BAB I PENDAHULUAN. Pasal 34 UUD 1945 menyatakan: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH DAN WAKAF

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat diantara pajak dan zakat(andriani dan Fathya, 2013).

RUGI LABA BIAYA FISKAL

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Februari Kampanye ``Stop Bayar Pajak`` tersebut menyuarakan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berdirinya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BWI, Baznas, dan BPKH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat Syariah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pajak bagi negara maka penerimaan pajak sebesar-besarnya sesuai ketentuan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. non keuangan sangatlah penting. Informasi yang terkandung dalam laporan

Undang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait kegiatan usaha LKM, tata cara memperol

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan defenisi dari laporan keuangan yaitu catatan informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PEMERINTAH KOTA PADANG

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUMPULAN ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH PADA LEMBAGA ZIS AL-IHSAN DAN SOLO PEDULI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrument pemerintah yang primer dan strategis. pemerintah, mendorong perekonomian yang lebih maju serta meningkatkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

AKUNTANSI BANK SYARIAH

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Dasar Hukum dan Prinsip Zakat. sistem ekonomi Islam yang mempengaruhi tingkah laku ekonomi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

BUPATI PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

Transkripsi:

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 34 UUD 1945 menyatakan: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Ketentuan pasal tersebut mengamanatkan kepada Negara untuk memperhatikan dan mengangkat nasib masyarakat Indonesia yang dikategorikan sebagai fakir miskin. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengangkat nasib fakir miskin adalah melalui zakat. Zakat merupakan pranata keagamaan yang terkait langsung dengan penanggulangan kemiskinan dimana fakir miskin merupakan objek penerima zakat yang utama. Agar zakat itu mencapai efisiensi, efektifitas dan tepat sasaran harus ada norma yang mengatur tentang zakat. Badan usaha komersial maupun non komersial merupakan suatu organisasi atau entitas dalam sebuah Negara, juga memiliki peranan yang cukup besar dalam meminimalisasi tingkat kemiskinan penduduk sebagai mitra pemerintah. Laba yang didapat oleh setiap badan usaha maupun secara pribadi dari hasil usahanya disisihkan untuk kas Negara melalui pajak penghasilan. Bank syariah sebagai salah satu lembaga keuangan komersial yang memiliki prinip-prinsip dasar syariat Islam dalam kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat untuk dikelola dan disalurkan pada masyarakat sesuai dengan tugasnya, juga terikat pada aturan Islam dan Negara dalam memenuhi kewajibannya atas zakat dan pajak penghasilan. Keberadaan bank-bank syariah saat ini telah diperkuat dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 atas perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memuat ketentuan-

14 ketentuan usaha bank bagi hasil, sehingga semakin memperkuat berdirinya bankbank syariah di seluruh Indonesia. Atas persetujuan DPR yang diajukan oleh mantan Presiden BJ Habibie, Indonesia telah memiliki Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat yaitu Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999. Undang-undang ini juga telah diikuti oleh Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 38 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam pasal 2 UU No. 38 Tahun 1999 menyebutkan setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Dan salah satu substansi yang paling menarik dari UU nomor 38 tahun 1999 ini adalah unifikasi zakat dan pajak, sebagaimana dalam pasal 14 ayat 3 yang berbunyi: Zakat yang telah dibayar kepada badan amil zakat dan lembaga amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dimaksud pajak dalam konteks ini adalah pajak penghasilan (PPh). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa zakat yang dikeluarkan oleh suatu badan usaha dapat mempengaruhi atau mengurangi besarnya pajak penghasilan yang akan dikeluarkan perusahaan dikarenakan zakat yang akan dibayar oleh suatu badan usaha dikurangkan dari laba sebelum pajak, sehingga laba yang dikurangi zakat akan memperkecil besarnya pajak yang akan dikeluarkan sesuai dengan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan Undangundang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

15 Dengan adanya Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tersebut juga merupakan salah satu cara di samping pajak yang dimaksudkan untuk pemanfaatan sumber dana yang didapat dari zakat, infak dan shadaqah, hibah, wasiat, waris, dan kafarat, dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat dengan pengelolaan yang profesional dan bertanggung jawab. Dalam melakukan pengelolaan zakat dan perhitungan pajak penghasilan, hendaknya perhitungan zakat dan pajak penghasilan berdasarkan dari laba bruto setiap akhir periode. Kebijakan yang diambil ini berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) yang telah bekerja sama dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam membuat kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan bank syariah. Adapun kegunaan dari akuntansi syariah salah satunya yaitu untuk menentukan besarnya zakat yang akan dikeluarkan oleh suatu badan usaha maupun perorangan. Namun yang menjadi permasalahan adalah, dalam pelaksanaan perhitungan zakat badan usaha, masih terdapat perbedaan format perhitungan serta elemen laporan keuangan yang berbeda antara format baku dalam Islam dengan bahasa fikih kontemporer. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat dan pajak penghasilan dapat dijadikan sebagai suatu perumusan masalah apakah implementasi pengelolaan zakat PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan telah sesuai dengan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 dan bagaimana hubungan antara zakat badan usaha dengan pajak penghasilan serta bagaimana PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan menentukan

16 perhitungan zakat badan usahanya dengan adanya perbedaan format perhitungan antara format baku yang ada saat ini dengan bahasa fikih kontemporer? Berdasarkan tinjauan lapangan mengenai pengelolaan zakat Badan Usaha, Pihak manajemen PT. BPRS Al-Washliyah Medan membuat laporan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi syariah namun dalam menempatkan posisi zakat badan usahanya PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan belum menempatkan posisi zakat badan usahanya sebagai salah satu faktor pengurang (deductable expense) penghasilan kena pajaknya. Besarnya zakat yang dikeluarkan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan yaitu berdasarkan format baku dalam islam sebesar 2,5% dan tidak mempengaruhi besarnya pajak penghasilan yang dikeluarkan. Pihak manajemen PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al- Washliyah Medan belum mengacu atau belum menerapkan sesuai dengan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, hal ini dapat dilihat dari sistem pengelolaan zakatnya yang diperoleh dari nasabah secara sukarela, bukan dikurangi dari laba sebelum pajak perusahaan, selain itu dalam sistem penyaluran zakatnya juga bukan melalui BAZDA tetapi disalurkan berdasarkan kebijakan bersama dalam perusahaan. Berdasarkan permasalahan mengenai pengelolaan dan perbedaan perhitungan zakat berdasarkan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 serta pengaruh zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak pada PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan, maka penulis tertarik untuk memilih judul : Pengelolaan Zakat Berdasarkan Undang-Undang No. 38

17 Tahun 1999 Dan Pengaruhnya Terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan). B. Perumusan Masalah Dalam memulai suatu penelitian hendaknya diarahkan pada inti permasalahan itu sendiri, untuk tujuan itu maka perumusan masalah dalam penelitian ini ditegaskan dalam bentuk pertanyaan yaitu: 1. apakah implementasi pengelolaan zakat PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan telah sesuai dengan Undang- Undang No. 38 Tahun 1999? 2. bagaimana PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan menentukan perhitungan zakat badan usahanya dengan adanya perbedaan format perhitungan antara format baku yang ada saat ini dengan bahasa fikih kontemporer? 3. bagaimana hubungan antara zakat badan usaha dengan pajak penghasilan. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain adalah : a. untuk mengetahui bagaimana implementasi pengelolaan zakat, serta perihal perhitungan zakat PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan sesuai atau tidak dengan Undang-undang No. 38 Tahun 1999, b. untuk mengetahui bagaimana pihak PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan melakukan perhitungan zakat

18 badan usaha dengan adanya perbedaan format perhitungan antara format baku yang ada saat ini dengan bahasa fikih, c. untuk mengetahui bagaimana pengaruh zakat badan usaha terhadap pajak penghasilan. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti : a. bagi penulis, sebagai aplikasi dan penambahan wawasan pengetahuan yang penulis peroleh serta memahami antara teori dan praktik. b. bagi pihak PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Washliyah Medan sebagai bahan masukan dalam pengelolaan zakat, perhitungan pajak penghasilan yang sesuai dengan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999. c. bagi peneliti lain, sebagai bahan perbandingan penelitian dalam konteks penelitian yang sama. d. sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga lainnya dalam proses pengenalan pengelolaan zakat badan usaha sehingga dapat mempraktikkannya pada badan usaha yang mereka miliki.