BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

PERBEDAAN TINGKAT DEHIDRASI DAN KELELAHAN PADA KARYAWAN TERPAPAR IKLIM KERJA MELEBIHI NAB ( STOCK YARD

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin maju ini, perusahaan juga semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kota besar yang mengandalkan kepraktisan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA PANAS DENGAN TINGKAT DEHIDRASI PADA TENAGA KERJA DI UNIT KANTIN PT. INDOACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar kualitas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI PEMBUATAN BATU BATAA DS. SUKOREJO SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat disegala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan, transportasi, dan lainnya. Nmaun dibalik kemajuan tersebut ada harga yang harus dibayar oleh masyarakat indonesia, yaitu dampak negatif yang ditimbulkan, salah satu diantaranya adalah bencana seperti kecelakaan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja yang mengakibatkan ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). Sebagai sumber daya manusia, tenaga kerja merupakan asset nasional yang sangat berharga, sehingga peningkatan mutu tenaga kerja serta upaya untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sangat penting dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan setiap tenaga kerja dapat dibina menjadi sumber daya manusia yang sehat, selamat, sejahtera dan produktif (Stam dalam Suwondo dkk, 2008). Industrialisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun, penerapan teknologi tinggi dan penggunaan bahan dan peralatan yang beraneka ragam dan kompleks tersebut sering tidak diikuti oleh SDM-nya.

Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah seperti : kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Kondisi tersebut banyak mengakibatkan kerugian jiwa dan material, baik bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah dan bahkan masyarakat luas. Untuk mencegah dan mengendalikan kerugian yang lebih besar, maka diperlukan langkah-langkah dan tindakan yang mendasar dan prinsip yang dimulai dari tahap perencanaan (Tarwaka dkk, 2004). Pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang dituntut untuk mengeluarkan tenaga karena adanya hubungan antar manusia dengan manusia lain, mesin, dan lingkungan. Ketidakseimbangan dapat menimbulkan berbagai keluhan pada masyarakat saat bekerja, salah satunya keluhan rasa lelah saat bekerja maupun sesudah bekerja (Suma mur, 2009). Kelelahan dapat terjadi karena sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam mengatur jalannya pekerjaan tidak berjalan dengan sebaiknya. Berdasarkan data ILO (International Labour Organitation) (2003) dalam Tarwaka (2008), negara Indonesia mencapai tingkat penerapan kinerja K3 di perusahaan yang masih sangat rendah hanya sekitar 2% perusahaan yang telah menerapkan K3. Sedangkan sisanya sekitar 98% belum menerapkan K3 dengan baik. International Labour Organitation (ILO) tahun 2010 menyimpulkan hampir setiap tahun dua juta tenaga kerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan faktor kelelahan (Baiduri, 2008). 2

Pekerjaan dan tempat kerja pada umumnya beriklim kerja panas yang biasanya tekanan panas melebihi keadaan sehari-hari kehidupan pada umumnya. Pekerja baru yang mulai bekerja pada lingkungan kerja dengan tekanan panas demikian akan mengalami proses aklimatisasi terhadap intensitas paparan panas yang sebelumnya tidak pernah dialami. Untuk melindungi tenaga kerja baru tersebut, perlu diatur agar pekerjaan pada waktu minggu-minggu pertama pekerjaan dilakukan secara bertahap baik mengenai lama maupun beban kerjanya (Suma mur, 2009). Lingkungan kerja yang panas akan mempengaruhi kesehatan pekerja akibat suhu yang tinggi seperti miliaria, heat cramps, heat stroke, heat exhaustion yang ditandai dengan penderita berkeringat banyak, suhu tubuh normal dan sub normal, tekanan darah menurun dan denyut nadi bergerak cepat (Suma mur, 2009). Menurut Stam (1989) dalam Suwondo Ari (2008) menyatakan bahwa panas juga dapat mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah parifer, sehingga keseimbangan peredaran darah akan terganggu. Dengan terjadinya keluar keringat yang berlebihan, volume plasma berkurang sehingga volume darah juga berkurang, akibatnya tekanan darah turun dan pasokan O2 (oksigen) ke otak akan berkurang, dengan demikian seseorang dapat kehilangan kesadarannya. Dalam menjalankan kegiatan produksi dan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, diperlukan pula perlindungan terhadap tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang sangat luas yaitu 3

perlindungan keselamatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral bangsa. Perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja (Septian Adi dkk, 2013). Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap (homoeotermis) oleh suatu sistem pengaturan suhu. Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan dalam tubuh sebagaia akibat metabolisme dengan pengukuran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitar. Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Setiap benda termasuk tubuh manusia selalu memancarkan gelombang panas. Tergantung dari suhu benda sekitar, tubuh menerima atau kehilangan panas melalui mekanisme radiasi panas (Suma mur, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Atmaja (2012) yang dilakukan di unit kantin PT. Indo Acidatama Tbk. Karanganyar diperoleh hasil pengukuran iklim kerja yang melebihi NAB yaitu 29.48 0 C, dan hasil pengukuran suhu tubuh terdapat 80% tanaga kerja mengalami peningkatan suhu tubuh rata-rata 0,54% pada saat bekerja, sedangkan 10% tenaga kerja mengalami suhu tubuh yang relative sama. Tenaga kerja di unit kantin sebanyak 10% mengalami dehidrasi ringan, 75% mengalami dehidrasi sedang, dan 15% mengalami dehidrasi berat. PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Majalengka merupakan industri yang bergerak dibidang pembuatan beton. Produksi percetakan beton 4

menggunakan dua sistem yaitu sistem sentrifugal dan sistem non sentrifugal. Beton yang diproduksi dengan sistem sentrifugal adalah tiang pancang dan tiang listrik, sedangkan beton yang diproduksi dengan sistem non sentrifugal yaitu tiang pancang persegi, balok jembatan, plat vico dll. PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Majalengka memiliki tempat untuk menampung produk beton yang sudah jadi yaitu stock yard, dimana dalam stock yard tersebut terdapat 5 area meliputi stock yard A, B, D, E dan F dimana area tersebut merupakan tempat karyawan bekerja di area outdor. Pada hasil survei pendahuluan pengukuran iklim diperoleh ISBB stock yard A 29,9 0 C, stock yard B 29,9 0 C, stock yard D 30,5 0 C, stock yard E 31,5 0 C, dan stock yard F 33,2 0 C. Tekanan panas di area Stock yard melebihi NAB disebabkan oleh panas terik matahari. Sedangkan terdapat area kerja indoor yaitu bagian produksi jalur 2 dengan hasil pengukuran iklim sebesar 28,7 0 C. Hasil pengukuran beban kerja yang dilakukan pada 5 tenaga kerja dengan mengukur denyut jantung diperoleh rata-rata 118,6 denyut/min dengan kategori beban kerja sedang. Jam kerja karyawan perhari yaitu 75%. Karyawan bekerja selama 8 jam kerja dengan waktu istirahat 60 menit. Hasil observasi yang dilakukan pada unit stock yard melalui wawancara diperoleh informasi bahwa 5 dari 25 karyawan mengalami keluhan bibir pecah-pecah, mulut kering, sering merasa pusing, sering mengantuk dan muka memerah setelah bekerja. Hal tersebut merupakan gejala terjadinya dehidrasi. 5

Berdasarkan data tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Tingkat Dehidrasi dan Kelelahan pada Karyawan Terpapar Iklim Kerja Melebihi NAB (Stock Yard) dengan Sesuai NAB (Produksi Jalur 2) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Majalengka B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan tingkat dehidrasi dan kelelahan pada karyawan terpapar iklim kerja melebihi NAB (stock yard ) dengan sesuai NAB (Produksi jalur 2) PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat dehidrasi dan kelelahan pada karyawan terpapar iklim kerja melebihi NAB (Stock Yard) dengan sesuai NAB (Produksi Jalur 2) PT. Wijaya Karya Beton Tbk. PPB Majalengka. 2. Tujuan Khusus a. Mengamati dan mengukur kondisi iklim kerja bagian Stock yard dan Produksi Jalur 2 PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Majalengka. b. Mengukur tingkat dehidrasi pada karyawan bagian Stock yard dan Produksi Jalur 2 PT. Wijaya Karya Beton Tbk. Majalengka. c. Mengukur tingkat kelelahan tenaga kerja bagian stock yard dan Produksi Jalur 2 di PT. Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka. 6

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai pengaruh iklim kerja terhadap kesehatan karyawan terutama pada kejadian dehidrasi dan kelelahan kerja. 2. Bagi Progran Studi Hasil penelitian ini digunakan sebagai sebagai referensi tambahan bagi civitas akademik program study kesehatan masyarakat. 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai pengaruh iklim kerja terhadap kesehatan tubuh terutama kejadian dehidrasi dan kelelahan kerja. 4. Bagi peneliti lain Sebagai informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis. 7