Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI BERULANG DENGAN K ZEOLIT UNTUK KOMPONEN GULA REDUKSI DAN SUKROSA PADA TETES TEBU

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

PENGGUNAAN SUSU KAPUR DARI LIMBAH GAS ACETYLEN SEBAGAI PENJERNIH NIRA MENTAH. Sri Risnojatingsih Progdi Teknik Kimia FTI-UPNV Jatim ABSTRACT

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

NILAI PH, KANDUNGAN NITROGEN (N), PHOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PUPUK ORGANIK CAIR DARI FESES DOMBA DENGAN EM4 DAN PENAMBAHAN CAIRAN RUMEN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan 2014

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

KAJIAN DESALINASI LARUTAN SIMULASI TETES SECARA EKSKLUSI ION

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

Abstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis P-larut batuan fosfat yang telah diasidulasi dapat dilihat pada Tabel

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

BAB III METODE PENELITIAN

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Revisi BAB I PENDAHULUAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

Makalah Pendamping: Kimia Paralel G

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SEKAM PADI

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI PADA JOB PERTAMINA-MEDCO E & P TOMORI SULAWESI KABUPATEN MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

ANALISA KADAR ASAM OKSALAT DALAM ASAM SUNTI. Suryani *) ABSTRAK

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Transkripsi:

Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu Bambang Kurniawan* dan Dr. A Koesdarminta Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141, Indonesia *Penulis Korespondensi: b864mer5@yahoo.com ABSTRAK Komponen gula di dalam molasse bisa dipisahkan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan cara mendestabilisasi komponen non-gula (koloid) sehingga muatan partikel pada koloid menjadi netral dan terbentuk endapan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi yang tepat untuk memperoleh flokulasi optimum. Manfaat penelitian ini bagi industri, sebagai salah satu alternatif penangangan limbah molasse yang dihasilkan oleh pabrik gula sehingga bisa dimanfaatkan menjadi zat yang lebih berguna. Percobaan ini didahului dengan pencarian titik isoelektrik, pada titik tersebut muatan partike koloid akan menjadi netral sehingga akan terbentuk endapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan basa pada molasse tidaklah signifikan karena memerlukan bantuan sentrifugasi agar menghasilkan endapan. Namun pada penambahan asam H 2 SO 4 endapan akan mudah terbentuk dan tidak memerlukan bantuan sentrifugasi. Kata Kunci: Molasses, Koloid, ph, Isoelektrik ABSTRACT Sugar components on molasses can be separated in various ways. One is by way of destabilizing the non-sugar component (colloid). The purpose of this study was to determine the proper conditions for obtaining optimum flocculation.the benefit of this study for industry is, as an alternative of handling the waste (molasses) that generated sugar factory so that it can be utilized as a more useful substance. The experiment was preceded by a search area where the isoelectric point happen. In that area the colloidal particles electrical charge will become neutral so there will be a precipitation. The results showed that the addition of alkali to the molasses is not significant

because it requires the help of centrifugation to produce a precipitate. However, the addition of H 2 SO 4, precipitation will be easily formed and does not require the help of centrifugation. Keywords: Molasses, Colloid, ph, Isoelectric PENDAHULUAN Tanaman tebu merupakan komoditi yang penting di Indonesia. Dari tanaman tebu kita bisa memperoleh cairan gula.tanaman tebu banyak ditemukan di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Gula tersebut banyak digunakan di dalam produksi makanan sehari-hari. Di dalam pembuatan gula tersebut terbentuk produk samping berupa tetes tebu (molasse). Tetes tebu (molasse) merupakan sirup sisa dari proses pembuatan gula yang dihasilkan dari kristalisasi berulang, dimana sukrosa yang terkandung di dalamnya tidak dapat dikristalkan karena cairannya sangat kental dan terlalu banyak mengandung komponen garam, zat warna,dan non gula (organik dan non gula organik). Tetes tebu (molasse) adalah suatu hasil samping industri gula tebu yang masih mengandung komponen gula sebanyak 62 %. [1] Oleh karena itu dilakukan upaya untuk memisahkan komponen gula tersebut dari komponen non gula. Pemisahan kali ini dilakukan dengan cara destabilisasi koloid pada komponen non-gula. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah ph tetes tebu (molasse) melalui penambahan asam atau basa dan juga memvariasikan konsentrasi (Brix) dan temperatur. Setelah terjadi destabilisasi maka akan terbentuk endapan. Endapan tersebut mengandung komponen-komponen seperti garam, zat warna, dan lain-lain. Hal ini membuat kita dapat memanfaatkan komponen gula yang masih tertinggal pada molasse agar bisa digunakan kembali menjadi zat yang lebih berguna di kalangan masyarakat.

METODE PENELITIAN Bahan Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah molasses. Prosedur Kerja Molasses tersebut diencerken hinggakonsentrasinya menjadi 30 dan 36 brix. Kemudian molasses tersebut akan dititarsi oleh asam dan basa sehingga kita memperoleh titik optimum terjadinya destabilisasi. HASIL PERCOBAAN Analisis Kandungan Gula pada Endapan Hasil Sentrifugasi Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk memisahkan komponen non-gula dari komponen gula pada molasses, maka dari itu perlu diketahui apakah terdapat kandungan gula pada endapan yang sudah berhasil dipisahkan. Dari hasil penelitian ditemukan adanya kandungan gula pada endapan hasil sentrifugasi. Kadar gula total naik dari 31,64% menjadi 32,37%. Perubahan yang terjadi hanyalah sebesar 0,73 % (hanya berbeda 1 ml pada titik titrasi), sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan gula pada endapan sangatlah kecil dan bisa diabaikan. Perubahan lain yang terjadi pada molasses yang sudah disentrifugasi dengan yang belum disentrifugasi adalah total solid dan brix. Brix molasses berkurang dari 40,6 brix menjadi 36,5 brix. Sedangkan total solid molasses berubah dari 40,8% menjadi 36,5%. Hal ini terjadi karena sebagian komponen non-gula pada molasses sudah mengendap dan membuktikan bahwa sentrifugasi juga berpengaruh pada terbentuknya endapan di molasses.

Tabel 1 Brix dan Total solid molasses sebelum dan sesudah sentrifugasi Atribut Sebelum Sesudah Brix 40,6 36,7 Total Solid 40,8% 36,5% Pencarian Titik Optimum Terjadinya Flokulasi Penelitian ini dilakukan untuk mencari keadaan yang akan menimbulkan endapan terbanyak pada molasses. Konsentrasi H 2 SO 4 dan KOH yang digunakan adalah 2N dan 4N, sedangkan konsentrasi molasses yang diuji adalah 30 brix dan 36 brix yang kemudian dibuat menjadi ph 1,2,3 dan 4 dengan menggunakan H 2 SO 4, dan dengan KOH pada ph 5-11. Pada rentang ph 1-4 akan timbul endapan coklat keputihan pada molasses.

Tabel 2 Perolehan Endapan dari hasil titrasi Asam ph 1 2 3 4 Kondisi Ketinggian (Cm) 30 brix dan 2N 0,5 0,5 0,5 0,5 30 brix dan 4N 1 0,5 0,5 0,5 36 Brix dan 2N 2 1,5 1 1 36 Brix dan 4N 3,5 3 2 1,5 Hasil endapan ini kemudian disentrifugasi kembali pada kondisi 3000 RPM selama 15 menit dengan tujuan memaksimalkan perolehan endapan. Pada daerah asam terjadi kecenderungan yaitu tinggi endapan yang terbentuk semakin tinggi (banyak) seiring dengan bertambah rendahnya ph. Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin rendah ph maka endapan yang timbul akan semakin banyak. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa titik isoelektrik pada molasses terdapat di rentang ph sekitar 1.

Gambar 1 Endapan molasses karena penambahan asam Untuk pengkondisian daerah basa digunakan KOH dengan konsentrasi 2N dan 4N. Rentang ph yang diuji berkisar mulai dari 5 hingga 11. Endapan yang terbentuk berwarna hitam pekat berbeda dengan endapan pada keadaan asam. Pada daerah basa tidak ada kecenderungan ph terhadap banyaknya endapan karena tinggi endapan besarnya acak, dengan kondisi ph 10 yang memberikan endapan terbanyak. Pada penambahan basa ini tidak terbentuk endapan sama sekali jika molasses tidak disentrifugasi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa basa tidak terlalu mempengaruhi peristiwa terbentuknya endapan pada molasses walaupun tetap berpengaruh karena tanpa penambahan basa molasses tidak akan menghasilkan endapan sama sekali walau sudah disentrifugasi.

Gambar 2 Endapan molasses karena penambahan basa Kesimpulan ini juga diperkuat dengan percobaan tambahan, yaitu bila molasses diturunkan ph nya hingga 1 dan kita ambil endapannya, kemudian kita tambahkan KOH hingga phnya menjadi 11, maka tidak terbentuk endapan sama sekali pada ph 11. Hal ini menunjukkan bahwa endapan sudah habis pada keadaan asam. Berbeda dengan sebaliknya, jika kita membuat molasses memiliki ph 11 dan mengambil seluruh endapan pada kondisi tersebut, kita masih akan tetap mendapat banyak endapan ketika molasses phnya turun menjadi 1. Dari hasil tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa titik isoelektrik tidak terdapat pada daerah basa.

Tabel 3 Perolehan endapan hasil titrasi basa ph 5 6 7 8 9 10 11 Kondisi Ketinggian (Cm) 30 brix dan 2N 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 30 brix dan 4N 0,5 0,5 0,5 0,5 1 2 1 36 Brix dan 2N 0,5 1 1 0,5 2 2,5 1 36 Brix dan 4N 0 0 0 0 0 0,5 1 Endapan paling banyak terbentuk pada pada ph 1 dengan konsentrasi 36 brix, dan penggunaan H 2 SO 4 sebesar 4N. Hal ini dikarenakan karena pada konsentrasi 36 brix terdapat paling banyak komponen non-gula dalam molasses sehingga otomatios jika terbentuk endapan paling banyak. Walaupun demikian endapan yang terjadi tidaklah begitu stabil karena jika tidak segera dipisahkan maka endapan akan kembali menjadi koloid setelah beberapa saat. Hal ini berbeda dengan molasses yang memiliki konsentrasi 30 Brix dan dititrasi oleh H 2 SO 4 2N. Endapan yang terbentuk memang lebih sedikit tapi endapan tersebut stabil dalam rentang waktu yang cukup lama. Hal ini diduga karena pada konsentrasi 36 brix partikel koloid yang terikat cukup banyak dan ion H + tidaklah cukup kuat untuk menahan ion negatif molasses dalam jangka waktu lama, sehingga

partikel tersebut kembali menjadi koloid setelah beberapa saat. Endapan yang diperoleh dari titrasi ini adalah sebesar 96,135 gram/kg molasses. KESIMPULAN Keadaan optimum untuk terjadinya pengendapan adalah ketika ph 1, 36 brix, H 2 SO 4 4N. Endapan hasil pengenceran dan titrasi asam tidak mengandung kandungan gula. Penambahan basa hanya berpengaruh sedikit pada proses pembentukan endapan dan memerlukan bantuan dari alat sentrifugasi. DAFTAR PUSTAKA Honieg, Pieter., Principle of Sugar Technology, 1 st Company Inc., New York, 1954. ed., pp. 510-600, Mc Graw Hill Book Fessenden, Ralp J. and Joan.S., Kimia Organik Jilid 2., pp 332-352, Penerbit Erlangga, Jakarta., 1982. Myer, Drew., Surfaces, interfaces and Coloid 2 nd ed., pp 79-97, John Willey and Sons, New York, 1999. Ahmad, Hizkia., Kimia Larutan., pp 152-213, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Bandung., 1986. Molasses, http://www.madehow.com/volume-5/molasses.html Sukrosa, http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook/546sucrose.html Gula, http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/organic/sugar.html Fruktosa, http://www.chemistrydaily.com/chemistry/fructose Lime, http://www.graymont.com/what_is_lime.shtml Massecuite,http://www.fs.cvut.cz/cz/u218/peoples/hoffman/PREDMETY/VLP/Cu%20Dobrovice/s ugar%20factory1.htm Bagasses,http://www.ecofriend.com/entry/non-polluting-paper-producing-process-making-paperfrom-plants-sparing-the-trees/ http://ibhumanbiochemistry.wikispaces.com/c.3.1 Buffer Solution, http://www.chemguide.co.uk/physical/acidbaseeqia/buffers.html

Colloid, http://www.infoplease.com/encyclopedia/science/colloid.html Suspense, http://www.edinformatics.com/math_science/suspensions_colloids.htm Flokulasi, http://cpe.njit.edu/dlnotes/che685/cls07-1.pdf