TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

PERBEDAAN KADAR UREUM & CREATININ PADA KLIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA DENGAN HOLLOW FIBER BARU DAN HOLLOW FIBER RE USE DI RSUD UNGARAN

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

HUBUNGAN LAMA HEMODIALISIS DENGAN PENURUNAN NAFSU MAKAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ginjal dengan cepat sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

PENDAHULUAN. Dalam penatalaksanaan sindrom gagal ginjal kronik (GGK) beberapa aspek yang harus diidentifikasi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman

penyakit yang merusak massa nefron ginjal.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup saat ini yang kurang memperhatikan keseimbangan pola makan. PGK ini

GAGAL GINJAL Zakiah,S.Ked. Kepaniteraan Klinik Interna Program Studi Pendidikan Dokter FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

Universitas Sumatera Utara

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dibandingkan yang kanan yaitu setinggi costae ke 11 dan batas bawah sampai bagian atas vertebra lumbal tiga, sedang ginjal kanan costae 12, keadaan ini dikarenakan ginjal kanan tertekan kebawah oleh hepar. Pada masing-masing ginjal terletak kelenjar adrenal,masing-masing ginjal beratnya 150 gram pada manusia dewasa, sedangkan berat kolektifnya mencakup 0,4% dari berat badan sesungguhnya. Nephron merupakan unit fungsional yang terkecil dari ginjal,diperkirakan setiap ginjal mengandung satu juta nephron. Nephron terdiri dari corps culum malpighi renalis (glomerulus dan capsula bowman) dimana filtrasi berlangsung dan tubulus dimana hasil filtrasi melalui berbagai proses diubah menjadi urine ( dr Tahono, 1999 ) Fungsi ginjal terdiri dari : a. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun. b. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan. c. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh 5 d. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh. e. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak. 4

B. Ureum Ureum adalah satu molekul kecil akhirnya dipekatkan dalam urine dan diekresikan yang merupakan akhir metabolisme yang mengandung nitrogen.salah satu tugas penting ginjal adalah mengeliminasi urea dari tubuh. Penetapan kadar ureum dalam serum mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekresi. Metode penetapan adalah dengan mengukur nitrogen. Di Amerika Serikat hasil penetapan disebut sebagai nitrogen ureum dalam darah (blood urea nitrogen, BUN). Dalam serum normal konsentrasi BUN adalah 8-25 mg/dl. Nitrogen menyusun 28/60 bagian dari berat ureum, karena itu konsentrasi ureum dapat dihitung dari BUN dengan menggunakan factor perkalian 2,24⁶.(France K.Widman,1991) Ureum digunakan untuk menentukan tingkat keparahan status azotemia/uremia pasien,menentukan hemodialisis (BUN serum >40 mmol/l atau lebih dari 120 mg%). Hemodialisa tidak adekuat apabila rasio reduksi ureum <65%. Reduksi ureum yang tidak adekuat tersebut meningkatkan angka mortalitas pasien hemodialisa. Penurunan BUN (<50 ml/dl predialisis tidak menunjukkan dialysis yang baik,tetapi justru adanya mal nutrisi dan penurunan massa otot karena dialysis inadekuat. (Nyoman Suci W,2003). 6 C. Gagal Ginjal Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal, karena ginjal merupakan peran vital dalam mempertahankan homeostatis, maka gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multiple. Dengan demikian,gagal ginjal harus diobati secara agresif.

Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut biasanya reversible. Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Gagal ginjal kronik akhirnya menyebabkan dialysis ginjal, transplatasi atau kematian. 1. Gagal Ginjal Akut Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak ( dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi ginjal disertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme ( ureum dan kreatinin, Slamet Suyono,et.Al,2001). Penyebab gagal ginjal akut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori umum : 1. Kegagalan prarenal,terjadi akibat keadaan-keadaan yang tidak berkaitan dengan ginjal,tetapi yang merusak ginjal dengan mempengaruhi aliran darah ginjal. 2. Kegagalan intrarenal,terjadi akibat kerusakan primer jaringan ginjal itu 7 sendiri. Kerusakan sel-sel ginjal biasanya terjadi akibat nekrosis tubulus iskemik. 3. Kegagalan pascarenal, terjadi akibat kondisi-kondisi mempengaruhi aliran urine keluar ginjal dan mencakup cedera atau penyakit ureter, kandung kemih atau uretra. Penyebab kegagalan paska renal yang sering dijumpai adalah obstruksi. 2. Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus menerus. Stadium-stadium gagal ginjal kronik didasarkan pada tingkat GFR yang tersisa dan mencakup :

a. Penurunan cadangan ginjal, terjadi apabila GFR turun 5% dari normal. b. Insufisiensi ginjal, terjadi apabila GFRturun 20%-35% dari normal. c. Gagal ginjal, terjadi apabila GFR <20% dari normal. d. Penyakit ginjal stadium akhir, terjadi apabila GFR <5% dari normal (Elizabeth J. Corwin,2001). Gangguan system pada gagal ginjal kronik :system gastrointestinal, kulit, system hematology, system saraf dan otot, system kardiovaskuler, system endokrin dan gangguan system lain : tulang, asam basa dan elektrolit. Karena pada gagal ginjal kronik telah terjadi gangguan keseimbangan homeostatic pada seluruh tubuh, gangguan pada suatu system akan berpengaruh pada system lain, sehingga menimbulkan kelainan pada berbagai system atau organ tubuh (Soeparman,1991) D. Hemodialisa (HD) Hemodialisis (HD) merupakan pengganti terapi faal ginjal dengan tujuan 8 untuk mengeluarkan sisa-sisa mketabolisme protein dan koreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit antara kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan dialisat melalui selaput (membrane) semipermeabel yang bertindak sebagai ginjal buatan (Sukandar E,1997). Indikasi hemodialisa 1. Indikasi absolute Indikasi absolute meliputi : Perikarditik uremik floom, ensefalopasi,bendungan paru akut dengan over hidrasi, hipertensi berat, gangguan

saluran cerna, BUN serum > 40 mmol/l atau >120 mg%,kreatinin serum >90 umol/l atau 10 mg%. 2. Indikasi selektif a. Laju Filtrasi Glomerulus ( LFG ) antara 5-8 ml permenit per 1.93 m2 b. Keluhan saluran cerna dengan atau tanpa asthenia c. Asupan protein hewani menurun spontan 0,7 gr per kg per hari Indikasi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tidak terdapat hubungan parallel antara gambaran klinis dengan gangguan biokimia, dan keputusan terapi HD harus berdasarkan parameter klinis dan laboratorium (Nyoman Suci.W,2003) Seleksi penderita gagal ginjal kronik yang menjalani program hemodialisa secara intermitten menurut Morgan (1974) adalah sebagai berikut : a. Bebas dari penyakit-penyakit gawat lainnya. b. Bebas dari penyakit-penyakit system kardiovaskuler. c. Umur antara 15-55 tahun. 9 d. Psikis harus stabil. e. Kesanggupan disiplin pribadi untuk menjalani pembatasan intake cairan dan diet. f. Finansial cukup kuat untuk menjalani hemodialisis selama waktu yang tidak terbatas sebelum transplatasi ginjal. g. Bebas dari antigen hepatitis. E. Pemeriksaan Laboratoris Pasien Hemodialisis. 1. Pemeriksaan kadar ureum

Ada empat reagen untuk pemeriksaan kadar ureum darah yaitu human,diasis, Dialab,sera-pak. Reagen yang dipakai dalam penelitian ini adalah human dengan metode kolorimetri. 2. Pemeriksaan kadar kreatinin. Ada empat jenis reagen untuk pemeriksaan kadar kreatinin darah, namun dalam penelitian ini tidak memakai pemeriksaan kadar kreatinin hanya kadar ureum saja.