PROPOSAL KEGIATAN PERAYAAN HARI NYEPI TAHUN ŚAKA 1933 ( M) I. NAMA KEGIATAN Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 ( M) II. THEMA Dengan Semangat Hari Raya Nyepi Tahun Ṡaka 1933 Umat Hindu Hamehayu Hayuning Bhawono (menjaga dan membangun keharmonisan kehidupan serta kedamaian jagat) III. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN Surat Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta NOMOR : 01/PHDI-DIY/I/ tanggal 1 Januari tentang Panitia Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1933 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. IV. DASAR PEMIKIRAN PELAKSANAAN 1. Sejak jaman dahulu kala umat Hindu menghormati hari-hari keagamaan sebagai perayaan yang dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Persembahan yang dibuat tidak lepas dari sistem upacara. Sistem upacara ini melambangkan dan melaksanakan konsep yang terkandung dalam sradha umat Hindu. Begitu juga dengan perayaan Nyepi, berdasar Lontar Sundarigama dan Sanghyang Aji Swamandala, bahwa perayaan tahun baru Śaka dirayakan dengan Hari Raya Nyepi, yang jatuh pada setiap penanggal apisan ( tanggal satu ) sasih Kedasa. Menurut perhitungan tahun masehi Hari Raya Nyepi biasanya jatuh pada bulan Maret atau awal bulan April setiap tahunnya. Rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi, diawali dengan upacara Melasti kemudian upacara Tawur Kesanga, dilanjutkan dengan Bratha Penyepian, Ngembak Geni dan diakhiri dengan Dharma Santi. 1
2. Tahun menjelang tahun terjadi beberapa bencana alam seperti tanah longsor di Wasior Papua, Tsunami di Mentawai serta terjadi erupsi beberapa gunung berapi termasuk seperti Gunung Bromo dan Merapi yang sampai menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Masalah ini dapat menyebabkan terganggunya kahidupan masysrakat yang beraada di daerah bencana dan yang berada di sekitarnya. Bencana alam ini merupakan peringatan kepada umat manusia sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai akal dan budi untuk sekali lagi merenungkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan/keserasian serta keharmonisan antara manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia lainnya dan antara manusia dengan alam yang di dalam konsep Hindu disebut Tri Hita Karana. 3. Indonesia adalah negara-bangsa yang dianugerahi Tuhan dengan sebuah kekayaan yang luar biasa; yakni: ke-bhineka-an. Hal itu terekspresikan dengan keragaman budaya, agama, ras-suku bangsa, etnis dan aliran. Negara ini juga dikaruniai oleh Tuhan dengan sumber daya alam yang melimpah, alam yang ramah serta nenek moyang kita mewariskan seni dan budaya tiada tara jumlah dan variasinya membentang dari Sabang hingga Merauke. Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke V di dunia, dan menurut para ahli bangsa Indonesia memiliki bakat seni yang besar, memiliki karakter tenggang rasa yang tinggi. 4. Semua potensi ini tidak akan berarti jika manusianya yang memegang peran untuk menentukan semuanya itu tidak memiliki hubungan yang baik satu dengan lainnya karena mempertajam perbedaan dan pertentangan, tidak menghargai satu sama lainnya. Bahkan, dalam era reformasi yang telah berjalan satu dasa warsa saat ini, hubungan antar manusia semakin rentan, hubungan antar kelompok, antar agama terasa semakin rapuh. Kerapuhan dalam hubungan antar kelompok itu tentu saja bertolak belakang dengan cita-cita yang diidamkan oleh 2
pendiri bangsa dan negara ini yakni suatu negara yang adil makmur dan tata tentram kerta raharja. 5. Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata utama di Indonesia setelah Bali, namun potensi yang dimiliki belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Misalnya di Yogyakarta bermukim ribuan seniman, potensi yang besar ini jika dikombinasi dengan peninggalan sejarah yang bernilai seni sangat tinggi tentu akan menghasilkan sesuatu pandangan baru, inspirasi baru untuk terus menggali potensi budaya yang masih terpendam tersebut. Seniman seni rupa khususnya seni lukis yang terkenal banyak bermukim di Yogyakarta, mereka perlu diajak berpartisipasi aktif dalam perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1933( M). Semua mereka itu perlu diajak berpartisipasi untuk sumbang saran dan dukungan terhadap Yogyakarta agar dapat berkembang di bidang pariwisata melalui kegiatan seni dan budaya. 6. Beranjak dari pengamatan problematika bangsa tersebut, panitia Nyepi Tahun Śaka 1933 atau Maret berkeinginan mengambil momentum perayaan Nyepi, untuk menjaga dan membangun keharmonisan kehidupan serta kedamaian jagat. Selain melaksanakan perayaan Nyepi sesuai dengan ritual yang telah menjadi tradisi, Panitia Nyepi Tahun Śaka 1933 juga mengunakan pendekatan budaya dalam konteks membangun keharmonisan kehidupan serta kedamaian jagat sehingga dibutuhkan keterlibatan para pelaku seni dan budaya. V. MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN Maksud dan Tujuan Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 adalah a. Tetap melestarikan dan melaksanakan petunjuk-petunjuk sastra-sastra suci agama Hindu sebagai tuntunan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. 3
b. Melalui Upacara Ritual Keagamaan pada setiap rangkaiannya (Melasti, upacara Tawur Kesanga, Bratha Penyepian, Ngembak Geni dan Dharma Santi) Umat Hindu Daerah Istimewa Yogyakarta, memohon kehadapan Hyang Widhi/ Tuhan Yang Maha Esa agar masyarakat dan bangsa serta negara Indonesia segera dibebaskan dari segala cobaan dan bencana. Kepada kita khususnya umat Hindu dan seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia, supaya diberikan kesadaran dan pencerahan untuk kembali kepada kesucian hidup agar dapat melaksanakan dan menegakkan dharma dengan sebaik-baiknya, serta bertekad membangun persaudaraan sejati. c. Memaknai Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 (tahun M) sebagai momentum membangun kesadaran baru untuk membangun persaudaraan di tengah perbedaan menuju perdamaian. d. Menunjang perkembangan budaya dan pariwisata di DIY dengan memperkokoh semangat DIY sebagai miniatur semangat Ke-Bhineka-Tunggal-Ikaan. e. Menumbuhkan inspirasi untuk penggalian dan pengembangan seni budaya Nusantara dan kepariwisataan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. VI. RENCANA KEGIATAN Kegiatan yang akan dilakukan dalam rangkaian Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu: A. Kegiatan Inti Keagamaan Kegiatan Keagamaan meliputi: 1. Matur Piuning: Diadakan pada hari Kamis, 3 Februari yang diikuti oleh Seluruh Panitia bertempat di Pura Jagatnata Banguntapan, Merapi, pantai Parang Kusumo, Tugu dan Candi Prambanan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memohon kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang 4
Maha Esa agar segenap panitia dan kegiatan yang direncanakan selalu mendapat waranugraha sehingga bisa terlaksana dengan lancar sesuai rencana. 2. Mendak/nunas Tirta: diadakan pada hari Kamis, 3 Februari, pukul 07.00 WIB di Merapi - Tuk Pitu oleh segenap Panitia. 3. Dharma Tula: Merupakan kegiatan pembinaan rochani berupa Dharma Wacana (ceramah keagamaan) yang disampaikan oleh seorang Dharma Duta kepada umat Hindu. Kegiatan ini diselenggarakan di sejumlah pura yang ada di lingkungan wilayah Gunung Kidul, wilayah Kabupaten Sleman, dan wilayah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta bertepatan dengan saat persembahyangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Purnama hari Kamis, 17 Februari pukul 19.00 WIB. 4. Upacara Melasti (labuhan Suci): Merupakan upacara yang mempunyai makna untuk membersihkan alat-alat upacara (pratima) dan diri sendiri secara lahir dan bathin serta untuk mengambil air suci dari laut/samudra. Upacara Melasti (Labuhan Suci) dilaksanakan di dua tempat yaitu: a. Pantai Ngobaran, Gunung Kidul yang akan diadakan pada hari Kamis, 17 Februari pukul 07.00 WIB yang diikuti oleh umat Hindu dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. b. Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul yang diadakan pada hari Minggu, tanggal 27 Februari pukul 13.00 WIB yang diikuti oleh umat Hindu dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. 5. Upacara Bhuta Yadnya (Tawur Kesanga): Upacara Tawur Kesanga dengan tingkatan Pecaruan Panca Kelud mempunyai makna untuk menyelaraskan atau mengharmoniskan alam semesta beserta seluruh isinya. Upacara ini akan diselenggarakan pada hari Jumat, 4 Maret, mulai Pukul 07.00 5
WIB sampai selesai. Bertempat di Candi Prambanan Yogyakarta yang akan diikuti oleh umat Hindu dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Setelah upacara ini, pada Pukul 16.00 WIB diselenggarakan upacara Tawur Kesanga (Mecaru) dan selanjutnya diikuti dengan upacara Pengerupukan di setiap Pura yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada upacara tawur kesanga ini, di samping upacara ritual keagamaan, biasanya juga diisi dengan kegiatan budaya berupa tari-tarian seperti: Tarian Ogoh-ogoh dan atraksi lainnya. 6. Upacara Puncak (Nyepi) Sebagai puncak acara pada Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 umat Hindu melaksanakan Berata Penyepian meliputi: tidak menyalakan api (Amati geni), tidak melaksanakan aktifitas kerja (Amati Karya), tidak bepergian (Amati lelungan), dan tidak mendengarkan atau membunyikan bunyi-bunyian atau hiburan (Amati Lelanguan) yang berlangsung pada hari Sabtu tanggal 5 Maret mulai Pukul 06.00 WIB sampai pada hari Jumat tanggal 27 Maret, Pukul 06.00 WIB. Upacara ini dilaksanakan di Pura atau di tempat tinggal masing-masing. Selama kurun waktu 24 jam tersebut semua umat Hindu wajib menjalankan renungan suci dan melaksanakan instrospeksi diri terhadap kehidupan di masa lalu dan memantapkan tekad mencapai keseimbangan jiwa dan menegakkan dharma dalam menyongsong kehidupan di masa-masa yang akan datang. 7. Ngembak Geni Upacara ini mempunyai makna Umat Hindu mulai memasuki tahun baru Śaka 1933 dengan kehidupan lahir dan bathin yang suci. Pada upacara ngembak geni ini umat Hindu di daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan persembahyangan bersama di pura masing-masing. 6
B. Kegiatan Bidang Kemasyarakatan Kegiatan dalam bidang kemasyarakatan ditekankan kepada tiga kegiatan utama yang berkaitan dengan peningkatan Pendidikan dan Persaudaraan, peningkatkan Produksi dan Rsi Yadnya yang dapat diuraikan menjadi beberapa sub kegiatan yaitu: 1. Pembagian buku-buku pelajaran agama Hindu dan alat-alat tulis kepada anak-anak yang membutuhkan yang akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 20 Februari. Pukul 08.00 WIB bertempat di Kabupaten Gunung Kidul. 2. Pengobatan cuma-cuma yang akan diadakan pada hari Minggu tanggal 20 Februari. Pukul 08.00 WIB betempat di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Bantul. 3. Lomba penjor dan lomba seni sebagai wahana meningkatkan pemahaman keagamaan untuk anak-anak yang akan diadakan pada hari Minggu tanggal 20 Februari Pukul 07.00 WIB bertempat di areal parkir Pura Banguntapan Yogyakarta. 4. Pasar Murah yang akan diadakan pada hari Minggu tanggal 20 Februari Pukul 08.00 WIB bertempat di areal parkir Pura Jagatnatha Banguntapan Yogyakarta. C. Kegiatan Seni Budaya dan Spiritual Kegiatan yang dirancang adalah sarasehan lintas agama dan keyakinan untuk dapat saling mengerti satu sama lainnya. Rangkaian kegiatan adalah sebagai berikut. 7
1. Sarasehan Lintas Agama yaitu pengungkapan gagasan-gagasan oleh tokoh lintas agama dalam merespon kondisi ketegangan-ketegangan yang terjadi di masyarakat baik disebabkan oleh perbedaan etnis, ras, agama dan keyakinan, serta perbedaan pandangan politik. Selain itu juga membahas kesiapan masyarakat Indonesia dalam menyikapi globalisasi yang terjadi di setiap sektor kehidupan. a. Tujuan: Saling memberikan input di antara umat beragama dan suku dalam merespon kondisi yang sedang terjadi di masyarakat serta saran-saran yang digunakan untuk menghindari konflik horizontal. Hal ini sangat penting untuk dilakukan oleh bangsa Indonesia yang berbeda-beda agama, etnik, dan budaya yang dilanda arus globalisasi. b. Tema: Menjaga dan membangun keharmonisan kehidupan serta kedamaian jagat c. Tempat pelaksanaan di Pendopo Tamansiswa. d. Pembicara: tokoh Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama Budha, Kong Hucu, Kepercayaan, dan Negarawan. e. Peserta berasal dari berbagai agama dan keyakinan dengan target jumlah 200 orang, serta pembicara adalah para tokoh lintas agama. 2.Dharma Śanti. Kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir perayaan Hari Raya Nyepi Śaka 1933, sebagai wahana saling maaf memaafkan. Acara ini akan mengundang pen Dharma Wacana dari luar Propinsi DIY. Kegiatan akan direncanakan akan dilaksanakan di Gedung/Pendopo seperti: Pendopo Kepatihan Kantor Gubernur Propinsi DIY atau Gedung JEC atau Gedung Pertemuan lain yang menampung sekitar 2000 Umat Hindu, Pelaksanaan direncanakan tanggal 12 Maret. 8
D. DAMPAK KEGIATAN Kegiatan ini diharapkan memberikan dampak positif kepada beberapa pihak antara lain: 1. Yogyakarta dapat meningkatkan kualitas pariwisatanya karena ada kegiatan kesenian dan spiritual relatif baru berhubungan dengan perayaan Hari Raya Keagamaan. 2. Umat Hindu ikut berpartisipasi dalam pengembangan kepariwisataan di DIY dan menjaga suasana kondusif untuk meningkatkan persaudaran dalam perbedaan melalui kegiatan seni budaya dan spiritual. 3. Hubungan antar umat beragama meningkat kualitasnya karena pemupukan saling mengerti dan percaya melalui kegiatan seni lintas agama dan sarasehan. 4. Melalui penggalangan dana Umat Hindu dapat mengembangkan program kemanusiaan untuk menolong Umat Hindu dan lainnya yang kurang beruntung kehidupannya. 5. Kegiatan Nyepi berdampak positif tidak saja secara vertikal tetapi juga positif secara horizontal sehingga dapat mewujudkan cita-cita Tri Hita Karana. VII. PENYELENGGARAAN KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan oleh Panitia Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Khusus untuk kegiatan seni budaya dan spiritual pelaksanaannya dilakukan oleh Seksi Kesenian, Seksi Dharma Shanti Panitia Nyepi Tahun Śaka 1933/Maret Masehi dan diberikan mandat penuh oleh panitia inti untuk membentuk sub-seksi masing-masing guna memperlancar kegiatan. 9
VIII. DANA KEGIATAN Seluruh dana yang diperlukan untuk kegiatan tersebut di atas direncanakan didapatkan dari: 1. Sumbangan sukarela seluruh umat Hindu di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, berupa uang tunai ataupun dana punia lainnya. 2. Bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi dan Kabupaten/Kota lain di Indonesia. 3. Bantuan dari Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI dan Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat di Jakarta 4. Donatur dan dana punia umat 5. Dana Anggaran Parisada Hindu Dharma Indonesia Propinsi DIY. IX. LAIN-LAIN Hal-hal yang belum tercantum dalam proposal ini akan diatur kemudian. X. PENUTUP Demikian proposal Hari Raya Nyepi Tahun Śaka 1933 propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini dibuat guna memberi gambaran mengenai rangkaian upacara hari Raya Nyepi tahun Śaka 1933 dan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan oleh panitia. Kerja sama dan partisipasi serta dukungan tulus ikhlas dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi dapat terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan yang tersebut di atas. Akhirnya pihak panitia berharap, semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Atas segala kekurangan yang ada, kami mohon maaf yang sebesarbesarnya, dan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungannya. 10
Hormat kami, Yogyakarta, 5 Januari Ketua Umum Sekretaris Umum Marsma TNI(Purn.)Ir. IB. Suryaadikara, M.M. I Wayan Ordiyasa, S.Kom, M.T. Mengetahui, Parisada Hindu Dharma Indonesia Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Ketua, Drs. Ida Bagus Agung, MT 11
Lampiran 1 SUSUNAN PANITIA HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1933 ( M) PROVINSI DI YOGYAKARTA Pelindung : 1. Gubernur Propinsi DIY 2. Kakannwil Kementerian Agama Propinsi DIY 3. Parisada Hindu Dharma Indonesia Propinsi DIY Penasehat : 1. Drs. Ida Bagus Agung, M.T. 2. Drs.I Nyoman Warta, M.Hum 3. Drs. I Wayan Sumerta, M.T. 4. Kapten AU Drs. I Made Wordanegara (Badan Pelaksana Hari Raya Hindu PHDI Propinsi DIY) Ketuan Umum : Marsma TNI(Purn.) Ir. IB. Suryaadikara, M.M. Ketua I : Dewa Gede Putra Ketua II : Budi Raharjo, M.A. Sekretaris umum : I Wayan Ordiyasa, S.Kom. M.T. Sekretaris I : I Gede Darma, S.Kom Sekretaris II : Saruda Widodo Staf Sekretaris : Tri Sukoharjo Kedek Supri Adinata (KMHD-DIY) Luh Siwi Elys Ernawati (KMHD-DIY) Bendahara : I Gede Wirya, S.E. I Nyoman Darmayuda, S.E. Seksi Yadnya : Ibu Nengah Beratha (Koordinator) Ibu Ida Ayu Ardani Ibu Puja Sogata Ibu Agung Kisnugupta Pesantian Eka Cita Dharma (Tempek Utara) Pesantian Sedana Yoga (Tempek Tengah) Seksi Dana : Prof. DR. I Wayan T. Artama (Koordinator) I Putu Gama (Pesantian Tirta Arum/Tempek Barat ) I Wayan Iswara Madya, M.M. ( Pesantian Dharma Laksana) I Nyoman Cakranegara,S.H., M.Hum (Pesantian Dharma Santhi) I Nyoman Suta Atmaja (Pesantian Catur Sari ) I Wayan Mendra (Pesantian Eka Purna Bhakti/Tempek Patuk) Drh. I Komang Tri Kumara Pesantian (Dharma Laksana) Drs. I Wayan Gundana (Pesantian Catur Sari) I Gusti Ngurah Ari Utama (Pesantian Sedana Yoga) 12
Gede Sutresna (Eka Cita Dharma) Drs. I Gusti Made Berata(Pesantian Sedana Yoga) Pesantian Tirta Arum/Tempek Tengah Pesantian Catur Sari Seksi Konsumsi : Ibu Dra. Mugiani (Koordinator) Ibu Mamik Ibu Nunung Paguyuban ibu ibu Banguntapan WHDI DIY Seksi Publikasi : Lembaga Siar Agama PHDI Propinsi DIY Perwakilan KMHD DIY Seksi Perlengkapan : Iskak Tupang (Koordinator) I Wayan Suarsana Paguyuban Umat Hindu Banguntapan Seksi Bakti sosial : Ni Putu Indah Rosita Devy (KMHD DIY) Seksi Kesehatan : I Made Suta Aryana (Koordinator) Pesantian Daksina Puri Seksi Keamanan : I Nengah Lotama (Koordinator) Pesantian Eka Purna Bhakti Tempek Dharma Laksana Lanud Seksi Transportasi : Ketut Sandiada (Koordinator) I Nyoman Wirawan I Made Suta Aryana Dewa Putu Hari Wangsa I Wayan Muliartha Seksi Kesenian : I Wayan Senen, SST., M.Hum. (Koordinator) I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum. I Dewa Made Mustika Made Arya Palguna KMHD DIY Seksi Dharma Tula : Budi Sanyoto (Koordinator) I Gede Suwardana, S.Ag. Tugimin, S.Ag. 13
Seksi Acara : Ida Made Panji (Koordinator) Sunardi S.Ag Drs. Dewa Gede Putu Raka Pesantian Dharma Santi Seksi Dharma Santi : AAGN. Ari Dwipayana, M.Si. (Koordinator) Ibu Dra Lutfiana Wayan Senen I Gusti Ngurah Putra, M.A. 14
Lampiran 2 Jadwal Kegiatan Nyepi Tahun Saka 1933/ Masehi A. Kegiatan Inti Keagamaan dan Kemasyarakatan No Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan 1. Senin, 10 Januari Matur Piuning Mengawali Kegiatan dan Pelantikan Panitia Dilaksanakan Oleh Seluruh Panitia di Pura Jagatnatha 2. Kamis, 3 Februari 3. Kamis, 3 Februari 4. Kamis, 15 Februari 5. Kamis, 17 Februari 6. Selasa, 17 Februari 7. Minggu, 20 Februari 8. Minggu, 27 Februari Matur Piuning: Merapi, Parangkusumo, Tugu, Candi Prambanan Mendak Tirta: Tuk Pitu Merapi, Beji Parang Kusumo Bakti Sosial kepada Korban Erupsi Gunung Merapi Melasti I: Pantai Ngobaran Gunung Kidul Dharma Tula di Pura-Pura dan Tempat Suci Pemujaan di DIY Bhakti Sosial di Pura Jagat Natha Banguntapan Melasti II: Pantai Parang Kusumo Banguntapan Dilakukan oleh Panitia Inti dan Sulinggih/Wasi Idem Bertempat di sekitar Lereng Gunung Merapi Diikuti oleh semua umat Hindu di DIY Dilakukan oleh petugas Dharma Tula Idem Diikuti oleh seluruh Umat Hindu DIY dan sekitarnya 9. Kamis, 3 Maret Mepepadha Binatang Korban Dilaksanakan di Pura Jagatnatha Banguntapan 10. Jumat, 4 Maret, pukul 08.00 13.00 WIB 11. Jumat, Maret, pukul 16.00-21.00 WIB 11. 5 Maret : 06.00 06.00 6 Maret Tawur Kesanga di Candi Prambanan Upacara Pecaruan Pangerupukan di pura-pura dan tempat yang ditentukan panitia di DIY dan di rumah warga Hindu Pelaksanaan Nyepi dengan empat Beratha Penyepian Diikuti oleh seluruh Umat Hindu di DIY dan Jawa Tengah Dilakukan oleh penyungsung pura dan Umat Hindu Dilakukan wajib oleh seluruh Umat Hindu kecuali yang memiliki 15
No Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan kondisi khusus. 12. 6 Maret : 06.00 WIB Ngembak Geni Umat Hindu boleh melakukan kegiatan sehari-hari B. Kegiatan Seni Budaya, Spiritual dan Dialog Lintas Agama No Waktu Kegiatan Nama Kegiatan Keterangan 1. Sabtu, 26 Pebruari Sarasehan Lintas Agama: Pembicara tokoh Nasional lintas agama dengan tujuan menjawab masalah mewujudkan kedamaian dan perdamaian untuk keutuhan berbangsa dan bernegara. 2. Sabtu, 12 Maret Dharma Shanti yaitu pertemuan lintas umat agama untuk saling memaafkan dan percikan rohani oleh tokoh Agama Hindu. Petugas: Seksi Dharma Shanti. Peserta: Umat lintas Agama dari DIY, Jawa Tengah Petugas: Seluruh panitia Nyepi dikoordinasikan oleh seksi Dharma Shanti. 16
LAMPIRAN II RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN HARI RAYA NYEPI TAHUN ŚAKA 1933 Disusun berdasarkan kebutuhan biaya dari masing-masing seksi sebagai berikut: 1. Sekretariat Panitia : Rp. 8.745.000,00 2. Seksi Yadnya/Upacara : Rp. 85.000.000,00 3. Seksi Dana : Rp. 3.575.000,00 4. Seksi Konsumsi : Rp. 45.850.000,00 5. Seksi Publikasi : Rp. 9.350.000,00 6. Seksi Perlengkapan/Tempat : Rp. 30.050.000,00 7. Seksi Bakti Sosial : Rp. 13.750.000,00 8. Seksi Kesehatan : Rp. 5.500.000,00 9. Seksi Keamanan : Rp. 8.250.000,00 10. Seksi Transportasi : Rp. 33.000.000,00 11. Seksi Kesenian : Rp. 11.825.000,00 12. Seksi Acara : Rp. 6.820.000,00 13. Seksi Dharma Santi : Rp. 39.050.000,00 Rp. 300.765.000,00 Yogyakarta, 5 Januari Hormat kami, Ketua Umum Sekretaris Umum Marsma TNI(Purn.)Ir. IB. Suryaadikara, M.M. I Wayan Ordiyasa, S.Kom, M.T. 17
Catatan: Bantuan dana dapat disalurkan melalui Rekening Panitia Hari Raya Nyepi di BNI 46 Cabang UGM No. Rekening: 0038.690750 Atas Nama: I Wayan T. Artama. (Koordinator Seksi Dana). 18