BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V P E N U T U P. 5.1 Simpulan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom. praktis pembelajaran. (Depdikbud, 2002:3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sukaraja Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bandar Sakti, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN 3.1.SETTING PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

2010, hlm Saminanto, Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: Rasail,

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Action Research (Penelitian Tindakan) atau lebih tepatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan berhitung siswa dengan menggunakan media peraga penggaris tenbi. Penelitian tindakan kelas ini dipilih karena dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek pembelajaran (Asrori dkk: 2009). Suhardjono dalam Asrori menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktek pembelajaran. Asrori menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, ditujukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan serta memperbaiki praktek pembelajaran yang diselenggarakan, penelitian tindakan kelas 39

dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur atau siklik. Bertolak dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang membutuhkan suatu tindakan tertentu untuk mengatasi suatu masalah pembelajaran yang terjadi di kelas, dengan maksud untuk memperbaiki proses pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada giliran berikutnya dapat menunjang tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas dapat merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam upaya untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini memuat empat tahapan yang lazim dilakukan, yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, dan 4)refleksi. Dalam rencana desain, model untuk masing-masing tahap sebagai berikut (Suharsimi:2007): 40

PERENCANAAN REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN PENGAMATAN PERENCANAAN REFLEKSI SIKLUS 2 PELAKSANAAN PENGAMATAN Gambar 3.a Tahapan Penelitian Tindakan Kelas 41

3.2 Seting Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 dimulai pada bulan Nopember 2012 hingga bulan Februari 2013, yang meliputi persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian. Adapun pembagian waktu tersebut adalah sebagai berikut: No Uraian Kegiatan 1 Menyusun proposal PTK 2 Menyusun instrumen penelitian Bulan Nop Des Jan Feb 3 Mengumpulkan data 4 Analisis data 5 Pembahasan dan pelaporan hasil penelitian 3.2.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan ini adalah SDN Kutowinangun 12 Salatiga. Sekolah ini dipilih berdasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut mengalami penurunan rata-rata nilai UASBN untuk mata pelajaran matematika dan meskipun ada 42

kenaikan tidak seimbang dengan kenaikan pada ratarata sekolah dasar sekota Salatiga. 3.3 Subjek dan Objek Penelitian Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas 2 SDN Kutowinangun 12 Salatiga. Siswa kelas 2 berjumlah 21 orang. Memilih kelas II sebagai subyek penelitian ini karena: berdasarkan hasil pengamatan dan hasil ulangan harian pada kondisi awal, rata-rata hasil belajar matematika kelas II SDN Kutowinangun 12 rendah dan media peraga ini digunakan untuk operasi hitung yang ada di kelas II. Sebagai Obyek penelitian adalah meningkatnya ketrampilan berhitung dengan indikasi meningkatnya prestasi belajar dan berkurangnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan matematika pada standar kompetensi penjumlahan dan pengurangan di bawah 500 serta perkalian dan pembagian bilangan dua angka dengan menggunakan media peraga penggaris tenbi. 3.4 Data Penelitian 3.4.1 Sumber Data Sumber data penelitian berasal dari peneliti dan siswa sebagai data primer berupa hasil ulangan harian siswa dan catatan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya. Selain itu data berasal dari teman sejawat atau wali kelas berupa data sekunder. 43

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti telah memiliki data awal yang menggambarkan bahwa peserta didik mengalami penurunan nilai ulangan matematika, penurunan KKM yang ditetapkan untuk operasi hitung campur, dan rendahnya rata-rata nilai UASBN. Kenyataan ini menunjukkan rendahnya ketrampilan berhitung pesserta didik. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari lima putaran. Siklus pertama mempelajari tentang penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campur. Sedangkan siklus kedua mempelajari tentang perkalian, pembagian, dan operasi hitung campur. 3.4.2 Jenis Data Jenis data yang didapat dari penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa: (a) Nilai siswa dengan rentang nilai 0 s.d 100. Nilai tersebut diperoleh dari nilai ulangan harian siswa yang diberikan; (b) Catatan waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan ulangan harian dimana waktu yang disediakan maksimal 3 menit untuk menyelesaikan 30 butir soal yang telah disiapkan untuk posttest. 3.4.3 Tahapan Pengambilan Data Ada tiga tahap pengambilan data penelitian yaitu: 44

1. Data kondisi awal siswa berupa: (a) Data hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian siswa (KD penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 100 diambil sebelum peneliti menggunakan media peraga penggaris tenbi; (b) Data waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengerjakan ulangan harian siswa sebelum menggunakan media peraga penggaris tenbi. 2. Data siklus I: (a) Data hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian siswa ( KD penjumlahan dan pengurangan serta operasi hitung campur siswa di bawah 500) yang diambil sesudah peneliti menggunakan media peraga penggaris tenbi. Data nilai ulangan harian pada siklus ini diambil setelah peneliti menggunakan media peraga penggaris tenbi dengan 7 kelompok belajar dimana setiap kelompok terdiri dari 3 siswa dengan 1 alat peraga ; (b) Data atau catatan waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan soal ulangan harian siswa (KD penjumlahan dan pengurangan serta operasi hitung campur siswa di bawah 500) yang diambil setelah menggunakan media peraga penggaris tenbi. Data siklus I diperoleh dari pertemuan kelima atau pertemuan terakhir siklus I. Jarak antara siklus I dengan siklus II selama 4 hari. 3. Data siklus II: (a) Data hasil belajar siswa (KD perkalian dan pembagian bilangan dua angka) yang diambil sesudah peneliti menggunakan media peraga 45

penggaris tenbi tidak secara kelompok tetapi belajar individu dimana satu siswa mengoperasikan satu alat peraga; (b) Data atau catatan waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan soal ulangan harian siswa (KD perkalian dan pembagian bilangan dua angka) yang diambil setelah peneliti menggunakan media peraga penggaris tenbi. Data siklus II diperoleh dari pertemuan kelima atau pertemuan terakhir siklus II. 3.4.4 Alat Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes yang berupa perangkat tes ulangan harian yang disertai catatan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan nilai ulangan harian siswa dan catatan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes oleh siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Penetapan skala pengukuran yang digunakan untuk waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan tes mengikuti pedoman dalam pembuatan soal-soal ulangan akhir semester. Waktu yang disediakan 90 menit untuk mengerjakan 15 soal pilihan ganda, 10 soal isian, dan 5 soal uraian. Jumlah soal 46

secara keseluruhan ada 30 butir sementara waktu yang disediakan 90 menit. Alokasi waktu yang tersedia untuk 1 soal ada 3 menit. Pemberian skor waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes, jika kurang dari sama dengan 3 menit diberi skor 2 dan jika lebih dari 3 menit diberi skor 1. Jika dibagi menjadi 2 kategori, maka siswa yang mengerjakan soal kurang dari sama dengan 3 menit dan benar termasuk dalam kriteria terampil, dan siswa yang mengerjakan soal lebih dari 3 menit meskipun benar termasuk dalam kriteria kurang terampil. 3.4.5 Analisis Data Setelah data penelitian terkumpul, data tersebut dianalisis untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif yaitu data kuantitatif diolah dengan memprosentase nilai dan skor waktu siswa. Nilai dan skor waktu siswa dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang ditetapkan. Setelah itu dibandingkan antara hasil belajar kondisi awal dengan siklus I, siklus I dan siklus II, dan kondisi awal dan siklus II. Selanjutnya dilakukan refleksi yaitu menarik simpulan berdasarkan deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasar simpulan, dan menentukan action plan/ tindak lanjut. 47

Untuk menghitung prosentase kenaikan nilai / hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan: = persentase peningkatan hasil belajar = Skor hasil belajar sesudah diberi tindakan = Skor hasil belajar sebelum diberi tindakan Untuk menghitung prosentase kenaikan waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan tes digunakan rumus: = Keterangan: = persentase peningkatan efektifitas waktu = Skor waktu sesudah diberi tindakan = Skor waktu sebelum diberi tindakan Untuk mengetahui signifikansi perbedaan hasil belajar siswa dan efektifitas waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes siswa, digunakan uji beda mean untuk dua sampel berkorelasi yaitu: (a) Menguji perbedaan antara hasil belajar sebelum tindakan/kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai pada siklus I, siklus I dengan siklus II dan kondisi awal dengan siklus II; (b) Menguji 48

perbedaan efektifitas waktu sebelum tindakan/kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar yang dicapai pada siklus I, siklus I dengan siklus II dan kondisi awal dengan siklus II, menggunakan rumus t-tes sebagaimana dalam penelitian Endang Kusriyani (2011:53) sebagai berikut: Keterangan: r = Korelasi antara dua sampel = Mean skor hasil belajar /efektifitas waktu sebelum tindakan = Mean skor hasil belajar / efektifitas waktu sesudah tindakan = Standar defiasi skor hasil belajar / efektifitas waktu sebelum tindakan = Standar defiasi skor hasil belajar / efektifitas waktu sesudah tindakan = Banyaknya sampel yang diteliti sebelum tindakan = Banyaknya sampel yang diteliti setelah tindakan 3.5 Indikator Peningkatan Ketrampilan Berhitung Target penelitian yang diharapkan dan ingin dicapai adalah: 1. Indikator kinerja tentang hasil belajar 49

Dari hasil ulangan harian pada kondisi awal nilai rata-rata 52,4 jauh di bawah KKM (KKM = 65), prosentase ketuntasan klasikal jauh di bawah ketuntasan ideal yaitu 75 %. Diharapkan sesudah menggunakan media penggaris tenbi pada akhir siklus I, nilai rata-rata lebih besar atau sama dengan KKM 65 ) dan pada akhir siklus II nilai rata-rata lebih besar atau sama dengan KKM 62 ) dan prosentase ketuntasan klasikal 75 %. 2. Indikator kinerja tentang efektifitas waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes Dari hasil ulangan harian pada kondisi awal, waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mengerjakan tes pada kondisi awal rata-rata 3,29 menit untuk 1 butir soal sementara waktu yang tersedia 3 menit. Diharapkan sesudah menggunakan media peraga penggaris tenbi efektifitas waktu meningkat sehinggawaktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes tidak lebih dari 3 menit. 3.6 Prosedur Tindakan dan Siklus Penelitian Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kondisi awal 50

Mengukur hasil belajar dan efektifitas waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes yaitu dengan: a. Menyiapkan materi, modul, LKS, dll sesuai RPP b. Menyiapkan RPP c. Menyiapkan perangkat tes ulangan harian kondisi awal d. Menyiapkan alat pengukur waktu e. Menetapkan waktu 2. Dalam penelitian ini direncanakan 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap/ langkah yaitu: (a) Planning/Perencanaan, (b) Acting/tindakan, (c) Observing/pengamatan, (d) Reflecting/refleksi. a. Siklus I 1. Planning / Perencanaan tindakan: (a) Menyiapkan materi /kompetensi dasar (KD) yang dipilih; (b) Menyiapkan modul pembelajaran; (c) Menyiapkan RPP dari KD yang dipilih; (d) Menentukan waktu; (e) Menyiapkan instrumen test (pretest, post test, soal latihan, soal PR, Soal ulangan harian); (f) Menyiapkan media peraga penggaris tenbi; (g) Membentuk 7 kelompok belajar yang masing-masing beranggotakan 3 siswa. 51

2. Acting / Pemberian tindakan. Pada siklus I ada 5 kali pertemuan sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP 3. Observing / Pengamatan. Observasi terhadap proses pembelajaran dilakukan selama pemberian tindakan. Guru observer mengamati dan melakukan pencatatan yang diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Reflecting / Refleksi. Data hasil belajar dan catatan waktu yang diperoleh dari siklus I dianalisis dilihat kelebihan dan kekurangannya. Apakah ada peningkatan hasil belajar dan efektifitas waktu jika dibandingkan dengan kondisi awal (sebelum tindakan dilakukan). Jika ada kekurangan direvisi dan direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus II b. Siklus II 1. Planning / Perencanaan tindakan: (a) Menyiapkan materi / kompetensi dasar (KD) yang dipilih; (b) Menyiapkan modul pembelajaran; (c) Menyiapkan RPP dari KD yang dipilih; (d) Menentukan waktu; (e) Menyiapkan instrumen test (pretest, post test, soal latihan, soal PR, Soal ulangan harian); (f) Menyiapkan media peraga penggaris tenbi dimana satu siswa memperoleh 1 media peraga; (g) Mengubah belajar kelompok 52

yang terlaksana pada siklus I menjadi belajar individu 2. Acting / Pemberian tindakan. Pada siklus II ada 5 kali pertemuan sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Pertemuan ke-5 digunakan untuk posttest siklus II. 3. Observing / Pengamatan. Observasi terhadap proses pembelajaran dilakukan selama pemberian tindakan. Guru observer mengamati dan melakukan pencatatan yang diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Reflecting / Refleksi. Data hasil belajar dan catatan waktu yang diperoleh dari siklus II dianalisis dilihat kelebihan dan kekurangannya. Apakah ada peningkatan hasil belajar dan efektifitas waktu jika dibandingkan dengan kondisi awal (sebelum tindakan dilakukan). Jika ada kekurangan direvisi dan direfleksikan untuk menentukan tindakan pada siklus II. 53