Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA (NEW INISIATIF) TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Lahan Kering Tahun

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS. NIP i

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan i Tembakau Tahun 2015

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA. PEDOMAN TEKNIS Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Tahun 2013

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

PEDOMAN TEKNIS SELEKSI TENAGA PENDAMPING KEGIATAN PENGEMBANGAN KAKAO BERKELANJUTAN

2013, No

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Gamal Nasir, MS NIP

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013

Transkripsi:

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karunianya maka dapat dilakukan penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah 2016. Untuk implementasi program tersebut, pada tahun anggaran 2016 dialokasikan dana untuk kegiatan rehabilitasi dan intensifikasi serta kegiatan pendukung lainnya melalui kegiatan pengembangan di daerah sentra tanaman rempah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 secara garis besar memuat acuan pengelolaan kegiatan maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat, provinsi dan utamanya kabupaten sebagai penerima manfaat kegiatan. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam menunjang keberhasilan pembangunan perkebunan khususnya dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas Tanaman Rempah nasional. Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal Perkebunan Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman i ii iv I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sasaran Nasional 5 C. Tujuan 5 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 6 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan 6 Kegiatan B. Spesifikasi Teknis 11 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 14 A. Ruang Lingkup 14 B. Pelaksana Kegiatan 17 C. Lokasi, Jenis dan Volume 21 D. Simpul Kritis 23 IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN 27 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 29 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 31 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 ii

VII. PEMBIAYAAN 33 VIII. PENUTUP 34 LAMPIRAN Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lokasi Pengembangan Tanaman Lada Tahun 2016 Lokasi Pengembangan Tanaman Cengkeh Tahun 2016 Lokasi Pengembangan Tanaman Pala Tahun 2016 Standar Mutu Benih Pala Siap Tanam Lampiran 5. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh 38 35 36 37 37 Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh Siap Salur Form Rencana Kerja Dana Tugas Pembantuan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dana Tugas Pembantuan TA 2016 38 39 40 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas rempah (lada, pala dan cengkeh) memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai sumber pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara, mendorong agroindustri pengembangan wilayah, dan pelestarian lingkungan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil utama lada dan mempunyai peranan penting dalam perdagangan lada dunia. Pasokan lada Indonesia berasal dari Bangka Belitung yaitu lada putih dengan sebutan Muntok White Pepper dan dari Lampung yaitu lada hitam dengan sebutan Lampung Black Pepper. Namun demikian, dalam perkembangannya menghadapi permasalahan yang dominan di lapangan adalah rendahnya produktivitas tanaman lada. Kondisi tersebut antara lain diakibatkan intensitas serangan hama/penyakit lada, belum menggunakan benih unggul, kurangnya pemeliharaan lada di tingkat lapangan, dan lemahnya permodalan yang dimiliki petani. Saat ini sebagian besar hasil cengkeh (±90%) digunakan sebagai bahan baku pembuatan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

industri rokok kretek, sisanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan farmasi. Oleh karenanya tidak dapat disangkal bahwa peran cengkeh dalam perekonomian nasional cukup besar terutama dalam bentuk penerimaan cukai rokok. Kondisi cengkeh nasional mengalami pasang surut mengingat fluktuasi harga cengkeh yang cukup besar dan biaya panen dan pengolahan cukup tinggi. Sementara itu di sisi teknis, tanaman cengkeh mempunyai karakteristik yang khas yaitu adanya panen besar diikuti panen kecil pada tahun berikutnya serta panen raya pada periode tertentu. Pada saat panen besar atau panen raya harga cenderung menurun yang mengakibatkan petani merugi dan kemudian tidak memelihara tanamannya. Hal tersebut mengakibatkan pertanaman kurang baik dan produktivitas rendah. Sementara itu kondisi di lapangan menunjukan bahwa banyak tanaman cengkeh yang sudah tua dan rusak, adanya serangan hamapenyakit,kurangnya pemeliharaan tanaman dan belum menggunakan benih unggul. Komoditas pala sangat potensial karena mampu mensuplai 60-75% kebutuhan pangsa pasar dunia serta mempunyai banyak manfaat baik dalam bentuk mentah atau Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 2

pun produk turunannya. Disamping hampir semua bagian buahnya dapat dimanfaatkan, pala termasuk tanaman yang mempunyai keunggulan komparatif alamiah karena berumur panjang, daunnya tidak pernah mengalami musim gugur sepanjang tahun sehingga baik untuk penghijauan dan dapat tumbuh dengan pemeliharaan minim. Bagian tanaman pala yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah biji buah dan fulinya yang digunakan sebagai bahan industri minuman, makanan, farmasi dan kosmetik. Pengusahaan tanaman pala di Indonesia merupakan pertanaman rakyat dan sudah sejak lama diusahakan. Sekalipun Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar di dunia, namun secara keseluruhan mutu pala Indonesia masih kalah dibanding dari Granada dan negara lainnya. Rendahnya mutu pala tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain kurangnya pemeliharaan, produktivitas rendah karena sebagian tanaman tua atau tidak produktif dan belum menggunakan benih unggul, kelembagaan petani masih lemah dan mutu produksi rendah. Untuk dapat bersaing di pasar dunia, sangat dibutuhkan peningkatan produktivitas dan mutu produk yang memenuhi standar pasar internasional. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 3

Memperhatikan kondisi serta permasalahan yang terjadi, maka kebijakan dan strategi dalam pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) diarahkan pada : 1) Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) berkelanjutan melalui perbaikan mutu tanaman, pengendalian OPT dan penyediaan benih unggul bermutu serta sarana produksi, dengan kegiatan utamanya berupa rehabilitasi, intensifikasi, dan integrasi tanaman rempah dengan ternak. 2) Peningkatan mutu melalui penerapan SNI, antara lain melalui penggunaan benih unggul bersertifikat dan penerapan Good Handling Practices (GHP) 3) Perlindungan hak untuk produk-produk suatu komoditas yang memiliki spesifikasi lokasi (Indikasi Geografis/IG). Melalui dana Tugas Pembantuan (TP) provinsi dan kabupaten tahun 2016 dianggarkan kegiatan yang meliputi: 1) Pengembangan tanaman rempah (intensifikasi, rehabilitasi, dan integrasi dengan ternak); 2) Pengawalan Indikasi Geografis. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 4

B. Sasaran Nasional Sasaran kegiatan pengembangan tanaman rempah adalah: 1. Pengembangan tanaman rempah adalah perbaikan tanaman melalui rehabilitasi dan intensifikasi. 2. Terlaksananya sosialisasi dan fasilitasi sertifikasi IG komoditas tanaman rempah. C. Tujuan Tujuan dari kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) tahun 2016 dan kegiatan pendukung lainnya adalah : 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman rempah melalui penerapan teknologi budidaya dan perluasan areal. 2. Meningkatkan pendapatan petani tanaman rempah di lokasi kegiatan. 3. Mendukung pengembangan kawasan tanaman rempah. 4. Melakukan sosialisasi, dan Memfasilitasi proses sertifikasi Indikasi Geografis (IG) komoditas tanaman rempah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 5

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten/ kota. Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 serta Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kegiatan Indikasi Geografis (IG) difokuskan pada komoditi tanaman rempah yang memiliki potensi indikasi geografis, merupakan daerah sentra produksi tanaman rempah atau secara teknis dan agroklimat layak untuk pengembangan budidaya tanaman rempah. Menghasilkan produk yang mempunyai karakteristik, citarasa dan aroma yang spesifik diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 6

Relatif berada dalam satu kesatuan ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan sebagai hak milik, dukungan infrastruktur dan terdapat kelembagaan petani aktif. Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat. 1) Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: a) Merupakan daerah sentra produksi tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh), dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya tanaman lada, pala dan cengkeh. b) Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 7

2) Petani Sasaran Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan dengan surat keputusan bupati/ walikota atau kepala dinas kabupaten/kota setempat yang membidangi perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut : - Berdomisili di wilayah kegiatan atau mempunyai/menguasai lahan di lokasi kegiatan yang dibuktikan dengan identitas seperti KTP/Kartu Keluarga (KK) dan atau identitas/keterangan lainnya. - Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, merawat kebun dengan baik - Tergabung dalam kelompok tani sasaran yang sudah ada dan aktif, jumlah anggota 20-25 orang petani atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan usahataninya. - Kebun yang diikut sertakan dalam kegiatan maksimal 2 (dua) hektar untuk setiap petani. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 8

Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA provinsi, maka penetapan petani peserta penerima bantuan dilaksanakan oleh kepala dinas yang membidangi perkebunan provinsi setempat atas usulan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. 3) StandarTeknis PengembanganTanaman Lada a) Intensifikasi tanaman lada adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 70% populasi anjuran, dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan). PengembanganTanaman Pala a) Rehabilitasi tanaman pala adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun pala yang masih produktif dengan dengan jumlah populasi lebih dari ± 50% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 9

b) Intensifikasi tanaman pala adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 80% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan). Pengembangan Tanaman Cengkeh a) Rehabilitasi tanaman cengkeh adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun cengkeh yang masih produktif dengan dengan jumlah populasi lebih dari ± 50% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan. b) Intensifikasi tanaman cengkeh adalah upaya perbaikan kondisi kebun yang dilakukan pada kebun dengan jumlah populasi lebih dari 80% dari populasi dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang membutuhkan pemeliharaan intensif (tanaman belum menghasilkan). Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 10

B. Spesifikasi Teknis B.1 Tanaman Lada Kegiatan Intensifikasi Tanaman Lada a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. b. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. c. Gunting stek yang digunakan untuk memangkas tanaman lada. B.2 Pengembangan Tanaman Pala Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Pala a. Benih Benih yang digunakan adalah benih unggul/benih unggul lokal dan sesuai dengan dengan peraturan Peraturan Menteri Pertanian yang berlaku. Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 11

c. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah cangkul. Kegiatan Intensifikasi Tanaman Pala a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik. b. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah parang dan cangkul. 1. Tanaman Cengkeh Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Cengkeh a. Benih Benih yang digunakan adalah benih unggul atau unggul lokal dan spesifikasi teknis sesuai sesuai dengan dengan peraturan Peraturan Menteri Pertanian yang berlaku. Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) b. Pupuk yang digunakan adalah NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. c. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 12

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Cengkeh a. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. b. Pestisida yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian. c. Alat pertanian kecil yang digunakan adalah cangkul. 2. Indikasi Geografis Kegiatan Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah pengutuhan/ lanjutan. Untuk provinsi yang mendapatkan fasilitasi kegiatan IG lanjutan rangkaian kegiatannya meliputi : rapat persiapan, pertemuan dalam rangka penyerahan sertifikat, pembahasan dan penyusunan laporan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 13

III. PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1. Pelaksanaan Fisik A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan benih dan sarana produksi; pemberdayaan petani; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1) Persiapan a. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, sosialisasi dilakukan kepada petugas dan petani/kelompok tani. b. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh Pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman Penyegar. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 14

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman Penyegar. c. Pembentukan Tim Teknis tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman kakao, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim teknis dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten/kota membentuk tim teknis. d. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) Berdasarkan pedoman teknis yang disusun oleh pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh). Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh). d. Pembentukan Tim Teknis Provinsi dan Kabupaten (disesuaikan dengan penyegar) Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 15

Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh), dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis. 2) Identifikasi dan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan bersama- sama dengan dinas perkebunan provinsi melakukan identifikasi, inventarisasi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran. Untuk kegiatan yang dananya pada DIPA Provinsi, maka penetapan petani peserta/kelompok sasaran oleh kepala dinas Provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan kepala dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. 3) Proses Pengadaan Pengadaan paket bantuan dilaksanakan berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 16

mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan; 4) Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/ kabupaten / kota. 5) Pelaporan Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan). B. Pelaksana Kegiatan 1. Kegiatan Pusat Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah di pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi : a. Menyiapkan pedoman teknis pengembangan tanaman rempah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 17

b. Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. c. Melakukan konsultasi dan koordinasi perencanaan pelaksanaan kegiatan. d. Melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan. e. Menyusun laporan akhir kegiatan. 2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan tim teknis provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman rempah. f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 18

g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. h. Membuat Surat Pernyataan bersedia menerima Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan (TP) (format terlampir) i. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman rempah secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Semusim dan Rempah. 3. Kegiatan Kabupaten/Kota a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 19

usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. d. Apabila satker mandiri membuat Surat Pernyataan bersedia menerima Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan (TP) (format terlampir) e. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. f. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman rempah untuk kabupaten/kota satker mandiri. g. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. h. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. i. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman rempah secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Semusim dan Rempah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 20

4. Kelompok Tani a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK). b. Penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah. c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat. e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kelompok kepada dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. f. Kelompok tani calon penerima bantuan berperan aktif untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan. C. Lokasi dan Jenis Bantuan Pengembangan Tanaman Lada 1. Lokasi Lokasi kegiatan pengembangan tanaman lada tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan tanaman lada (Lampiran 1). Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 21

2. Jenis Bantuan Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar pada kegiatan intensifikasi tanaman lada meliputi pupuk organik, pestisida dan gunting stek. Pengembangan Tanaman Pala 1. Lokasi Lokasi kegiatan pengembangan tanaman pala tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan tanaman pala (Lampiran 2). 2. Jenis Bantuan Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut: Pada kegiatan rehabilitasi tanaman pala bantuan yang diberikan meliputi benih, pupuk NPK dan cangkul. Pada kegiatan intensifikasi tanaman pala bantuan yang diberikan meliputi pupuk organik, parang dan cangkul. Pengembangan Tanaman Cengkeh 3. Lokasi Lokasi kegiatan pengembangan tanaman cengkeh tahun 2016 tersebar pada Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 22

daerah sentra pengembangan tanaman cengkeh (Lampiran 3). 4. Jenis Bantuan Jenis bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut: Pada kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh bantuan yang diberikan meliputi benih, pupuk NPK dan pestisida. Pada kegiatan intensifikasi tanaman cengkeh bantuan yang diberikan meliputi pupuk NPK, pestisida dan cangkul. D. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman rempah, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota sering kali kurang tertib, kurang efektif dan kurang optimal; 2. Identifikasi CP/CL sering kali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan lahan; 3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 23

yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan; 4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan. 5. Penyediaan benih tidak tepat jumlah dan tepat waktu, sehingga terjadi kekurangan dan keterlambatan dalam penyaluran. 3.2. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Tanaman Rempah (Indikasi Geografis) A. Ruang Lingkup 1) Kegiatan fasilitasi indikasi geografis ini difokuskan pada komoditi tanaman rempah yang memiliki potensi indikasi geografis yaitu komoditas pala, cengkeh, gambir, dan kayu manis. 2) Wilayah provinsi/kabupaten yang memiliki potensi indikasi geografis tanaman rempah. 3) Cakupan kegiatan fasilitasi IG ini meliputi: 1) persiapan, 2) Pendaftaran ke Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM, 3) pemeriksaan substansi dan cetak sertifikat,4) pengambilan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 24

sertifikat), 5) pertemuan penyerahan sertifikat, 6) pembahasan dan penyusunan laporan. B. Pelaksana Kegiatan Secara umum organisasi pelaksanaan kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : 1) Pusat Ditjen Perkebunan bekerjasama dengan instansi terkait dengan tugas : a) Menyusun Pedoman Teknis b) Melakukan konsultasi, koordinasi dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak terkait; c) Melakukan sosialisasi kegiatan; d) Melakukan pembinaan, pengawalan Monev, konsultasi dan koordinasi, Indikasi Geografis (IG) tanaman rempah ke Provinsi/Kab./Kota. 2) Provinsi/Kabupaten/Kota a) Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak/Juknis). b) Melakukan sosialisasi/ pembentukan kelembagaan indikasi geografis. c) Melakukan koordinasi penyusunan buku persyaratan dan peta, Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 25

pengumpulan data primer/ sekunder. d) Fasilitasi analisis tanah dan kualitas produk. e) Melakukan pembahasan buku persyaratan IG. f) Melakukan pendaftaran IG ke Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM. g) Fasilitasi pertemuan dalam rangka penyerahan sertifikat IG. h) Melakukan penyusunan laporan. C. Lokasi, Jenis dan Volume Lokasi, jenis dan volume kegiatan indikasi geografis (IG) tanaman penyegar TA. 2016 dapat dilihat pada Lampiran 7. D. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan indikasi geografis tanaman rempah, terdapat simpul-simpul kritis sebagai berikut: 1) Kurangnya sosialisasi dan koordinasi antar stakeholders. 2) Tidak lengkapnya dokumen (data, peta, dll) dalam pengusulan Indikasi Geografis. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 26

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP Propinsi) atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan atau Bupati/Walikota/ Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan (TP Kabupaten) 2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan; 3. Pelaksanaan Lelang/Pengadaan barang dan jasa harus selesai pada bulan Februari 2016. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 27

4. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal tahun 2016 untuk daerah yang memungkinkan dan atau menjelang awal musim penghujan tahun 2016 dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 28

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan, sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang bersumber dari dana APBD dan atau masyarakat. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip : 1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transformasi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 29

C. Pengawalan dan Pendampingan Pengawalan dan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benarbenar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan dan instansi terkait. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 30

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan: 1. Pelaporan Laporan berisi tentang : Rencana kerja dana tugas pembantuan (form terlampir); Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten; Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (form terlampir). Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 31

(target dan realisasi), waktu pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. 2. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan: Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan. b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2016. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 32

VII. PEMBIAYAAN Pembiayaan Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 bersumber dari dana APBN yang dialokasikan pada DIPA Provinsi/Kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP). Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 33

VIII. PENUTUP Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman rempah. Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman rempah tahun 2016 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 34

Lampiran 1: Pengembangan Tanaman Lada Tahun 2016 NO PROVINSI KABUPATEN LUAS (HA) IntensifikasiTanamanLada 1,850 1 BABEL 1 Bangka Selatan 500 2 Bangka 200 3 Belitung 100 4 Bangka Barat 100 2 LAMPUNG 5 Lampung Timur 550 3 KALBAR 6 Sambas 100 7 Sanggau 100 4 KALTIM 8 Kutaikertanegara 150 Penajam Paser 9 Utara 50 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 35

Lampiran 2 : Pengembangan Tanaman Cengkeh Tahun 2016 LUAS NO PROVINSI KABUPATEN (HA) Pengembangan Tanaman Cengkeh 2.665 RehabilitasiTanamanCengkeh 500 1 JAWA BARAT 1 Garut 200 2 JAWA TIMUR 2 Ponorogo 500 3 ACEH 3 Sabang 100 4 SULUT 4 Minahasa 565 5 Minahasa Selatan 300 IntensifikasiTanamanCengkeh 300 SULAWESI 1 1 TENGAH Morowali 700 2 2 Halmahera MALUT Utara 100 3 Halmahera Barat 100 Kota Tidore 4 Kepulauan 100 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 36

Lampiran 3: Pengembangan Tanaman Pala Tahun 2016 LUAS NO PROVINSI KABUPATEN (HA) Pengembangan Tanaman Pala 1.420 IntensifikasiTanaman Pala 920 1 SULUT 1 SiauTagulandangBiaro 100 2 MALUKU 2 SeramBagianTimur 100 3 MALUKU UTARA 3 Halmahera Tengah 200 4 Halmahera Selatan 200 5 Halmahera Utara 320 SULAWESI 4 6 Morowali 300 TENGAH RehabilitasiTanaman Pala 200 1 PAPUA BARAT 1 Fak-fak 200 Lampiran 4: IndikasiGeografis (IG) Tanaman Pala Tahun 2016 NO PROVINSI KABUPATEN VOLUME 1 Aceh 1 Aceh Selatan 1 keg 2 Maluku Utara 2 Provinsi 1 keg 3 Halmahera Barat 1 keg 3 Papua Barat 4 Provinsi 1 keg 5 FakFak 1 keg Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 37

Lampiran 5: Standar Mutu Benih Pala Siap Tanam (Berdasarkan Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Pala) No Kriteria Standar Mutu Benih Benih dalam polibeg 1. Asal Benih Berasal dari pohon induk varietas pala yang sudah dilepas 2. Umur Benih 6 sd 20 bulan 3. Tinggi Benih 30 sd 60 cm 4. Diameter Minimal 0,30 cm Batang 5. Jumlah Daun Minimal 5 lembar 6. Warna Daun Hijau sampai hijau tua 7. Kesehatan Bebas dari hama dan penyakit Lampiran 6 Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH 1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertizanzibar,siputih, Sikotok dan AVO 2 Tingkat Kemurnian Minimal 95% 3 Buah Panen Masak Panen (9 bulan setelah inisiasi bunga/90 hari setelah antesis/penyerbukan. 4 Berat Buah Minimal 2,20 gram Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 38

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH 5 Berat Biji 0,8 sd 1 gram 6 Penampilan Kulit Buah Segar mengkilat, tidak keriput 7 Warna Kulit Buah Merah kelam sampai ungu kehitaman 8 Kesehatan Benih Bebas hama dan penyakit 9 Daya Kecambah 95% 10 Waktu Kecambah 3 Minggu Lampiran 7: Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh Siap Salur NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH 1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertizanzibar,siputih, Sikotok dan AVO 2 Umur Benih Minimal 6 bulan 3 Tinggi Minimal 50 cm 4 Kesehatan - Bebas dari hama dan penyakit antara lain bercak daun - Tumbuh subur/vigor, daun rindang dan percabangan rampak 5 Sertifikasi Dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) oleh institusi yang berwenang (UPTD Perbenihan atau IP2MB) Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 39

Lampiran 8: Form 01 Ditjen Perkebunan DATA UMUM : RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA2016 KABUPATEN... Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp. Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP ContactPerson : DATA RENCANA KINERJA No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 40

Lampiran 9: Form 02 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TA 2016 DI KABUPATEN... NAMA SATKER :... LAPORAN BULAN :... PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI KODE KEGIATAN Fisik Anggaran Keuangan Fisik Satuan (Ribu Rp.) (Ribu Rp.) % Satuan % Kendala Utama (Masalah) Solusi Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2016 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 41

Lampiran 10 : SURAT PERNYATAAN Nomor : Saya yang bertandatangandibawahini : Nama :... NIP :... Pangkat/ Gol :... Jabatan : KepalaDinas...Selaku Kuasa Pengguna Barang Direktorat Jenderal Perkebunan Kode Satker 018. Atas nama Pemerintah Daerah... dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menerima barang yang diperoleh dari Belanja Tanah Untuk diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526111), Belanja Peralatan dan Mesin Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526112), Belanja Gedungdan Bangunan Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat (526113), Belanja Jalan Irigasi Jembatan (JIJ) Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526114), Belanja Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526115), Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK dan TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526211), Belanja Barang Penunjang TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526212), Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526311) sesuai daftar terlampir untuk selanjutnya akan diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya....,... 2016 a.n Gubernur... Kepala Dinas... Nama Pangkat/ NIP.... Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 42