METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. time series yang bersifat kuantitatif, yaitu data berbentuk angka-angka

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian bersifat kuantitatif yaitu berupa data tahunan

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

METODE PENELITIAN. terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di Provinsi Lampung

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik Provinsi Lampung ( time series ) pada jangka waktu 6 tahun. terakhir yakni pada tahun 2006 hingga tahun 2007.

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat. Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah deskriptif yaitu penelitian dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai faktor-faktor yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, rincian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE PENELITIAN. sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan dan data antar

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

III. METODE PENELITIAN. antara data time series selama 6 tahun yaitu dari tahun dan cross

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, serta dengan mempelajari dan memahami berbagai sumber melalui buku-buku, jurnal penelitian, literatur, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. B. Operasional Variabel Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Indeks Pembangunan Manusia sebagai variabel terikat (dependent variable), merupakan salah satu ukuran kualitas atau kemajuan pembangunan berorientasi pada manusia itu sendiri sebagai subjek bukan ukuran kemajuan pembangunan fisik bangunan yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pembangunan manusia yang telah berhasil dicapai. IPM mempunyai indeks komposit yang digunakan untuk

49 mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga hal yang mendasari pembangunan manusia yaitu : (a) Indeks Harapan Hidup, yaitu diukur dengan angka harapan ketika lahir (b) Indeks Pendidikan, yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah atau melek huruf penduduk usia 15 tahun keatas (c) Indeks Standar Hidup Layak, yang diukur dengan daya beli konsumsi perkapita. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai IPM Provinsi Lampung tahun 2003-2012 yang didapat dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2) Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan dan Pendidikan sebagai variabel bebas (independent variable) merupakan besarnya Pengeluaran Pemerintah Provinsi Lampung dalam Sektor Kesehatan dan Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan yang dipakai sebagai indikator pengeluaran pemerintah yang dibiayai dari total realisasi belanja daerah yang dialokasikan untuk sektor kesehatan dan pendidikan. Oleh karena itu semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah dalam sektor kesehatan dan pendidikan maka semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang digunakan. Data yang digunakan adalah data Realisasi Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Lampung Sektor Kesehatan dan Pendidikan tahun 2003-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 3) Kemiskinan adalah Ketidakmampuan seseorang atau kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak

50 pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan sosial, dan rasa harga diri dari mereka. Data yang digunakan adalah data jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung tahun 2003-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. C. Model Analisis 1.) Model Estimasi Teknik analisis ini menggunakan analisis kuantitatif. Untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas atau variabel penjelas (independent variabel) terhadap variabel terikat (dependent variable) yang menghitung pengaruh pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan jumlah penduduk miskin terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia, digunakan analisis elastisitas pengeluaran pemerintah Provinsi Lampung terhadap peningkatan IPM provinsi Lampung. Bila pengeluaran pemerintah Provinsi Lampung dinaikan 1% bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan nilai IPM Provinsi Lampung tahun 2003-2012, teknik analisis data menggunakan pendekatan model regresi linier berganda. Bentuk fungsi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: IPM = α + β 1 PK + β 2 PP + β 3 K+ εt. (3.1) Penelitian ini juga menggunakan variabel lag karena tidak semua dampak atau hasil dari suatu kebijakan ekonomi dapat berpengaruh langsung secara instan, tapi memerlukan waktu atau kelambanan (lag), seperti halnya pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, tidak akan langsung berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia tapi bisa satu tahun atau dua tahun bahkan lebih. Oleh

51 karena itu digunakan dalam penelitian ini menggunakan lag sebagai variabel independen (Gujarati,2003). Dari persamaan fungsi (3.1) diatas dan dengan konsep model kelambanan dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: IPM = α + β 1 PK + β 2 PP (t 2) + β 3 K + εt (3.2) Pada penelitian ini juga mengadopsi fungsi model persamaan Cobb-Douglas, Model di atas ditransformasi kedalam bentuk logaritma natural. Pemilihan model persamaan ini didasarkan pada penggunaan model logaritma natural (Ln) yang memiliki keuntungan, yaitu meminimalkan kemungkinan terjadinya heterokedastisitas karena transformasi yang menempatkan skala untuk pengukuran variabel, dan koefisien kemiringan βi langsung dapat menunjukkan elastisitas IPM terhadap PP,PK,dan K yaitu persentase perubahan dalam IPM akibat adanya persentase perubahan dalam variabel independen (Gujarati, 2003). Dari persamaan fungsi (3.2) diatas dan dengan model logaritma natural pada penelitian ini dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: IPM = α + β 1 LnPK + β 2 LnPP (t 2) + β 3 LnK+εt...(3.3) Dimana : α = konstanta (alpha) β 1, β 2, β 3 = koefisien regresi yang ditaksir IPM = Indeks Pembangunan Manusia (Persen) LnPK = logaritma natural Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan (Rp) LnPP (t 2) = logaritma natural Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan Dua Tahun sebelumnya (Rp) LnK εt = logaritma natural jumlah penduduk miskin (Jiwa) = error term

52 2.) Uji Asumsi Klasik Untuk menghitung pengaruh regresi sederhana melalui metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square (OLS) maka data harus memenuhi empat asumsi dasar, yaitu : Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji asumsi Autokorelasi dan Uji asumsi Multikolinieritas. Agar dapat mengambil kesimpulan berdasarkan hasil regresi maka model persamaan harus terbebas dari asumsi klasik. Untuk menghasilkan keputusan BLUE (Best, Linier, Unbiased, Estimated) maka harus memenuhi diantaranya empat asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu antara lain a. Tidak terdapat autokorelasi (adanya hubungan antara masing-masing residual observasi). b. Tidak terjadi multikolinearitas (adanya hubungan antar variabel bebas). c. Tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan dari variabel pengganggu) d. Data berdistribusi normal Sebelum melakukan uji regresi, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang baik, yakni : a) Uji normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui kenormalan error term dan variabel-variabel baik variabel bebas maupun terikat, apakah data sudah menyebar secara normal. Uji normalitas dapat dilihat dengan metode Jarque-Berra (Uji JB). Metode JB ini didasarkan pada sampel besar yang

53 diasumsuikan bersifat asymptotic. Uji statitik dari JB ini menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis. - Ho : Jarque Bera star > Chi square, p-value < 5%, data tidak terdistribusi dengan normal - Ha : Jarque Bera star < Chi square, p-value > 5%, data terdistribusi dengan normal. b. Uji heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Akibat adanya heteroskedastisitas, penaksir OLS tidak bias tetapi tidak efisien (Gujarati, 2003). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan white heteroscedasticity-consistent standart errors and covariance heteroskedastisiticty. Untuk uji white menggunakan rumusan hipotesis sebagai berikut : Ho Ha : terdapat heteroskedastisitas : tidak terdapat heteroskedastisitas Kriteria pengujianya adalah : (1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai (n x R 2 ) > nilai tabel Chi-Square (2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai (n x R 2 ) < nilai tabel Chi- Square Jika Ho ditolak, berarti terdapat heteroskedastisitas, Jika Ho diterima berarti tidak terdapat heteroskedastisitas.

54 c. Uji Autokorelasi Suatu model regresi dikatakan terkena autokorelasi, jika ditemukan adanya korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Autokorelasi hanya ditemukan pada regresi yang datanya time series. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan mengembangkan uji autokorelasi yang lebih umum dan dikenal dengan uji LM atau LM-Test. Uji LM test menjelaskan apabila nilai Chi squared hitung (Obs*R- squared) lebih kecil dari nilai Chi squared kritis pada α=5% maka tidak bersifat autokorelasi. Sebaliknya apabila Chi squared hitung (Obs*R-squared) lebih besar dari pada Chi squared kritis pada α=5% dan probabilitas (Obs*R-squared) lebih kecil dari α=5% maka data bersifat autokorelasi. Gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji serial Correlation LM test H 0 : Obs*R square (X² - hitung) > Chi square (X² - tabel), Model terbebas dari masalah autokorelasi. H a : Obs*R square (X² - hitung ) < Chi-square (X² - tabel), Model tmengalami masalah autokorelasi. d. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah hubungan linier yang terjadi diantara variabelvariabel independen, meskipun terjadinya multikolinearitas tetap menghasilkan estimator yang BLUE. Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil estimitasi. Menurut Studenmund (2001) jika VIF <

55 5 maka antara variabel independen tidak terjadi hubungan yang linier (tidak ada multikolinearitas) Ho : VIF >5, terdapat multikolinearitas antar variabel independen Ha : VIF<5, tidak ada mutikolinearitas antar variabel independen 3.) Pengujian Hipotesis Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan beberapa pengujian, antara lain : a) Uji koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemungkinan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel dependen dimana nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1 (0<R 2 <1) semakin besar nilai R 2 maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen yang dapat dijelakan oleh variabel dependen. Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data aktualnya b) Uji Parsial (Uji t) Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Hipotesis yang diuji pada uji statistik t adalah sebagai berikut :

56 - PK - IPM Ho : β 1 = 0 tidak ada pengaruh antara Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan (PK) dengan Indeks Pembangunan Ekonomi (IPM) Ha : β 1 > 0 ada pengaruh positif antara Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan (PK) dengan Indeks Pembangunan Ekonomi (IPM) - PP IPM Ho : β 2 = 0 tidak ada pengaruh antara Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan (PP) dengan Indeks Pembangunan Ekonomi (IPM) Ha : β 2 > 0 ada pengaruh positif antara Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan (PP) dengan Indeks Pembangunan Ekonomi (IPM) - K IPM Ho : β 3 = 0 tidak ada pengaruh antara Jumlah Penduduk Miskin (K) dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Ha : β 3 < 0 ada pengaruh negatif antara Jumlah Penduduk Miskin (K) dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Ho diterima Ha ditolak apabila t hitung < t tabel atau jika probabilitas t hitung > tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah salah satu variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

57 2. Ho ditolak Ha diterima apabila t hitung >t tabel atau jika probabilitas t hitung < tingkat signifikansi 0,05 artinya adalah salah satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat. Jika Ho diterima berarti peubah bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat (Gujarati, 2003:129) c) Uji Keseluruhan (Uji-F) Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 90% dengan Numerator Degree of Freedom (n1) = k- 1 = 2 dan denominator of freedom (n2) = n k = 7 Hipotesis yang dapat dirumuskan : Ho: β1 = β2 = β3 = 0 pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, jumlah penduduk miskin, dan indeks pembangunan manusia di Provinsi Lampung. Ha : β1 = β2 = β3 0 pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, jumlah penduduk miskin, dan indeks pembangunan manusia di Provinsi Lampung. Kriteria pengujianya adalah : 1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika F hitung F tabel 2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung F tabel

58 Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. E. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Provinsi Lampung Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 maret 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Keresidenan Lampung yang bergabung dengan Sumatera Selatan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964. Kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukota Tanjung karang-teluk betung. Selanjutnya kotamadya Tanjung karang-teluk betung tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 tahun 1983 telah diganti namanya menjadi kotamadya Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 juni 1983. Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 14 (empat belas) kabupaten/kota, yang selanjutnya terdiri dari beberapa wilayah kecamatan dengan Perincian sebagai berikut :

59 Tabel 11. Tabel Wilayah Administrasi Provinsi Lampung Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan Tahun 2012 No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan 2011 2011 2012 1 Lampung Barat 25 260 254 2 Tanggamus 20 278 302 3 Lampung Selatan 17 251 251 4 Lampung Timur 24 257 264 5 Lampung Tengah 28 304 307 6 Lampung Utara 23 247 247 7 Way Kanan 14 210 222 8 Tulang Bawang 15 151 151 9 Pesawaran 7 133 144 10 Pringsewu 8 101 131 11 Mesuji 7 76 75 12 Tulang Bawang Barat 8 79 80 13 Bandar Lampung 13 98 126 14 Metro 5 22 22 Jumlah 214 2467 2576 Sumber: BPS Provinsi Lampung Tahun 2012 2. Keadaan Geografis Provinsi Lampung Provinsi Lampung meliputi areal dataran rendah seluas 53.288,35 Km 2 termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau Sumatera, dan dibatasi oleh provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah utara, Selat Sunda disebelah Selatan, Laut Jawa disebelah Timur, dan Samudera Indonesia di sebelah Barat. Secara geografis Provinsi Lampung terdapat pada kedudukan : Timur Barat berada antara 103º 40º 105º 50º Bujur Timur, Utara Selatan berada antara : 6º45-3º45 Lintang Selatan. Dilihat dari segi tata guna tanah maka lahan yang tersedia dapat digunakan untuk berbagai sektor, seperti sektor pertanian, industri, perdagangan, pertambangan maupun sektor-sektor lainnya.

60 Tabel 12. Luas Wilayah Kab/Kota Provinsi Lampung Kabupaten/Kota Ibu Kota Luas (Km2) Bandar Lampung Bandar Lampung 19,296 Metro Metro 62 Lampung Barat Liwa 4,951 Lampung Timur Sukadana 4,338 Lampung Tengah Gunung sugih 4,791 Lampung Selatan Kalianda 3,181 Lampung Utara Kotabumi 2,726 Tanggamus Kota Agung 3,357 Waykanan Blambangan Umpu 392,163 Tulang Bawang Menggala 777,084 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 3. Keadaan Penduduk Provinsi Lampung Jumlah Penduduk Provinsi Lampung tahun 2012 berdasarkan data diolah oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung sebesar 7.877.468 jiwa yang terdiri dari 4.044.534 jiwa laki-laki dan 3.832.934 jiwa perempuan. Trend penduduk selama tahun 2007 2012 cenderung meningkat yaitu dari 7.289.767 jiwa menjadi 7.767.312 jiwa. Bila dilihat distribusinya maka penduduk tahun 2012 terbanyak ada di Kabupaten Lampung Tengah sebesar 15,34% dan yang terendah ada di Kota Metro (1,93%). seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

61 Tabel 13. Jumlah Penduduk per Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2012 No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase 1 Lampung Barat 427.773 5,49 2 Tanggamus 548.728 7,06 3 Lampung Selatan 932.552 11,99 4 Lampung Timur 968.004 12,48 5 Lampung Tengah 1.192.958 15,34 6 Lampung Utara 594.562 7,59 7 Way Kanan 415.078 5,34 8 Tulang Bawang 410.725 5,25 9 Pesawaran 407.475 5,25 10 Pringsewu 370.157 4,79 11 Mesuji 191.221 2,44 12 Tulang Bawang Barat 255.833 3,28 13 Bandar Lampung 902.885 11,78 14 Metro 149.361 1,93 Provinsi 7.767.312 100,00 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 4. Perekonomian Provinsi Lampunng Provinsi Lampung merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera. Letaknya di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Provinsi ini menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera. Kendaraan dari daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Provinsi Lampung bila menuju Pulau Jawa dan sebaliknya. Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang dapat menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai seberapa

62 jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu, sehingga indikator ini dapat pula dipakai untuk arah kebijaksanaa pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif menunjukan adanya peningkatan perekonomian. Sebaliknya pertumbuhan yang negatif akan menunjukan adanya penurunan perekonomian. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara riil dapat digambarkan melalui laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung selama tiga tahun terakhir (2010-2012) mengalami pertumbuhan yang cukup meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2010 hingga 2012 dapat digambarkan pada tabel 14. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa berdasarkan sektor, laju pertumbuhan sektor ekonomi Provinsi Lampung selama periode tahun 2010 hingga tahun 2012 tertinggi adalah sektor pertanian yaitu 16.242.780. Dan kontribusi terkecil adalah dari sektor lapangan usaha Listrik dari Air Bersih hanya sebesar Rp 173.499. Pertumbuhan ekonomi provinsi Lampung dipengaruhi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, pertanian,peternakan,dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan tanpa migrasi, listrik dan air bersih, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahan, serta jasa-jasa.

63 Tabel 14. PDRB atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha di Provinsi Lampung 2010 2012 (Juta Rp) No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 1 Pertanian,peternakan, perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 14.851.000 15.587.581 16.242.780 713.022 809 109 827 570 3 Ind. Pengolahan 5.177.596 5.430.218 5.668.830 4 Listrik, Gas dan 142.869 156 952 173 449 Air Bersih 5 Bangunan 18.833.091 1.975.551 2.090.461 6 Perdagangan Hotel 6.114.068 6.450.606 6.811.060 dan restoran 7 Pengangkutan dan 2.830.218 3.166.967 3.598.532 komunikasi 8 Keu.Persewaan dan 3.856.252 4.144.812 4.660.496 Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 2.898.363 3.137.140 3.432.638 10 PDRB 38.389.899 40.858.942 43.505.816 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012 Pada tahun 2010 sektor ekonomi yang besar pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi lampung secara keseluruhan adalah keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 26,88 persen. Sektor usaha yang pertumbuhannya minus yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami laju pertumbuhan sebesar -3,38 persen. Sebaliknya, Pada tahun 2011 sektor ekonomi yang besar pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi lampung secara keseluruhan adalah sector pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 13,48 persen. Sektor usaha yang pertumbuhannya minus yaitu sector pertanian yang mengalami laju pertumbuhan sebesar 4,96 persen. Dan pada tahun 2012 sektor ekonomi yang besar pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi lampung secara keseluruhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar

64 13,63 persen. Sektor usaha yang pertumbuhannya minus yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami laju pertumbuhan turun sebesar 2,28 persen dari tahun sebelumnya.. Tabel 15. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010-2012 (persen) No Bidang 2010 2011 2012 1 Pertanian 1,07 4,96 4,20 2 Pertambangan -3,38 13,48 2,28 dan Penggalian 3 Ind. Pengolahan 6,11 4,88 4,39 4 Listrik, Gas dan 10,41 9,86 10,39 Air Bersih 5 Bangunan 3,71 7,77 5,82 6 Perdagangan Hotel dan 4,78 5,50 5,59 rsetoran 7 Pengangkutan dan 15,42 12,98 13,63 komunikasi 8 Keu.Persewaan dan Jasa 26,88 7,48 12,44 Perusahaan 9 Jasa-jasa 5,59 8,24 9,42 10 PDRB 5,88 6,45 6,48 Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012