PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI Oleh : Triani Trisnawati 00.40.0309 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 i
PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Oleh : Triani Trisnawati 00.40.0309 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 ii
HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Pada Tanggal 28 Januari 2010 Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Dekan, (Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si.) Dewan Penguji : 1. Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si. 2. Esthi Rahayu, S.Psi., M.Si. 3. Dra. V. Sri Sumijati, M.Si. iii
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayah dan Ibu tercinta, dan Kakak-kakakku yang tersayang yang turut memberi semangat dalam setiap perjalanan hidupku iv
MOTTO Saya takkan menjelek-jelekkan siapapun dan akan mengatakan segala yang baik yang Saya ketahui tentang semua orang (Benjamin Franklin) v
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikan kekuatan, kasih dan kemampuan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari jasa, bantuan, nasihat, bimbingan, serta doa dari orang-orang yang selalu ada selama penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Yth. Ibu Th. Dewi Setyorini, S.Psi., MSi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Yth. Bapak Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Utama atas kesabaran dan kesediaannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini. 3. Yth. Bapak Thomas Budi Santoso, Ed.D., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Unika Soegijapranata Semarang yang telah memberi ijin penelitian. 4. Seluruh subjek atas kesediaan serta kerja samanya dalam membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis. 6. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu dalam segala urusan administrasi dan surat perijinan. vi
7. Seluruh Staf Perpustakaan yang telah membantu dalam mencari bukubuku sumber referensi yang dibutuhkan oleh penulis. 8. Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, materi, dan melimpahiku dengan kasih sayang sepanjang masa. 9. Kakak-kakakku (Iwan dan Dhanik) yang telah memberikan semangat. 10. My Big Bro, The Doctor... Terima kasih atas waktu, bantuan dan informasi yang diberikan. 11. Sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, dan kritik demi kebaikan yang akan datang. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semarang, Januari 2010 Penulis vii
DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Syarat Memperoleh Gelar Sarjana... Halaman Pengesahan... Halaman Persembahan... Halaman Motto... Ucapan Terima Kasih... i ii iii iv v vi Daftar Isi... viii Daftar Tabel... Daftar Lampiran... xi xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan Penelitian... 5 C. Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 7 1. Pengertian Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah 7 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Membeli. 8 3. Tahap-tahap Perilaku Membeli... 19 B. Kepercayaan Diri... 23 1. Pengertian Kepercayaan Diri... 23 2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri... 24 C. Hubungan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 28 viii
D. Hipotesis... 31 BAB III METODE PENELITIAN... 32 A. Identifikasi Variabel Penelitian... 32 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 32 1. Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 32 2. Kepercayaan Diri... 33 C. Subjek Penelitian... 33 D. Metode Pengumpulan Data... 34 1. Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 35 2. Skala Kepercayaan Diri... 36 E. Uji Coba Alat Ukur... 38 1. Validitas... 38 2. Reliabilitas... 39 F. Metode Analisis Data... 39 BAB IV LAPORAN PENELITIAN... 40 A. Orientasi Kancah Penelitian... 40 B. Persiapan Penelitian... 41 1. Penyusunan Skala Penelitian... 41 a. Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 42 b. Skala Kepercayaan Diri... 42 2. Tahap Perijinan Penelitian... 43 3. Uji Coba Alat Ukur... 44 a. Validitas dan Reliabilitas Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 44 b. Validitas dan Reliabilitas Skala Kepercayaan Diri... 45 ix
C. Pelaksanaan Penelitian... 47 BAB V HASIL PENELITIAN... 49 A. Hasil Penelitian... 49 1. Uji Asumsi... 49 a. Uji Normalitas... 49 b. Uji Linieritas... 50 2. Uji Hipotesis... 50 B. Pembahasan... 51 BAB VI PENUTUP... 55 A. Kesimpulan... 55 B. Saran... 55 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 59 x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Rancangan Jumlah Item Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 36 Tabel 2 Rancangan Jumlah Item Skala Kepercayaan Diri... 38 Tabel 3 Sebaran Item Skala Perilaku Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 42 Tabel 4 Sebaran Item Skala Kepercayaan Diri... 43 Tabel 5 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 45 Tabel 6 Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kepercayaan Diri... 46 Tabel 7 Sebaran Nomor Item Baru Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 47 Tabel 8 Sebaran Nomor Item Baru Skala Kepercayaan Diri... 47 xi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN... 59 LAMPIRAN A DATA TRY OUT... 60 A-1 Data Try Out Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 61 A-2 Data Try Out Kepercayaan Diri... 64 LAMPIRAN B VALIDITAS DAN RELIABILITAS... 66 B-1 Validitas dan Reliabilitas Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 67 B-2 Validitas dan Reliabilitas Kepercayaan Diri... 71 LAMPIRAN C SKALA PENELITIAN... 75 C-1 Skala Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 76 C-2 Skala Kepercayaan Diri... 79 LAMPIRAN D DATA PENELITIAN... 81 D-1 Data Penelitian Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah... 82 D-2 Data Penelitian Kepercayaan Diri... 85 LAMPIRAN E UJI ASUMSI... 88 E-1 Uji Normalitas... 89 E-2 Uji Linieritas... 92 LAMPIRAN F ANALISIS DATA... 94 LAMPIRAN G SURAT IJIN PENELITIAN DAN BUKTI PENELITIAN... 96 G-1 Surat Ijin Penelitian... 97 G-2 Surat Bukti Penelitian... 99 xii
PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI Oleh : Triani Trisnawati FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah pada mahasiswi. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah, demikian juga sebaliknya. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, memiliki usia 16-19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling. Skala yang digunakan adalah skala perilaku membeli produk perawatan wajah dan skala kepercayaan diri. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai r xy sebesar -0,489 dengan p<0,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah pada mahsiswi. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah, demikian juga sebaliknya. Kata kunci : perilaku membeli produk perawatan wajah, kepercayaan diri. 1
2 Latar Belakang Masalah Remaja adalah kaum yang paling memperhatikan penampilannya terutama pada remaja putri seperti pada penampilan wajahnya agar terlihat cantik. Hal tersebut senada dengan pendapat Hurlock (dalam Lina dan Rosyid, 1997, h.12) yang menyatakan bahwa kebanyakan remaja menganggap bahwa penampilan dan gaya hidup masih merupakan simbol status sosial yang lebih tinggi di dalam kelomponya. Dengan demikian muncullah sikap bersaing dalam penampilan diri melalui pakaian, sepatu, gaya rambut, dan asesoris lainnya. Berdasarkan pada sikap bersaing dalam penampilan tersebut terutama pada penampilan wajah sehingga akan mempengaruhi dalam perilakunya membeli produk perawatan wajah. Reynold, dkk. (dalam Lina dan Rosyid, 1997, h.6) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa remaja putri usia antara 16 sampai dengan 19 tahun membelanjakan uangnya lebih banyak untuk keperluan menunjang penampilan diri seperti sepatu, pakaian, kosmetik, dan asesoris. Mulai dari penampilan ujung kepala sampai dengan ujung kaki mendapat perhatian serius dari remaja putri. Penampilan utama yang paling diperhatikan adalah penampilan wajah, hal ini dikarenakan remaja putri ingin terlihat cantik serta memiliki wajah yang mulus dan bersih sehingga terlihat menarik. Melalui pengamatan dan wawancara terhadap beberapa mahasiswi Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, diketahui bahwa mahasiswi tersebut telah membelanjakan uangnya untuk merias wajahnya agar terliaht cantik Ketika berangkat ke kampus maupun pergi ke tempat lainnya, mahasiswi tersebut juga berdandan agar penampilannya menarik. Penampilan diri terutama penampilan wajah menjadi perhatian utama
3 sehingga hal ini telah menjadi gaya hidup pada mahasiswi tersebut. Mereka membelanjakan uangnya untuk membeli produk perawatan wajah dengan tujuan agar dapat tampil secantik mungkin dan nampaknya tidak ingin tersaingi oleh teman atau mahasiswi lainnya. Bila mahasiswi tersebut mengalami masalah pada wajahnya seperti berjerawat, kulit rusak akibat salah obat, dan wajah tidak mulus bersih atau putih, maka dirinya segera mencari informasi mengenai produk perawatan wajah demi mengobati wajahnya dan dapat tampil lebih menarik. Setelah mendapat informasi mengenai produk perawatan wajah, dirinya segera membeli produk tersebut meskipun harga produknya tidak tergolong murah. Swastha dan Handoko (1987, h.9) menyatakan bahwa perilaku membeli adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku membeli menurut Engel, dkk. (1994, h.46) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan (kebudayaan, kelas sosial, pengaruh pribadi atau kelompok acuan, keluarga), faktor perbedaan individu (sumber daya konsumen, motivasi, pengetahuan konsumen, sikap, kepribadian dan gaya hidup), faktor psikologis (belajar, pengolahan informasi), dan faktor produk (harga, karakteristik, kualitas). Penelitian ini lebih memfokuskan pada faktor kepribadian yaitu kepercayaan diri karena mahasiswi sering melakukan usaha-usaha tertentu agar dapat tampil lebih percaya diri.
4 Hakim (2002, h.6) menyatakan bahwa rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, namun melalui proses tertentu di dalam pribadi seseorang sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Rasa percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Berdasarkan uraian di atas muncul pertanyaan pada diri peneliti, apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah?, sehingga penulis melakukan penelitian tentang Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Perilaku Membeli Produk Perawatan Wajah Lina dan Rosyid (1997, h.6) menyatakan bahwa dewasa ini berbagai macam produk ditawarkan kepada konsumen. Produk-produk ini bukan hanya barang yang dapat memuaskan kebutuhan seseorang, tetapi terutama produk yang dapat memuaskan kesenangan konsumen. Menurut Kotler (1990, h.178) perilaku membeli merupakan kebiasaan individu baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam mendapatkan barang dan jasa. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku membeli pada seseorang adalah kepercayaan diri. Hakim (2002, h.6) menyatakan bahwa rasa percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap segala aspek kelebihan
5 yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Mahasiswi yang memiliki kepercayaan diri dapat bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu, merasa diterima oleh kelompoknya, dan memiliki kemandirian. Mahasiswi dapat bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu karena dirinya yakin akan kemampuan yang dimiliki. Ketika tumbuh jerawat pada wajah juga dirinya tidak mudah gugup dan dengan tenang menghadapi jerawat tersebut yang pada akhirnya dapat menekan perilakunya untuk membeli produk perawatan wajah. Sebaliknya mahasiswi yang tidak dapat bersikap tenang ketika ada jerawat pada wajahnya, maka dirinya menjadi gugup dan dengan segera membeli produk untuk perawatan wajahnya. Kepercayaan diri yang dimiliki dapat menjadikan mahasiswi merasa diterima oleh kelompoknya. Untuk dapat diterima oleh kelompoknya, dirinya tidak perlu menampilkan dirinya sebaik mungkin seperti berdandan rapi dan modis serta memakai produk perawatan wajah agar dirinya terlihat cantik sehingga perilaku membeli produk perawatan wajah menurun. Berbeda dengan mahasiswi yang merasa tidak diterima di kelompoknya, dirinya baru dapat merasa diterima di kelompoknya jika dapat tampil cantik dengan menggunakan produk perawatan wajah sehingga dapat meningkatkan perilaku membeli produk perawatan wajah. Mahasiswi yang percaya diri juga lebih mandiri dibanding dengan yang tidak memiliki rasa percaya diri. Kemandirian yang dimiliki menyebabkan mahasiswi tidak tergantung oleh sesuatu di luar dirinya seperti tergantung pada produk perawatan wajah untuk tampil cantik,
6 melainkan dirinya merasa bahwa untuk tampil cantik tidak hanya tergantung oleh produk untuk merawat wajahnya tetapi tergantung dari bagaimana menjalin hubungan dengan teman, menghargai diri sendiri dengan berpakaian yang sopan dan tidak melanggar norma-norma sosial. Mahasiswi yang kepercayaan dirinya rendah akan berupaya mencari sesuatu agar dapat meningkatkan rasa percaya dirinya. Upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri tersebut dapat dicapai melalui perawatan pada wajahnya sehingga dapat diasumsikan bahwa dengan kepercayaan diri yang rendah maka semakin tinggi perilaku membeli produk perawatan wajah. Berbeda dengan mahasiswi yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dirinya tidak terlalu memikirkan keadaan wajahnya sehingga perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah. Hipotesis Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah, demikian juga sebaliknya. Metode Penelitian Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, memiliki usia 16-19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah incidental sampling.
7 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode skala, yaitu skala perilaku membeli produk perawatan wajah dan skala kepercayaan diri. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data diperoleh nilai r xy sebesar -0,489 dengan p<0,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah pada mahsiswi. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah, demikian juga sebaliknya. Pembahasan Munculnya perilaku membeli produk perawatan wajah pada mahasiswi juga dipengaruhi oleh kepercayaan dirinya. Guilford, dkk (dalam Afiatin dan Mataniah, 1998, h.67) mengemukakan bahwa seorang individu yang memiliki kepercayaan diri memiliki ciri-ciri ketenangan sikap. Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka dapat memberi gambaran bahwa mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dirinya tidak mudah merasa khawatir dan tetap tenang meskipun mengalami masalah yang berkaitan dengan wajahnya. Ketika wajah mahasiswi tumbuh jerawat, maka dirinya tetap tenang dan tidak gelisah sehingga menghadapi
8 masalah jerawat tersebut dengan tidak memaksakan dirinya untuk membeli produk perawatan wajah, dengan kata lain mahasiswi tersebut dapat menekan perilaku membelinya. Berbeda dengan mahasiswi yang kurang memiliki rasa percaya diri, ketika mengalami tumbuh jerawat pada wajahnya maka dirinya menjadi panik dan tidak percaya diri. Kepanikan tersebut disebabkan karena dirinya mengalami ketakutan terhadap berkurangnya kecantikan wajahnya, sehingga mahasiswi tersebut berupaya mencari solusi untuk menghilangkan jerawatnya yaitu dengan membeli produk perawatan wajah. Dapat dikatakan bahwa perilaku membeli mahasiswi tersebut tinggi. Guilford, dkk (dalam Afiatin dan Mataniah, 1998, h.67) juga mengemukakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri maka menjadikan individu merasa diterima oleh kelompoknya. Berpegang pada pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa mahasiswi yang merasa diterima kelompoknya, di dalam pergaulan dirinya memiliki pandangan bahwa untuk diterima di kelompoknya tidak perlu tampil sempurna secara fisik seperti berdandan secantik mungkin. Akibatnya mahasiswi tersebut tidak memaksakan diri untuk merias wajahnya secara berlebihan sehingga dirinya tidak perlu membeli produk perawatan wajah secara berlebihan, dan dapat mengurangi perilaku membeli produk perawatan wajah. Mahasiswi yang kurang memiliki kepercayaan diri, maka dirinya merasa tidak dapat diterima dalam kelompoknya. Akibatnya mahasiswi tersebut berupaya berdandan secara berlebihan agar terlihat cantik dengan tujuan agar dapat diterima kelompoknya. Konsekuensinya, mahasiswi
9 tersebut harus membeli produk kosmetik untuk merawat wajahnya sehingga perilaku membeli produk kosmetik menjadi tinggi. Anthony (1996, h.66) menyebutkan ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri adalah mandiri. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswi dengan kemandirian yang dimiliki menyebabkan dirinya tidak tergantung pada produk kosmetik untuk agar wajahnya dapat tampil cantik, melainkan dirinya merasa bahwa untuk tampil cantik tergantung dari bagaimana menjalin hubungan dengan teman, menghargai diri sendiri dengan berpakaian yang sopan dan tidak melanggar norma-norma sosial. Pengaruh kepercayaan diri terhadap perilaku membeli produk perawatan wajah dapat dilihat pada sumbangan efektif (SE) yang diberikan sebesar 23,9%, sisanya 76,1% merupakan faktor-faktor lain seperti kebudayaan (budaya, sub budaya, kelas sosial), sosial (kelompok referensi, keluarga, peran dan status), pribadi (usia, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, konsep diri), psikologis (motivasi, persepsi, belajar), produk (harga, kualitas, karakteristik). Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan diri cukup memberikan pengaruh terhadap perilaku membeli produk perawatan wajah. Kesimpulan Ada Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku membeli produk perawatan wajah. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka perilaku membeli produk perawatan wajah semakin rendah, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian hipotesis penelitian ini terbukti. Adapun kepercayaan diri
10 memberikan sumbangan sebesar 23,9% terhadap perilaku membeli produk perawatan wajah. Saran 1. Bagi mahasiswi Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang Hendaknya mahasiswi meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki yaitu bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu, merasa diterima oleh kelompoknya, dan mandiri sehingga dapat menekan perilaku membeli produk perawatan wajahnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Saran untuk peneliti selanjutnya adalah memperhatikan kelemahan dalam penelitian ini dan memperhatikan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap perilaku membeli yaitu kebudayaan (budaya, sub budaya, kelas sosial), sosial (kelompok referensi, keluarga, peran dan status), pribadi (usia, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, konsep diri), psikologis (motivasi, persepsi, belajar), produk ( harga, kualitas, karakteristik).
PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI I N T I S A R I Disahkan pada tanggal : 28 Januari 2010 Mengetahui Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Dekan Pembimbing Utama (Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si.) (Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si.)