IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG

dokumen-dokumen yang mirip
Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA/MA. Oleh: TRIHARYATI A1C113019

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF MATEMATIKA MAHASISWA STKIP TAPANULI SELATAN

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR DOMINAN KESULITAN MAHASISWA PADA PENULISAN SKRIPSI

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

PENGARUH PENERAPAN MODEL TREFFINGER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 5 SIJUNJUNG JURNAL

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MENURUT PERSEPSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TINGKAT DISPOSISI MATEMATIS DI MADRASAH ALIYAH

TINGKAT KREATIVITAS MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2015 DALAM PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL OPEN-ENDED MATERI STATISTIKA PADA KELAS IX SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ANALISIS REAL

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

Yudy Tri Utami 3, Susanto 4, Arif 5

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

Pendahuluan. Elsa Yuli Kurniawati et al., Analisis Pola Berpikir...

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs SE KECAMATAN SUTERA

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SERTA SELF-EFFICACY MATEMATIS SISWA SMP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED DI SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN. Mind map dalam penelitian ini merupakan teknik mencatat yang dikembangkan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS UNTUK SISWA SMP

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Robin Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 5 Padang.

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 SLEMAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN MENGGUNAKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH 2 PADANG

Kata Kunci :Berpikir Kreatif, Kreatif, Kemampuan Berpikir Kreatf

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) TEMAN SEJAWAT UNTUK KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA SMP

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MAHASISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

PROSIDING ISSN:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Siska Candra Ningsih. FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN PENGALAMAN MELALUI MODEL COOPERATIF INTEGREAD READING AND COMPOSITION (CIRC)

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI WHAT S ANOTHER WAY? PADA MATA KULIAH ILMU BILANGAN

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

Pendahuluan. Fonda Essa Habiba et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan...

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

Transkripsi:

Jurnal Edumath, Volume 3 No. 2, (2017) Hlm. 155-163 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA POKOK BAHASAN PELUANG Rahma Faelasofi Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: rahmafaelasofi@stkipmpringsewu-lpg.ac.id AbstractThe purpose of this study is that researchers want to better identify students' mathematical creative thinking abilities in solving mathematical problems on the subject of opportunity. This research is a descriptive research conducted at STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, with data analysis used is descriptive analysis of quantitative and qualitative. The subjects of this study are students who take basic statistics courses in the academic year 2016-2017. The result of the analysis of the ability of mathematical creative thinking in this study obtained the average value of the smoothness of the aspect reached 65.24; The average aspect of flexibility score reached 45.83; and the average aspect elaboration value reached 66.67. Thus the level of students' mathematical creative ability in the subject of opportunity is still low because the new score is 59.26. Keywords : mathematical creative thinking skills, problem solving Abstrak:Tujuan dari peelitian ini adalah peneliti ingin lebih mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika pada subjek peluang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, dengan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kursus statistik dasar pada tahun akademik 2016-2017. Hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh nilai rata - rata kelancaran aspek mencapai 65,24; Skor aspek fleksibilitas rata-rata mencapai 45,83; dan nilai elaborasi aspek rata-rata mencapai 66,67. Dengan demikian tingkat kemampuan kreatif matematis siswa pada subjek peluang masih rendah karena skor baru yang dicapai adalah 59,26. Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif matematis, pemecahan masalah 1. PENDAHULUAN Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu tuntutan untuk bisa meciptakan suatu ide atau alternatif solusi sebagai upaya dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kreatif matematika berarti dapat dikatakan sebagai upaya seorang peserta didik untuk bisa menemukan solusi melalui alternatif ide/gagasan dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang terkait dengan matematika, tentunya pemecahan masalah ini dapat dikaitkan dengan soal yang diberikan sebagai salah satu tolak ukur mengukur hasil belajar peserta didik. 155

Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan Peluang Salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika yang diselenggarakan oleh pendidik dapat dilihat dari berbagai aspek salah satunya adalah hasil belajar. Terkait dengan hasil belajar peneliti yang sekaligus dosen pengampu mata kuliah statistik dasar mendapatkan hasil observasi di tahun akademik 2015/2016. Observasi ini dilakukan di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung pada mahasiswa semester III yang menempuh mata kuliah statistik dasar. Rendahnya hasil tes pada materi tersebut dimana pada tahun akademik 2015/2016 rata-rata nilai tes untuk pokok bahasan peluang baru mencapai 63 dengan jumlah mahasiswa 47 orang Adapun hasil analisa penyelesaian masalah pada pokok bahasan peluang adalah sebagai berikut: (1) memahami dan menjelaskan konsep peluang; (2) memahami dan menjelaskan pengertian ruang sampel dan kejadian; (3) memahami dan menjelaskan operasi kejadian; serta (4) memahami dan menjelaskan perumusan penentuan peluang suatu kejadian. Dari keempat indikator yang dibahas dan di tes kepada mahasiswa masih diperoleh hasil belajar yang belum optimal, yaitu rataratanya baru mencapai 63. Tentunya hal ini menjadi catatan tersendiri bagi dosen pengampu, untuk mencari permasalahan yang menjadi rendahnya hasil belajar pada pokok bahasan peluang. Hasil analisa sementara dapat dinyatakan bahwa (1) sebagian besar mahasiswa sudah mampu memahami teori dari konsep peluang hanya saja pada saat mengidentifikasi peluang suatu kejadian masih mengalami kebingungan dalam penyelesaiaannya; (2) sebagian besar mahasiswa belum mampu dalam memilih dan memilah operasi kejadian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan; (3) sebagian besar mahasiswa masih monoton menggunakan formula yang diajarkan oleh si dosen, padahal dalam penyelesaian soal peluang tersebut masih menggunakan beberapa alternatif solusi, sebagai contoh dengan menerapkan pemahaman konsep dari operasi kejadian; (4) adanya indikasi mahasiswa yang sebagian besar enggan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diajarkan, padahal dengan mempelajari kembali materi yang telah diberikan merupakan salah satu cara efektif untuk dapat memahami dan mencerna materi yang diajarkan; dan (5) adanya indikasi mahasiswa kesulitan untuk memecahkan masalah dalam hal keruntutan Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath 156

Rahma Faelasofi... berpikir, kemampuan berargumentasi, dan penarikan kesimpulan. Kekurang optimalan dalam penyelesaian masalah matematika ini menunjukan bahwa kemampuan kreatif matematika mahasiswa dalam mengekplorasi bentuk-bentuk soal peluang masih belum maksimal dan lebih mengandalkan soal yang diberikan oleh dosen. Sikap yang kurang kreatif ini tentunya membawa pengaruh yang kurang positif terhadap rasa ingin tahu yang rendah, tidak adanya daya imajinasi dalam mengerjakan soal, kurang adanya rasa percaya diri, serta lebih mengandalkan melihat dengan hasil pekerjaan orang lain (temannya). Selain itu, untuk memperkuat analisa yang dilakukan si peneliti dilakukan proses wawancara kepada beberapa mahasiswa, dimana dari beberapa mahasiswa tersebut menyatakan: (1) mengalami kebingungan pada saat penyelesaian masalah di soal peluang, padahal soal tersebut sudah pernah diulas oleh dosen; (2) mengalami kesulitan untuk menerapkan formula atau rumusan yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan masalah; serta (3) tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan karena kurang latihan. Adanya hubungan antara dengan hasil belajar matematika telah diteliti oleh Ishaq dan Krisna (2013), dimana hasil penelitiannya yang berjudul Analisis korelasi kemampuan berpikir kreatif matematik terhadap hasil belajar matematik, menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir matematik dengan hasil belajar matematika, mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif matematik dapat menyelesaikan masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri, cara yang tidak menuntut untuk sesuai dengan rumusan atau formula yang diajarkan. Munandar (1999: 48) menyatakan berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagamaan jawaban berdasarkan data atau informasi yang tersedia. Menurut Gilferd dan Torrance (dalam Santoso, 2012: 454) terdapat empat karakteristik berpikir kreatif, yakni: (1) originality (orisinalitas, menyusun sesuatu yang baru); (2) fluency (kelancaran, menurunkan banyak ide); (3) flexibility (fleksibilitas, mengubah perspektif dengan mudah); dan (4) elaboration (elaborasi, mengembangkan ide lain dari suatu ide). Dalam penelitian ini, untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif 157

Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan Peluang matematika digunakan soal dengan aspek atau indikator berpikir kreatif matematika yang digunakan adalah: (1) fluency: kemampuan mengemukakan jawaban/ide lebih dari satu terhadap masalah atau situasi matematis tertentu dengan lancar; (2) flexibility: kemampuan menghasilkan jawaban/ide bervariasi atau mengubah cara/pemikiran yang lain, dan (3) elaboration: kemampuan membuat rincian gagasan dengan detail. Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan oleh mahasiswa mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperoleh informasi secara cepat dan mudah berbagai sumber di seluruh dunia. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa berbagai masalah tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiwa dalam pemecahan masalah masih belum berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin mengidentifikasikan lebih lanjut mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan peluang. Siswono (2008) mengemukakan bahwa untuk pembelajaran matematika maka pengertian kreativitas ditekankan pada produk berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna. Dengan demikian, berpikir kreatif berarti menciptakan suatu gagasan/ide yang baru untuk menghasilkan jawaban atau cara yang baru atau unik dalam menyelesaikan suatu masalah. Berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan mencipatakan hubunganhubungan tersendiri. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk meneruskan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya. Berpikir kreatif juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Anonim, 2001). Penjelasan dari pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa kreatif dimaksudkan untuk lebih menfokuskan pada proses individu dalam memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. 2. METODE PENELITIAN 158

Rahma Faelasofi... Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu Lampung (MPL). Penelitian deskriptif menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan (Arikunto, 2000: 309). Penentuan daerah penelitian menggunakan sampel jenuh. Tempat penelitian di STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan subjek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan matematika yang mengambil matakuliah Statistik Dasar pada tahun akademik 2016/2017. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya menyusun tes menggunakan soal dan pedoman wawancara, melakukan uji validitas isi dan konstruk terhadap instrument tes, uji validitas, dan reliabilitas tes, menganalisis data yang diperoleh dari uji validitas dan reliabilitas, memberikan tes pada mahasiswa, menganalisis, serta menarik kesimpulan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode tes dan wawancara. Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan soal tes yang terdiri dari 3 soal dengan indikator yang ingin dicapai yaitu: (1) mahasiswa mampu menjelaskan peluang kejadian majemuk A B dan A B; (2) memahami dan menjelaskan dua kejadian yang saling lepas (saling asing); (3) memahami dan menjelaskan dua kejadian saling bebas; dan (4) menyelesaikan soal-soal peluang. Sebelum soal tes digunakan untuk mengumpulkan data dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap soal tes tersebut. Sedangkan untuk pengumpulan data dengan metode wawancara, digunakan jenis wawancara kombinasi. Wawancara ini dilakukan setelah diperoleh hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan memilih 2 mahasiswa secara acak dari tiap kemampuan berpikir kreatif (sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah). Tujuan wawancara ini adalah untuk melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti serta mengetahui kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam mengerjakan tes. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil persentase dari masing-masing tingkat kemampuan berpikir kreatif matematika. Analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah mengklasifikasikan tingkat. Langkah-langkah analisis hasil tes mahasiswa sebagai berikut: 159

Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan Peluang a) hasil, tes diberikan skor sesuai rubrik penskoran kemampuan berpikir kreatif matematika yang telah dibuat, hasil tes skor untuk setiap aspek yang diukur dalam penelitian, aspek kemampuan berpikir kreatif matematika yang diukur adalah fluency, flexibility, dan elaboration. b) Mengukur kemampuan berpikir kreatif tiap aspek (fluency, flexibility, dan elaboration). Misal tingkat kemampuan berpikir kreatif tiap aspek adalah P. maka P = A B x100 Keterangan: A : jumlah total skor per aspek yang diperoleh mahasiswa; B : jumlah skor maksimum tiap aspek. Selanjutnya akan dikategorikan sesuai dengan kategori pada Tabel 1. Tabel 1. Konversi Skor Persentase Kategori 90,00 P 100 Sangat tinggi 80,00 P < 90,00 Tinggi 65,00 P < 80,00 Sedang 55,00 P < 65,00 Rendah P < 55,00 Sangat rendah Merujuk dari konversi skor Nurkanca & Sunarta (1986: 80). c) Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa secara individu, misal tingkat kemampuan berpikir kreatif matematika tiap individu adalah Q. P = x y x100 Keterangan: x = skor total yang diperoleh tiap individu y = skor maksimum tiap individu Selanjutnya dikategorikan sesuai dengan Tabel 1. d) Mencari persentase untuk masingmasing kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif sesuai dengan perhitungan berikut: R i = n i N x100% Keterangan: R i : persentase mahasiswa pada kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif ke-i n i : banyaknya mahasiswa pada kategori tingkat kemampuan berpikir kreatif ke-i, N : jumlah responden penelitian. e) Mengukur kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa secara keseluruhan; misal tingkat kemampuan berpikir kreatif matematika adalah S; S = x y x100% Selanjutnya dikategorikan sesuai dengan Tabel 1. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan uji validasi soal tes kemampuan berpikir kreatif oleh 2 orang validator rekan kerja, diperoleh sebuah tes yang telah memenuhi standar bahasa, standar isi, dan standar konstruk. Tes tersebut terdiri dari 3 soal uraian. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas diperoleh ketiga instrument dinyatakan valid dengan nilai nilai thit yaitu: 8,229: 4,150; dan 3,465 yang lebih besar 160

Rahma Faelasofi... dibandingkan ttabel sebesar 2,57. Sedangkan koefisien reliabilitas pada soal tes ini diperoleh 0,862, berarti tingkat reliabilitas soal tes tersebut tinggi. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas, dapat disimpulkan bahwa soal tes tersebut sudah valid dan reliable sehingga bisa digunakan untuk pengumpulan data, dalam hal ini untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa. Hasil analisis data tingkat tiap aspek menunjukkan bahwa tingkat pada aspek fluency tergolong sedang, yaitu dengan rata-rata sebesar 65,28 dari 24 mahasiswa sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mengemukakakn jawaban/ide lebih dari satu terhadap masalah matematika tertentu tergolong cukup lancar, namun masih perlu digiatkan kepada mahasiswa untuk bisa berpikir mencari jawaban/ide yang lain sebagai salah satu bentuk mendapatkan jawaban alternatif. Pada tingkat pada aspek flexibility tergolong sangat rendah, yaitu dengan rata-rata skor sebesar 45,83 dari 24 mahasiswa sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan jawaban/ide bervariasi atau mengubah cara/pemikiran yang lain masih sangat rendah, dimana mahasiswa masih kurang terbiasa untuk mengubah cara/pemikiran dalam pemecahan masalah dan masih monoton menggunakan cara atau formula yang diajarkan saja. Selain itu, tingkat pada aspek elaboration tergolong sedang, yaitu dengan rata-rata skor sebesar 66,67 dari 24 mahasiswa sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa dalam membuat rincian gagasan dengan detail masih dalam kriteria sedang, dimana masih ada beberapa mahasiswa yang belum mampu untuk membuat rincian gagasan dengan detail. Hasil analisis data tingkat juga menunjukkan bahwa sebanyak 12,5% mahasiswa bearada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi, 4,17% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi, 29,17% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sedang, 16,67% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif rendah, dan 37,5% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat rendah dari total 24 mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat mahasiswa pada pokok bahasan peluang masih rendah yaitu dengan skor 59,26 dari total keseluruhan 24 mahasiswa. 161

Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Pokok Bahasan Peluang Hasil perolehan secara kuantitatif tersebut dapat menunjukkan bahwasannya mahasiswa dalam pemecahan masalah khususnya pada pokok bahasan peluang masih mengalami kebingungan dalam menjawab soal dan membutuhkan waktu yang lama untuk memahami maksud soal maupun mencari penyelesaiannya, walaupun soal tersebut sebenarnya sudah diulang atau diberikan pada saat latihan soal. Berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara yang dilakukan pada mahasiswa, didapatkan bahwa kesulitankesulitan yang dialami mahasiswa dalam menjawab soal tes hampir seragam. Mahasiswa yang berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif rendah dan sangat rendah kurang memahami konsep peluang yang ditanyakan di soal, selain itu mereka juga kesulitan dalam penyelesaian yang dikaitkan dengan materi sebelumnya, mereka juga sering lupa tentang materi yang ditanyakan di soal. Mereka lebih banyak memberikan jawaban apa adanya tanpa dilihat kesesuaian konteks materi yang dtanyakan karena menurut mereka akan mendapat skor meskipun jawaban mereka salah dengan mengabaikan indicator dari kemampuan berpikir kreatif matematika. Bahkan ada beberapa mahasiswa yang sama sekali belum bisa menyelesaikan soal dengan baik. Mahasiswa yang berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sedang, kebanyakan mengalami kesulitan dalam mendapatkan gagasan untuk memperoleh cara/pemikiran dalam pemecahan masalah. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa STKIP MPL yaitu aspek fluency pada kemampuan berpikir kreatif matematika mahasiswa tergolong sedang, dengan rata-rata skor sebesar 65,28; aspek flexibility tergolong sangat rendah, dengan rata-rata skor sebesar 45,83; dan aspek elaboration tergolong sedang dengan rata-rata skor 66,67. Selain itu, sebanyak 12,5% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi, 4,17% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi, 29,17% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sedang, 16,67% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif rendah, dan 37,5% mahasiswa berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat rendah dari total 24 mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat mahasiswa pada pokok bahasan peluang masih rendah yaitu dengan skor 59,26. 5. DAFTAR PUSTAKA 162

Rahma Faelasofi... Anonim. (2001). Creativity and Creative Thinking. Infinite Innovation. Ltd. http://www.brainstrorming.co.uk/tu torials/tutorialcontents.html. Download 1 Juli 2017. W. Nurkanca, & Sunartana, P.P.N. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Ishaq, N. & Krisna, S.P. (2013). Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik SMP Negeri 3 Lurangung Kuningan Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vo. 2, No. 1, Februari 2013. Nurul Hidayati Arifani, dkk. (2015). Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMP Kelas VIII di SMP Negeri 6 Jember, SMP Al Furqon 1, SMP Negeri 1 Rambipuji, dan SMP PGRI 1 Rambipuji. Jurnal Pendidikan. Kadima, Vol. 6, No. 2, hal 159-172, Agustus 2015. Santoso, F.G.I. (2012). Ketrampilan Berpikir Kreatif Matematis Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Pada Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Matematika 2012: 453-459. Suharsimi Arikunto. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Tatag Y. E. Siswono. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unesa University Press. Surabaya. Utami Munandar. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 163