BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karya dalam proses pembuatan film pendek menggunakan teknik split screen.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN. proses pembuatan film menggunakan penggabungan teknik tracing vektor dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

PERANCANGAN FILM PEMBELAJARAN KESENIAN LUDRUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII TERBIT NURCAHYA BASUKI

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Karya Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2D Berjudul The

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film dokumenter

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Iklan adalah bentuk komunikasi untuk memotivasi seseorang dan. membangun citra jangka panjang untuk suatu produk tertentu.

Penelusuran Masalah Analisa Objek desain

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Laporan tugas akhir pada BAB IV akan dijelaskan mengenai beberapa proses

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. berjudul Pembuatan Film Pendek Bergenre Drama Romantis Berjudul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film animasi 2D

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. secara dokumenter mengenai beternak sapi di CV Drajat Farm. Video dokumenter

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. berjudul Pembuatan Film Animasi 2D Dengan Gaya Komik Berjudul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo adalah salah satu Universitas di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Minat menonton animasi tradisional dalam bentuk 2 dimensi terlihat

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. berjudul Petualangan Arjuna-Mengenal Sumber Daya Energi. Pada BAB ini

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. dalam perancangan karya interaktif Lily s Pie yang berbasis animasi. Pada BAB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam

FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Penjelasan konsep dan pokok pikiran dalam game ini akan menjadi dasar

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB II ANALISIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. olahraga dengan penggunaan teknik super slow motion berjudul ASA.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO

Transkripsi:

3.1 Metodologi BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari informasi lebih mendalam tentang eksistensi Ludruk sebagai seni tradisional. 3.1.1 Teknik Pengambilan Data Untuk mendapatkan data penelitian, teknik pengambilan data dari informan melalui metode sebagai berikut: a) Wawancara Dalam sesi wawancara informan akan diberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tema penelitian yang di angkat. I. Informan Informan merupakan sumber informasi yang memberikan data-data yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti. Menurut Spradley (1997), informan merupakan pembicara asli (native speaker). Dalam proses penelitian ini, teknik yang digunakan dalam menentukan informan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive (purposive sampling), yakni dengan mempertimbangkan bahwa orang-orang yang menjadi informan dianggap benar-benar tahu serta mempunyai hubungan dengan 17

permasalahan yang akan diteliti, oleh karena itu informan harus sesuai dengan: 1. Kategori Informan Dalam hal ini kategori yang dibutuhkan sebagai informan ialah: Pelaku seni ludruk 2. Kriteria Informan Agar data yang didapat akurat dan tepat, maka kriteria dari informan harus sesuai dengan yang diharapakan. kriteria tersebut yaitu: Pernah berkecimpung sebagai pelaku seni dalam seni tradisional ludruk Memiliki jam terbang yang tinggi sebagai pelaku seni ludruk b) Observasi Pengamatan dilakukan untuk mendapat informasi yang lebih terperinci tentang seni tradisional ludruk. Agar film pendek yang dibuat sesuai dengan tema dan cerita. c) Studi Pustaka Agar tidak terjadi salah paham dalam proses pengumpulan data, maka informasi yang diperoleh akan disamakan dengan teori atau pendapat dari sumber yang pernah ada. Informasi tersebut disamakan melalui proses tinjauan pustaka. 18

3.1.2 Teknik Analisis Data Menurut Moleong (2005) analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Miles (1992) menjabarkan analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan, yaitu: 1. Reduksi data Memilih data yang didapat dari penelitian dan hasil wawancara dengan pelaku ludruk sebagai informan di lapangan yang dianggap sesuai dengan masalah penelitian 2. Penyajian data Merancang data hasil wawancara yang telah dipilih atau diseleksi dari keseluruhan data kasar di lapangan selama proses penelitian tentang ludruk. Selanjutnya, dibentuk dalam bagan yang digunakan dalam analisis data 3. Verifikasi dan kesimpulan Menyimpulkan data hasil penelitian dan wawancara tentang ludruk yang telah direduksi dan disajikan. 19

3.2 Studi Eksiting Dalam proses pembuatan film, proses penelitian terhadap studi terdahulu sangatlah penting. pemahaman dan pengamatan yang teliti dapat memudahkan proses pembuatan film Tandhak, studi eksiting juga dilakukan dengan memahami dan mempelajari dari film-film yang pernah beredar sebelumnya. hal ini dilakukan agar kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan film dapat dimengerti. Penelitian film-film terdahulu dapat dilakukan bedasarkan SWOT film berikut. a. The Little Comedian Gambar 3.2.1 Potongan Adegan Film Little Comedian Strenght: Unsur komedinya melekat dengan pembawaan karakter, terdapat dramatisasi cerita karena film mengambil background keluarga. Weaknesess: Gaya lelucon khas Thailand yang tidak mudah dipahami pada beberapa scene, yg membuat alur leluconnya datar. 20

Opportunity: Menjadi film drama komedi yang kental akan budaya Thailand sendiri Threat: Pemahaman audience tentang komedi berbeda-beda b. Preman in Love Gambar 3.2.2 Potongan Adegan Film Preman in Love Strenght: Segi cerita unik dan menghibur, teknik pengambilan gambar dan angle bagus, mampu menyisipkan unsur humor yang fresh dan pendidikan yang baik tanpa menggurui. Weaknesess: Terdapat beberapa unsur sexualitas didalamnya.sehingga tidak cocok apabila di tonton audience dibawah 17 tahun Opportunity: Memberikan pesan moral akan pendidikan di Indonesia Threat: Aspek nilai pendidikan dalam suatu film masih dipertanyakan keabsahannya 21

c. Kick Ass Gambar 3.2.3 Potongan Adegan Film Kick Ass Strenght: Teknik pengambilan gambar dan angle bagus, penataan effect visualnya rapi, mampu menyisipkan unsur humor yang fresh Weaknesess: Sangat kental unsur kekerasannya tanpa sensor dan beberapa unsur sexualitas didalamnya. Opportunity: Memberikan pemahaman tentang teknik penggabungan visual effect dengan film live shot Threat: Penggabungan teknik visual effect dengan live shot masih 3.3 Kesimpulan sulit tanpa adanya dukungan perlatan yang memadai Berikut kesimpulan yang diambil dari pengamatan film film di atas: JUDUL FILM The Little Comedian Preman in Love Kick Ass Tabel 3.1 Pengamatan Pada Film 22

Kesimpulan: Dalam pembuatan film, teknik pengambilan gambar dan angle yang baik sangat penting untuk hasil visual yang bagus Pesan yang dapat diambil dalam sebuah film penting bagi audience Ide dan cerita yang diangkat mempengaruhi kualitas dari film 3.4 Segmentasi, Targeting, Positioning 3.4.1 Geografis: a) Ukuran keluarga : Kota besar b) Kepadatan : Tengah kota 3.4.2 Demografis: a) Usia : 17-25 b) Gender : L/P c) Ukuran Keluarga : 4+(sedang) d) Pendidikan : Sma-kuliah 3.4.3 Targeting Target dalam pembuatan film ini tidak terlalu spesifik, namun lebih ditujukan pada para mahasiswa. 23

3.4.4 Positioning Film pendek ini bertemakan cinta dengan background ludruk yang dikemas dengan genre romantisme. Bahasa khas jawa timuran dipakai didalam film, beberapa penggabungan teknik visual effect dan alur cerita yang kocak bertujuan untuk menghibur audien. 3.5 Analisis Data 3.5.1 Hasil Dari hasil pengumpulan data dengan metode wawancara terhadap Ary salah satu pelaku kesenian ludruk, maka didapatlah sebuah informasi bahwa ludruk mengalami masa yang suram. Dimana setiap pergelaran pertunjukan peminatnya berkurang meskipun ludruk mempunyai penggemar sejati yang tidak banyak jumlahnya. Ludruk kehilangan masa kejayaannya mengingat perkembangan zaman yang modern. Para seniman ludruk pun terbilang kurang siap menghadapi perkembangan zaman. Meskipun berkurangnya peminat. Para seniman ludruk tetap nyaman menjalani profesinya itu. Menjadi seorang tandhak bagi Ary dan salah satu informan yang bernama Santo merupakan sebuah passion bagi mereka. Mereka serasa bebas berbagi peran tandhak dalam sebuah pergelaran ludruk. Walaupun upah yang didapat hanya sedikit, Beberapa tandhak (laki laki pelaku ludruk) juga ada yang sudah berkeluarga. Mereka menjalani kehidupannya secara normal, masing masing dari mereka juga 24

punya cita-cita, salah satunya Ary yang masih aktif sebagai mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Jadi, Ludruk bukan hanya pergelaran seni pertunjukan biasa, ludruk mempunyai ciri khas dan tetap eksis meskipun terkikis dalam perkembangan jaman. Para pelaku seni ludruk juga mempunyai visi dalam menjalani kehidupannya. 3.5.2 Metode Pencarian Kata Kunci (Keyword) Pencarian kata kunci atau keyword ditujukan untuk pengarahan perancangan film ini kedepannya. Oleh karena itu data dan hasil penelitian sebelumnya menjadi acuan dalam proses penentuan keyword. Berikut adalah perancangan keyword. Wawancara dan Observasi 3.5.3 Deskripsi Konsep Eksistensi Ludruk Ciri Khas Seni pertunjukan tradisional Tabel 3.5 Perancangan Keyword Peran Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, konsep yang diperoleh untuk pembuatan film Tandhak adalah Peran. Berikut diskripsi dari konsep ini 25

Peran Penggambaran kata peran pada konsep ini adalah sosok yang berperan dalam sebuah pertunjukan ludruk. Ludruk yang memang berupa pertunjukan lelucon atau komedi dijadikan inti cerita yang digabung dengan konsep film yang bergenre romantisme. Konsep peran adalah seorang tandhak yang jatuh cinta kepada salah seorang penggemar seni pertunjukan ludruk. Ciri khas yang ditampilkan dari seorang tandhak menjadi hal menarik yang dapat divisualkan dalam film. 3.6 Alur Perancangan Karya Berikut adalah bagan susunan alur perancangan karya. Pembuatan film pendek ini diawali dengan pencarian ide dan ditambah data yang berasal dari studi literatur, studi eksisting dan wawancara. Setelah fix, konsep pun jadi. Maka langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis berkembang menjadi skenario. Pada skenario yang telah final, bisa diketahui shot list, setting lokasi, peralatan syuting yang akan dipakai dan dana yang diperlukan. Semua itu masuk ke dalam proses pra produksi. Untuk produksi, yang dilakukan adalah merekam gambar dan suara. Untuk memudahkan editing, saat syuting, jangan lupa menulis laporan pada script continuity report. Pada proses pasca produksi, dilakukan pemilihan gambar, yang lalu disusun sesuai skenario, dan diberi audio yang mendukung. Jika telah fix, maka langkah selanjutlah adalah render. 26

Berikut gambar alur perancangan karya film pendek berjudul Tandhak: IDE DATA ALUR PEMIKIRAN KONSEP SINOPSIS 3.7 Ide dan Konsep SCENARIO MEREKAM GAMBAR + SUARA EDITING RENDERING Gambar 3.1 Bagan Alur Perancangan Karya Ide pembuatan film ini berawal dari keprihatinan terhadap perkembangan seni teater rakyat ludruk di Jawa Timur khusunya Surabaya. Masyarakat seakan meminggirkan seni teater rakyat Jawa Timur ini yang sudah berdiri dari berpuluh tahun yang lalu. Ludruk juga kebanyakan diangkat hanya menjadi film dokumenter,dari sini peluang untuk menciptakan film ludruk yang bergenre romantisme lebih menarik untuk dibuat. Serta ide terbentuk karena interaksi 27

langsung yang terjadi dengan salah pemeran ludruk yang masih eksis di surabaya dan seorang mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Konsep film pendek ini menceritakan tentang kemelut perjuangan cinta antara Pono,Djamino dan Ningsih. Seorang tokoh utama Pono akan diperankan oleh seorang tandhak ludruk asli. Setting lokasi sebagian besar berada dalam area panggung tempat pergelaran ludruk. Konsep komedi dibuat natural tanpa melebih-lebihkan visual effect yang akan diterapkan dalam film ini. Ludruk digunakan sebagai cerita utama filmnya. 3.8 Analisis Warna Pada http://julio.staff.ipb.ac.id/2012/warna, yang diakses pada tanggal 25 Januari 2013, warna adalah sesuatu yang sederhana yang hanya mendapat respon akibat tangkapan mata, sehingga kadang membuat dikesampingkan oleh sebagian pihak, namun tak jarang membuat orang berlama-lama memilihnya. Dalam analisis warna, data dari STP (Segmentation, Targeting, and Positioning) dan keyword digunakan untuk mencari warna yang akan diterapkan dalam proses colour grading dan konsep wardrobe film pendek berjudul Tandhak ini, Warna yang sesuai dari keyword yaitu romantic seperti yang terlihat pada gambar 3.2 28

Gambar 3.2 Analisis Warna Romantic Berdasarkan gambar 3.2, hasil analisis warna yang sesuai dengan keyword peran adalah romantic. Warna romantic dilambangkan dengan warna yang soft seperti yang terlihat di gambar. Nuansa warna-warna soft inilah yang akan diterapkan pada nuansa di dalam film pendek berjudul Tandhak ini. 29