BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini, masalah moral yang terjadi jauh lebih banyak dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ASPEK NILAI KERJA KERAS DAN WACANA CINTA TANAH AIR. DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB III PENYAJIAN DATA. ada di dalam film. Subjek dalam penelitian ini adalah film Tanah Surga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

A. Identitas Program Studi

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

BAB I PENDAHULUAN. kelak dapat mengangkat harkat martabat bangsanya. kepribadian dan keterampilan memberikan hasil yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkorban, dan berjiwa ksatria. Kepribadian tersebut mencerminkan sikap

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa Indonesia kini menjadi sorotan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini, masalah moral yang terjadi jauh lebih banyak dan kompleks dibandingkan dengan masalah-masalah moral yang terjadi pada masamasa sebelumnya. Misalnya banyak generasi penerus bangsa yang lebih bangga tinggal di luar negeri daripada tinggal di Indonesia, tanah kelahiran sendiri. Kecintaan terhadap indonesia semakin hari kian terkikis. Indonesia dianggap payah dan sulit untuk berkembang. Hal ini terjadi karena kesenjangan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Dampak globalisasi ini pula tentunya yang membawa pengaruh terhadap suatu negara termasuk Indonesia, khususnya terhadap perkembangan moral peserta didik. Moral secara ekplisit merupakan hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral merupakan nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Menurut Sagala (2013 : 1) moralitas merupakan suatu ciri manusia yang tidak dapat ditemukan pada makhluk selain manusia. Pada tahap hewan tidak ada kesadaran tentang baik buruknya, tentang yang boleh dan dilarang, tentang yang harus dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Hewan tidak mempunyai keharusan, 1

2 sedangkan manusia mempunyai keharusan moral sebagai kewajiban dan etika sebagai tata nilai yang diujudkan menjadi moralitas manusi. Semakin menurunya moral di kalangan remaja, kita sebagai pendidik merasa terpanggil untuk ikut bertanggung jawab mencari solusinya agar dekadensi moral gnerasi muda bangsa indonesia yang kita cintai ini berkepanjangan. Nurul Zuriah (2015 : 22) pendidikan moral adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan. Menurut paham ahli pendidikan moral, jika tujuan pendidikan moral akan mengarah seseorang menjadi bermoral, yang penting adalah bagaimana agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup bermasyarakat. Dalam tahap awal perlu dilakukan pengondisian moral (moral conditioning) dan latihan moral (moral training) untuk pembiasaan. Lebih dari itu, etika merupakan ilmu menyelidiki tingkah laku moral manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan strategi yang menggambarkan komitmen dan integritas pribadi seseorang yang bermoral dan beretika. Etika berhubungan dengan kesadaran etik yang tumbuh menjadi peristiwa rohani yang terjadi dalam kalbu atau nurani yang berujung pada keputusan batin dan bertanggung jawab atas keputusannya. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan

3 lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa moral adalah produk dari budaya dan Agama. Banyak dikalangan remaja telah hilang nilai-nilai nasionalisme bangsa kita, misalnya tidak adanya sopan santun, cara berpakain, dan gaya hidup mereka cenderung meniru budaya barat. Akibatnya muncullah sikap individualisme. Sikap individualisme ini mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap orang lain, sehingga sikap cinta tanah air semakin luntur. Berbicara mengenai pembinaan anak merupakan tanggung jawab orang tua dan lingkungan, demikian juga dengan pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu upaya dalam pengembangan kepribadian suatu bangsa. Undangundang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional menetapkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Ketiga pihak ini mempunyai tanggung jawab yang sama dalam membina anak melalui upaya pendidikan. Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk melahirkan manusia manusia yang cerdas, bertanggung jawab, bermoral, berkepribadian luhur, bertaqwa, dan memiliki kepribadian prestasi anak bangsa sudah banyak mengharumkan nama bangsa di berbagai internasional. Namun, masi banyak pendidikan yang belum mencapai tujuan. Film Tanah Surga Katanya mengisahkan kehidupan di perbatasan, tepatnya disebuah kampung di Kalimantan. Film ini Menelisik kehidupan nyata antara rasa cinta tanah air dan kenyataan sulitnya mencari kehidupan di negara

4 sendiri. Tokoh Haris lebih memilih untuk tinggal di Malaysia dari pada di Indonesia karena kehidupan yang ditawarkan disana jauh lebih baik. Antara Nasionalisme atau kesejahteraan menjadi sebuah pilihan dilematis dalam keadaan serba kekurangan. Berbeda halnya dengan tokoh Hasyim sang mantan pejuang operasi dwikora yang sangat mencintai indonesia. Beliau menggap bahwa Indonesia adalah tanah surga, tanah tumpah darah yang harus diperjuangkan dan dibanggakan sampai titik penghabisan. Jiwa nasionalisme itu sudah mendarah daging karena pada waktu itu beliau sudah berjuang mati matian untuk membela tanah air ini. Tidaklah mudah bagi-nya untuk meninggalkan indonesia ini, hanya karena kesejahteraan yang belum diterimanya. Moralnya yang baik membuat dia tetap setia terhadap indonesia. Selalu ada nilai positif yang bisa dipetik-nya untuk bertahan di Indonesia. Melalui cerita perjuangannya mempertahankan martabat bangsa Indonesia melawan Malaysia, di tanamkannya nilai nilai nasionalisme kepada salman dan salina cucunya. Digambarkan adanya perbedaan ideologi dari generasi satu ke generasi berikutnya, yaitu generasi nasionalisme Hasyim dengan generasi matrealistis haris. Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat perbatasan dimana mereka lebih sering berinteraksi dengan bangsa lain, ditambah dengan tidak adanya sosialisasi akan makna dan nilai nasionalisme mengakibatkan hilangnya rasa memiliki dan rasa cinta tanah air masyarakat tersebut. Film Tanah Surga Katanya menjadi film terbaik FFI 2012. Film ini berdurasi 90 menit dan terdiri atas 40 adegan. Film bertemakan nasinalisme yang

5 dibintangin oleh Fuad Indris sebagai Hasyim, Ence Bagus sebagai Haris, Aji Santosa sebagai Salman, Tissa Biani Azzahra sebagai Salina, Ringgo Agus Rahman sebagai dokter Anwar, dan Astri Nurdin sebagai Astuti. Cerita dalam film ini merupakan satire atau sindiran terhadap pemerintah Indonesia atas ironi Nasionalisme daerah perbatasan. Berbekal cerita yang sederhana tersebut, kami tertarik untuk mengkaji karakter tokoh melalui nilai moral dan nasionalisme. Berbekal cerita yang sederhana tersebut, membuat saya tertarik untuk mengkaji nilai moral melalui karakter para tokoh. Cerita dalam film ini juga sangat cocok untuk diajarkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Tujuannya agar semangat nasionalisme dan perkembangan moral peserta didik semakin baik perkembangannya. Dalam proses pegapresiasiannya, Nilai Moral Tokoh akan ditelaah dengan menggunakan Teori Nurgiantoro. Pendidikan berkarakter moral adalah kunci untuk perbaikan sosial dan kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan kemanusia. Harapan dari pendidikan berkarakter moral adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Model pendidikan moral adalah cara berpikir mengenai proses caring, judging dan acting dalam konteks pendidikan. Suatu model meliputi teori atau sudut pandang mengenai bagaimana manusia berkembang secara moral dan mengenai sejumlah strategi atau prinsip untuk membantu perkembangan moral. Dengan demikian suatu model dapat membantu untuk memahami dan melakukan pendidikan moral. SMA Negeri 1 Simanindo adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri berlokasi di Propinsi Sumatera Utara kabupaten Samosir dengan alamat di

6 Ambarita. Pulau Samosir, siapa yang tidak pernah mendengar nama pulau ini. Pulau yang besar di tengah Danau Toba ini menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia dan Dunia. Pulau Samosir memang memiliki keindahan alam yang memukau, pulau ini juga memiliki daya tarik yang cukup tinggi selain karena letaknya di tengah danau toba dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Danau Toba dan Pulau Samosir menjadi sebuah tujuan wisata yang sangat berhubungan ketika kita berbicara traveling tentang danau terbesar di Asia ini. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya objek wisata di Samosir banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jaman baik dari segi pemikiran, moral dan gaya hidup terhadap masyarakat di sekeliling Samosir (Danau Toba) khususnya pada kalangan pelajar. SMA Negeri 1 Simanindo merupakan korban terpengaruhnya perkembangan Jaman atau terpengaruh terhadap mancanegara yang sedang berwisata di Samosir. Masalah lingkungan hidup adalah masalah moral. Dan itu berkaitan dengan perilaku manusia (Keraf 2002). Dengan demikian krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. Oleh karena itu perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Penanaman nilai moral tidak dapat dilakukan secara mendadak, tetapi harus mengikuti perjalanan hidup manusia, mulai dari anak-anak dewasa hingga tua. Sutaryono (1992) mengistilakannya sebagai pendidikan sepanjang usia (life long education). Terlihat dari perkembangan Jaman di samosir, tepatnya di sekitar Tomok, dan Tuk-Tuk banyak sekali anak-anak sekarang ini kurangnya moral, baik dari tata cara berbicara, tata cara berpakaian, tata cara saling menghormati antara

7 sesama dan antara anak dan orang tua. Akibat dari banyak kesibukan orang tua yang tidak memperhatikan anak-anaknya dan touris-touris mancanegara yang ada sangat mempengaruhi baik dari segi berpakaian. Siswa SMA Negeri 1 Simanindo, banyak sekali terpengaruh dengan cara hidup berpakaian atau tata cara hidup mereka, yaitu meminum minuman keras yang dilarang untuk peserta didik, ketempat-tempat hiburan seperti Pub,Kafe,Restauran dan lain-lain. Dengan uraian diatas maka saya tertarik meneliti moral Peserta Didik melalui Film Tanah Surga Katanya. Agar masyarakat samosir tidak terlalu dalam terpengaruh terhadap perkembangan jaman dan cara hidup mancanegara yang sedang berwisata. Cerita dalam film ini juga sangat cocok untuk diajarkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Tujuannya agar semangat nasionalisme dan perkembangan moral Peserta Didik semakin baik perkembangannya. 1.2 Fokus Penelitian Moleong, (2014 : 93). Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada fokus penelitian. Sementara Sugiyono (2013 : 396) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian ini merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan fokus. Fokus penelitian adalah pemusatan dari berbagai kemungkinan muncul masalah yang timbul dari latar belakang penelitian.

8 Dari paparan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada masalah menganalisis Nilai Moral Dalam Film Tanah Surga Katanya dan Kebermanfaatannya Sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA Negeri 1 Simanindo. Menganalisis moral yang dimaksud disini yaitu : (1) Moral Individu adalah moral yang menyangkut hubungan manusia dengan kehidupan diri pribadinya sendiri atau tentang cara manusia memperlakukan dirinya sendiri (2) Moral Sosial adalah adalah moral yang menyangkut entang hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam kehidupan dalam masyarakat atau lingkungan di sekitarnya (3)Moral Religi adalah moral yang menyangkut tentang hubungan manusia dengan Tuhan yang diyakininya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan Batasan Masalah di atas, maka Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa saja nilai nilai moral yang terkandung dalam film Tanah Surga, Katanya? 2. Bagaimana uraian nilai moral yang terkait dalam Film Tanah Surga Katanya? 3. Mengapa dikatakan nilai moral itu relevan menjadi bahan bacaan? 1.4 Tujuan Penelitian Sugiyono (2013:397) mengatakan bahwa tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah yaitu untuk mengetahui tentang segala sesuatu setelah rumusan

9 masalah itu terjawab melalui pengumpulan data. Tujuan peneltian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan nilai nilai moral apa saja yang terkandung dalam film Tanah Surga, Katanya dan Kebermanfaatannya Sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA Negeri 1 Simanindo? 2. Menguraikan nilai moral yang terkandung dalam Film Tanah Surga Katanya dan Kebermanfaatannya Sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA Negeri 1 Simanindo? 3. Mengetahui kerelevanan Film Tanah Surga Katanya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA Negeri 1 Simanindo? 1.5 Manfaat Penelitian 1). Manfaat Teoritis a) Sebagai sumber teori dalam mengkaji perkembangan nilai-nilai moral dalam bidang pendidikan dan mempertimbangkan bagi mereka yang berkepentingan, bertanggungjawab terhadap pendidikan baik formal maupun informal sangat memerlukan pendekatan modren, rasional, komprehensif, mudah dihayati dan ditangkap oleh seluruh indera maupun dinamika kehidupan pada umumnya. b) Sebagai sumbangan dan masukan bagi dunia pendidikan dalam merancang desain dan konsep penelitian yang baik.

10 c) Dapat mengembangkan hubungan antara moral dan pendidikan sebagai bahan ajar di SMA. d) Untuk mengetahui implikasi perkembangan moral dalam pelaksanaan pembelajaran moral. 2). Manfaat Praktis 1. Bagi Pembaca Penelitian Film Tanah Surga Katanya Karya Danial Rifki ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya dalam menganalisis nilai moral. 2. Bagi Mahasiswa a) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan mahasiswa untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang akan datang, demi kemajuan diri dan mahasiswa. b) Dapat mendorong siswa agar tidak sekedar dapat membaca karya sastra saja, namun dapat melakukan pengkajian lebih mendalam terhadap karya, sehingga membaca karya sastra bukan sekedar untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang namun juga memperoleh pengetahuan. 3. Bagi Guru a. Dapat menambah wawasan dalam pengetahuan mengenai moral dalam Film Tanah Surga Katanya Karya Daniel Rifki. b. Menambah kekayaan kepustakaan SMA Negeri 1 Simanindo dalam materi menganalisis khususnya dalam bidang kajian moral dalam karya sastra.