Oleh : Wawan Kurniawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Balita masih tinggi. Angka Kematian Bayi dan Balita yang tinggi

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Oleh : Suyanti ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN UMUR IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN POSYANDU (D/S) Beatric Maria Dwi Jayanti Baga

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Oleh : Iyus Kusniawati ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Oleh : Suharno ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Nisa khoiriah INTISARI

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MINAT IBU HAMIL TERHADAP KEGIATAN KELAS IBU HAMIL DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

ARTIKEL ILMIAH. Karya Tulis Ilmah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III Gizi. Disusun Oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBADUYUT BANDUNG

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEGIATAN POSYANDU DENGAN KETERATURAN MENIMBANG BALITANYA (1-5 TAHUN) KE POSYANDU DESA CIDENOK KECAMATAN SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Wawan Kurniawan ABSTRAK Posyandu merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan, khususnya kesehatan dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu kegiatan posyandu adalah penimbangan balita yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita. Cakupan penimbangan balita di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan tetapi belum memenuhi target cakupan (80%). Puskesmas dengan cakupan paling rendah di Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 adalah Puskesmas Sumberjaya (38%). Wilayah kerja Puskesmas Sumberjaya terdiri dari 13 desa dan terdapat 65 posyandu. Jumlah balita di Puskesmas Sumberjaya pada tahun 2015 sebanyak 14.295 balita dengan balita yang dibawa ke posyandu untuk ditimbang sebesar 4.725 balita (38%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan penimbangan balita di Desa Cidenok Kecamatan tahun 2016? Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Sampel dalam penelitian yaitu sebagian ibu yang memiliki balita (1-5 tahun) yang ada di Desa Cidenok Kecamatan sebanyak 77 ibu balita. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang kegiatan posyandu dengan penimbangan balita di Desa Cidenok Kecamatan tahun 2016. Posyandu yang ada di Desa Cidenok hendaknya melakukan penyuluhan terhadap ibu balita mengenai kegiatan posyandu agar dapat meningkatkan cakupan penimbangan balita. Dalam pelaksanaan penyuluhan agar dilakukan dengan cara yang mudah dimengerti dan dengan pendekatan secara individu agar terbentuk pengetahuan dan sikap yang baik dari ibu balita. Kata Kunci : Penimbangan Balita, Pengetahuan dan Sikap Kepustakaan : 34 sumber (2001-2015)

RELATED KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT MOTHER WITH ACTIVITY POSYANDU REGULARITY CONSIDERING KID (1-5 YEARS) TO VILLAGE CIDENOK POSYANDU SUB SUMBERJAYA MAJALENGKA YEAR 2016 ABSTRACT Posyandu is one form of community participation in development, especially health with the ability to create healthy life for every resident in achieving optimal public health degrees. One of the neighborhood health center activities are aimed at toddlers weighing to monitor the growth of toddlers. Coverage Majalengka weighing under five in the year 2012 until the year 2015 has increased but has not met the target coverage (80%). health centers with the lowest coverage in the year 2015 Majalengka is Puskesmas Sumberjaya (38%). Puskesmas Sumberjaya working area consists of 13 villages and there are 65 neighborhood health center. Number of children in Puskesmas Sumberjaya in the year 2015 with as many as 14.295 children under five are taken to a neighborhood health center to be weighed for 4725 infants (38%). The study aimed to find out "Is there is a relationship between knowledge and attitude of mothers about the activities of neighborhood health center infants weighing at Village Cidenok in 2016?" This study used crosssectional approach by making sampel with simple random sampling technique. The sample in this study are some mothers who have children (1-5 years) in the Village District Cidenok Sumberjaya Majalengka, 77 mother of toddler. Statistical test results using chi square test showed that there was a relationship between knowledge and attitudes of mothers of infants weighing activities with the neighborhood health center in the Village Cidenok Sumberjaya Majalengka 2016. Posyandu in the Village Cidenok should conduct counseling to mothers on the activities of neighborhood health center in order to increase the coverage of infants weighing. In the implementation of the extension to be done in a way that is easily understood and with an individual approach in order to form a good knowledge and attitudes of mothers. Keywords : Weighing Toddlers, Knowledge and Attitudes Literature : 34 sources (2001-2015)

LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita masih tinggi. Angka Kematian Bayi dan Balita yang tinggi menunjukkan bahwa kesejahteraan individu dan masyarakat di Indonesia masih rendah. Anak balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan (Raksanagara, 2007). Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan target pembangunan Millenium Development Goals (MDG s). Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012-2013 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 35 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKBA) mencapai 46 per 1.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2015). Menurut Departemen Kesehatan RI (20 10) tiga penyebab utama kematian bayi yaitu infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare. Sementara penyebab utama kematian balita juga hampir sama yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf, termasuk meningitis, encephalitis dan tifus. Penyebab langsung kematian pada bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah memperbaiki pengetahuan dan sikap masyarakat meliputi hidup bersih dan sehat, upaya mencari akses pelayanan kesehatan, memperkuat mutu manajemen terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup (Departemen Kesehatan RI, 2014). Supariasa (2002) menuturkan bahwa kesehatan khususnya pada balita hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis atau pelayanan kesehatan saja. Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, di mana balita yang sehat tiap bulan naik berat badannya. Untuk mengetahui keadaan balita sehat, maka perlu ditimbang setiap bulannya di Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Setiap posyandu memiliki buku laporan dan setiap penimbangan balita dicatat dalam register penimbangan (Departemen Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 2015 jumlah balita di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2015 sebesar 1.950.972 dengan cakupan penimbangan balita yaitu yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai 78,09% dan jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan (N/D) mencapai 70,10% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2015).

Berdasarkan data Hasil Pencatatan dan Laporan di Puskesmas Sumberjaya tahun 2015 dari 13 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sumberjaya terdapat beberapa desa yang cakupan penimbangan balitanya masih rendah diantaranya Desa Cidenok sebesar 120 (13,3%) balita dari jumlah balita sebesar 898 balita, Desa Loji sebesar 183 (18,3%) balita dari jumlah balita sebesar 997 balita, dan Desa Prapatan sebesar 171 (22,8%) balita dari jumlah balita sebesar 750 balita. Desa Cidenok di wilayah kerja Puskesmas Sumberjaya merupakan desa yang cakupan penimbangan balitanya paling rendah dan target cakupan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Sumberjaya yaitu 80%. Noorkasiani dkk ( 2009) menuturkan bahwa penimbangan balita di posyandu merupakan salah satu bentuk keberhasilan pendidikan masyarakat sehingga menghasilkan perilaku kesehatan yang positif. Green dalam Sudarma (2008) menuturkan bahwa pendidikan kesehatan memiliki peranan utama dalam mengubah dan menguatkan faktor-faktor perilaku sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program kesehatan. Taksonomi Bloom (1908) dikutip dalam Notoadmodjo (2007) membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive) untuk mengukur pengetahuan, b) afektif ( affective) untuk mengukur sikap, c) psikomotor (psychomotor) untuk mengukur keterampilan. Smith dkk ( 2009) menguraikan dalam bukunya bahwa ranah kognitif berkembang melalui suatu proses yaitu mengingat, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Yamin (2008) menuturkan dalam bukunya apabila semua tingkat pada ranah kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan terus menerus digunakan maka akan menghasilkan ranah afektif. John yang dikutip oleh Djali (2008) menyebutkan bahwa sikap merupakan salah satu bagian dari ranah afektif, mulai dari kesadaran sampai pilihan nilai. Zanikhan (2008) menuturkan bahwa sikap tidak bisa dilepaskan dari ranah kognitif karena munculnya sikap didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju. Sehingga disini terlihat bahwa adanya suatu hubungan antara ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah afektif (sikap). Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi dengan stimulus yang diterimanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap berbeda dengan pengetahuan, karena memberikan kesiapan yang menunjukkan aspek positif atau negatif yang berorientasi kepada halhal yang bersifat umum. Sikap akan menunjukkan perasaan senang, tidak senang, setuju, tidak setuju terhadap sesuatu (Soekanto, 2003). Menurut Sarwono ( 2012) sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 09 April 2016 terhadap 10 responden di Desa Cidenok dengan wawancara, sebanyak 7 responden tidak teratur membawa balitanya ke posyandu untuk melakukan penimbangan dan 3 responden teratur

membawa balitanya ke posyandu untuk melakukan penimbangan balita. Sebagian besar responden yang tidak teratur membawa balitanya untuk ditimbang ke posyandu mengaku tidak tahu dan tidak memahami arti penting penimbangan bagi pertumbuhan dan perkembangan balita, selain kurangnya pengetahuan tentang penimbangan balita juga memiliki sikap tidak suka membawa balita untuk ditimbang ke posyandu, tidak suka bersosialisasi dengan ibu lainnya yang aktif di posyandu, dan sebagian lagi mengatakan tidak ada waktu untuk datang ke posyandu dengan alasan sibuk dengan pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balitanya (1-5 tahun) ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja (Notoatmodjo, 2002:145). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita (1-5 tahun) yang ada di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka pada bulan Januari-Mei 2016 sebanyak 329 ibu balita. HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat 4.1.1.1 Gambaran Keteraturan Menimbang Balita Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan Keteraturan Menimbang Balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Ketaraturan Menimbang Balita f % 1. Tidak Teratur 59 76,6 2. Teratur 18 23,4 Jumlah 77 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa frekuensi ibu balita yang tidak teratur menimbang balitanya sebesar 59 responden (76,6%) dan frekuensi ibu balita yang teratur menimbang balitanya sebesar 18 responden (23,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 tidak teratur menimbang balitanya. 4.1.1.2 Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pengetahuan Ibu Balita tentang Kegiatan Posyandu di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Pengetahuan Ibu f % 1. Kurang Baik 32 41,6 2. Baik 45 58,4 Jumlah 77 100 Berdasarkan data pada Tabel 4.2, diketahui bahwa frekuensi ibu balita yang memiliki pengetahuan tentang kegiatan posyandu kurang baik sebesar 32 responden (41,6%) dan frekuensi ibu balita yang mempunyai pengetahuan tentang kegiatan posyandu baik sebesar 45 responden (58,4%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016dengan pengetahuan kurang baik. 4.1.1.3 Gambaran Sikap Ibu Balita Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Sikap Ibu Balita tentang Kegiatan Posyandu di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Sikap Ibu f % 1. Unfavorable 36 46,8 2. Favorable 41 53,2 Jumlah 77 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa frekuensi ibu balita yang memiliki sikap tentang kegiatan posyandu unfavorable sebesar 36 responden (46,8%) dan frekuensi ibu balita yang mempunyai sikap tentang kegiatan posyandu favorable sebesar 41 responden (53,2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 memiliki sikap unfavorable. 4.1.2 Analisis Bivariat 4.1.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balitanya ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Ketaraturan Menimbang Balitanya ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Pengetahuan Ibu Keteraturan Menimbang Balita Tidak Teratur Teratur Total n % n % n % p value 1. Kurang Baik 29 90,6 3 9,4 32 100 2. Baik 30 66,7 15 33,3 45 100 0,030 Jumlah 59 76,6 18 23,4 77 100 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah proporsi ibu yang berpengetahuan kurang baik tidak dengan tidak teratur menimbang balitanya sebesar 90,6%, sedangkan jumlah proporsi ibu yang berpengetahuan baik dengan tidak teratur menimbang balitanya sebesar 66,7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proporsi ibu yang berpengetahuan kurang baik dengan tidak teratur menimbang balitanya lebih tinggi dibandingkan proporsi ibu yang berpengetahuan baik dengan tidak teratur menimbang balitanya. Perbedaan proporsi ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna yang terlihat dari hasil uji square diperoleh nilai p value = 0,017 dan α = 0,05 (p value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balitanya di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2016.

4.1.2.2 Hubungan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balitanya ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Tabel 4.5 Hubungan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balitanya ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Sikap Ibu Keteraturan Menimbang Balita Tidak Teratur Teratur Total n % n % n % P value 1. Unfavorable 33 91,7 3 8,3 36 100 2. Favorable 26 63,4 15 36,6 41 100 0,003 Jumlah 59 76,6 18 23,4 77 100 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah proporsi ibu yang bersikap unfavorable (kurang mendukung) dengan tidak teratur menimbang balitanya sebesar 91,7%, sedangkan jumlah proporsi ibu yang bersikap favorable (mendukung) dengan tidak teratur menimbang balitanya sebesar 63,4%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi ibu yang tidak teratur menimbang balitanya dan mempunyai sikap unfavorable (kurang mendukung), lebih tinggi daripada proporsi ibu yang tidak teratur menimbang balitanya dan mempunyai sikap favorable (mendukung). Perbedaan proporsi ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna hal ini terlihat dari hasi uji square diperoleh nilai P value = 0,003 dan α = 0,05 (P value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hal ini berarti hubungan yang bermakna antara sikap ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balitanya di Desa Cidenok Kecamatan tahun 2016. PEMBAHASAN Gambaran Keteraturan Menimbang Balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu balita yang tidak teratur menimbang balitanya (76,6%). Hal ini perlu menjadi perhatian dan pengawasan dari petugas kesehatan dan kader posyandu di Desa Cidenok karena keteraturan menimbang balita di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan berat badan-balita, memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar.

Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode usia manusia dengan rentang usia satu hingga lima tahun. Ada juga yang menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini, anak berkembang dengan sangat pesat (Ahira, 2008). Menurut Muaris ( 2012) anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada usia tersebut, petumbuhan seorang anak sangatlah pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kondisi kecukupan gizi tersebut sangatlah berpengaruh dengan kondisi kesehatannya secara berkesinambungan pada masa mendatang. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Departemen Kesehatan RI, 2012). Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan berat badan-balita dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, dan memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan (Departemen Kesehatan, 2014). Keteraturan menimbang balita ke posyandu bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita oleh karenanya ibu balita sangat diharapkan untuk berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Posyandu dan bagi petugas kesehatan dan juga kader posyandu di Desa Cidenok untuk melakukan upaya peningkatan cakupan penimbangan balita di posyandu melalui kegiatan penyuluhan terhadap ibu balita tentang pentingnya penimbangan balita karena dengan penimbangan balita dapat diketahui pertumbuhan balita sehingga dapat mengetahui apakah pertumbuhan balita baik atau tidak. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya ibu balita dengan pengetahuan kurang baik (41,6%). Hal ini perlu menjadi perhatian dan bahan evaluasi bagi petugas kesehatan dan kader posyandu di Desa Cidenok karena pengetahuan ibu yang baik tentang kegiatan posyandu maka semakin baik pula peran serta ibu balita dalam kegiatan posyandu. Menurut Notoatmodjo (2003:127) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Hapsoro, 2012). Pengetahuan merupakan keahlian dan keterampilan-keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan, pemahaman praktis atau teoritis tentang suatu hal baik fakta-fakta dan informasinya, serta kesadaran atau keakraban yang diperoleh oleh pengalaman dari suatu fakta atau situasi (Anwariansyah, 2008). Di Desa Cidenok masih banyak ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang kegiatan posyandu. Hal ini akan berpengaruh terhadap peran serta ibu dalam melakukan penimbangan balita ke posyandu. Upaya penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan kader posyandu akan menambah pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu sehingga mendorong ibu melakukan penimbangan balita. Gambaran Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengahnya ibu balita memiliki sikap unfavorable (46,8%). Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Menurut Widayatun (1999: 223) ada 8 fungsi sikap yaitu: sebagai instrumental, pertahanan diri, penerima objek, ilmu, nilai ekspresif, social adjustment, eksternalisasi, aktifitas adaptif dalam memperoleh informasi reflek kehidupan. Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku yang tertentu. Menurut Azwar (2003:30) pembentukan sikap secara sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interkasi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masingmasing individu sebagai anggota masyarakat. Pada penelitian ini diketahui bahwa hampir setegahnya ibu balita yang memiliki sikap unfavorable tentang kegiatan posyandu, oleh karenanya perlu upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader posyandu di Desa Cidenok melalui kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi yang dapat dipahami dan dimengerti oleh ibu balita sehingga dapat menumbuhkan kesadaran dan kemauan ibu balita untuk memanfaatkan kegiatan penimbangan balita di posyandu. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Meimbang Balita di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Pada penelitian ini mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balita di Desa Cidenok

Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2016. Semakin baik pengetahuan ibu tentang kegiatan posyandu maka kecenderungan ibu untuk membawa balitanya ditimbang di posyandu secara rutin semakin baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Green dalam Notoatmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor perilaku manusia adalah pengetahuan yang merupakan faktor predisposisi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Blum (1974) dalam Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa upaya agar masyarakat mau mengadopsi perilaku kesehatan dengan benar, adalah dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya. Seperti memberikan penyuluhan dan pendidikan dan sebagainya. Smith dkk ( 2009) menguraikan dalam bukunya bahwa ranah kognitif berkembang melalui suatu proses yaitu mengingat, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Yamin (2008) menuturkan dalam bukunya apabila semua tingkat pada ranah kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan terus menerus digunakan maka akan menghasilkan ranah afektif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyanawati (2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kegiatan Posyandu dengan kunjungan penimbangan balita secara teratur ke Posyandu. Pengetahuan ibu mengenai kegiatan penimbangan ke posyandu yang baik dan benar merupakan faktor predisposisi yang dapat menimbulkan kesadaran dan kemauan ibu untuk melakukan penimbangan balita secara teratur ke posyandu. Pada penelitian ini terbukti bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balita, oleh karenanya ibu balita diharapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh posyandu dan bagi petugas kesehatan dan juga kader posyandu untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu balita tentang penimbangan balita secara teratur sehingga ibu balita dapat mengerti dan memahami betul mengenai penimbangan balita dan manfaatnya bagi pertumbuhan balita apabila melakukan penimbangan secara teratur. Hubungan Sikap Ibu tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balita di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Pada penelitian ini mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balita di Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Tahun 2016. Semakin favorable sikap ibu terhadap kegiatan posyandu maka kecenderungan ibu untuk membawa balitanya ke posyandu untuk menimbang balita secara teratur semakin baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku yang tertentu. Sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya (Azwar, 2003:24-27). John yang dikutip oleh Djali (2008) menyebutkan bahwa sikap

merupakan salah satu bagian dari ranah afektif, mulai dari kesadaran sampai pilihan nilai. Zanikhan (2008) menuturkan bahwa sikap tidak bisa dilepaskan dari ranah kognitif karena munculnya sikap didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju. Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi dengan stimulus yang diterimanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap berbeda dengan pengetahuan, karena memberikan kesiapan yang menunjukkan aspek positif atau negatif yang berorientasi kepada halhal yang bersifat umum. Sikap akan menunjukkan perasaan senang, tidak senang, setuju, tidak setuju terhadap sesuatu (Soekanto, 2003). Menurut Sarwono ( 2012) sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Pada penelitian ini terbukti bahwa ada hubungan antara sikap ibu tentang kegiatan posyandu dengan penimbangan balita, oleh karenanya ibu balita diharapkan dapat berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh posyandu dan bagi petugas kesehatan dan juga kader posyandu untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu balita tentang penimbangan balita sehingga tumbuh kesadaran dan kemauan pada ibu balita untuk membawa balitanya ditimbang di posyandu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Kegiatan Posyandu dengan Keteraturan Menimbang Balitanya (1-5 tahun) ke Posyandu Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 sebagian besar tidak teratur menimbang balitanya ke posyandu (76,6%). 2. Ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang kegiatan posyandu hampir setengahnya (41,6%). 3. Ibu balita di Desa Cidenok Kecamatan Tahun 2016 yang memiliki sikap unfavorable tentang kegiatan posyandu hampir setengahnya (46,8%). 4. Ada hubungan yang siginifikan antara pengetahuan ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balita ke posyandu Desa Cidenok Kecamatan tahun 2016, hal ini dibuktikan dengan

nilai p value = 0,030 dan nilai α = 0,05 (p value < α ). 5. Ada hubungan yang siginifikan antara sikap ibu balita tentang kegiatan posyandu dengan keteraturan menimbang balita ke posyandu Desa Cidenok Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2016, dibuktikan dengan nilai p value = 0,008 dan nilai α = 0,05 (p value < α ). Saran a. Bagi Posyandu Setiap kader posyandu diharapkan dapat meningkatkan upaya pendidikan kesehatan pada masyarakatnya khususnya pada ibu balita mengenai pentingnya melakukan penimbangan secara teratur seperti melakukan kegiatan penyuluhan secara intensif dan penyebaran informasi melalui media yang mudah dipahami oleh ibu balita seperti menggunakan brosur atau famplet. b. Bagi Ibu Balita Ibu balita diharapkan berpartisipasi dalam kegiatan posyandu terutama kegiatan penimbangan balita, karena kegiatan ini dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, disamping itu dengan kehadiran ibu ke posyandu dapat menambah pengalaman dan wawasan ibu mengenai upaya peningkatan kesehatan baik pada ibu maupun pada balita. DAFTAR PUSTAKA Ahira. 2008. Perkembangan Fisik Balita. Available online at http://www.anneahira.com/ilmu (diakses tanggal 24 April 2016). Anwariansyah. 2008. Ilmu Pengetahuan. Available online at http:www.wikimu.com. Diakses tanggal 24 April 2016. Arikunto. 2012. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar. 2003. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya. Edisi 2. Jakarta : Pustaka Pelajar. Departemen Kesehatan RI. 2014. Buku Panduan Manajemen Laktasi. Jakarta : Dit. Gizi Masyarakat Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA). Jakarta : Depkes RI. Departemen Kesehatan RI. 2012. Buku Kader Posyandu: Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta: Depkes RI. Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Majalengka : Dinkes Kabupaten Majalengka. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. 2015. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat tahun 2015. Bandung: Dinkes Propinsi Jawa Barat. Djali. 2008. Psikologi Pendididikan. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Dzulkifli. 2009. Posyandu dan Kader Kesehatan. USU Digital Library. Diakses tanggal 08 April 2016. Efendy. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Gerungan. 2002. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama Gulo, W. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo. Hapsoro, H. 2009. Teori Ilmu Pengetahuan. Available online at http://www.hasanhapsoro.net (diakses tanggal 21 April 2016). Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Bineka Cipta. Maramis. 2012. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Universitas Airlangga. Mellani, dkk. 2009. Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Fitramaya. Muaris, H. 2012. Resep: Lauk Bergizi untuk Anak Balita. Jakarta : Gramedia. Mulyanawati. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Peran dan Fungsi Posyandu dengan Praktik Kunjungan Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. http://digilib.uns.ac.id, diakses tanggal 12/05/2016 Noorkasiani, dkk. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip -prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Teori Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba. Puskesmas Sumberjaya. 2015. Laporan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Sumberjaya Tahun 2015. Majalengka: Puskesmas Sumberjaya. Razali, 2010. Hubungan Perilaku Ibu Balita dengan Frekuensi Penimbangan Balita ke Posyandudi Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tahun 2003. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sarwono, S. W. 2012. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : PT Bulan Bintang. Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali Press. Smith dkk. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Jogjakarta : Mirza Media Pustaka. Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Sudarma. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Sugiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Uyanto. 2012. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Widayatun. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta: Fajar Interpratama. Yamin. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Cetakan Kedua. Jakarta: Gaung Persada Press. Zanikhan. 2008. Minat Belajar. Available online at http://zanikhan.wordpress.com (diakses tanggal 01 April 2016).