Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN. Putu Wasita Astari 1 Made Yeni Latrini 2

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

diamanati oleh pemilik modal (shareholder) untuk mengelola perusahaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam landasan teori ini dijelaskan mengenai teori yang mendasari atau

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

Judul : Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemberian Opini Audit Going Concern Nama : Nanang Bayudi NIM : ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya. Going concern merupakan asumsi dasar dalam. manajemen untuk menstabilkan kondisi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting

SKRIPSI. Diajukan oleh : Suci Masrica /FE/AK

BAB I PENDAHULUAN. dan Utama, (2013). Menurut IAI (2011), Going concern merupakan. mengurangi secara material skala usahanya.


BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

D T E E T R E M R INA N S A I S

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Transkripsi:

Judul Nama : : Analisis Pengaruh Disclosure, Debt default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Putu Wasita Astari NIM : 1315351056 ABSTRAK Suatu perusahaan yang berdiri pasti memiliki tujuan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya untuk waktu yang panjang. Perkembangan perusahaan yang go public sangat berkembang, sehingga permintaan akan laporan keuangan juga semakin meningkat. Auditor independen akan melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang dikemukakan oleh perusahaan. Penilaian hasil auditor independen sangat penting bagi shareholder, karena hasil penilaian tersebut dapat mencerminkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh disclosure, debt default, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya pada penerimaan opini audit going concern. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Metode pengambilan sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling, dengan total sampel 124 dengan 31 perusahaan terpilih. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan regresi logistik (logistic regression). Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa variabel disclosure tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengungkapan informasi tidak dapat memengaruhi pemberian opini audit going concern. Debt default tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukan bahwa auditor dalam memberikan opininya tidak hanya melihat status default. Kualitas audit tidak berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini karena KAP big four tidak dapat menjamin perusahaan mendapatkan opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukan perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya diasumsikan akan sulit berkembang pada tahun berikutnya. Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern. i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv vi vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 9 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Kegunaan penelitian... 10 1.5 Sistematika Penulisan... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 12 2.1.1 Teori Keagenan... 12 2.1.2 Opini auditor... 14 2.1.3 Going Concern... 16 2.1.4 Opini Audit Going Concern... 17 2.1.5 Disclosure... 18 2.1.6 Debt Default... 20 2.1.7 Kualitas Audit... 20 2.1.8 Opini audit Tahun Sebelumnya... 22 ii

2.2 Hasil Peneliian Sebelumnya... 22 2.3 Hipotesis Penelitian... 24 2.3.1 Pengaruh Disclosure pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 24 2.3.2 Pengaruh Debt Defaut pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 25 2.3.3 Pengaruh Kualitas Audit pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 26 2.3.4 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 29 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 29 3.3 Objek Penelitian... 30 3.4 Identifikasi Variabel... 30 3.5 Definisi Operasional Variabel... 30 3.6 Jenis dan Sumber Data... 34 3.6.1 Jenis Data... 34 3.6.2 Sumber Data... 34 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 35 3.7.1 Populasi... 35 3.7.2 Sampel... 35 3.7.3 Metode Penentuan Sampel... 35 3.8 Metode Pengumpulan Data... 36 3.9 Teknik Analisis Data... 37 3.9.1 Menilai Kelayakan Model Regresi... 38 3.9.2 Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)... 38 3.9.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)... 38 3.9.4 Uji Multikolinearitas... 39 3.9.5 Matriks Klasifikasi... 39 iii

3.9.6 Model Regresi Logistik yang Terbentuk... 39 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian... 40 4.2 Analisis Statistik Deskriptif... 41 4.3 Hasil Uji Regresi Logistik... 43 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 50 4.4.1 Pengaruh Disclosure pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 50 4.4.2 Pengaruh Debt Defaut pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 52 4.4.3 Pengaruh Kualitas Audit pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 53 4.4.4 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern... 55 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 57 5.2 Saran... 58 DAFTAR RUJUKAN... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 66 iv

DAFTAR GAMBAR No Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 29 v

DAFTAR TABEL No Tabel Halaman 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria... 41 4.2 Statistik Deskriptif... 41 4.3 Hasil Uji Regresi Logistik... 43 4.4 Iteration History (Block number=0)... 45 4.5 Iteration History (Block number=1)... 45 4.6 Koefisien Determinasi... 46 4.7 Matriks Korelasi... 46 4.8 Matriks Klasifikasi... 47 4.9 Hasil Uji Regresi Logistik... 48 vi

DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Halaman 1. Daftar Nama dan Kode Perusahaan Sampel... 66 2. Item Disclosure... 68 3. Data Variabel Penelitian... 70 4. Hasil Deskriptif Statistik Uji... 74 5. Hasil Regresi Logistik... 75 vii

viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang berdiri pasti memiliki tujuan untuk dapat memertahankan kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut (Sari dan Merianto, 2012). Kelangsungan usaha suatu perusahaan akan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar dapat bertahan hidup (Harris,2015). Perkembangan perusahaan yang go public sangat berkembang dengan pesat dewasa ini, sehingga permintaan akan laporan keuangan juga semakin meningkat. Laporan keuangan merupakan cerminan dari perusahaan dan harus disajikan secara handal, jujur, wajar dan tanpa ada manipulasi di dalamnya karena laporan keuangan perusahaan berfungsi sebagai salah satu bahan pertimbangan pihak shareholder dalam mengambil keputusan. Tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai pemberi informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (PSAK 1, 07). Laporan keuangan tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan, karena laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang digunakan perusahaan dalam menginformasikan keadaan perusahaannya kepada pihak yang berkepentingan (Arsianto dan Shiddiq, 2013). Auditor independen akan melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang di kemukakan oleh perusahaan. Penilaian auditor independen digunakan sebagai pembuktian apakah laporan keuangan perusahaan tersebut telah 1

mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya atau tidak, sehingga para shareholder atau pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan yang tepat. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan ( SA 240, 05). Setelah auditor independen melakukan tugas pengauditan atas laporan keuangan perusahaan, maka auditor independen dapat memberikan pendapat atau opini audit yang sesuai dengan keadaan keungan perusahaan yang diauditnya. Opini yang diberikan oleh auditor merupakan salah satu pertimbangan untuk para shareholder dalam pengambilan keputusan investasinya. Auditor juga memiliki tanggungjawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketetapan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dan untuk menyimpulkan apakah terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya (SA 570, 06). Going concern merupakan salah satu asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Seorang auditor akan memberikan opini audit going concern pada auditee saat seorang auditor mendapat keraguan terhadap kemampuan perusahaan tersebut dalam memertahankan kelangsungan usahanya, jika auditor menganggap 2

perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama maka akan diberikan opini audit going concern (Harris, 2015). Terdapat lima jenis opini audit yang diberikan oleh auditor, yaitu wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian, tidak wajar, dan menolak memberikan pendapat (SA Seksi 508,10). Opini going concern dalam konteks ini termasuk opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas dimana terdapat keraguan besar terhadap kemampuan suatu entitas dalam memertahankan kelangsungan usahanya (Sinarwati,2011). Peristiwa tersebut akan berdampak negatif terhadap kelangsungan usaha suatu perusahaan. Selain pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas, pemberian opini going concern juga bisa dilihat dari perolehan laba bersih perusahaan, catatan atas laporan keuangan tahunan perusahaan dan kinerja manajemen perusahaan. Opini audit going concern merupakan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat memertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Diberikannya opini audit going concern sangat membantu publik maupun para shareholder dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Menurut Menon dan Williams (2010) yang menjadi alasan laporan audit going concern memengaruhi reaksi dari pihak yang berkepentingan (shareholder) karena laporan ini mampu menggungkapkan informasi baru dari suatu perusahaan yang berkaitan dengan status klien dan rencana klien untuk meningkatkan kondisi keuangannya. Penerimaan opini audit going concern diasumsikan sebagai sinyal yang negatif bagi para shareholder atau investor. 3

Kesangsian terhadap kelangsungan usaha perusahaan merupakan indikasi akan terjadinya kebangkrutan suatu perusahaan dan pertumbuhan pada perusahaan mengindikasikan akan kemampuan perusahaan dalam memertahankan kelangsungan usahanya. Jika laporan keuangannya disusun dengan menggunakan asumsi dasar mengenai kelangsungan usaha (going concern) berarti dapat diperkirankan perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Kelangsungan usaha suatu perusahaan akan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemennya dalam mengelola perusahaan. Para manajemen secara tidak langsung harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya. Selain kemampuan dari manajemen perusahaan, auditor juga memiliki tanggungjawab untuk mempertimbangkan apakah penilaian manajmen mencangkup seluruh informasi relevan yang diketahui oleh auditor berdasarkan hasil audit yang dilakukannya (SA 570, 14). Oleh karena itu, tugas dari seorang auditor harus dapat memertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang memengaruhi perusahaan tersebut, kemampuan dalam membayar hutang serta kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Lenard et al, 1998). Menurut Altman dan Mcgough (1974), masalah going concern terbagi menjadi dua, yakni yang pertama masalah keuangan yang meliputi kekurangan likuiditas, kekurangan ekuitas, penunggakan utang, kesulitan dalam memeroleh data, serta yang kedua yakni mengenai masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. 4

Disclosure merupakan salah satu faktor yang dianggap berkaitan dengan penerimaan opini audit going concern terhadap perusahaan. Disclosure merupakan pengungkapan atau pemberian informasi yang sifatnya positif maupun negative oleh perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan untuk lebih memahami informasi yang ada pada laporan keuangan (Harris, 2015). Selain berguna untuk para investor, pengungkapan informasi ini akan memudahkan auditor dalam menilai kondisi keuangan perusahaan dan dijaikan salah satu dasar pertimbangan auditor untuk memermudah pemberian opini. Hal ini sejalan dengan penelitian Verdiana dan Utama (2013), Putrady dan Haryanto (2014) yang membuktikan bahwa disclosure memengaruhi opini going concern. Hasil tersebut memberi petunjuk bahwa luasnya pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan akan memberikan tambahan bukti kepada auditor untuk dapat memastikan bahwa terdapat masalah terhadap kelangsungan usaha dari perusahaan tersebut sehingga auditor akan mengeluarkan opini audit Going concern. Selain disclosure, adapun masalah yang sering sekali terjadi dalam memberikan keputusan tentang kelangsungan usaha (going concern) yakni terdapat pada kegagalan debitur dalam membayar kewajiban utangnya (Debt Default). Beberapa penelitian sebelumnya oleh Praptitorini dan Januarti (2011), Mada dan Laksito (2013), Putrady dan Haryanto (2014), Harris dan Merianto (2015) yang menemukan bahwa debt default mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Debt default sendiri diartikan sebagai kegagalan debitur (perusahaan) dalam membayar utang pokok 5

atau bunganya pada waktu jatuh tempo. (Chen dan Church, 1992) Menyatakan ciri dari kebangkrutan suatu perusahaan yang mengalami masalah keuangan (financial distress) merupakan situasi dimana arus kas perusahaan mengalami krisis dan kemungkinan terancam bangkrut. Krisis keuangan akan mengakibatkan perusahaan gagal dalam membayar perjanjian utang (Debt default) dan kemungkinan besar akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan sehingga kemampuan perusahaan dalam bertahan hidup diragukan. Kualitas audit dinilai dari kinerja auditor yang selama ini masih banyak dikaitkan dengan reputasi auditornya atau reputasi dari Kantor Akuntan Publik. KAP dengan reputasi big four dianggap memiliki kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big four. Hubungan antara ukuran KAP dengan kualitas audit sebenrnya sudah sering dibicarakan. Banyak yang berasumsi bahwa KAP Big Four yang memiliki ukuran besar dianggap memiliki kualitas audit yang baik disbanding ukuran KAP yang kecil. Nirmalasari (2014) mengungkapkan bahwa auditor bertanggungjawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Semakin spesialisnya suatu KAP, maka semakin baik tingkat kredibilitas kinerja auditor dalam mengaudit perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Merianto, (2012) menemukan bukti bahwa kualitas auditor yang dipengaruhi oleh KAP berpengaruh terhadap opini audit going concern. Opini audit tahun sebelumnya juga dapat memengaruhi pemberian opini audit going concern oleh auditor. Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah dalam 6

kelangsungan hidupnya dimana terdapat kesangsian terhadap kemampuan perusahaan dalam memertahankan kelangsungan usahanya untuk tahun kedepan, sehingga auditor akan mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan (Anisa,2013). Hal ini sejalan dengan penelitian Susanto (2009), Harris dan Merianto (2015), Rahman dan Siregar (2012), Rahayu dan Pratiwi (2011) menyatakan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, yaitu apabila pada laporan audit tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern maka besar kemungkinan di tahun berikutnya akan berpeluang diberikannya kembali opini audit going concern. Untuk sampai simpulan apakah ada kesangsian pada kelangsungan usaha suatu perusahaan, auditor harus melakukan evaluasi dengan cara (1) memeroleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditunjukkan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut serta (2) menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut berjalan secara efektif (SA Seksi 341, 03). Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, maka auditor akan mengambil simpulan apakah perusahaan tersebut masih memiliki kesangsian pada kemampuan perusahaan dalam memertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu yang pantas. Tetapi kenyataannya, masalah mengenai kelangsungan usaha (going concern) merupakan hal yang kompleks dan akan selalu ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris pengaruh variabel independen terhadap variable dependen yang akan diteliti. 7

Dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik menganalisis apakah disclosure, debt default, kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini sudah cukup banyak dilakukan, namun masih menarik untuk diteliti mengingat hasil dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Adapun alasan penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur karena perusahaan ini beroperasi menghasilkan produk baku menjadi barang jadi sehingga transaksi keuangan perusahaan manufaktur akan lebih besar, lebih kompleks dan lebih bervariasi dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, populasi pada sektor manufaktur lebih besar dibandingkan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia otomatis akan memerlukan penanaman modal yang cukup besar untuk mengembangkan produk yang akan di produksi menjadi barang jadi. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai: Analisis Pengaruh Disclosure, Debt default, Kualitas Audit, dan Opini audit Tahun Sebelumnya pada Penerimaan Opini Audit Going Concern. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftr di Bursa Efek Indonesia). 8