu tentang Pijat Bayi antara yang diberikan Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah dan Demonstrasi di Kelurahan Wadunggetas Wonosari Klaten B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu tentang pijat bayi antara yang diberikan pendidikan kesehatan metode ceramah dan demonstrasi di Kelurahan Wadunggetas Wonosari Klaten? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu tentang pijat bayi antara yang diberikan pendidikan kesehatan metode ceramah dan demonstrasi di Kelurahan Wadunggetas Wonosari Klaten. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku ibu-ibu tentang pijat bayi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku ibu-ibu tentang pijat bayi setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4 c. Untuk mengetahui analisis hubungan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dengan tingkat pengetahuan d. Untuk mengetahui analisis hubungan pendidikan kesehatan dengan perilaku pijat bayi D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi kesehatan Memberikan masukan agar dapat membudayakan pijat bayi yang merupakan salah satu upaya perawatan kesehatan khususnya pada bayi. 2. Bidan desa Memberikan masukan pada bidan desa dalam pelayanan pijat bayi serta agar bidan desa lebih memperhatikan perilaku pijat bayi ibu-ibu. 3. Orang tua bayi Membangun kesadaran ibu-ibu akan pentingnya pijat bayi dan mengubah perilaku ibu-ibu, sehingga ibu-ibu dapat membudayakan untuk pijat bayi sendiri. 4. Peneliti Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian seperti yang dilakukan penulis saat ini, namun ada penelitian yang serupa antara lain adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ningsih, A (2009) dengan judul Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Pada Balita

5 Setelah Mendapat Penyuluhan Dan Pemutaran VCD Di Kelurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini penyuluhan dan pemutaran VCD mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi. Peningkatan pengetahuan dengan sarana penyuluhan hasilnya sama dengan pemutaran VCD. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rona, RO (2010) dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pijat Bayi Terhadap Praktik Pijat Bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. Hasil dari penelitian ini ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pijat bayi terhadap praktik pijat bayi di Polindes Harapan Bunda Sukoharjo. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada judul Perbedaan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Yang Diberikan Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi Metode Ceramah Dan Demonstrasi di Kelurahan Wadunggetas Wonosari Klaten. Penelitian ini menggunakan Experimental, dengan desain yang digunakan Two group pre-test-post-test. Dengan variabel bebas penelitian yaitu pendidikan kesehatan tentang pijat bayi metode ceramah dan metode demonstrasi, variabel terikatnya yaitu tingkat pengetahuan dan perilaku, serta responden, waktu dan tempat penelitian yang berbeda.