BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 17 TAHUN 2011 NOMOR 5 TAHUN TENTANG

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2011, No Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

215/PMK.03/2010 PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK, BAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bahwa dalam rangka meringankan beban masyarakat,

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Penyediaan. Pendistribusian. LPG.

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2013

MENTERl ENERGI DAN SUMBIER DAYA MINERAL REPUB!,EK INDONESIA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN PENYALURAN LIQUEFLED PETROLEUM GAS

PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN PENETAPAN HARGA LPG TABUNG 3 KILOGRAM

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber

1 of 6 18/12/ :13

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 1732 K/10/MEM/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usa

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH OTONOM BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/M-DAG/PER/1/2008 TENTANG

2015, No d. bahwa telah dilaksanakan Sidang Komite pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 2015 sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Nomor 26/BA-S

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGHARGAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN, PENDISTRIBUSIAN DAN HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2015 TENTANG

J 3. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional; 4. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi. Jalan Veteran No.

2011, No dan Kesejahteraan Keluarga Dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. Undang-Undang No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENETAPAN KAWASAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAHAN BAKAR. Minyak. Harga Jual Eceran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 37 TAHUN 2013

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

MENTERI ENERGi DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Gas Bumi. Pipa. Transmisi. Badan Usaha. Wilayah Jaringan. Kegiatan.

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Und

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA NOMOR :... TENTANG DIVESTASI SAHAM

DATA DAN INFORMASI MIGAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembara Negara

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

2 Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain; Mengi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TELANTAR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Koordinator Bidang Perekonomian, perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Har

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG HARGA JUAL ECERAN DAN KONSUMEN PENGGUNA JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

2017, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TIM PENGENDALIAN INFLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TUGAS DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH

Transkripsi:

No.223, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pendistribusian LPG. Pembinaan. Pengawasan. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP LIQUIFIED PETROLEUM GAS TERTENTU DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program konversi minyak tanah ke Liquified Petroleum Gas agar tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, dan terjamin ketersediaan pasokan Liquified Petroleum Gas tertentu perlu pembinaan dan pengawasaan pendistribusian tertutup Liquified Petroleum Gas tertentu; b. bahwa dalam rangka pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu melibatkan peran serta pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota;

2011, No.223 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pembinaan dan Pengawasan Pendistribusian Tertutup Liquified Petroleum Gas Tertentu di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3821); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4152); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4916); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pernerintah Nomor 30 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun

3 2011, No.223 2009 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4996); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4826); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5107); 9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional; 10. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram; 11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0007 Tahun 2005 tentang Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan lzin Usaha Dalam Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi; 12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 13. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0048 Tahun 2005 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) serta Pengawasan Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar lain, LPG, LNG dan Hasil Olahan yang Dipasarkan di Dalam Negeri; 14. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 021 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan

2011, No.223 4 Menetapkan Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram; 15. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 19 Tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata Cara Perlindungan Konsumen Pada Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi; 16. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 317); MEMUTUSKAN: : PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP LIQUIFIED PETROLEUM GAS TERTENTU DI DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan: 1. Liquified Petroleum Gas, yang selanjutnya disingkat LPG, adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas propana, butana, atau campuran keduanya. 2. LPG Tertentu adalah LPG tabung 3 Kg yang merupakan bahan bakar yang mempunyai kekhususan karena kondisi tertentu seperti pengguna/ penggunaannya, kemasannya, volume dan/atau harganya yang masih harus diberikan subsidi. 3. Pengguna LPG Tertentu adalah rumah tangga dan usaha mikro penerima paket perdana LPG 3 Kg sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 4. Kelompok Pengguna adalah Suatu kelompok dari sejumlah pengguna LPG Tertentu dalam satu wilayah yang terdaftar dalam satu Sub Penyalur

5 2011, No.223 sebagai pelanggan dan bersifat mengikat dalam suatu hubungan keanggotaan 5. Sistem Pendistribusian Tertutup adalah sistem pendistribusian LPG Tertentu untuk rumah tangga dan usaha mikro yang mengggunakan LPG Tertentu yang terdaftar dengan menggunakan Kartu Kendali. 6. Kartu Kendali adalah tanda pengenal resmi yang diberikan kepada rumah tangga dan usaha mikro pengguna LPG Tertentu sebagai alat pengawasan dalam pendistribusian LPG Tertentu. 7. Wilayah Distribusi tertutup LPG Tertentu adalah daerah/wilayah yang ditetapkan berdasarkan batasan geografis untuk dilaksanakannya pendistribusian LPG Tertentu. 8. Harga Eceran Tertinggi, yang selanjutnya disingkat HET, adalah harga jual LPG Tertentu di daerah/wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang disesuaikan dengan kondisi daerah, daya beli masyarakat, dan margin yang wajar serta sarana dan fasilitas penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu. 9. Harga Eceran Tertinggi Nasional, yang selanjutnya disebut HET Nasional, adalah harga jual eceran tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas rekomendasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. 10. Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian adalah Badan Usaha pemegang izin usaha niaga LPG yang ditunjuk melalui mekanisme penugasan dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melaksanakan pendistribusian LPG Tertentu di daerah/wilayah yang ditetapkan. 11. Lembaga Penyalur LPG Tertentu adalah lembaga yang menyalurkan LPG Tertentu pada wilayah yang telah ditetapkan yang terdiri dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE)/Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE)/Stasiun Pengisian Elpiji Khusus (SPEK), Penyalur dan Sub Penyalur. 12. Penyalur LPG Tertentu adalah koperasi, usaha kecil dan/atau badan usaha swasta nasional yang ditunjuk sebagai agen oleh Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu untuk melakukan kegiatan penyaluran LPG Tertentu atas persetujuan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 13. Sub Penyalur LPG Tertentu adalah koperasi, usaha kecil dan/atau badan usaha swasta nasional atau perorangan yang ditunjuk sebagai Sub Penyalur/ Pangkalan oleh Badan Usaha Pelaksana Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu berdasarkan usulan Penyalur LPG

2011, No.223 6 Tertentu untuk menyalurkan LPG Tertentu kepada konsumen rumah tangga dan usaha mikro. 14. Pemerintah Pusat adalah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Dalam Negeri. 15. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati/Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 16. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. 17. Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang selanjutnya disebut Direktur Jenderal PMD, adalah Direktur Jenderal yang bidang tugas dan tanggung jawabnya merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pemberdayaan masyarakat. 18. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, yang selanjutnya disebut Direktur Jenderal Migas, adalah Direktur Jenderal yang bidang tugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi. BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Tujuan pembinaan dan pengawasan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di daerah adalah: a. untuk menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian LPG Tertentu di wilayah distribusi; b. dipatuhinya HET LPG Tertentu oleh Penyalur dan sub Penyalur di wilayah distribusi; dan c. adanya kemudahan dalam pendirian/penyediaan sarana dan fasilitas pendistribusian LPG Tertentu di wilayah distribusi. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Bersama ini meliputi: a. pendistribusian tertutup LPG tertentu di daerah; b. pengorganisasian; c. pembinaan dan pengawasan; d. pembiayaan; dan e. pelaporan.

7 2011, No.223 BAB III PENDISTRIBUSIAN TERTUTUP LPG TERTENTU DI DAERAH Pasal 4 (1) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Migas melaksanakan pendistribusian tertutup LPG Tertentu. (2) Pendistribusian tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di wilayah distribusi tertutup LPG Tertentu. (3) Pendistribusian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan kartu kendali. Pasal 5 Pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus mempertimbangkan: a. kemampuan daya beli pengguna LPG Tertentu; b. jaminan dan kesinambungan penyediaan LPG Tertentu; dan c. ketersediaan sarana dan fasilitas pendistribusian LPG Tertentu. Pasal 6 (1) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan wilayah distribusi tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2). (2) Penetapan wilayah distribusi tertutup dilakukan melalui Direktur Jenderal Migas. (3) Penetapan wilayah distribusi tertutup dilakukan setelah mendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri. Pasal 7 (1) Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal PMD memberikan pertimbangan penetapan wilayah distribusi tertutup kepada Direktur Jenderal Migas. (2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan usulan Gubernur, Bupati dan Walikota. Pasal 8 (1) Gubernur, Bupati dan Walikota menyampaikan usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak menerima pemberitahuan wilayah distribusi tertutup dari Menteri Dalam Negeri.

2011, No.223 8 (2) Gubernur, Bupati dan Walikota dianggap menyetujui, dalam hal setelah 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menyampaikan usulan kepada Menteri Dalam Negeri. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 9 Untuk mendukung pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu dibentuk Tim Koordinasi Pusat, Tim Koordinasi Provinsi, dan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota. Pasal 10 (1) Tim Koordinasi Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral. (2) Tim Koordinasi Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. (3) Tim Koordinasi Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. Pasal 11 Susunan Tim Koordinasi Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) terdiri dari: a. Penanggungjawab : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; b. Ketua : Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; c. Wakil Ketua : Deputi Bidang Investigasi BPKP; d. Anggota : 1. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi; 2. Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri; 3. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan RI; 4. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Kejaksaan Agung RI; 5. Kepala Badan Reserse Kriminal, Kepolisian RI; dan 6. Direktur Pemasaran dan Niaga, PT. Pertamina (Persero).

9 2011, No.223 Pasal 12 Tim Koordinasi Pusat mempunyai tugas: a. melakukan monitoring dan pendampingan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; b. melakukan evaluasi pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; c. melakukan koordinasi intensif dengan instansi terkait; d. membantu menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; dan e. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Pasal 13 Susunan Tim Koordinasi Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) terdiri dari: a. Penanggungjawab : Gubernur; b. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi; c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Provinsi; d. Sekretaris : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi; dan e. Anggota : 1. SKPD terkait sesuai kondisi daerah; 2. Kepolisian Daerah; 3. Badan Usaha Pelaksana Penyedia dan Pendistribusian LPG Tertentu; dan 4. Dewan Pimpinan Cabang Hiswana Migas. Pasal 14 Susunan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) terdiri dari: a. Penanggungjawab : Bupati/Walikota; b. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota; c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota;

2011, No.223 10 d. Sekretaris : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota; e. Anggota : 1. SKPD terkait sesuai kondisi daerah; 2. Kepolisian; 3. Badan Usaha Pelaksana Penyedia dan Pendistribusian LPG Tertentu; dan 4. Dewan Pimpinan Cabang Hiswana Migas. Pasal 15 Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Kabupaten dan Kota mempunyai tugas melakukan sosialisasi, koordinasi, evaluasi, dan memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang terkait dengan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu. BAB V PEMBINAAN Pasal 16 (1) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan umum pendistribusian tertutup LPG Tertentu di daerah. (2) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan pembinaan teknis pendistribusian tertutup LPG Tertentu di daerah. Pasal 17 (1) Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal PMD melakukan pembinaan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi: a. bersama Direktur Jenderal Migas melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu kepada pemerintah daerah; b. melakukan fasilitasi kepada pemerintah daerah untuk kelancaran penyediaan dan pendistribusian LPG tertentu di daerah; c. memfasilitasi pemerintah daerah dalam penetapan HET LPG Tertentu diatas radius 60 Km dari SPBE/filling station; dan d. menyiapkan pedoman kerja Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.

11 2011, No.223 (2) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Migas: a. memberikan pertimbangan kepada Menteri Dalam Negeri dalam penetapan HET LPG tertentu; b. menetapkan pedoman teknis pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG tertentu; c. bersama Direktur Jenderal PMD melakukan pelatihan dan sosialisasi pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, lembaga penyalur dan pengguna LPG Tertentu di wilayah Tertentu; d. bersama gubernur, bupati dan walikota melakukan verifikasi dan registrasi pengguna LPG Tertentu, penyalur, dan sub penyalur; e. mengatur pelaksanaan dan mekanisme penugasan Badan Usaha pemegang izin usaha niaga LPG kepada pengguna LPG Tertentu untuk rumah tangga dan usaha mikro; f. bersama gubernur, bupati dan walikota melakukan penataan lembaga penyalur dan pengguna LPG Tertentu di wilayah distribusi tertutup yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah; g. menunjuk badan usaha sebagai pelaksana pengawasan melalui mekanisme lelang untuk melaksanakan pengawasan di daerah; h. membentuk dan menetapkan Tim Koordinasi Pusat; dan i. memberikan persetujuan atas pemanfaatan bersama sarana dan prasarana pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu untuk kepentingan masyarakat. Pasal 18 (1) Gubernur melakukan pembinaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di kabupaten/kota di wilayahnya. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan bupati/walikota dan pihak terkait dalam pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; b. bersama bupati/walikota melakukan fasilitasi pendataan dan/atau verifikasi rumah tangga dan usaha mikro pengguna LPG Tertentu; c. bersama Tim Koordinasi Kabupaten/Kota memfasilitasi penetapan HET LPG Tertentu pada titik serah di sub penyalur LPG Tertentu

2011, No.223 12 mengacu pada HET Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri; dan d. memfasilitasi kelancaran penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu pada tingkat penyalur LPG Tertentu ke konsumen. Pasal 19 (1) Bupati/Walikota melakukan pembinaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di wilayahnya. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi bersama Camat, SKPD terkait lainnya, dan pihak terkait dalam pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; b. memfasilitasi pihak-pihak terkait untuk kelancaran penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu pada tingkat penyalur LPG Tertentu ke Pengguna LPG Tertentu dan Kelompok Pengguna; c. bersama camat dan SKPD terkait lainnya melakukan fasilitasi, verifikasi dan registrasi rumah tangga serta usaha mikro, pengguna LPG Tertentu dan lembaga penyalur; d. bersama gubernur melakukan fasilitasi penetapan HET LPG Tertentu pada titik serah di Sub Penyalur yang mengacu pada HET Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri; e. memberikan izin pendirian sarana dan fasilitas penyediaan dan pendistribusian LPG tertentu diantaranya menerbitkan izin yang meliputi izin lokasi lembaga penyalur dan pendirian SPBE/SPPBE, zoning, mendirikan bangunan, Hak Orthodonansi (HO), Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL), izin tetangga, kelayakan lalu lintas sesuai kewenangannya; f. melakukan fasilitasi kepada camat dan kepala desa/lurah dalam pendistribusian kartu kendali sesuai hasil pendataan dan/atau verifikasi pengguna LPG Tertentu yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Migas; g. menetapkan pengguna LPG Tertentu sebagai penerima kartu kendali, alur pendistribusian melalui lembaga penyalur dan wilayah distribusi sesuai hasil penataan Direktur Jenderal Migas; dan h. menyampaikan usulan kepada Direktur Jenderal Migas mengenai penambahan dan/atau pengurangan pengguna LPG Tertentu yang menggunakan kartu kendali atas usulan lurah/kepala desa melalui camat.

13 2011, No.223 Pasal 20 (1) Camat melakukan pembinaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di wilayahnya. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan sosialisasi pendistribusian tertutup dan HET LPG Tertentu kepada aparatur pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat; b. melakukan fasilitasi kepada kepala desa/lurah dalam pelaksanaan pendataan rumah tangga dan usaha mikro pengguna LPG Tertentu; c. menyampaikan usulan penambahan dan/atau pengurangan pengguna LPG Tertentu sebagai penerima kartu kendali kepada Bupati/Walikota berdasarkan usulan kepala desa/lurah; d. menyampaikan laporan kepada Tim Koordinasi Kabupaten/Kota dalam hal terjadi masalah pendistribusian tertutup LPG Tertentu yang tidak dapat diselesaikan; dan e. mengkoordinasikan pelaksanaan distribusi tertutup LPG Tertentu di wilayahnya. BAB VI PENGAWASAN Pasal 21 Dalam rangka pelaksanaan pengawasan distribusi tertutup LPG Tertentu, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki tugas dan kewenangan tertentu. Pasal 22 Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal PMD melakukan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi: a. melakukan pengawasan penerapan harga eceran tertinggi (HET) sesuai yang ditetapkan pemerintah daerah setempat pada titik serah di Sub Penyalur LPG Tertentu mengacu pada HET Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri; b. bersama Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan pelaksanaan distribusi tertutup LPG Tertentu; dan c. melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin pendirian sarana dan fasilitas penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu.

2011, No.223 14 Pasal 23 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Migas melakukan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi: a. melakukan pengawasan penyediaan dan pendistribusian dan pelaporan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu; b. melakukan pengawasan terhadap lembaga penyalur, penggunaan kartu kendali pada wilayah distribusi tertutup LPG Tertentu, dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah; c. melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha yang mendapat penugasan Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu; dan d. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di wilayah distribusi. Pasal 24 Dalam rangka pengawasan, Gubernur, Bupati/Walikota, dan Camat diberikan tugas tertentu. Pasal 25 Tugas Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 meliputi: a. melakukan pengawasan bersama pemerintah daerah kabupaten/kota dan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Migas, Kepolisian, Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu atas penerapan Kartu Kendali; b. melakukan pengawasan terhadap penerapan HET LPG Tertentu sesuai Keputusan yang telah ditetapkan; c. bersama Tim Koordinasi Kabupaten/Kota melakukan pengawasan pelaksanaan pendistribusian LPG Tertentu; dan d. melakukan evaluasi atas pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu lintas kabupaten/kota. Pasal 26 Tugas Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 meliputi: a. melakukan pengawasan bersama pemerintah provinsi dan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Migas, Kepolisian, Badan Usaha Pelaksana Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tertentu atas penerapan Kartu Kendali; b. melakukan pengawasan terhadap HET LPG Tertentu;

15 2011, No.223 c. bersama Tim Koordinasi Provinsi melakukan pengawasan pelaksanaan pendistribusian LPG Tertentu; dan d. melakukan evaluasi atas pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu. Pasal 27 Tugas Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 meliputi: a. melakukan pengawasan bersama Kepala Desa/Lurah dengan melibatkan RT/RW dan Tim Penggerak PKK atas penerapan Kartu Kendali; b. bersama Tim Koordinasi Kabupaten/Kota mengawasi penerapan HET LPG Tertentu; dan c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan distribusi tertutup LPG Tertentu. Pasal 28 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan sistem pendistribusian tertutup LPG Tertentu di daerah dilakukan koordinasi secara berjenjang. BAB VII PELAPORAN Pasal 29 (1) Camat menyampaikan laporan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di wilayah distribusi secara berkala setiap 2 (dua) bulan kepada Bupati/Walikota. (2) Bupati/Walikota menyampaikan laporan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu di wilayah distribusi secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Gubernur. (3) Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan pendistribusian tertutup LPG Tertentu lintas kabupaten/kota secara berkala setiap 3 (tiga) bulan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Migas dan Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal PMD. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 30 Biaya pembinaan dan pengawasan pendistribusian tertutup LPG tertentu bersumber dari: a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah; dan/atau

2011, No.223 16 c. lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Bersama Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2011 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, DARWIN ZAHEDY SALEH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, GAMAWAN FAUZI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Februari 2011 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR