BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dibandingkan yang kanan yaitu setinggi costae ke 11 dan batas bawah sampai bagian atas vertebra lumbal tiga, sedang ginjal kanan costae 12, keadaan ini dikarenakan ginjal kanan tertekan kebawah oleh hepar. Pada masing-masing ginjal terletak kelenjar adrenal,masing-masing ginjal beratnya 150 gram pada manusia dewasa, sedangkan berat kolektifnya mencakup 0,4% dari berat badan sesungguhnya. Nephron merupakan unit fungsional yang terkecil dari ginjal,diperkirakan setiap ginjal mengandung satu juta nephron. Nephron terdiri dari corps culum malpighi renalis (glomerulus dan capsula bowman) dimana filtrasi berlangsung dan tubulus dimana hasil filtrasi melalui berbagai proses diubah menjadi urine ( dr Tahono, 1999 ) Fungsi ginjal terdiri dari : a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun. b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan. c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh 5 d. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh. e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak. 4
B. Ureum Ureum adalah satu molekul kecil akhirnya dipekatkan dalam urine dan diekresikan yang merupakan akhir metabolisme yang mengandung nitrogen.salah satu tugas penting ginjal adalah mengeliminasi urea dari tubuh. Penetapan kadar ureum dalam serum mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekresi. Metode penetapan adalah dengan mengukur nitrogen. Di Amerika Serikat hasil penetapan disebut sebagai nitrogen ureum dalam darah (blood urea nitrogen, BUN). Dalam serum normal konsentrasi BUN adalah 8-25 mg/dl. Nitrogen menyusun 28/60 bagian dari berat ureum, karena itu konsentrasi ureum dapat dihitung dari BUN dengan menggunakan factor perkalian 2,24⁶.(France K.Widman,1991) Ureum digunakan untuk menentukan tingkat keparahan status azotemia/uremia pasien,menentukan hemodialisis (BUN serum >40 mmol/l atau lebih dari 120 mg%). Hemodialisa tidak adekuat apabila rasio reduksi ureum <65%. Reduksi ureum yang tidak adekuat tersebut meningkatkan angka mortalitas pasien hemodialisa. Penurunan BUN (<50 ml/dl predialisis tidak menunjukkan dialysis yang baik,tetapi justru adanya mal nutrisi dan penurunan massa otot karena dialysis inadekuat. (Nyoman Suci W,2003). 6 C. Gagal Ginjal Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal, karena ginjal merupakan peran vital dalam mempertahankan homeostatis, maka gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multiple. Dengan demikian,gagal ginjal harus diobati secara agresif.
Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut biasanya reversible. Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Gagal ginjal kronik akhirnya menyebabkan dialysis ginjal, transplatasi atau kematian. 1. Gagal Ginjal Akut Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak ( dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi ginjal disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme ( ureum dan kreatinin, Slamet Suyono,et.Al,2001). Penyebab gagal ginjal akut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori umum : 1. Kegagalan prarenal,terjadi akibat keadaan-keadaan yang tidak berkaitan dengan ginjal,tetapi yang merusak ginjal dengan mempengaruhi aliran darah ginjal. 2. Kegagalan intrarenal,terjadi akibat kerusakan primer jaringan ginjal itu 7 sendiri. Kerusakan sel-sel ginjal biasanya terjadi akibat nekrosis tubulus iskemik. 3. Kegagalan pascarenal, terjadi akibat kondisi-kondisi mempengaruhi aliran urine keluar ginjal dan mencakup cedera atau penyakit ureter, kandung kemih atau uretra. Penyebab kegagalan paska renal yang sering dijumpai adalah obstruksi. 2. Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Stadium-stadium gagal ginjal kronik didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan mencakup :
a. Penurunan cadangan ginjal, terjadi apabila GFR turun 5% dari normal. b. Insufisiensi ginjal, terjadi apabila GFRturun 20%-35% dari normal. c. Gagal ginjal, terjadi apabila GFR <20% dari normal. d. Penyakit ginjal stadium akhir, terjadi apabila GFR <5% dari normal (Elizabeth J. Corwin,2001). Gangguan system pada gagal ginjal kronik :system gastrointestinal, kulit, system hematology, system saraf dan otot, system kardiovaskuler, system endokrin dan gangguan system lain : tulang, asam basa dan elektrolit. Karena pada gagal ginjal kronik telah terjadi gangguan keseimbangan homeostatic pada seluruh tubuh, gangguan pada suatu system akan berpengaruh pada system lain, sehingga menimbulkan kelainan pada berbagai system atau organ tubuh (Soeparman,1991) D. Hemodialisa (HD) Hemodialisis (HD) merupakan pengganti terapi faal ginjal dengan tujuan 8 untuk mengeluarkan sisa-sisa mketabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui selaput (membrane) semipermeabel yang bertindak sebagai ginjal buatan (Sukandar E,1997). Indikasi hemodialisa 1. Indikasi absolute Indikasi absolute meliputi : Perikarditik uremik floom, ensefalopasi,bendungan paru akut dengan over hidrasi, hipertensi berat, gangguan
saluran cerna, BUN serum > 40 mmol/l atau >120 mg%,kreatinin serum >90 umol/l atau 10 mg%. 2. Indikasi selektif a. Laju Filtrasi Glomerulus ( LFG ) antara 5-8 ml permenit per 1.93 m2 b. Keluhan saluran cerna dengan atau tanpa asthenia c. Asupan protein hewani menurun spontan 0,7 gr per kg per hari Indikasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tidak terdapat hubungan parallel antara gambaran klinis dengan gangguan biokimia, dan keputusan terapi HD harus berdasarkan parameter klinis dan laboratorium (Nyoman Suci.W,2003) Seleksi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani program hemodialisa secara intermitten menurut Morgan (1974) adalah sebagai berikut : a. Bebas dari penyakit-penyakit gawat lainnya. b. Bebas dari penyakit-penyakit system kardiovaskuler. c. Umur antara 15-55 tahun. 9 d. Psikis harus stabil. e. Kesanggupan disiplin pribadi untuk menjalani pembatasan intake cairan dan diet. f. Finansial cukup kuat untuk menjalani hemodialisis selama waktu yang tidak terbatas sebelum transplatasi ginjal. g. Bebas dari antigen hepatitis. E. Pemeriksaan Laboratoris Pasien Hemodialisis. 1. Pemeriksaan kadar ureum
Ada empat reagen untuk pemeriksaan kadar ureum darah yaitu human,diasis, Dialab,sera-pak. Reagen yang dipakai dalam penelitian ini adalah human dengan metode kolorimetri. 2. Pemeriksaan kadar kreatinin. Ada empat jenis reagen untuk pemeriksaan kadar kreatinin darah, namun dalam penelitian ini tidak memakai pemeriksaan kadar kreatinin hanya kadar ureum saja.