KERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan & Promosi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

KERANGKA ACUAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) 2017 PUSKESMAS BREBES. Jl. Tritura No. 22 Telp. ( 0283 ) Brebes 52212

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

PUSKESMAS 3 April 2009

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

MENGAPA PROMOSI KESEHATAN?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH. Kesehatan Reproduksi WAKTU DOSEN TOPIK. Upaya Promotif Dan Preventif. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

a. Pengorganisasian masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya, penggalangan kemitraan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SURVEY PHBS RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

Bab 1 PENDAHULUAN STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN 1

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Kerangka Acuan Program Pemberdayaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sehatadalah hak azazi manusia, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

Makalah Tentang Masalah Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Efektivitas Media Ada 3 ukuran yang digunakan untuk menilai penggunaan media dalam kegiatan kampanye, yaitu: Reach: jumlah orang yg dapat dijangkau me

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

I P H S S J U L I D R. W A S I S TA B U D I W A L U YO, M H A S E K J E N P E R S I

Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa

STRATEGI DALAM PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN


UPAYA PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO, 1986).

A.Chalik Masulili Santika 30 juni 2005

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

FERRY EFENDI MAKHFUDLI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

STUDI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK DI KOTA PADANG PANJANG

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN Latar Belakang Promosi Kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson, 98). Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. (definisi yang selama ini dipakai oleh Pusat Promkes). Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan pisik maupun non pisik, termasuk kebijakan dan peraturan perundangan. Promosi kesehatan di dunia dikenal sejak tahun 1980-an, tetapi di Indonesia baru dikembangkan sejak tahun 1995, sebagai pengembangan lebih lanjut dari pendidikan dan penyuluhan kesehatan. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. (Health promotion is the process of enabling people to control over and improve their health). Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan. Promosi kesehatan juga mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye. Promosi kesehatan adalah juga upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi. Promosi kesehatan juga merupakan upaya peningkatan (promotif), yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Promosi kesehatan juga mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan). Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (comm. Development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (comm. Empowerment), dll.

Ruang lingkup Promosi kesehatan bisa lebih luas lagi, sesuai dengan keadaan dan perkembangan. Dasar Pemikiran/Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakn investasi, juga merupakan karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Promosi kesehatan sangat efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan tersebut; Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai peranan sangat dominan dalam peningkatan kualitas kesehatan, dan merupakan pilar-pilar utama dalam pencapaian Indonesia Sehat 2010. hal-hal tersebut merupakan bidang garapan promosi kesehatan. Masalah perilaku menyangkut kebiasaan, budaya, dan masalah-masalah lain yang tidak mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat, perlunya pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat, dan untuk itu diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan. Sementara itu Promosi Kesehatan telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan, sehingga perlu digarap secara sungguh-sungguh dengan dukungan sumber daya yang memadai. Pada dasawarsa sekarang, juga pada masa-masa y.a.d. kita mengalami transisi epidemiologi, transisi demografi, dll, di pihak lain permasalahan juga semakin kompleks dengan berbagai krisis yang belum kunjung reda. Selain itu kita juga sedang dalam era globalisasi dan disentralisasi. Itu semua justru semakin memperkuat perlunya peningkatan upaya promosi kesehatan. Sementara itu Peraturan dan perundangan yang ada memberikan landasan hukum yang cukup kuat terhadap penyelenggaraan promosi kesehatan. Kerangka Konsep Promosi Kesehatan Visi / Yang diharapkan : berkembangnya perilaku dan gerakan sehat di masyarakat, menuju Indonesia Sehat 2010. Dasar/acuan penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu : Paradigma Sehat atau Pembangunan Nasional yang berwawasan Kesehatan;

Ruang lingkup Promosi Kesehatan, yaitu : Perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan (contoh : olahraga/aktivitas fisik yang teratur), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh : tidak merokok atau menjaga kawasan tanpa asap rokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh : memakai helm/sabuk pengaman waktu berkendaraan), dan berperan aktif dalam upaya kesehatan (misalnya di Posyandu). Area atau program yang diprioritaskan dalam promosi kesehatan, yaitu : KIA, Gizi, Kesling, Gaya Hidup dan JPKM. Tatanan utama, yang menjadi sasaran promosi kesehatan, yaitu : Rumah tangga (sasaran ibu, bayi dan balita), Sekolah (sasaran : anak sekolah), tempat-kerja (saaran : usia produktif), tempat umum (remaja/anak muda), sarana pelayanan kesehatan (pengunjung). Strategi pokok : Dikenal dengan singkatan ABG, yaitu : Advokasi (upaya untuk mempengaruhi kebijakan), Bina suasana (upaya pembentukan opini publik), dan Gerakan/pemberdayaan masyarakat (upaya untuk menggerakan dan/atau memberdayakan senua komponen masyarakat). Mitra utama : para pembuat kebijakan, lintas sektor, kalangan swasta, media massa, Perguruan Tinggi, dan semua komponen masyarakat : tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, organisasi profesi, artis, dll. Strategi, Bentuk Kegiatan dan Pesan Utama Berdasarkan kerangka konsep khususnya strategi pokok tsb (dimuka), kegiatan nyata promosi kesehatan yang perlu dilakukan adalah : 1. Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian semua komponen masyarakat untuk dapat hidup sehat. 2. Pengembangan kemitraan, yaitu upaya untuk membangun hubungan para mitra kerja berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberikan manfaat. 3. Upaya advokasi, yaitu upaya untuk mendekati, mendampingi, da mempengaruhi para pembuat kebijakan sacara bijak, sehingga mereka sepakat untuk memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan. 4. Pembinaan suasana, yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklim yang mendukung terwujudnya perilaku sehat dengan mengembangkan opini publik yang positif melalui media massa, tokoh masyarakat, public figur dll.

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuanpertemuan, dll untuk meningkatkan wawasan, kemauan, dan ketrampilan baik petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial masyarakat. 6. Pengembangan iptek, yaitu kegiatan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang promosi, informasi, komunikasi, pemasaran, advokasi, dll yang selalu tumbuh dan berkembang. 7. Pengembangan media dan sarana, yaitu kegiatan untuk mempersenjatai diri dengan penyediaan media dan sarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan. 8. Pengembangan Infra Struktur, yaitu kegiatan penunjang promosi kesehatan : sekretariat, tim promosi, serta berbagai perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan. Sedangkan Pesan-pesan kesehatan : Temanya adalah : Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia, yang perlu dipelihara dan ditinfkatkan kualitasnya, dan Kesehatan adalah investasi, sehingga perlu terus dipupuk dan dikembangkan. Fokus Pesan adalah : Peningkatan ketahanan keluarga dan kepedulian terhadap lingkungan; sedangkan Pesan-pesan Utama adalah : Aktifitas fisik/olahraga teratu, Melaksanakan diet/pengaturan pola makan dengan gizi seimbang, Tidak merokok atau menjaga kawasan tanpa asap rokok, dan mempraktekkan 5 S (Senyum, salam, Sapa dan Santun sebagai perwujudan pribadi yang sehat jasmani, rohani dan sosial). Penyelenggara Kegiatan Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan melalui proses : Pengkajian, Perencanaan, Pengerakan pelaksanaan, serta Pemantauan, penilaian dan Pelaporan. Phase pengkajian atau pemetaan masalah : Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalh kesehatan, masalah perilaku, faktor penyebab, sampai keadaan internal dan external, Output phase pengkajian ini adalah : pemetaan masalah perilaku, penyebabnya, dll. Informasi Kualitas Kehidupan : diperoleh cukup dengan melihat data sekunder (Strata

keluarga), karena informasi ini hanya berfungsi sebagai latar belakang masalh saja. Demikian pula Phase pengkajian atau pemetaan masalah : Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalh kesehatan, masalah perilaku, faktor penyebab, sampai informasi tentang derajat kesehatan juga dapat dilihat dari data sekunder (data penyakit di Puskesmas). Informasi tentang perilaku sehat : diperoleh dari kunjungan rumah arau di Pos Yandu (dengan menggunakan formulir PHBS; akan diketemukan strata tatanan : I, II, III, dan IV). Informasi tentang faktor penyebab (pre desposing, enabling dan reenforcing factors) diperoleh melalui survey cepat etnografi (Rapid etnography assesment) yang dilakukan oleh tingkatan kabupaten / kota. Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi kesehatan) dan external (peraturan, lingkungan di luar unit) diperoleh dari lapangan/tempat. Phase Perencanaan : Output phase ini adalah rumusan rencana, dan yang terpenting adalah rumusan tujuan (yaitu rumusan peningkatan perilaku yang diinginkan, setelah mengkaji fakta perilaku, faktor-faktor internal dan external), dan rumusan kegiatan untuk melakukan intervensi terhadap faktor penyebab, yang diinventarisir dan disusun dalam kegiatan yang berurutan. Phase Penggerakan pelaksanaan : Outputnya adalah siapnya kegiatan (pra pelaksanaan : yaitu tenaga, sarana, dll), dan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Phase Pemantauan : Fokusnya pada pemantauan pra pelaksanaan dan pada pelaksanaan : apabila ada penyimpangan segera dilakukan perbaikan (koreksi). Phase penilaian : Fokusnya pada perbaikan rencana y.a.d. : perlu dilihat keseluruhan komponen : rumusan tujuan, jenis kegiatan intervensi, dll. Phase pelaporan : adalah pelaporan keseluruhan proses dan komponen, termasuk tujuan yang dicapai, kegiatan yang dilakukan, sumber daya yang dipergunakan, dll. Peran Sektor Kesehatan dan Lintas Sektor dalam Promosi Kesehatan Perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan di wilayahnya. Penyediaan sarana promosi kesehatan sesuai standar. Mengupayakan dana yang memadai untuk promosi kesehatan. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak. Mengupayakan pemberdayaan kelompok potensial di masyarakat di bidang kesehatan. Memantau dan mengawasi jalannya kegiatan promosi kesehatan di wilayahnya.

Melakukan hal-hal lain sesuai keadaan, masalah dan potensi daerah. Indikator Keberhasilan Indikator input : 1. Adanya organisasi/lembaga khusus promosi kesehatan/pkm; 2. Pemenuhan standar tenaga profesional (jafung PKM) di kabupaten/kota; 3. emenuhan standar sarana promosi kesehatan di kabupaten/kota. Indikator proses : 1. Adanya kebijakan sektor yang mendukung pengembangan perilaku dan lingkungan sehat (minimal 3 per sektor). 2. Frekwensi informasi melalui media massa (TV; 5/mg; Radio; 1/hr; koran : 2/mgg). 3. Jumlah kelompok potensial yang bergerak bidang kesehatan di kabupaten/kota (5 per kecamatan). Indikator output : 1. Perorangan : perbaikan prosentase faktor perilaku beresiko (aktivitas fisik, diet/gizi baik dan tidak merokok) : 80% 2. Prosentase tatanan keluarga sehat : 65 % 3. Ratio Desa/Posyandu = 1 : 5