PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 29 TAHUN 1998 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PELAYANAN PEMAKAMAN UMUM DAN PENGABUAN MAYAT

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 4 TAHUN 1997 SERI B.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DAN PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN JENAZAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 22 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN UMUM DAN PENGABUAN MAYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN DI KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 19 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2011

WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 100 TAHUN : 2009 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 100 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 11 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR 25 TAHUN 1998 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMAKAMAN DAN PENGABUAN JENAZAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN UMUM

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN, PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT H BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA. Nomor : 7 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN UMUM DAN HIAS MAKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN DAN RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENGUJIAN MUTU KOMODITI PERTANIAN

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PEMAKAMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OKU TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 43 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 40 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN RETRIBUSI TEMPAT PEMAKAMAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 4 TAHUN 2000 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 27 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 40 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN RETRIBUSI TEMPAT PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA DEPOK

PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR : 32 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 8 TAHUN : 1999 SERI : B NO : 2

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 9 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA AMBON MEMUTUSKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 22 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 23 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 13 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 9/B TAHUN : 1999 SERI : B

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 19 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 1 TAHUN 1997 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 16 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DAN IJIN TEMPAT USAHA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PEMAKAMAN DAN RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT

-2- Dengan Persetujuan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN LAHAN PERTAMBAKAN DI WILAYAH TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 1999 TAHUN : 1999 NOMOR : 1 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 29 TAHUN 1998 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PELAYANAN PEMAKAMAN UMUM DAN PENGABUAN MAYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan pemakaman umum Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung telah diatur dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 06 Tahun 1989 tentang Ketentuan-ketentuan Pemakaman Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1993; b. bahwa dengan keluarnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah, maka beberapa materi Peraturan Daerah tersebut di atas khususnya yang mengatur retribusi perlu penyesuaian; c. bahwa sehubungan maksud tersebut di atas perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Himpunan Peraturan Tentang Pembentukan Wilayah Daerah) ; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 3037) ; 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan tanah Untuk Keperluan Tempat Pemakaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3350) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3358) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3373) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 3692) ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 1989 tentang Peddoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan dan Penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Daerah; 10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 1993 tentang Pengundangan Peraturan Daerah dan atau Keputusan Kepala Daerah yang lewat tenggang waktu pengesahan; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 84/SK.P/1957 tentang Pekuburan Mayat dalam Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Barat ;

13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 04 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Yang Melakukan Penyidikan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah Yang Memuat Sanksi Ancaman Pidana; 14. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 01 Tahun 1989 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemakaman Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 15. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 16. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 02 Tahun 1992 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Tahun 1991-2001; 17. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 01 Tahun 1994 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung 1994/1995-1998/1999; 18. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 20 Tahun 1994 tentang Tata Cara Pembuatan, Perubahan dan Pengundangan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung ; 19. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 06 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; 20. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 06 Tahun 1996 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Dengan Perstujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG TENTANG KETENTUAN- KETENTUAN PELAYANAN PEMAKAMAN UMUM DAN PENGABUAN MAYAT. BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; c. Walikotamadya Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandung ; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; e. Pelayanan Pemakaman adalah meliputi pelayanan pengangkutan mayat, pelayanan penggalian/pembongkaran makam/pusara, pelayanan penyediaan/sewa pemakaian tanah makam cadangan, pelayanan pemakaman tumpang, pelayanan pemeliharaan kebersihan makam, pelayanan penitipan mayat berupa rumah duka; f. Perizinan adalah kegiatan Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan hukum dengan maksud untuk pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiacan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas bidang pemakanian guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan; g. Tempat Pemakaman Umum selanjutnya disingkat TPU adalah areal tempat pemakaman milik/dikuasai Pemerintah Daerah yang disediakan untuk umum yang berada dibawah pengawasan, pengurusan dan pengelolaan Pemerintah Daerah; h. Tempat Pemakaman Bukan Umum selanjutnya disingkat TP3U adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman mayat yang pengelolaannya dilakukan oleh Yayasan/ Badan Sosial dan/atau Badan Keagamaan; i. Tempat Pemakaman Khusus selanjutnya disingkat TPK adalah areal tanah yang digunakan untuk pemakaman yang karena faktor sejarah dan faktor kebudayaan mempunyai arti khusus; j. Makam Wakaf adalah makam yang berasal dari tanah" wakaf

seperti termaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1997; k. Krematorium adalah tempat kremasi (pengabuan) yang berada dalam areal pemakaman umum Hindu/Budha; 1. Orang terlantar adalah orang yang tidak mempunyai ahli waris/penanggung jawab atas mayat yang bersangkutan; m. Tanah makam adalah tanah makam yang disediakan atas permohonan seseorang untuk dipakai memakamkan dirinya atau ahli warisnya diberlakukan untuk jangka waktu satu tahun; n. Tanah makam Cadangan adalah tanah makam yang disediakan atas permohonan seseorang untuk dipakai memakamkan dirinya atau ahli warisnya diberlakukan untuk jangka waktu satu tahun; o. Makam/pusara adalah tempat mayat dimakamkan ; p. Makam tumpang adalah makam/pusara yang telah dipersiapkan untuk memakamkan 2 (dua) mayat, yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan; q. Orang tidak mampu adalah orang yang tidak mampu membayar retribusi pemakaman yang menjadi kewajibannya dinyatakan dengan Surat Keterangan dari Lurah/Camat setempat; r. Tempat penyimpanan abu mayat adalah tempat yang dibangun di lingkungan krematorium atau dilokasi lainnya, dipergunakan untuk menyimpan abu mayat setelah dilakukan pengabuan mayat (kremasi) yang dikelola oleh Yayasan/Badan Sosial/Badan Keagamaan; s. Usungan mayat adalah alat khusus untuk membawa mayat ke tempat pemakaman atau tempat pengabuan (krematorium) ; t. Mobil Jenazah adalah mobil khusus yang dipergunakan untuk membawa/mengangkut mayat. BAB II PERIZINAN Pasal 2 (1) Setiap orang atau badan hukum yang mengadakan pelayanan pemakaman di Daerah harus mendapat izin dari Walikotamadya

Kepala Daerah. (2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah : a. Izin penitipan mayat di rumah duka yang dikelola oleh Yayasan/Badan Sosial/Badan Keagamaan; b. Izin Usaha pelayanan pemakaman berupa tempat pengabuan mayat (kremasi) ; c. Izin pelayanan penyediaan mobil jenazah; d. Izin pelayanan pemakaman Khusus; (3) Pembinaan dan pengendalian dibidang pelayanan pemakaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, dilakukan oleh Walikotamadya Kepala Daerah. (4) Tata cara permohonan dibidang pelayanan pemakaman ditetapkan lebih lanjut oleh Walikotamadya Kepala Daerah. BAB III OBJEK DAN SUBJEK IZIN Pasal 3 Objek Izin adalah setiap kegiatan jasa pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang disediakan oleh orang dan atau badan hukum. Pasal 4 Subjek Izin adalah orang dan atau badan hukum yang melaksanakan kegiatan jasa pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat di Daerah. BAB IV PELAYANAN PEMAKAMAN Pasal 5 Jenis pelayanan pemakaman yang diberikan oleh Pemerintah Daerah meliputi : 1. Pelayanan penyediaan tanah; 2. Pelayanan pengangkutan mayat ; 3. Pelayanan pemindahan/pembongkaran makam/pusara ; 4. Pelayanan penyediaan tanah makam cadangan; 5. Pelayanan penyediaan pemakaman tumpang ; 6. Pelayanan pemeliharaan kebersihan lingkungan makam; 7. Pelayanan penitipan mayat di rumah duka milik Pemerintah Daerah; 8. Pelayanan pengabuan mayat milik Pemerintah Daerah.

Pasal 6 Orang atau badan hukum hanya dapat memberikan jenis pelayanan pemakaman sesuai dengan izin yang diberikan oleh Walikotamadya Kepala Daerah. BAB V TEMPAT PEMAKAMAN UMUM Pasal 7 (1) Walikotamadya Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menetapkan tempat-tempat untuk pemakaman umum dan tempat-tempat pengabuan (krematorium). (2) Penggolongan Tempat Pemakaman Umum adalah sebagai berikut: a. TPU Islam untuk memakamkan orang-orang yang pada saat meninggal dunia beragama Islam; b. TPU Kristen (Protestan/Katolik) untuk memakamkan orangorang yang pada saat meninggal dunia beragama Kristen (Protestan/Katolik) ; c. TPU Hindu/Budha untuk memakamkan orang-orang yang pada saat meninggal dunia beragama Hindu/Budha. (3) Walikotamadya Kepala Daerah menetapkan ketentuan pelaksanaan pemakaman mayat atas dasar pembagian Wilayah (Rayonisasi) (4) Walikotamadya Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat menetapkan perubahan peruntukan tanah makam untuk pembangunan yang menyangkut kepentingan umum sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Pasal 8 Walikotamadya Kepala Daerah menetapkan pembagian perpetakan tanah makam untuk tiap-tiap Tempat Pemakaman Umum. Pasal 9 (1) Ukuran tanah makam ditetapkan maksimal 2,50 x 1,50 m dengan kedalaman sekurang-kurangnya 1,50 m dari permukaan tanah.

(2) Kedalaman tanah makam tumpang sekurang-kurangnya 2 (dua) meter dari permukaan tanah untuk pemakaman mayat pertama. (3) Tiap petak makam diberi batu nisan yang bertuliskan : a. Nomor ; b. Blok; c. Nama ; d. Tanggal lahir; e. Tanggal meninggal/pemakaman. BAB VI PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT Pasal 10 (1) Setiap orang yang meninggal dunia yang akan dimakamkan atau diabukan (kremasi) di Daerah harus dilaporkan kepada Lurah/Kepala Desa dan Pusat Kesehatan Masyarakat setempat serta Walikotamadya Kepala Daerah. (2) Mayat yang akan dibawa keluar Daerah harus dilaporkan ke Walikotamadya Kepala Daerah dilengkapi dengan surat pemeriksaan mayat dari Dinas Kesehatan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. (3) Yang diwajibkan menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini ialah ahli waris/penanggungjawab atas mayat yang bersangkutan. Pasal 11 (1) Pemakaman mayat hanya dapat dilakukan setelah ahli waris/penanggungjawab melaporkannya sebagaimana dimaksud Pasal 10 Peraturan Daerah ini. (2) Penundaan pemakaman mayat dapat dilakukan sesuai dengan permintaan ahli waris/penanggung jawab untuk ditempatkan di rumah duka. (3) Mayat yang pemakamannya ditunda sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini, harus disimpan dalam peti yang didalamnya berlapis seng dan tertutup rapat atau dengan cara lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 12

(1) Setiap mayat yang akan dibawa ke tempat pemakaman atau tempat pengabuan (krematorium) harus ditempatkan dalam usungan mayat. (2) Pelaksanaan pemakaman mayat harus dilampiri Surat Keterangan Kematian dari RT/RW dan Lurah atau Puskesmas/Rumah Sakit. (3) Pengangkutan mayat harus dilakukan oleh Mobil Jenazah Pemerintah Daerah dan/atau mobil mayat yang dikelola oleh perorangan dan atau badan hukum terdaftar pada Walikotamadya Kepala Daerah. Pasal 13 (1) TPU dibuka untuk memakamkan dan atau berziarah antara pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. (2) Karena keadaan tertentu atas permintaan dari yang berkepentingan Walikotamadya Kepala Daerah dapat memberikan izin untuk memakamkan mayat dan atau berziarah di luar ketentuan-ketentuan termaksud pada ayat (1) Pasal ini. Pasal 14 Pemeliharaan TPU dilakukan oleh Walikotamadya Kepala Daerah. Pasal 15 Setiap orang yang berada di TPU wajib menjaga kesopanan, ketertiban dan memelihara kebersihan lingkungan. Pasal 16 Walikotamadya Kepala Daerah menetapkan tempat dan pelaksanaan pemakaman bagi mayat orang terlantar. BAB VII PEMBONGKARAN DAN PEMINDAHAN MAKAM Pasal 17 Waktu pembongkaran, pemindahan dan pengabuan (kremasi) mayat dilakukan antara pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB kecuali apabila dipandang perlu Walikotamadya Kepala Daerah dapat mengizinkan dilakukannya pekerjaan tersebut diluar waktu dimaksud.

Pasal 18 (1) Pembongkaran mayat untuk kepentingan hukum, pelaksanaannya harus dilaporkan kepada Walikotamadya Kepala Daerah dan pembongkaran tersebut dapat dilakukan tanpa persetujuan ahli waris/penanggungjawab atas mayat yang bersangkutan. (2) Pemindahan mayat dari suatu tanah makam lainnya atas permintaan ahli waris/penanggungjawab atas mayat yang bersangkutan, pelaksanaannya harus dilaporkan kepada Walikotamadya Kepala Daerah. Pasal 19 Pemindahan dan pembongkaran mayat yang dilakukan sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan sejak mayat dimaksud dimakamkan, dilarang dihadiri orang lain kecuali petugas yang berwenang. BAB VIII TATA CARA MEMPEROLEH PELAYANAN PEMAKAMAN Pasal 20 (1) Untuk mendapatkan janis pelayanan pemakaman sebagaimana dimaksud Pasal 5 Peraturan Daerah ini diajukan melalui permohonan kepada Walikotamadya Kepala Daerah. (2) Walikotamadya Kepala Daerah menetapkan persyaratan permohonan pelayanan pemakaman. BAB IX BATAS WAKTU PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN, KEBERSIHAN TANAH MAKAM Pasal 21 (1) Penggunaan tanah makam yang telah diserahkan untuk dipakai tempat memakamkan hanya berlaku untuk jangka waktu 4 (empat) tahun. (2) Pihak ahli waris penanggungjawab atas makam/pusara yang bersangkutan wajib untuk daftar ulang setiap 2 (dua) tahun sekali. (3) Apabila pihak ahli waris/penanggung jawab tidak melakukan

daftar ulang sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini, maka setelah enam bulan dari sejak tanggal kewajiban daftar ulang termaksud Walikotamadya Kepala Daerah berwenang untuk membongkar makam tersebut setelah diberitahukan secara tertulis tiga kali berturut-turut. Pasal 22 (1) Penggunaan tanah makam untuk pemakaman tumpang hanya dapat dilakukan di atas mayat yang telah dimakamkan minimal 1 (satu) tahun. (2) Pemakaman tumpang hanya dapat dilakukan dengan ketentuan bahwa jarak antara mayat dengan permukaan tanah minimal 1,50 m. (3) Pemakaman tumpang dilakukan diantara mayat anggota keluarga dan apabila bukan anggota keluarga harus ada izin tertulis dari ahli waris/penanggung jawab atas mayat yang ditumpangi. Pasal 23 (1) Pihak ahli waris/penangung jawab atas makam/pusara wajib memelihara kebersihan lingkungan/ kawasan makam yang bersangkutan. (2) Tata cara pemeliharaan kebersihan lingkungan/ kawasan makam sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur lebih lanjut oleh Walikotamadya Kepala Daerah. BAB X LARANGAN Pasal 24 (1) Dilarang memakamkan mayat selain di TPU, TPBU dan TPK. (2) Dilarang mendirikan perusahaan atau melakukan kegiatan dibidang pemakaman dan pengabuan (kremasi) dalam bentuk apapun tanpa izin Walikotamadya Kepala Daerah. (3) Setiap orang dan atau badan hukum dilarang mendirikan TPBU tanpa seizin Walikotamadya Kepala Daerah. (4) Setiap orang dan atau badan hukum dilarang membuat atau menguasai petak makam yang melebihi. dari ketentuan yang

berlaku. (5) Makam/pusara yang berada dikawasan TPU milik Pemerintah Daerah dilarang untuk ditembok, dipagar atau di benteng (pagar tembok). (6) Lahan makam yang berada di TPU dilarang untuk digunakan kepentingan lain selain untuk keperluan pemakaman tanpa seizin Walikotamadya Kepala Daerah. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN DIBIDANG PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN Pasal 25 (1) Setiap orang yang memiliki tanah makam pribadi di kawasan TPU milik/dikuasai Pemerintah Daerah wajib mendaftarkannya ke Walikotamadya Kepala Daerah. (2) Setiap kali pemakaman mayat pada tanah makam pribadi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini wajib membayar retribusi. Pasal 26 (1) Semua tanah makam yang berada dalam pengelolaan perorangan dan atau badan hukum tidak boleh diperluas dan dinyatakan berada dibawah pengawasan Pemerintah Daerah. (2) Walikotamadya Kepala Daerah berwenang memerintahkan pemindahan pusara/makam sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dengan mengindahkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (4) Peraturan Daerah ini. BAB XII PENGAWASAN Pasal 27 Walikotamadya Kepala Daerah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. BAB XIII KETENTUAN PIDANA

Pasal 28 (1) Barangsiapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 2, 6, 10, 15, 18 ayat (1), 22, 24, 25 dan Pasal 26 ayat (1) Peraturan Daerah ini dikenakan hukuman pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000,- (limapuluh ribu) rupiah. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (l) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIV PENYIDIKAN Pasal 29 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabudan Mayat ; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumendokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat ; e. melakukan pengeladahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat ;

g. menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Pelayanan Pemakaman Umum dan Pengabuan Mayat ; i. memanggil orang untuk didengar keterangannnya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipert anggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini member itahukan dimulainya penyidikan dan enyampaikan hasil penyidiknannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih Lanjut oleh Walikotamadya Kepala Daerah. Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah tingkat II Bandung Nomor 06 Tahun 1989 tentang Ketentuan-ketentuan Pemakaman di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berikut perubahannya dicabut dan nyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya pada Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Ditetapkan di : Bandung Pada tanggal : 5 September 1998 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINCKAT II BANDUNG Ketua, ttd. Drs. H. ISMAN DJAJAPRAWIRA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II BANDUNG ttd. WAHYU HAMIJAYA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan : Nomor : 188. 342/sk. 81-hUK. 1999 Tanggal : 10 Pebruari 1999 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor : 1 Tanggal : 22 Pebruari 1999 Tahun : 1999 Seri : D