BAB I PENDAHULUAN. kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh

PENGARUH KESEHATAN, PELATIHAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI KOTA TOMOHON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. No.3 tahun 1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, kecelakaan. menimbulkan korban manusia dan harta benda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB III LANDASAN TEORI

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

PERATURAN GUBERNUR BANTEN


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB 1 : PENDAHULUAN. pekerja rumah sakit agar produktivitas pekerja tidak mengalami penurunan. (1)

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. setingggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah satu

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA. Name of chairman

KUISIONER PENELITIAN

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan Kerja adalah Keselamatan yang bertalian dengan mesin,

BAB I PENDAHULUAN. perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehartan Kerja (SMK3)

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB II PEKERJA (WAITRESS), DAN KECELAKAAN KERJA

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R121. Rekomendasi Jaminan Kecelakaan Kerja, 1964 (No. 121)

DEFINISI PENGERTIAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

Peralatan Perlindungan Pekerja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunyahal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadi dilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanya pentingnya sebuah keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama sekali di dukung oleh pemerintah. Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan, dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga pekerjaan dalam membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk pemerintah) dimana pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap 1

(penutup hidung dan mulut). Mengapa bisa hal tersebut dapat terjadi??? Padahal bisa dilihat mata pemerintah tidak mungkin sependek yang kita lihat. B. Rumusan Masalah Setelah kita membaca latar belakang diatas maka kami tim penulis memberikan rumusan masalahnya, yakni : 1) Bagaimana pengertian kecelakaan kerja! 2) Menjelaskan jenis jenis kecelakaan kerja! 3) Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja! 4) Menyebutkan Undang undang yang mengatur kecelakaan kerja! 5) Menjelaskan bagaimana peranan jamsostek terhadap korban kecelakaan kerja! 6) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja! 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu aktivitas dandapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4). Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171). Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ). Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda. Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan : 3

a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur. Adapun teori teori penyebab kecelakaan kerja antara lain : 1. Teori Heinrich ( Teori Domino) Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian. Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ). 2. Teori Multiple Causation Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti. 3. Teori Gordon Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya 4

kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail. 4. Teori Domino terbaru Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 5. Teori Reason Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat lubang dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja, 6. Teori Frank E. Bird Petersen Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan. Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) : Manajemen kurang control Sumber penyebab utama Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar) 5

Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar ) Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda ) B. Jenis Jenis Kecelakaan Kerja Menurut Suma mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni: a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk atau terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi kemampuan, Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi b. Klasifikasi menurut penyebab : Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik. Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air. Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik, dan sebagainya. 6

Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia, dan sebagainya. Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah) c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo), Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di permukaan, Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak, Pengaruh radiasi d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan, Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk dalam klsifikasi tersebut. C. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni: a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK) b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK) Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni: 7

a. Faktor Fisik Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya. b. Faktor Manusia Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. D. Undang Undang Kecelakaan Kerja Kecelakaan Kerja diatur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ayat 1 : Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. BAB III PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Bagian Kedua 8

Jaminan Kecelakaan Kerja Pasal 8 (1)Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan Kerja. (2) Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja ialah: a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak; b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan; c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan. Pasal 9 Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi: a. biaya pengangkutan; b. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan; c. biaya rehabilitasi; d. santunan berupa uang yang meliputi: 1. santunan sementara tidak mampu bekerja; 2. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya; 3. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental. 4. santunan kematian. 9

Pasal 10 (1) Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam. (2) Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia. (3) Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya. (4) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri. E. Peran Jamsostek Jamsostek adalah singkatan dari jaminan sosial tenaga kerja, dan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas yaitu perlindungan pada : 10

Peristiwa kecelakaan Sakit Hamil Bersalin Cacat Hari tua Meninggal dunia Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan K-3 di Indonesia merupakan wujud komitmen untuk berperan aktif untuk menangani permasalahan-permasalahan yang timbul dalam upaya mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Partisipasi PT Jamsostek (Persero) sudah direalisasikan dalam berbagai bentuk. program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) mampu memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerja Apalagi selama ini tenaga kerja relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah dalam hubungan industrial. Salah satu risiko dalam pekerjaan yang dihadapi tenaga kerja, di antaranya kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Dalam hal ini, JKK dan PAK merupakan risiko-risiko yang harus dihadapi tenaga kerja selama waktu kerja. Ini menjadi alasan utama mengapa jaminan sosial sangat diperlukan tenaga kerja. 11

PT Jamsostek (Persero) secara berkala menyelenggarakan seminar tentang penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan dengan melibatkan pihak perusahaan, praktisi atau pakar K-3, dokter penasihat, pihak akademisi, pengawas pegawai negeri sipil (PPNS), perwakilan pekerja, dan pihak terkait lainnya. Untuk mendorong penerapan sistem manajemen K-3 di perusahaan, PT Jamsostek (Persero) memberikan bantuan alat-alat pelindung diri alat alat-alat K3. Selain itu juga bantuan pelaksanaan uji kebisingan melalui pemeriksaan di perusahaan-perusahaan. PT. Jamsostek juga membantu melakukan penelitian terkait meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di perusahaan. Meski angka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meningkat, namun banyak perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen K-3 secara baik Dibentuk pula Trauma Centre PT Jamsostek (Persero) yang dimaksudkan sebagai upaya pelatihan K-3 di perusahaan. Trauma Centre berfungsi untuk memberikan lokakarya dan pelatihan mengenai K-3 di perusahaan. Ini termasuk simulasi dan praktik penanganan jika terjadi musibah di perusahaan, seperti kebakaran, ledakan, keracunan serta praktik memberikan bantuan sementara dengan P3K dan sebagainya. Trauma Centre juga dibentuk sebagai upaya untuk penanganan medis secara cepat dan tepat kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Dengan ini ini diharapkan dapat menyelamatkan jiwa dan menekan terjadinya kecacatan atau dampak fatal akibat kecelakaan kerja. 12

F. Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu : a. Manusia. b. Manajemen ( unsur pengatur ). c. Material ( bahan-bahan ). d. Mesin ( peralatan ). e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ). Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu : Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur kelompok tersebut, yaitu : Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain : Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya. Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan dengan pekerjaannya. 13

Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan keperluan perusahaan. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas. Pengawasan dan disiplin yang wajar. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain : Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang, mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja. Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan, penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku. Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja. Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan. Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level manajemen, antara lain : Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy. Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung jawab. 14

Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi sistem/prosedur kerja yang benar. Pembuatan sistem pengendalian bahaya. Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja yang terpadu. Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan. Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada. Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalisir kecelakaan para pekerja sebagai berikut : Pengendalian teknik Pengendalian administrative Menggunakan APD Berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan keselamatankerja dalam industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut: a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-halseperti kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi, pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban-kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, 15

pengawasan kesehatan,pertolongan pertama dan pemeriksaan kesehatan. b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi, ataupuntidak resmi. c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan yangharus dipatuhi. d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciriciri daribahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian maskerpernapasan, penyelidikan berbagai metode pencegahan ledakan gas dan debudan pencarian bahan-bahan yang paling cocok serta perancangan tali kerekandan alat kerekan lainya e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari faktor-faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik yang amatmerangsang terjadinya kecelakaan. f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah penyelidikan pola-pola psikologisyang dapat menyebabkan kecelakaan. g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, berapabanyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang menjadi penyebab. Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja 16

Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara. Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat. Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan. 17